Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-leadership/98

e-Leadership edisi 98 (11-7-2011)

Kecakapan Kepemimpinan Kristen (I)

============MILIS PUBLIKASI E-LEADERSHIP EDISI JULI 2011=============

               KECAKAPAN KEPEMIMPINAN KRISTEN (I)

                  e-Leadership 98 -- 11/07/2011

DAFTAR ISI
ARTIKEL: KAPABILITAS KEPEMIMPINAN KRISTEN (I)
INSPIRASI: NILAI SEBUAH MOTIVASI
STOP PRESS 1: DAPATKAN POKOK DOA SELAMA BULAN PUASA:
              "MENGASIHI BANGSA DALAM DOA"!
STOP PRESS 2: PEMBUKAAN KELAS PESTA GURU SEKOLAH MINGGU (GSM) PERIODE
              SEPTEMBER/OKTOBER 2011

Shalom,

Seorang pemimpin yang sukses adalah seseorang yang senantiasa belajar
dan memperlengkapi diri untuk mengoptimalkan kemampuan
kepemimpinannya. Ia juga harus cakap dalam menjalankan fungsi dan
perannya. Mengingat pentingnya hal tersebut, maka e-Leadership edisi
Juli secara khusus membahas kecakapan seorang pemimpin Kristen.
Harapan kami, semoga materi ini dapat membantu Anda mengembangkan
kapasitas kepemimpinan yang telah Allah percayakan kepada Anda, serta
memotivasi Anda, khususnya para pemimpin Kristen untuk lebih maju dan
membuat banyak terobosan-terobosan baru. Tuhan memberkati.

Pimpinan Redaksi e-Leadership,
Desi Rianto
< ryan(at)in-christ.net >
< http://lead.sabda.org >

Lapangkanlah tempat kemahmu, dan bentangkanlah tenda tempat
kediamanmu, janganlah menghematnya; panjangkanlah tali-tali kemahmu
dan pancangkanlah kokoh-kokoh patok-patokmu. (Yesaya 54:2)
< http://alkitab.sabda.org/?Yesaya+54:2 >

              ARTIKEL: KAPABILITAS KEPEMIMPINAN KRISTEN (I)

Seorang pemimpin perlu memahami konsep kepemimpinan Kristen secara
definitif, agar kepemimpinan menjadi lebih profesional dan spiritual.
James MacGregor Burns mengatakan, "Kepemimpinan adalah salah satu
fenomena yang paling banyak diamati orang dan paling sedikit dipahami
di dunia ini" [1]. Vance Packed mengatakan, "Kepemimpinan adalah [cara
untuk] membuat orang lain untuk melakukan sesuatu yang menurut Anda
perlu dilakukan" [2].

Sementara itu Oswald Sanders mengatakan, "Kepemimpinan adalah
pengaruh, kemampuan seseorang untuk memengaruhi" [3], dan Kenneth O.
Gangel mengatakan, "Kepemimpinan adalah tindakan seseorang anggota
kelompok yang memunyai kualitas, karakter, dan kemampuan tertentu yang
pada suatu waktu tertentu, akan berhasil mengubah tingkah laku
kelompoknya menuju sasaran-sasaran yang dapat diterima bersama" [4].

Walaupun definisi-definisi tersebut menjelaskan dasar-dasar pengertian
tentang kepemimpinan secara umum, namun belum menyentuh pengertian
mengenai kepemimpinan Kristen. Ada beberapa definisi yang lebih
spesifik yang menekankan pengertian kepemimpinan Kristen, misalnya
George Barna mengatakan, "Pemimpin Kristen -- sebagai seseorang yang
dipanggil Tuhan untuk memimpin dengan karakter seperti Kristus dan
memotivasi secara efektif -- mengerahkan sumber daya dan mengarahkan
orang-orang ke penggenapan visi bersama dari Allah" [5]. Robert
Clinton mengatakan, "Tugas utama pemimpin adalah memengaruhi umat
Allah untuk melaksanakan rencana Allah" [6]. Sementara itu, Henry dan
Richard Blackaby mengatakan, "Kepemimpinan rohani adalah menggerakkan
orang-orang berdasarkan agenda Allah" [7].

