Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-leadership/116

e-Leadership edisi 116 (9-4-2012)

Inisiatif Kepemimpinan Kristen (I)

===========MILIS PUBLIKASI E-LEADERSHIP EDISI April 2012==============

                 INISIATIF KEPEMIMPINAN KRISTEN (I)

                  e-Leadership 116 -- 09/04/2012

DAFTAR ISI
ARTIKEL: PEMIMPIN YANG BAIK MEMILIKI STRATEGI (I)
INSPIRASI: TUHAN DI BALIK PERUBAHAN (ESTER 5)
STOP PRESS: GLOBAL DAY OF PRAYER AND FASTING FOR NORTH KOREA

Shalom,

Mungkin Anda pernah mendengar pepatah yang mengatakan "Orang yang
tidak membuat rencana berarti berencana untuk gagal." Pepatah itu
menyinggung mengenai strategi yang harus dipersiapkan oleh setiap
orang, terutama bagi para pemimpin untuk mencapai tujuan yang
diharapkan. Tak hanya untuk mencapai sebuah tujuan, namun jika
seseorang memiliki strategi, ia juga dapat menjaga minat terhadap
tugasnya dan menyadari kepentingan dari tugas yang harus ia kerjakan.

Di edisi e-Leadership kali ini, kami menyajikan artikel yang membahas
tentang pentingnya seorang pemimpin memiliki strategi. Kiranya apa
yang kami sajikan dapat memberkati Anda sekalian. Tuhan Yesus
memberkati.

Redaksi Tamu e-Leadership,
Yosua Setyo Yudo
< http://lead.sabda.org >

"Rancangan gagal kalau tidak ada pertimbangan, tetapi terlaksana kalau
penasihat banyak." (Amsal 15:22) < http://alkitab.sabda.org/?Amsal+15:22 >

           ARTIKEL: PEMIMPIN YANG BAIK MEMILIKI STRATEGI (I)

Jangan miliki tujuan, maka Anda akan melanggarnya setiap saat! Kita
semua telah mendengarkan itu dari waktu ke waktu. Tetapi sayang,
kebenarannya hanya sampai ke dalam hati sedikit orang! Tahukah Anda ke
mana Anda pergi? Para pemimpin yang baik harus memiliki strategi.
Mereka harus mengetahui bagaimana cara mengerjakan sesuatu.

Sebuah strategi yang baik terdiri atas:

1. Tujuan -- maksud-maksud dasar organisasi.
2. Sasaran -- cara khusus yang dipakai untuk mengukur dan
   mencapai tujuan.
3. Prioritas -- faktor-faktor yang menentukan kapan dan mengapa
   sesuatu dilakukan.
4. Perencanaan -- proses yang digunakan untuk mencapai sasaran
   (meliputi personalia, sumber daya, kendala, dan evaluasi).
5. Pedoman -- kerangka kerja moral dan etis yang digunakan organisasi
   dalam mencapai sasaran-sasarannya.

Organisasi hendaknya memiliki suatu filsafat pelayanan yang meliputi
kelima unsur ini. Pemimpin bertanggung jawab penuh untuk menjaga,
tidak menyimpang, dan berdiri pada jalur yang benar.

Mengapa Kita Memerlukan Strategi?

Banyak organisasi dan pemimpin yang bekerja tanpa strategi yang baik.
Sasaran mereka hanyalah untuk menjaga agar organisasi mereka tetap
berjalan dari hari ke hari. Mereka hanya menangani permasalahan dan
kebutuhan saat ini. Organisasi semacam itu menderita suatu penyakit
kronis. Jika tidak kronis setidaknya organisasi itu "tidak sehat".
Sebuah organisasi dikatakan tidak sehat jika ia tidak tahu ke mana dan
mengapa ia berjalan.

Pikirkan beberapa alasan mengapa Anda membutuhkan sebuah strategi yang
baik. Mungkin itu akan mengungkapkan beberapa alasan mendasar dari
rasa frustrasi, bingung, dan kurangnya antusias dalam organisasi Anda.

1. Untuk Mengetahui Mengapa Sesuatu Harus Dilakukan

Sebuah organisasi bisa menyediakan pekerjaan untuk banyak orang dan
merancang tugas-tugas untuk mereka lakukan. Tetapi jika tidak ada
strategi, alasan orang untuk bekerja akan hilang. Ini terjadi
khususnya di kalangan organisasi Kristen. Ada idealisme tertentu dalam
hati setiap orang percaya, yang bergabung untuk bekerja pada sebuah
organisasi Kristen. Orang tersebut ingin menjadi bagian dari sesuatu
yang benar-benar besar, sesuatu yang berdampak kekal. Mereka suka
merasakan bahwa pekerjaan tersebut dilakukan untuk Tuhan. Dan memang
demikian.

