Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-leadership/188

e-Leadership edisi 188 (17-5-2016)

Nilai Tambah Seorang Pemimpin (I)

============MILIS PUBLIKASI E-LEADERSHIP EDISI MEI 2016=============
                  Nilai Tambah Seorang Pemimpin (I)

e-Leadership -- Nilai Tambah Seorang Pemimpin (I)
Edisi 188, Mei 2016


Salam kasih,

Pernahkah Anda menjumpai pemimpin yang rendah hati? Pemimpin yang jika 
melakukan kesalahan terhadap orang-orang yang dipimpinnya, ia dengan 
tulus mengakui kesalahan dan meminta maaf kepada mereka. Atau, 
pemimpin yang tak lagi mempermasalahkan apakah dirinya didahulukan 
kepentingannya atau tidak, disukai orang atau tidak, bahkan apa yang 
orang lain pikirkan tentang dia tidak menjadi masalah baginya.

Pada zaman ini, kemungkinan untuk berjumpa dengan pemimpin semacam ini 
mungkin tak banyak. Namun, kami berharap setiap pemimpin Kristen 
memiliki sifat rendah hati yang muncul secara natural karena kedekatan 
relasinya bersama Tuhan. Dengan demikian, pemimpin Kristen bisa 
semakin efektif dalam menyalurkan nilai-nilai Kerajaan Allah bagi 
setiap orang yang dipimpinnya. Selengkapnya, bacalah edisi e-
Leadership kali ini dengan saksama dan ambillah pelajaran berharga 
untuk Anda terapkan dalam kepemimpinan yang sedang Anda kerjakan. 
Tuhan Yesus memberkati.

Pemimpin Redaksi e-Leadership,
Santi T.
< santi(at)in-christ.net >
< http://lead.sabda.org >


"Demikian juga, Tuhan memerintahkan mereka yang memberitakan Injil 
untuk hidup dari Injil juga." (1 Korintus 9:14, AYT)
< alkitab.mobi/ayt/1Ko/9/14/ >


           ARTIKEL: KERENDAHAN HATI BAGI PEMIMPIN KRISTEN

Jangan melakukan apa pun dari ambisi yang egois atau kesombongan yang 
sia-sia; tetapi dengan kerendahan hati, anggaplah orang lain lebih 
penting daripada dirimu sendiri. Janganlah masing-masing kamu hanya 
memandang kepada kepentinganmu sendiri, tetapi juga kepada kepentingan 
orang lain (Filipi 2:3-4, AYT).

Biarlah pikiran ini ada di antara kamu, sebagaimana juga dimiliki oleh 
Yesus Kristus, yang walaupun memiliki rupa Allah, Ia tidak menganggap 
kesetaraan-Nya dengan Allah itu sebagai sesuatu yang harus 
dipertahankan. Sebaliknya, Ia membuat diri-Nya tidak memiliki apa-apa 
dan menghambakan diri sebagai budak untuk menjadi sama dengan rupa 
manusia. Dalam keadaan-Nya sebagai manusia, Ia merendahkan diri-Nya 
dengan taat sampai mati, bahkan mati di atas kayu salib. (Filipi 2:5-8, AYT)

Teladan Kristus

Roh yang benar dan hati yang benar adalah segalanya di dalam hidup dan 
pelayanan. Ciri khas dari suatu hidup yang benar adalah roh kerendahan 
hati. Satu-satunya postur rohani yang ke dalamnya kasih karunia Allah 
bisa mengalir adalah hati yang rendah hati. Kerendahan hati sangat 
sedikit hubungannya dengan pose atau postur luar, tetapi ia memiliki 
segalanya yang berhubungan dengan posisi hati. Sebagaimana yang sudah 
dikatakan sebelumnya, orang-orang yang percaya kepada Allah sering 
kali dituduh sebagai orang yang angkuh, sedangkan orang-orang yang 
tenang dan pendiam dicap sebagai orang yang rendah hati. Akan tetapi, 
hal ini tidak selalu benar. Lalu, bagaimana seseorang dapat 
mengidentifikasi kerendahan hati yang sejati? Berikut ini adalah lima 
karakteristik kerendahan hati yang diambil dari ayat-ayat di atas:

1. Ia tidak membuat reputasi untuk dirinya sendiri.
2. Ia mengambil rupa sebagai seorang hamba.
3. Ia memiliki pemikiran yang rendah hati.
4. Ia menganggap orang lain lebih penting daripada dirinya sendiri.
5. Ia taat kepada Allah berapa pun harganya.

Kerendahan hati adalah suatu penyesuaian akan kehendak kita terhadap 
kehendak Allah. Hal ini berarti bahwa hidup kita adalah sebuah mezbah 
di hadapan Allah dan bukannya sebuah takhta. Apakah Anda membangun 
hidup Anda sebagai sebuah mezbah atau sebuah takhta? Jika Anda berada 
di sebuah mezbah yang dipersembahkan untuk Allah, Anda sedang memeluk 
hal yang lebih berguna bagi orang lain dibandingkan dengan diri Anda 
sendiri. Bukannya mengambil tempat duduk yang terhormat, Anda justru 
mengambil tempat duduk yang rendah. Postur rohani Anda bukanlah 
seseorang yang menunggu untuk dilayani, tetapi ia yang melayani. Jika 
Anda berada di sebuah takhta yang Anda buat sendiri, Anda sedang 
memeluk hal yang lebih berguna bagi Anda sendiri dibandingkan dengan 
orang lain. Tuhan Yesus menyerahkan segala kehendak-Nya di sepanjang 
jalan menuju Kalvari. Dia menghidupi setiap hari di dalam hidupnya 
untuk orang lain. Dia taat, bahkan sampai mati di kayu salib. Dia 
sangat rendah hati, baik di dalam hati maupun di dalam pikiran. Betapa 
Ia adalah seorang Juru Selamat yang teladan!

Berjalan dalam Kerendahan Hati Setiap Hari

Pada hakikatnya, tidaklah mungkin untuk benar-benar terbebas dari 
kesombongan rohani. Ia selalu melakukan tawar-menawar untuk hak izin 
menghuni hati dan hidup kita. Tanpa kita sadari, cukup mudah untuk 
terjatuh ke dalam muslihat yang licik saat Allah benar-benar menjadi 
hamba kita daripada menjadi Tuan kita. Kita membuat rancangan-
rancangan kita sendiri dan meminta Allah untuk memberkatinya. Kita 
merancang rangkaian tindakan kita sendiri dan meminta Allah untuk 
menghilangkan hambatan-hambatan yang ada di dalamnya. Kita berdoa agar 
Allah melakukan apa yang kita ingin Allah lakukan sehingga kehidupan 
kita bisa menjadi lebih baik dan lebih bahagia. Semuanya ini 
dikarenakan pemahaman yang kurang akan siapa Allah itu dan siapa kita 
dalam hubungannya dengan Dia. Sudut pandang yang salah tentang Allah 
di dalam hidup kita selalu menghasilkan penyembahan berhala, yang 
dengan sederhana berarti bahwa kita melayani Allah dengan cara kita 
sendiri.

