Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-leadership/194

e-Leadership edisi 194 (15-11-2016)

Pemimpin dan Saat Teduh (I)

e-Leadership -- Edisi 194, 15 November 2016
 
Pemimpin dan Saat Teduh (I)
e-Leadership -- Edisi 194, 15 November 2016
 
e-Leadership

Salam Kasih,

Syarat mutlak bagi pemimpin-pemimpin Kristen ialah "mengutamakan doa". Sebab, bukan kemampuan atau keterampilan yang akan menjadi sumber kuat dan kuasa seorang pemimpin dalam menjalankan peranannya, melainkan relasi yang erat dengan Allah, Sang Pemberi Hikmat. Kesombongan untuk mengandalkan diri sendiri dibandingkan untuk bergantung kepada Tuhan sepenuhnya sering kali adalah hal yang membahayakan bagi para pemimpin Kristen. Saul menjadi contoh terbaik tentang bagaimana seorang pemimpin yang tidak taat kepada kehendak Allah akan segera menemui kejatuhan. Ketika seorang pemimpin tidak lagi mengutamakan kehidupan doa dan saat teduhnya bersama Tuhan, ia akan menjadi semakin tidak peka dengan apa yang menjadi kehendak Allah dalam fungsi dan perannya. Kepemimpinannya akan semakin menjadi tidak efektif dan berjalan di jalur yang keliru, yang tentu saja akan berdampak serius bagi pelayanan, bahkan visi serta misi organisasi atau komunitas yang dipimpinnya.

Mengingat pentingnya doa dan saat teduh bagi para pemimpin, e-Leadership pada bulan November ini akan memberikan materi-materi pilihan yang terkait erat dengan kepekaan seorang pemimpin untuk melakukan kehendak Tuhan melalui doa dan saat teduh. Dengan membaca materi-materi tersebut, kiranya kita semua akan menjadi semakin efektif di dalam pelayanan masing-masing dan tidak menjadi rintangan atau batu sandungan bagi pekerjaan Tuhan di mana pun kita ditempatkan. Amin.

N. Risanti

Staf Redaksi e-Leadership,
N. Risanti

 

"Carilah TUHAN selama Ia berkenan ditemui; berserulah kepada-Nya selama Ia dekat!"
- Yesaya 55:6, AYT

 

ARTIKEL PERSIAPAN PSIKOLOGIS YANG MENGAKIBATKAN PEMBARUAN

Ihwal pemimpin dengan doa dan keuangannya, tampaknya terlalu sepele dalam jenjang penguraian "kepemimpinan". Bukankah dengan sendirinya seorang pemimpin harus berdoa, membaca, dan mengurus keuangannya? Memang, seharusnya demikian. Akan tetapi, kita jangan keliru. Tidak sedikit pemimpin Kristen yang gagal dan jatuh karena meremehkan waktu doanya. Tidak sedikit pula pemimpin yang sulit berkembang dalam kepemimpinannya karena meremehkan apa yang harus dibaca. Lebih banyak lagi pemimpin yang gagal, sebab tidak bisa mengatur keuangan yang dipercayakan kepadanya. Itulah sebabnya, kita perlu mengetahui hal-hal praktis yang berhubungan dengan persiapan psikologis seorang pemimpin yang membawa pembaruan.

Pemimpin dengan Doanya

Pemimpin gereja atau lebih tepat pemimpin pergerakan kerohanian dalam Alkitab dan sejarah gereja adalah mereka yang dipenuhi Roh Kudus. Standar pendidikan belum cukup kalau tidak sungguh-sungguh dipenuhi oleh Roh Allah.

Ketika Barnabas dipakai oleh Tuhan untuk memanggil Paulus, dikatakan bahwa ia seorang yang baik, yang beriman, dan penuh dengan Roh Kudus (Kisah Para Rasul 11:24). Jadi, kita melihat di sini, semua pemimpin Kristen harus dipenuhi Roh Kudus. Kalau tidak, kita bisa jatuh dalam kesombongan dan pengandalan diri. Karena itu, kita harus banyak berdoa. Jangan menggantikan hikmat Allah dengan hikmat sendiri. Meskipun kita mampu dalam banyak hal, tetapi janganlah lupa berdoa.

