Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-leadership/176

e-Leadership edisi 176 (19-5-2015)

Pengelolaan Waktu bagi Pemimpin (I)

=============MILIS PUBLIKASI E-LEADERSHIP EDISI MEI 2015==============
                 Pengelolaan Waktu bagi Pemimpin (I)

e-Leadership -- Pengelolaan Waktu bagi Pemimpin (I)
Edisi 176, 19 Mei 2015


Shalom,

Waktu adalah harta yang tidak pernah kembali ketika sudah digunakan. 
Sebagai seorang pemimpin, kita harus dapat menghargai, menggunakan, 
dan memaksimalkan waktu yang Tuhan percayakan. Dalam artikel edisi 
kali ini, kita akan melihat contoh bagaimana Tuhan Yesus dapat 
mengenali waktu-waktu yang tepat untuk menyampaikan kebenaran kepada 
sekeliling-Nya. Selain itu, kolom Inspirasi mengajak kita untuk dapat 
menggunakan waktu secara maksimal dengan membuat perencanaan yang 
tepat dalam hidup kita. Tujuannya adalah agar kita tidak hanya 
berputar-putar tanpa memiliki tujuan yang jelas. Mari menggunakan 
waktu dengan bijak dan senantiasa menghargai waktu yang Tuhan 
percayakan kepada kita. Selamat membaca, Tuhan Yesus Memberkati!

Staf Redaksi e-Leadership,
Mei
< http://lead.sabda.org >


Ketika Yesus melihat orang itu berbaring di situ dan karena Ia tahu, 
bahwa ia telah lama dalam keadaan itu, berkatalah Ia kepadanya: 
"Maukah engkau sembuh?"
< http://alkitab.mobi/tb/Yoh/5/6/ >


          ARTIKEL: YESUS MENGENALI MOMEN-MOMEN PEMBELAJARAN

Salah satu pergerakan yang berkembang paling pesat di negara ini 
adalah pelatihan pribadi. Sementara pada masa lalu pelatihan terbatas 
pada kalangan atlet, saat ini setiap orang memiliki, atau kalau tidak 
menginginkan, seorang pelatih atau mentor.

Ketika Anda mencermati bagaimana Yesus melatih tim-Nya, pelatihan 
dilakukan bukan melalui presentasi yang terpoles cermat, terjilid 
kawat spiral, atau bahkan PowerPoint. Pelatihan-Nya adalah melalui 
tiga tahun rangkaian "momen-momen pembelajaran" pribadi. Setiap guru 
dapat memberi tahu bahwa Anda tidak bisa mengajar seorang murid yang 
tidak ingin belajar, dan Yesus jelas mengalami hal itu. Namun, Dia 
tahu dan terlatih untuk mengenali momen-momen dalam kehidupan manusia 
ketika hati dan pikiran mereka terbuka untuk mempelajari cara baru 
dalam berhubungan dengan dunia.

Fast Company baru-baru ini mengangkat hubungan mentor antara dua orang 
CEO. Seorang CEO yang setuju untuk menjadi mentor bagi seorang 
eksekutif muda yang sedang menanjak membagikan nasihatnya bahwa "dalam 
situasi rapat, Anda adalah salah satu dari 7 -- 10 orang" yang 
menghadapi sebuah situasi. Sebagai seorang mentor dan pelatih, ia 
mengatakan bahwa ia menemukan kepuasan pribadi yang luar biasa ketika 
melihat seseorang mempelajari sekumpulan keahlian baru yang berharga. 
Pertanyaan yang ditanyakan seseorang kepada dirinya sendiri sebagai 
seorang pelatih dan mentor adalah, "Bagaimana saya bisa melatih orang 
ini untuk menjadi seorang pemenang yang lebih lagi?" (Fast Company, 
Januari 2001).

Para pelatih olimpiade menggunakan video untuk memutar ulang prestasi 
anggota tim, baik yang bagus maupun yang buruk, untuk membantu para 
atlet mengubah, memperbaiki, dan pada saat-saat tertentu mengulangi 
kelakuan mereka. Porsi "berhenti dan beristirahat sejenak" dari 
pelatihan merupakan "momen-momen pembelajaran".