Kerendahan hati menarik bagi Allah dan bagi orang-orang yang rohani. 
Ia adalah satu sifat yang membuat semua yang lainnya. Apabila 
seseorang tidak mendeteksi satu roh kerendahan hati yang sejati di 
posisi-posisi kepemimpinan, ia harus benar-benar berhati-hati. 
Kerendahan hati bersifat jujur, terbuka, dan murni/suci. Ia akan 
mengakui ketika ia bersalah. Ia akan meminta untuk dimaafkan (kapan 
terakhir kali Anda menyaksikan seorang pemimpin yang sedang meminta 
maaf?). Ia juga akan memaafkan. Dan, ini yang terbesar: Ia tidak 
mencari reputasi, kecuali menjadi seperti Kristus yang tidak membuat 
reputasi untuk diri-Nya sendiri. Ada begitu banyak tentang hal ini di 
dalam diri kita yang kita bahkan tidak menyadarinya. Apakah Anda mati 
terhadap pengaruh manusia? Benar-benar mati? Apakah apa yang orang 
pikir tentang Anda menjadi masalah bagi Anda? Kita semua ingin 
diterima, bukan? Kita semua ingin disukai dan dihormati oleh rekan-
rekan kita, bukan? Ketika hal itu benar-benar tidak menjadi masalah 
lagi bagi Anda, maka Anda semakin dekat kepada pembebasan yang besar.

Suatu hari, seorang prajurit doa perkasa yang hidup pada tahun 1800-an 
diminta oleh Roh Allah untuk tidak memakai topi ketika pergi ke kota. 
Hal ini merupakan suatu penghinaan yang besar karena pada zamannya 
semua orang yang terhormat memakai topi mereka di depan umum. Itu 
merupakan kebiasaan mereka. Pria ini beserta keluarganya merupakan 
orang-orang yang sangat dihormati di kota itu. Akan tetapi, alasan 
mengapa Tuhan menginginkannya untuk melakukan hal ini adalah supaya Ia 
memperoleh kemenangan yang mutlak di atas pengaruh manusia. Abdi Allah 
ini bergumul hanya dengan memikirkan tentang hal itu dan tentang 
celaan buruk yang akan dibawanya kepada orangtuanya, keluarganya, dan 
teman-temannya. Pada akhirnya, ia taat dan pergi ke kota. Tuhan 
membuatnya menjadi tontonan, dan ia berkata seolah-olah seluruh kuasa 
neraka sedang menyerang tindakan ketaatan ini. Cobaan-cobaan 
kerendahan hati dan ketaatan yang hebat mengikuti di dalam hidup pria 
ini. Namun, Allah memberikannya kemenangan dan menghormati ketaatannya 
melalui pencobaan-pencobaan ini. Betapa besarnya kedalaman hasrat kita 
untuk diterima dan dihormati di dalam dunia ini! Kita harus dilucuti.

Ini adalah salah satu dari alasan-alasan utama mengapa manusia begitu 
terdorong untuk sukses, baik dalam hidup maupun pelayanan. Tidak 
sepenuhnya salah untuk menginginkan untuk dihormati, tetapi ketika hal 
itu memengaruhi ketaatan seseorang terhadap Allah, hal itu akan 
menjadi masalah. Orang-orang yang sadar diri secara berlebihan akan 
menahan diri untuk tidak berteriak, melompat, berlari, atau menari 
karena mereka tidak ingin kehilangan martabat mereka. Terkadang, 
orang-orang mempertanyakan apa tujuan dari perwujudan-perwujudan yang 
semacam itu, tetapi acap kali hal-hal itu mendorong pribadi-pribadi 
ini terbebas dari pengaruh manusia. Kita tidak akan pernah berjalan di 
dalam kepenuhan otoritas yang telah diberikan Tuhan kepada kita sampai 
kita terbebas dari setiap pengaruh manusia. Kerendahan hati merupakan 
pintu gerbang menuju otoritas yang lebih besar, kebebasan, dan 
efektivitas dalam hidup dan pelayanan. (t/Odysius)

Diterjemahkan dari:
Judul buku: Soulish Leadership
Judul bab: Humility
Judul asli artikel: Humility
Penulis: Bert M. Farias
Penerbit: Destiny Image Publishers, Inc., USA 2001
Halaman: 27 -- 30


                              KUTIPAN

"Allah tidak pernah mempertanyakan kemampuan dan ketidakmampuan kita, 
melainkan kesediaan kita." (Fletcher)


                 INSPIRASI: BINTANG YANG RENDAH HATI

Nas: Kamu bercahaya ... seperti bintang-bintang di dunia (Filipi 2:15)
Bacaan: Filipi 2:1-18

Masyarakat kita menaikkan posisi orang-orang tertentu ke dalam 
kategori "bintang" karena kemampuan yang mereka miliki di bidang 
olahraga, musik, akting, atau bakat lainnya. Para bintang yang paling 
dihargai dan dicintai adalah mereka yang menerima popularitas dengan 
sikap ramah dan selalu rendah hati dengan kebesaran yang mereka 
miliki. Mereka adalah para bintang yang rendah hati.