Menurut hemat saya, kekurangan saya yang terbesar ialah "doa". Saya lebih banyak membaca daripada berdoa. Saya harus jujur. Kendati demikian saya melihat bahwa untuk mengatasi setiap masalah, doa itu sangat menentukan. Setahu saya dalam setiap hal yang saya urus, Tuhan selalu mengingatkan saya untuk berdoa.

Percobaan yang paling berat bagi banyak pemimpin ialah "sulit berdoa" meskipun tahu bahwa doa itu penting. Saya mengatakan dengan jujur itu benar. Saya tahu doa itu penting sekali, tetapi saya masih kurang berdoa.

Memasuki tahun 1986, saya membuat beberapa keputusan penting. Antara lain, saya berjanji kepada Tuhan melipatkan waktu doa saya dua kali lipat dan membaca Alkitab.

Kadang-kadang, dalam hati saya ada satu pikiran: "Seandainya saya tidak lagi memimpin secara eksekutif, saya akan memakai waktu saya untuk tiga hal, yaitu: Berdoa, membaca, dan menulis." Sebab dalam kesibukan seperti sekarang, memang saya tidak mampu melakukan tugas itu sekaligus. Kadang-kadang, saya membela diri demikian: "Kurang tepat kalau berencana demikian, toh tugas saya banyak." Memang tugas baru dikerjakan, tetapi bagaimana pun juga, tanpa doa, kita tidak bisa menjadi pemimpin yang berhasil dalam arti rohani.

Bahaya yang mengancam para pemimpin Kristen ialah jatuh dalam kesombongan bersandar pada kesanggupan, berdasar pada bakat tanpa urapan Roh Kudus, dan tanpa pengertian rohani. Pengalaman pun tidak boleh menjadi landasan. Kita masih membutuhkan penyucian Tuhan untuk tiap pengalaman agar dapat maju dalam pelayanan. Semua pengalaman dan persiapan masih harus disucikan oleh Tuhan. Dengan demikian, pelayanan dan kepemimpinan boleh berjalan menurut rencana Tuhan.

Saya memuji Tuhan karena akhir-akhir ini saya tertolong dalam hal pengutamaan doa. Sekarang, saya lebih banyak berdoa dan membaca Alkitab dibandingkan dengan tahun yang lalu. Saya sungguh menyadari bahwa keputusan yang dibuat, maupun kebijaksanaan yang diambil, mudah sekali jatuh dalam cara daging yang berdasarkan pengalaman, kemampuan, dan karunia. Itulah sebabnya, saya berusaha membaca lima pasal Alkitab dalam satu hari sebagai satu perjanjian dengan Tuhan dan memakai waktu untuk berdoa.

Beberapa tahun yang lalu, terjadi pengalaman yang indah. Pada tanggal 6 Juli 1984, Tuhan membawa saya untuk berdoa di pondok doa "Daud" di Junggo, sekitar 10 km dari tempat tinggal kami. Memang, itu tempat yang khusus untuk berdoa bagi saya, baik persiapan untuk Kebaktian Tahunan maupun segala kebutuhan lain. Roh Tuhan mendorong saya masuk dalam kerinduan berdoa selama 32 hari. Suatu pengalaman yang indah. Empat hari berdoa sendirian dengan Tuhan, dan 28 hari lainnya berdoa setelah bangun pagi jam 3 sampai fajar. Tubuh saya memang terasa lemah, tetapi kuasa doa itu membuat saya segar dan kuat.

Sesudah berdoa 32 hari itu, Tuhan membuka rahasia-rahasia yang indah dan sistematis, yang diberikan melalui bacaan-bacaan.