Bila pekerja Kristen mulai bertanya-tanya mengapa suatu hal tertentu
harus dikerjakan, maka strategi menjadi sesuatu yang sangat
diperlukan. Pekerjaan mereka memerlukan suatu penjelasan. Para pekerja
Kristen perlu dimotivasi oleh sasaran-sasaran organisasi yang tinggi
dan mulia.

Seorang sekretaris kami merasa patah semangat karena kehilangan visi
dalam pekerjaan dan pelayanannya di gereja. Setelah diingatkan, ia
mulai menyadari pentingnya pekerjaannya dan ia dapat bersyukur bahwa
ia telah menjadi salah satu bagian di dalamnya; motivasinya bukan
sekadar materi.

2. Untuk Mempertahankan Minat

Jika sebuah organisasi tidak memiliki tujuan dan sasaran, seorang
pekerja di organisasi tersebut mudah kehilangan minat -- untuk pergi
ke kantor setiap hari pun menjadi lebih sukar, pekerjaan tidak lagi
menggairahkan, hidup serasa bosan dan tumpul, pekerja bersikap apatis,
acuh tak acuh terhadap kebutuhan dan tanggung jawab yang mendesak.
Bila hal ini terjadi, para pemimpin perlu memerhatikan strategi dengan
baik.

Salah seorang staf kami telah kehilangan hasrat dalam pelayanan. Dia
tahu seluruh strategi organisasi, namun belum diterapkannya dalam
pelayanan. Ketika diingatkan kembali, ia menemukan sebuah strategi
untuk melayani Tuhan dengan antusias dan penuh sukacita.

3. Untuk Mengetahui Apa yang Harus Dilakukan

Seorang hamba Tuhan mengunjungi saya. Ia baru saja lulus dari seminari
dan menggembalakan sekelompok kecil jemaat. Setelah bergumul beberapa
tahun, dia memulai dengan menanyakan beberapa pertanyaan mendasar
mengenai apa yang harus dilakukan para gembala. Dia berkata bahwa dia
duduk di kantornya dari hari ke hari dan tidak terjadi apa pun. Tidak
ada yang datang menemuinya. Tidak ada yang meneleponnya. Dia merasa
bosan dan tidak tahu harus berbuat apa.

Terus terang, saya merasa kesulitan memahami orang muda ini! Namun,
saya menyadari bahwa dia bersungguh-sungguh dan dia tidak memiliki
strategi. Ketika saya berbicara tentang strategi, saya memberikan
beberapa pemikiran kepadanya. Dia merasa kewalahan. Dia tidak
menyadari bahwa banyak hal yang harus dikerjakan!

Keluhan yang paling lazim di kalangan organisasi Kristen (yang sering
kali tidak diperhatikan oleh para pemimpin) adalah bahwa orang-orang
tidak tahu apa yang harus mereka kerjakan. Mereka memunyai waktu,
tetapi mereka tidak mengetahui dengan jelas mengenai strategi
organisasi dan tidak tahu bagaimana menerapkannya pada bidang
pelayanan mereka.

4. Untuk Mengetahui Bagaimana Sesuatu Harus Dilakukan

Strategi meliputi perencanaan. Perencanaan meliputi "bagaimana sesuatu
harus dilakukan" di dalam suatu organisasi. Strategi menyampaikan
kepada kita bagaimana sampai pada sasaran yang ingin dicapai.
Organisasi-organisasi yang tidak memiliki strategi membuat orang yang
bekerja di dalamnya merasa kesulitan dalam mencapai sesuatu.

Dalam sebuah organisasi yang besar, tampaknya sangat sulit untuk
mencapai sebuah tujuan. Menurut pengamatan saya, seseorang mungkin
telah lama bekerja dalam suatu organisasi, namun ia tidak tahu
bagaimana melakukan sesuatu dengan cara yang efisien. Sebuah strategi
akan membantu. Dalam strategi, proses untuk mencapai sesuatu harus
digambarkan dengan jelas. Garis kepemimpinan perlu dijelaskan,
sehingga pekerja tidak memiliki keraguan dalam melakukan tugasnya dan
dari siapa mereka akan mendapatkan persetujuan.

Di samping semua hal itu, berdasarkan pengalaman saya, "proses-proses"
di dalam organisasi perlu terus-menerus ditingkatkan dan diperkenalkan
kepada orang-orang yang terlibat di dalam organisasi tersebut. Hal ini
merupakan sesuatu yang perlu terus-menerus dilakukan karena staf,
alat-alat, jadwal-jadwal dapat berganti; semuanya ini memerlukan
komunikasi dengan para pekerja. Mereka perlu sering diingatkan
bagaimana sesuatu seharusnya dilakukan.