Beberapa definisi di atas memberikan paradigma yang benar antara
prinsip kepemimpinan umum dan prinsip kepemimpinan spiritual.
Kepemimpinan Kristen tidak identik dengan seseorang, yang secara
langsung dapat mengerjakan rencana Allah. Ia bisa ditunggangi motivasi
dan ambisi pribadi, kecuali jika ia memahami dan menerapkan
definisi-definisi ini secara komprehensif dan konsisten [8].

Perbedaan antara rumusan kepemimpinan umum dan kepemimpinan Kristen,
bukan terletak pada metode, jabatan, atau kedudukan, melainkan pada
panggilan, nilai, dan filosofinya yaitu kepemimpinan Kristen mencapai
tingkat kepemimpinan yang lebih tinggi demi melaksanakan rencana Allah
berdasarkan agenda Allah [9].

Pertama, kapabilitas kepemimpinan. Kepemimpinan berkaitan dengan
pengetahuan, kompetensi, kapabilitas, dan pengelolaan sebuah
pelayanan. T. Engstrom dan E. Dayton menjelaskan bahwa pemimpin harus
memunyai kapabilitas yang memadai di bidang mereka, dan cakap secara
teknis untuk membuktikan tingkat kemampuannya [10]. Kemampuan atau
keterampilan kepemimpinan (leadership skill) merupakan kekuatan untuk
memengaruhi orang-orang yang dipimpinnya [11]. Banyak
perusahaan-perusahaan besar yang sukses, berani membayar dan memakai
orang-orang yang terampil atau orang yang memiliki kapabilitas tinggi.
Andrew Carnegie, pemilik perusahaan pabrik baja yang terbesar di
Amerika, mengakui bahwa pekerjaannya pada mulanya serabutan, namun
setelah ia berani membayar 1 juta dolar setahun kepada Charles Schwab
yang memiliki kapabilitas tinggi, akhirnya pabriknya mengalami sukses
besar [12].

Dari penelitian Charles Garfield secara intensif kepada orang-orang
yang berprestasi puncak, baik dalam bidang olahraga, ilmiah, maupun
bisnis, kebanyakan mereka memunyai kemampuan visualisasi, memiliki
fokus pada sasaran, dan proaktif dalam bidangnya [13]. Pimpinan
merupakan tumpuan dari sebuah organisasi dan pengikutnya, dan berhasil
atau tidaknya kepemimpinan seseorang, sangat bergantung pada kelebihan
kemampuan/kapabilitas yang ia miliki. Kelebihan dalam menggunakan
segala ilmu organisasi, mendayagunakan sumber daya dengan maksimal,
serta dalam pengambilan keputusan yang cepat dan tepat [14].

Kepemimpinan yang berhasil adalah kepemimpinan yang mengoptimalkan
seluruh kemampuan atau kapabilitasnya, untuk memberikan pengaruh yang
konstruktif kepada orang lain dalam melakukan satu usaha mencapai
sasaran yang sudah direncanakan [15]. Karena itu, korelasi antara
kepemimpinan dan kapabilitas tidak boleh dianggap remeh. Tanpa kedua
unsur tersebut, maka organisasi tidak akan menjadi efektif. Pemimpin
harus meyakinkan dirinya dan orang lain bahwa ia memiliki kapabilitas
memimpin, memengaruhi, mengendalikan, dan mengarahkan orang yang
dipimpinnya [16].

Kedua, kemampuan berorganisasi. Kemampuan memimpin harus disertai
dengan pemahaman dan penguasaan organisasi yang memadai [17]. Peter M.
Sange dan Art Klener mengatakan, "Seorang pemimpin harus terus-menerus
berusaha mengembangkan kemampuan melalui peningkatan pemahaman dan
pengetahuan organisasinya untuk memperbaiki cara kerja, agar mampu
mencapai organisasi secara maksimal" [18]. Esensinya adalah agar
pemimpin dapat menciptakan kinerja yang efektif sesuai tugas,
wewenang, dan tanggung jawab setiap individu untuk mencapai maksud
bersama. Hal ini dimaksudkan agar tidak terjadi tumpang tindih, vakum,
kacau, atau tidak terarah, sebaliknya dapat mengoordinasi setiap
potensi secara efisien ke arah satu titik [19], sehingga pekerjaan
tidak tertumpuk di satu tangan, melainkan melalui pengorganisasian
tercipta spesifikasi dan profesionalisme yang menguntungkan
organisasinya.