Ketika saya menanyai orang-orang secara teratur apa yang benar-benar 
ingin mereka lakukan dengan kehidupan mereka, jawaban membanjir 
kembali, "Saya rasa, saya ingin menjadi seorang pelatih pribadi," kita 
sepertinya memiliki keinginan bawaan untuk membantu orang lain, dan 
melatih dalam tingkat satu per satu adalah cara yang luar biasa untuk 
memenuhi kebutuhan tersebut.

Sebagai contoh, International Coaching Federation, telah berkembang 
dalam kurun waktu tiga tahun dari anggota sebanyak hitungan jari 
belaka menjadi lebih dari 10.000 di seluruh dunia.

Jadi, Anda ingin menjadi seorang pelatih? Kalau begitu, Anda harus 
belajar mengenali "momen-momen pembelajaran" atau semua usaha Anda 
sia-sia (atau "kusut", seperti yang sering diistilahkan oleh para 
manajer stres).

Letnan kolonel Scott Snook mengepalai Divisi Kebijakan, Perencanaan, 
dan Analisis untuk West Point, dengan mandat untuk memperbarui program 
pengembangan kepemimpinan mereka. "Calon perwira di West Point maju 
dengan menetapkan tuntutan persaingan terhadap identitas mereka, dan 
dengan menghadapi pengalaman di mana mereka terkadang gagal. 
Terkadang, jendela terbesar untuk mengubah konsep diri seseorang 
terbuka sewaktu ia gagal" (majalah Fast Company, Juli 2001).

Masa-masa pembelajaran hanya tiba pada titik kerapuhan, penghinaan, 
kelaparan, ketakutan, dan kekurangan. Yesus mengenali masa-masa 
pembelajaran bagi perempuan itu dan berkata, "Pergilah dan jangan 
berbuat dosa lagi."

Ketika kerumunan orang berjalan pergi setelah mendengar pernyataan 
Yesus yang menantang, Yesus, bukannya merasa dirinya sebagai seorang 
yang gagal, membalikkannya menjadi masa-masa pembelajaran untuk staf-
Nya sendiri, dengan menanyai mereka, "Apakah kalian juga ingin pergi?" 
Pembangun tim mengenali kesempatan untuk melatih, bahkan dalam saat-
saat yang terlihat sebagai krisis pribadi.

Sewaktu kerumunan orang berkumpul di sisi bukit indah yang menghadap 
ke laut berwarna biru langit, Yesus meraih momen-momen pembelajaran 
yang bagus sekali dan berbicara mengenai Khotbah di Bukit, yakni 
serangkaian pengajaran yang begitu sederhana, tetapi begitu mendalam 
sehingga banyak orang dapat dengan mudah mengingatnya setelah sekitar 
2.000 tahun kemudian.

Sewaktu para prajurit Romawi mengolok-olok, memukuli, dan meludahi-
Nya, Yesus tidak mengucapkan sepatah kata pun. Sedihnya, ini bukanlah 
momen pembelajaran dalam kehidupan orang-orang muda tersebut.

Seorang pelatih harus mengetahui bukan hanya apa yang harus diajarkan, 
melainkan mungkin lebih penting lagi, "kapan". Inilah yang menjadikan 
seorang pelatih dan bukannya, katakanlah, seorang atasan. "Ada seorang 
yang sudah 38 tahun lamanya sakit. Ketika Yesus melihat orang itu 
berbaring di situ dan karena Ia tahu, bahwa ia telah lama dalam 
keadaan itu, berkatalah Ia kepadanya: `Maukah engkau sembuh?`" 
(Yohanes 5:5-6)

"Yesus mengenali momen-momen pembelajaran".