Karena itu, pemimpin dengan doanya sangat penting. Semakin menyadari tanggung jawab yang besar, urusan yang bertambah ruwet, dan jangkauan pelayanan yang bertambah luas, semakin menuntut waktu berdoa banyak. Tidak ada jalan lain daripada membuat janji kepada Tuhan "saya akan berdoa paling sedikit satu jam sehari dan membaca Alkitab 5 pasal". Untuk menjaga supaya tidak lalai, saya menulis tanggal di dalam Alkitab saya dan menggarisbawahi Firman yang menegur maupun yang menguatkan saya secara pribadi.

Mengasingkan diri berdoa di pondok Daud inilah permulaan kebangkitan rohani kembali dalam hidup saya. Saya bersyukur karena tanggung jawab yang besar tidak lagi berada di pundak saya sendiri. Melalui doa dan pembacaan Alkitab yang teratur serta memberikan waktu yang cukup bagi Tuhan untuk melayani jiwa dan keperluan saya, maka Ia telah mengurus segalanya.

Tuhanku yang setia, yang peka terhadap saya, adalah Tuhan Saudara yang peka terhadap Saudara juga. Sebelum Saudara jatuh, Dia mengingatkan, sebagaimana Dia mengingatkan saya, agar Saudara menyerahkan diri lagi sepenuhnya.

Berikanlah waktu yang cukup untuk berdoa. Dalam doa, Saudara dapat mencapai lebih banyak. Segala aktivitas penting, tetapi ingatlah kata-kata Doktor Karel Bates terhadap bahaya yang mengancam lembaga gerejawi juga para pemimpin Kristen: "Seandainya Roh Kudus diambil dari lembaga-lembaga gerejawi, atau dari kehidupan pemimpin Kristen, 95 persen dari aktivitas kita masih dapat berlangsung". Mungkin sekali kita akan berkata, "Lihat, saya dapat bekerja tetap aktif dan kreatif tanpa Roh Kudus sekalipun." Akan tetapi, apakah artinya kegiatan tanpa Roh Kudus. Kegiatan itu tidak akan mempunyai nilai kekekalan.

Berhati-hatilah para pemimpin Kristen, berilah waktu yang cukup untuk berdoa. Syarat mutlak bagi pemimpin-pemimpin Kristen ialah "mengutamakan doa", supaya kepemimpinan kita tidak menjadi kepemimpinan yang gersang, tidak bergairah, dan tidak berwibawa, hanya karena kurang berdoa.

Diambil dari:
Judul buku : Manajemen dan Kepemimpinan Menurut Wahyu Allah
Judul bab : Persiapan Psikologis yang Mengakibatkan Pembaharuan
Penulis : Dr. P. Octavianus
Penerbit : Yayasan Persekutuan Pekabaran Injil Indonesia, Malang, 1991
Halaman : 147 -- 150
 

KUTIPAN

Pelayanan terbesar yang dapat kita berikan kepada Allah adalah
memenuhi panggilan rohani kita.
- Gresham

 

INSPIRASI ANDA KEHILANGAN SEMANGAT PENGABDIAN KEPADA TUHAN, ATAU SEBALIKNYA?

"Yesus berkata kepadanya, 'Juallah segala yang kaumiliki ... kemudian datanglah ke mari dan ikutlah Aku. ' Ketika orang itu mendengar perkataan itu, ia menjadi amat sedih, ...." (Lukas 18:22-23)

Pernahkah Anda mendengar Tuhan mengatakan sesuatu yang sangat pelik bagi Anda? Jika belum, saya meragukan apakah Anda pernah mendengar Dia mengatakan sesuatu kepada Anda. Yesus mengucapkan teramat banyak hal kepada kita dan kita mendengar, tetapi sesungguhnya kita tidak mendengarkan-Nya. Dan, sekali kita mendengar Dia berbicara, kata-kata-Nya sungguh keras dan tidak mengenal kompromi.

Yesus tidak menunjukkan kepedulian sedikit pun bahwa pemimpin muda yang kaya dalam nas ini harus melakukan hal yang dikatakan-Nya kepadanya, dan juga Yesus tidak berusaha memegangi pria ini tinggal bersama Dia. Ia hanya berkata kepadanya, "Juallah segala yang kaumiliki ... kemudian datanglah ke mari dan ikutlah Aku." Tuhan tidak pernah membujuknya -- Dia hanya mengucapkan kata-kata paling keras yang pernah didengar telinga manusia, dan kemudian membiarkannya sendiri.