Pada dasarnya pengertian organisasi dapat dibedakan menjadi dua macam,
yaitu organisasi dalam arti statis dan organisasi dinamis [20].
Organisasi statis (tidak bergerak/diam) adalah organisasi yang
dipandang sebagai jaringan dari hubungan kerja yang bersifat formal,
seperti yang tergambar dalam suatu bagan dengan mempergunakan
kotak-kotak yang beraneka ragam [21]. Bagan struktur organisasi ada
banyak macam dan jenjang. Bentuk dan jenjang apa pun, posisi pimpinan
selalu berada paling atas, sedangkan kotak semakin kecil, jenjang
posisinya semakin rendah.

Kotak-kotak tersebut memberikan gambaran-gambaran tentang kedudukan
atau jabatan yang harus di isi oleh orang-orang yang memenuhi
persyaratan sesuai dengan fungsi masing-masing. Melalui bentuk
organisasi ini dapat diketahui hierarki kedudukan atau jabatan, garis
komando, wewenang, dan tanggung jawab [22]. Sedangkan organisasi
dinamis adalah sebuah organisasi yang hidup dan organisme yang
dinamis. Tidak hanya di lihat dari segi bentuk dan wujudnya, tetapi
juga dari segi isinya, yaitu menyangkut sekelompok orang melakukan
kegiatan untuk mencapai tujuan bersama. Jadi, organisasi dinamis
menyoroti unsur manusia yang ada di dalamnya karena manusia merupakan
unsur terpenting dari seluruh unsur organisasi, dan hanya manusia yang
memiliki sifat kedinamisan.

Catatan Kaki:

[1] Leadership (New York: Harper Torch, 1978) 2.
[2] Dikutip oleh Goerge Barna dalam Leaders on Leadership (Ventura:
    Regal, 1997) 21.
[3] Kepemimpinan Rohani (Bandung: Kalam Hidup, 2006) 20.
[4] Membina Pemimpin Pendidikan Kristen (Malang: Gandum Mas, 2001) 14.
[5] Barna, Leaders on Leadership 25.
[6] Robert Clinton, The Making of a Leader (Colorado Springs:
    Navigator, 1988) 25.
[7] Kepemimpinan Rohani 38.
[8] "Kedudukan sebagai pemimpin di sebuah organisasi Kristen tidak
    membuat seseorang menjadi pemimpin spiritual. Kepemimpinan
    spiritual bukanlah sebuah pekerjaan; kepemimpinan rohani adalah
    panggilan. Orang-orang yang berbisnis, dokter, pendidik, politikus
    dan orang tua Kristen -- semua harus "menjadi pemimpin spiritual"
    (Henry dan Richard Blackaby, Kepemimpinan Rohani 38).
[9] Ibid. 44.
[10] Seni Manajemen bagi Pemimpin Kristen (Bandung: Kalam Hidup, 1993)
     19-20.
[11] Aro Retno Habsari, Terobosan Kepemimpinan (Yogyakarta: Media
     Pressindo, 2008) 5-7.
[12] John Maxwell, Mengembangkan Kepemimpinan di dalam Diri Anda
     (Jakarta: Binarupa Aksara, 1995) 136-137.
[13] Stephen Covey, 7 Kebiasaan Manusia yang Sangat Efektif (Jakarta:
     Binarupa Aksara, 2010) 151-155.
[14] Ig. Wursanto, Dasar-Dasar Ilmu Organisasi (Yogyakarta: Andi,
     2005) 198.
[15] Kartono, Pemimpin dan Kepemimpinan (Jakarta: RajaGranfindo
     Persada, 2008) 153.
[16] Hadari dan Martini, Kepemimpinan yang Efektif (Yogyakarta: Gajah
     Mada Jniversity Press, 2004) 57.
[17] Menurut Sondang Siagian, organisasi adalah setiap bentuk
     persekutuan antara dua orang atau lebih bekerja sama untuk
     mencapai tujuan bersama, dan terikat secara formal dalam satu
     ikatan hierarki. Dalam persekutuan tersebut selalu terdapat
     hubungan antara seorang atau sekelompok orang yang disebut
     pimpinan dan seorang atau sekelompok orang yang disebut bawahan.
     Lih. Kartono dalam Pemimpin dan Kepemimpinan 7,8.
[18] Seperti yang dikutip oleh Nawawi et al. dalam Kepemimpinan
     Mengefektifkan Organisasi (Yogyakarta: Gajah Mada University
     Press, 2003) 170.
[19] Suhendra, Manajemen dan Organisasi (Bandung: Mandar Maju, 2008)
     31,49.
[20] Istilah lain untuk organisasi adalah institusi atau lembaga.
     Institusi atau lembaga ini bergerak dalam berbagai bidang,
     misalnya bidang sosial, ekonomi, politik, hukum, pendidikan,
     keagamaan, dan lain sebagainya. Lih. penjelasan Wursanto dalam
     Dasar-dasar llmu Organisasi 11,12,41.