5. Untuk Mengevaluasi Pekerjaan Kita

Mungkin inilah alasannya mengapa begitu banyak pemimpin yang gagal
untuk memiliki strategi. Kita tidak ingin dievaluasi dengan bentuk
pengukuran apa pun. Mudah saja untuk menyoroti kelemahan dan kegagalan
dalam organisasi. Tetapi evaluasi harus terus berjalan. Tugas seorang
pemimpin adalah melakukan evaluasi secara konsisten, mengurangi
bagian-bagian yang tidak produktif, dan menambah sumber daya dan orang
pada bagian-bagian yang menjanjikan pertumbuhan.

Saya bertanya kepada seorang hamba Tuhan, teman saya, "Bagaimana
keadaan jemaat Anda?" Dia menjawab, "Saya tidak tahu." Dia jujur,
tetapi setelah beberapa saat bercakap-cakap, saya melihat bahwa dia
tidak memiliki strategi! Dia tidak tahu apa yang menjadi
tujuan-tujuannya, dan dengan sendirinya ia sedang berkata bahwa ia
tidak memiliki sasaran atau rencana. Tidak heran bila ia tidak tahu
bagaimana keadaan jemaatnya sendiri!

Bahaya terbesar dalam evaluasi adalah bila seorang pemimpin
membandingkan pekerjaannya dengan orang lain. Hal itu tidak perlu
dilakukan. Seorang pemimpin hanya perlu untuk menetapkan strategi bagi
organisasinya dan berpegang pada strategi itu! Jangan khawatir dengan
apa yang orang lain lakukan dalam organisasi lain! Pertanyaannya
adalah, apakah sebagai pemimpin, ia telah mencapai sasaran yang telah
ia tetapkan untuk pelayanannya? Jika ya, puji Tuhan! Itulah
satu-satunya hal yang memiliki arti! Allah tidak menilai kita
berdasarkan apa yang telah dilakukan oleh orang lain!

6. Untuk Menjalankan Kepemimpinan Rohani

Mungkin kita menyatakan dengan mulut kita bahwa kita berkomitmen
terhadap tujuan-tujuan yang tinggi dan mulia, namun tanpa strategi
yang disusun dengan jelas, tidak akan ada komitmen yang terwujud.
Sebuah strategi menunjukkan suatu kesungguhan tentang kepemimpinan
rohani kita. Kita harus tahu ke mana kita pergi dan bagaimana cara
untuk sampai ke sana.

Perpindahan dalam pelayanan sering kali terjadi. Para hamba Tuhan
berpindah dari gereja yang satu ke gereja lainnya, sementara
masing-masing gereja yang sedang dalam proses pertumbuhan itu
terhambat. Mereka diharapkan menjadi pemimpin-pemimpin rohani, tetapi
ke mana mereka pergi? Sebuah strategi yang tersusun rapi akan
mengakhiri pergantian penggembalaan yang tetap. Ini memerlukan waktu
untuk mengembangkan suatu strategi. Berbahagialah organisasi Kristen
dengan strategi yang menghendaki adanya kepemimpinan jangka panjang.

7. Untuk Menuntun Kita pada Masa Krisis

Suatu strategi akan membantu kita untuk bersabar bila keadaan menjadi
buruk. Saat keadaan memburuk, strategi dapat membantu dan menolong
seorang pemimpin untuk menempatkan semua itu dalam perspektif yang
memadai.

Seorang hamba Tuhan dari kota lain menelepon dan mengatakan bahwa ia
akan keluar dari pelayanan jemaatnya yang sedang mengalami kemunduran.
Saya mendorongnya untuk tetap tinggal. (Kata-kata "Saya akan keluar"
harus disingkirkan dari kamus kepemimpinan rohani!) Dia tidak mau
menerima nasihat saya, dan akhirnya ia harus menyesalinya. Dia
sekarang merasa telah melakukan kekeliruan. Masalahnya? Dia tidak
memiliki strategi, sasaran, ataupun tujuan.

Banyak pemimpin terus mengabaikan fakta dasar kepemimpinan adalah Anda
harus tahu ke mana Anda pergi, jika Anda ingin orang lain mengikuti
Anda!

[Bersambung ke edisi e-Leadership 117]

Diambil dan disunting dari:
Judul asli buku: The Seven Laws of Christian Leadeship
Judul buku terjemahan: Rahasia Keberhasilan Seorang Pemimpin
                       (7 Hukum Kepemimpinan Rohani)
Judul asli artikel: Pemimpin Yang Baik Memiliki Strategi
Penulis: David Hocking
Penerjemah: Martin Muslie, Deddy, Suryadi, Xavier Quentin Pranata
Penerbit: Yayasan ANDI, Yogyakarta 1994
Halaman: 217 -- 223

                                KUTIPAN

"Ketika kita merasa terlalu berani, ingatlah akan kelemahan kita.
Ketika kita merasa terlalu lemah, ingatlah kekuatan Kristus."
(Sir Thomas Moore)

            INSPIRASI: TUHAN DI BALIK PERUBAHAN (ESTER 5)

Pada saat negara mengalami masa kritis, kita sering mendengar suatu
pernyataan: "Perkembangan politik berubah setiap satu detik". Nuansa
inilah yang melatarbelakangi kisah Ester di pasal 5 yang dimulai
dengan penegasan: "Pada hari yang ketiga" (5:1). Inilah hari
penentuan, siapa yang akan memenangkan peperangan, Ester yang
menyelubungi dirinya (2:10, 20), atau Haman dengan rencana
terselubungnya (5:14)?