Diambil dan disunting dari:
Judul asli buku: Teach Your Team to Fish
Judul buku terjemahan: Menyimak Kearifan Lama untuk Membangun Kerja Sama Tim yang Tangguh
Judul bab: Dia Mentransformasi Mereka
Judul asli artikel: Dia Mengenali Momen-Momen Pembelajaran
Penulis: Laurie Beth Jones
Penerjemah: Chiquita Audrey Elaine
Penerbit: PT. Bhuana Ilmu Populer, Jakarta 2002
Halaman: 198 -- 201


                              KUTIPAN
"Sebelum Anda menjadi seorang pemimpin, kesuksesan adalah tentang 
mengembangkan diri Anda. Ketika Anda telah menjadi seorang pemimpin, 
kesuksesan adalah tentang mengembangkan orang lain." -- Jack Welch


                    INSPIRASI: PENGELOLAAN WAKTU

"dan pergunakanlah waktu yang ada, karena hari-hari ini adalah jahat." 
(Efesus 5:16)

Brian Tracy, seorang motivator internasional pernah berkata, "Every 
minute you spend in planning saves 10 minutes in execution, this gives 
you a 1,000 percent return on energy!" Yang berarti, "Setiap menit 
yang Anda habiskan dalam perencanaan akan menghemat 10 menit dalam 
pelaksanaan, ini memberi Anda kembalian energi sebesar 1000 persen!"

Salah satu cara bijak dalam mengatur waktu adalah dengan membuat 
perencanaan. Seperti kutipan di atas, perencanaan yang baik akan 
menghemat waktu dan tenaga. Tanpa perencanaan yang bagus, maka bisa 
dipastikan kita akan menghambur-hamburkan waktu yang kita miliki. Coba 
bayangkan jika seorang tukang pos tidak memiliki perencanaan yang baik 
dalam mengantarkan surat-suratnya. Sudah dapat dipastikan, dia 
membutuhkan waktu dan tenaga yang jauh lebih banyak. Dia akan 
berputar-putar menghabiskan waktu secara tidak efektif dan memboroskan 
tenaganya. Oleh karena itu, dibutuhkan sebuah perencanaan yang tepat 
dalam setiap kehidupan kita agar kita tidak hanya berputar-putar tanpa 
tujuan yang jelas.

Sudahkah kita menghargai, menggunakan, dan memaksimalkan waktu yang 
Tuhan percayakan dengan cara yang bijak? Atau sebaliknya, kita 
menggunakan waktu kita secara sembarangan? Jangan berpikir, toh masih 
ada hari esok. Justru kita harus berpikir yang sebaliknya, kita tidak 
tahu apa yang terjadi dalam hidup kita esok hari, makanya hari ini 
kita harus bertindak bijak.

Diambil dan disunting dari:
Nama situs: Renungan Harian Kristen
Alamat URL: http://www.renunganhariankristen.net/management-waktu/
Judul asli artikel: Management Waktu
Penulis artikel: Renungan Harian Kristen
Tanggal akses: 18 Maret 2015


          STOP PRESS: BERGABUNGLAH DENGAN FACEBOOK E-KONSEL

Bertolak dari kerinduan kami untuk memperlengkapi para konselor 
Kristen di Indonesia, Yayasan Lembaga SABDA menghadirkan komunitas 
Konselor di Facebook. Dalam komunitas ini, kami menghadirkan berbagai 
informasi tentang publikasi e-Konsel yang kami terbitkan setiap hari 
Selasa minggu kedua setiap bulan, pertanyaan diskusi yang biasa 
dihadapi konselor dalam menolong konseli, dan berbagi pokok doa 
antarkonselor atau konseli.

Anda berbeban berat dan ingin berkonseling dengan kami? Silakan 
bergabung dengan Facebook e-Konsel dengan alamat < 
http://fb.sabda.org/konsel >. Pastikan Anda semakin mantap dalam 
melayani sebagai konselor dengan terus membaca bahan-bahan yang kami 
bagikan. Selamat melayani.


Kontak: leadership(at)sabda.org
Redaksi: Berlin B., Ayub, dan Mei
Berlangganan: subscribe-i-kan-leadership(at)hub.xc.org
Berhenti: unsubscribe-i-kan-leadership(at)hub.xc.org
Arsip: http://sabda.org/publikasi/e-leadership/arsip
BCA Ps. Legi Solo; No. 0790266579 a.n. Yulia Oeniyati
(c) 2015 -- Yayasan Lembaga SABDA < http://ylsa.org >

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org