[21] Kotak bagan organisasi yang dipergunakan dapat bervariasi. Bentuk
     kotak yang lazim dipakai adalah: kotak segi empat panjang, kotak
     bujur sangkar, kotak lingkaran, dan segitiga. Besar kecil kotak
     yang dipergunakan dalam sebuah bagan menunjukkan kedudukan yang
     tidak sama. Semakin rendah kedudukan satuan organisasi maka
     semakin kecil ukuran kotaknya. (ibid. 129-141)
[22] Ibid. 42.

Diambil dari:
Judul jurnal: VERITAS, Volume 11, Nomor 2 (Oktober 2010)
Judul asli artikel: Integrasi Spiritualitas dan Kapabilitas
                    Kepemimpinan Gereja Tionghoa
Penulis: Alex Lim
Penerbit: Seminari Alkitab Asia Tenggara, Malang 2010
Halaman: 215 -- 218

                                KUTIPAN

Anda telah mencapai kesempurnaan sebagai seorang pemimpin, jika orang
mengikuti Anda ke mana-mana walaupun hanya karena ingin tahu -- Colin
Powell.

                   INSPIRASI: NILAI SEBUAH MOTIVASI

Mendapati seseorang ketika sedang melakukan berbagai hal dengan
sungguh-sungguh merupakan konsep manajemen yang ampuh. Sayangnya,
kebanyakan pemimpin pandai memergoki orang ketika sedang melakukan
berbagai hal dengan keliru. Saya selalu merekomendasi agar para
pemimpin melewatkan waktu setidaknya satu jam setiap minggunya untuk
berjalan-jalan di sekitar tempat operasi usahanya, untuk mendapati
orang-orangnya ketika sedang melakukan berbagai hal dengan benar.

Tapi, saya ingatkan bahwa pujian yang efektif itu harus spesifik.
Hanya berjalan-jalan sambil mengatakan, "terima kasih ya atas
segalanya", tidak ada artinya. Jika Anda mengatakan "bagus" kepada
seorang pekerja yang buruk prestasinya, dan "bagus" kepada yang baik
prestasinya, bagi yang buruk prestasinya akan kedengaran menggelikan,
dan sebaliknya yang baik prestasinya akan semakin "termotivasi".

Mendapati orang-orang ketika sedang melakukan berbagai hal dengan
benar, memberikan kepuasan dan memotivasi prestasi. Tapi ingat,
berikanlah pujian yang spesifik dan doronglah mereka untuk
mempertahankan prestasinya. Prinsip ini juga dapat membantu Anda
sewaktu berumah tangga. Ini adalah cara yang mengagumkan untuk
berinteraksi dan memberikan ketegasan kepada orang-orang dalam hidup
Anda.