Para pengikut Kristus juga harus menjadi bintang dengan cara lain. 
Yesus mengatakan bahwa Dialah "terang dunia" (Yohanes 8:12). Kita juga 
dapat bersinar sebagai "terang dunia" dengan menjadi "tiada beraib dan 
tiada bernoda, sebagai anak-anak Allah yang tidak bercela" (Filipi 
2:15). Itulah cara supaya kita dapat menerangi kegelapan di dunia 
sekeliling kita yang penuh dosa.

Kita juga dapat melihat Yesus sebagai sumber teladan tentang 
kerendahan hati. Meskipun Dia memiliki segala hak untuk mempertahankan 
tempat-Nya yang tinggi di surga bersama-sama dengan Allah, tetapi Dia 
"telah mengosongkan diri-Nya sendiri", tulis Paulus (ayat 7). Dia 
tidak hanya menjadi manusia, tetapi bahkan seorang hamba. Begitu 
rendahnya kedudukan Pencipta surga dan bumi!

Yesus meneladankan sikap pelayanan yang sejati bagi kita meskipun 
demikian Dia adalah Bintang paling terang di seluruh jagad. Saat kita 
menjadi semakin serupa dengan Dia, kita akan menjadi bintang-bintang 
yang terang dan bersinar. Dan, orang-orang akan dibawa kepada Kristus 
melalui pelayanan kita yang rendah hati.

Apakah cahaya Anda bersinar terang?

Diambil dari:
Nama situs: Alkitab SABDA
Alamat URL: http://alkitab.sabda.org/illustration.php?id=644
Penulis renungan: Dave Branon
Tanggal akses: 18 Maret 2016


                   STOP PRESS: PUBLIKASI E-WANITA

Wanita adalah pribadi yang mulia dan berharga di mata Allah. 
Keberadaan dan peran wanita di setiap lini kehidupan tidak dapat 
dipandang sebelah mata. Dalam pendidikan Kristen, wanita adalah 
pribadi yang mampu mengajar dan mendidik anak-anak, jemaat, dan 
komunitasnya untuk semakin melengkapi masyarakat Kristen dengan bahan-
bahan kekristenan. Dapatkan bahan-bahan pelayanan wanita Kristen 
secara gratis dengan berlangganan publikasi e-Wanita. Kirimkan email 
Anda ke < subscribe-i-kan-wanita(at)hub.xc.org > atau ke < 
wanita@sabda.org > dan Anda akan mendapatkan publikasi e-Wanita secara 
gratis melalui mailbox Anda setiap Kamis minggu ketiga.

Nah, tunggu apa lagi, mari kita semakin diperlengkapi untuk melayani 
melalui publikasi e-Wanita.

Informasi:
Email: wanita@sabda.org
Situs: wanita.sabda.org
Facebook: https://www.facebook.com/sabdawanita/
Twitter: @sabdawanita


Kontak: leadership(at)sabda.org
Redaksi: Santi T., Margaretha I., N. Risanti, dan Odysius
Berlangganan: subscribe-i-kan-leadership(at)hub.xc.org
Berhenti: unsubscribe-i-kan-leadership(at)hub.xc.org
Arsip: http://sabda.org/publikasi/e-leadership/arsip
BCA Ps. Legi Solo, No. 0790266579, a.n. Yulia Oeniyati
(c) 2016 -- Yayasan Lembaga SABDA < http://ylsa.org >

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org