Pernahkah saya mendengar Yesus mengatakan sesuatu yang sulit dan keras kepada saya? Sudahkah Dia mengucapkan sesuatu secara pribadi kepada saya yang telah saya dengar dan tangkap dengan penuh perhatian?

Orang muda ini mengerti apa yang diucapkan Yesus. Dia mendengarnya dengan jelas, menyadari dampak sepenuhnya dari makna kata-kata itu, dan hal itu menggedor-gedor hatinya. Dia pergi dengan sedih dan tidak mengindahkannya. Dia datang dengan kobaran semangat dan tekad, tetapi kata-kata Yesus melumpuhkan semangat tersebut. Bukannya menghasilkan pengabdian dengan penuh semangat kepada Yesus, kata-kata Yesus menghasilkan kehilangan semangat yang dalam bagi dirinya. Dan, Yesus tidak mengejar dia agar kembali, tetapi membiarkannya pergi!

Tuhan tahu benar bahwa bila perkataan-Nya didengarkan dengan sungguh-sungguh, akan menghasilkan buah, cepat atau lambat. Yang menyedihkan, sebagian dari kita merintangi perkataan-Nya mengerjakan buah dalam hidup kita saat ini.

Saya bertanya-tanya apakah yang akan kita katakan ketika akhirnya kita memutuskan untuk mengabdikan diri kepada-Nya dalam hal khusus tersebut? Satu hal yang pasti -- Dia tidak akan melemparkan kegagalan masa lalu kita kembali ke wajah kita.

Alkitab setahun: Mazmur 97-99; Roma 16

Diambil dari:
Nama situs : Renungan Harian My Utmost for His Highest
Alamat URL : https://renunganharianmyutmostforhishighest.wordpress.com/ditetapkan-allah-untuk-kudus/anda-kehilangan-semangat-atau-sebaliknya-memberikan-diri-kepada-nya-dengan-penuh-pengabdian/
Penulis artikel : Oswald Chambers
Tanggal akses : 13 April 2016
 
Stop Press! SUMBER BAHAN NATAL YANG BERKUALITAS DARI SABDA

Natal kian menjelang! Bagaimana persiapan Natal Anda? Apakah Anda membutuhkan sumber bahan-bahan Natal yang bermutu dan alkitabiah? Dengan penuh sukacita, Yayasan Lembaga SABDA mengajak Anda untuk mengunjungi Situs Natal Indonesia. Dapatkan berbagai bahan seputar Natal yang akan membawa Anda kembali kepada firman Tuhan, baik Renungan Natal, Artikel Natal, Cerita/Kesaksian Natal, Drama Natal, Puisi Natal, Tips Natal, Bahan Mengajar Natal, Blog Natal, Resensi Buku Natal, Gambar/Desain Natal, Lagu Natal, dll.. Pastikan Anda tidak melewatkannya!

Jika Anda senang berkomunitas, silakan bergabung dengan komunitas Natal YLSA di Facebook Natal yang menyediakan referensi bahan-bahan seputar Natal, mendiskusikan topik-topik khusus seputar Natal, berbagai informasi Natal, dan sebagainya. Mari, songsong perayaan hari kedatangan Kristus 2000 tahun yang lalu dengan menjadi semakin dekat kepada-Nya!

Situs    Facebook
 
Anda terdaftar dengan alamat: $subst( 'Recip.EmailAddr ').
Anda menerima publikasi ini karena Anda berlangganan publikasi e-Leadership.
leadership@sabda.org
e-Leadership
@sabdaleadership
Redaksi: Santi T, Aji, Ariel, dan N. Risanti
Berlangganan | Berhenti | Arsip
BCA Ps. Legi Solo, No. 0790266579, a.n. Yulia Oeniyati
©, 2016 -- Yayasan Lembaga SABDA
 

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org