Diambil dan disunting seperlunya dari:
Judul buku: Hati Seorang Pemimpin
Judul asli buku: The Heart of A Leader
Penulis: Ken Blanchard
Penerjemah: Drs. Arvin Saputra
Penerbit: Interaksara, Batam 2001
Halaman: 3

          STOP PRESS 1: DAPATKAN POKOK DOA SELAMA BULAN PUASA:
                   "MENGASIHI BANGSA DALAM DOA"!

Apakah Anda terbeban untuk menanam lutut Anda bagi bangsa-bangsa yang
belum mengenal Kristus? Kami mengajak Anda meluangkan waktu sejenak
untuk berdoa bagi saudara-saudara kita, khususnya bagi mereka yang
akan melaksanakan ibadah puasa.

Seperti tahun-tahun sebelumnya, tahun 2011 ini kita akan kembali
bersatu hati berdoa selama bulan puasa. Jika Anda rindu untuk turut
ambil bagian berdoa bagi bangsa, kami akan mengirimkan pokok-pokok doa
dalam versi e-mail untuk menjadi pokok doa kita bersama. Untuk
berlangganan, silakan kirimkan e-mail ke:

==> < subscribe-i-kan-buah-doa(at)hub.xc.org >

Bagi Anda yang ingin agar teman-teman Anda pun bisa ikut berdoa dengan
memakai bahan pokok doa ini, silakan kirimkan alamat e-mail mereka ke
redaksi e-Doa di: < doa(at)sabda.org >

Marilah kita bersama berpuasa dan berdoa untuk Indonesia agar tangan
Tuhan yang penuh kuasa menolong dan menggugah hati nurani para
pemimpin bangsa ini untuk bertekad dan bersatu mengeluarkan bangsa ini
dari kemelut berbagai masalah yang berkepanjangan. Selamat menjadi
"penggerak doa" di mana pun Anda berada dan biarlah karya Tuhan
terjadi di antara umat-Nya, khususnya bangsa Indonesia. Selamat
berdoa.

                STOP PRESS 2: PEMBUKAAN KELAS PESTA GURU
           SEKOLAH MINGGU (GSM) PERIODE SEPTEMBER/OKTOBER 2011

Anda guru sekolah minggu? Anda terbeban dalam pelayanan anak? Anda
ingin terus diperlengkapi dalam melayani di sekolah minggu? Anda rindu
mengembangkan talenta Anda dalam bidang pelayanan anak untuk kemuliaan
nama Tuhan?

Yayasan Lembaga SABDA kembali membuka kelas Guru Sekolah Minggu (GSM)
periode September/Oktober 2011 melalui program Pendidikan Studi
Teologi Awam (PESTA) bagi Anda yang terlibat dan terbeban dalam
pelayanan anak. Diskusi akan dilakukan melalui milis diskusi (email)
dan akan berlangsung mulai tanggal 1 September -- 3 Oktober 2011.

Daftarkanlah diri Anda sekarang juga ke Admin PESTA di
< kusuma(at)in-christ.net >. Pendaftaran ditutup pada tanggal 30 Juli
2011. Jangan lewatkan kesempatan ini karena kelas terbatas hanya untuk
20 orang peserta saja. Tidak dipungut biaya!

Untuk melihat materi yang akan dipelajari dalam kelas PESTA GSM ini,
silakan mengakses URL berikut ini.

==> http://pesta.sabda.org/gsm_sil

Kontak: < leadership(at)sabda.org >
Redaksi: Desi Rianto, Yonathan Sigit
(c) 2011 Yayasan Lembaga SABDA
< http://www.ylsa.org >
Rekening: BCA Pasar Legi Solo;
No. 0790266579
a.n. Yulia Oeniyati
< http://blog.sabda.org >
< http://fb.sabda.org/lead >
Berlangganan: < subscribe-i-kan-leadership(at)hub.xc.org >
Berhenti: < unsubscribe-i-kan-leadership(at)hub.xc.org >

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org