Ester telah mempersiapkan suatu strategi yang cermat dan penuh risiko,
yang bukan sekadar mempertaruhkan nyawanya sendiri, tetapi juga nyawa
semua orang sebangsanya. Ia menggunakan dan memaksimalkan kesempatan
sekecil apa pun, berdandan secantik mungkin, dan tidak gegabah
menyampaikan maksudnya (1,4,7-8). Namun di balik semuanya itu ada
sesuatu yang terjadi, yang hanya dimungkinkan karena adanya tangan
Tuhan yang bekerja (Amsal 21:1) serta memberikan kasih karunia. Ester
melanggar peraturan dan seharusnya menerima hukuman mati, namun
sebaliknya ia justru mendapat perkenan raja (4:11, 5:2-3,6,8).

Pada hari itu juga berkumpullah dalam satu pesta ketiga orang paling
penting yang menentukan nasib banyak orang dalam kerajaan Persia:
Ahasyweros, Ester, dan Haman. Haman dalam kesombongannya meninggikan
dirinya sendiri, sementara ia tidak menyadari perubahan yang terjadi.
Ia bersama istri dan sahabat-sahabatnya merancangkan hal yang jahat
bagi Mordekhai (5:10-14), namun ia tidak menyadari bahwa dirinya
sedang masuk dalam perangkap yang dibuatnya sendiri. Tuhan tidak
tinggal diam. Ia mengatur perubahan. Ia Raja di atas segala raja yang
memberikan kasih karunia kepada Ester -- umat kepunyaan-Nya dan jerat
bagi Haman -- musuh-Nya yang meninggikan diri.

Di tengah kecamuk politik Indonesia yang terus berubah, kita perlu
mendukung orang Kristen yang duduk di pemerintahan, agar berani
menghadapi risiko serta melangkah dengan iman kepada Tuhan yang
membuat perubahan. Kiranya mereka bersikap bijaksana, membuat strategi
yang cermat dan tepat demi terwujudnya tujuan yang mulia.

Diambil dari:
Nama situs: SABDA.org (Publikasi e-SH)
Alamat URL: http://www.sabda.org/publikasi/e-sh/2001/06/25/
Penulis: Tidak dicantumkan
Tanggal akses: 20 Februari 2012

     STOP PRESS: GLOBAL DAY OF PRAYER AND FASTING FOR NORTH KOREA

Open Doors International akan mengadakan gerakan doa "Global Day of
Prayer and Fasting for North Korea" pada tanggal 15 April 2012. Open
Doors Indonesia mengajak Anda -- umat Kristen di seluruh Indonesia,
untuk ikut terlibat berdoa bagi Korea Utara. Untuk mendapatkan
pokok-pokok doa dan informasi tentang umat Kristen Korea Utara,
silakan kunjungi website Open Doors Indonesia di <www.opendoorsindonesia.org>.
Selain itu, kami juga menyediakan pokok-pokok doa dan video kesaksian
dalam bentuk CD. Bagi Anda yang berminat mendapatkan CD ini, Anda
dapat menghubungi Open Doors Indonesia melalui email di
<indonesia@od.org> (cantumkan data diri dan alamat lengkap Anda).

Kami juga mengajak Anda bergabung dalam komunitas Facebook Open Doors
Indonesia di < http://www.facebook.com/pages/Open-Doors-Indonesia/132588393444956 >
dan Twitter di <@ODIndonesia>. Khusus tanggal 15 April 2012, Anda bisa
memosting doa-doa Anda di Facebook kami –- kutiplah ayat-ayat dari
kitab Mazmur sesuai dengan permintaan tubuh Kristus di Korea Utara.

Kontak: < leadership(at)sabda.org >
Redaksi: Desi Rianto, Yonathan Sigit
(c) 2011 Yayasan Lembaga SABDA
< http://www.ylsa.org >
Rekening: BCA Pasar Legi Solo;
No. 0790266579
a.n. Yulia Oeniyati
< http://blog.sabda.org >
< http://fb.sabda.org/lead >
Berlangganan: < subscribe-i-kan-leadership(at)hub.xc.org >
Berhenti: < unsubscribe-i-kan-leadership(at)hub.xc.org >

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org