Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-leadership/97

e-Leadership edisi 97 (27-6-2011)

Kepemimpinan Kristen Era Pascamodern (II)

============MILIS PUBLIKASI E-LEADERSHIP EDISI JUNI 2011=============

               KEPEMIMPINAN KRISTEN ERA PASCAMODERN (II)

                  e-Leadership 97 -- 27/06/2011

DAFTAR ISI
ARTIKEL: STRATEGI PENGEMBANGAN KEPEMIMPINAN KRISTEN PADA ERA
         PASCAMODERN (II)
JELAJAH BUKU: MULTIPLIKASI

Shalom,

Pada edisi e-Leadership 96, kita telah menyimak pelajaran mengenai
latar belakang era pascamodernisme. Kini, kita akan menyimak strategi
pengembangan kepemimpinan Kristen di era pascamodern. Pascamodern
memunculkan tantangan baru, tetapi sekaligus kesempatan kepada para
pemimpin Kristen, khususnya dalam era baru ini. Sebagai pemimpin
Kristen, kita perlu kritis serta cepat tanggap dalam menerima aspek
positif dan menolak aspek negatif dari perubahan arus ini.

Setiap pemimpin Kristen dituntut untuk lebih kreatif dalam
mengembangkan strategi kepemimpinannya, supaya mereka lebih siap dan
andal memimpin umat Tuhan di era ini. Tujuan akhirnya ialah
mempersiapkan dan melahirkan generasi baru pemimpin Kristen yang lebih
siap, sigap, dan berkualitas untuk berkarya dan bersaksi di
tengah-tengah perubahan masyarakat yang cepat di era ini. Kiranya
melalui sajian artikel serta jelajah buku ini, dapat memperlengkapi
Anda dalam menjadi garam dan terang dunia untuk pelebaran kerajaan
Allah di muka bumi ini.

Tuhan memberkati.

Pimpinan Redaksi e-Leadership,
Desi Rianto
< ryan(at)in-christ.net >
< http://lead.sabda.org >

"Aku menaikkan tanganku kepada perintah-perintah-Mu yang kucintai, dan
aku hendak merenungkan ketetapan-ketetapan-Mu." (Mazmur 119:48)
< http://alkitab.sabda.org/?Mazmur+119:48 >

          ARTIKEL: STRATEGI PENGEMBANGAN KEPEMIMPINAN KRISTEN
                       PADA ERA PASCAMODERN (II)

Strategi Pengembangan Kepemimpinan Kristen

A. Dampak Pascamodern Bagi Komunitas Kristen

Karakteristik masyarakat pascamodern yang cenderung materialistis dan
individualistis, serta melemahnya wibawa agama dalam masyarakat akan
membawa dampak bagi komunitas Kristen, antara lain sebagai berikut:

1. Merenggangnya hubungan antar individu

Salah satu kekuatan gereja mula-mula terletak pada hubungan yang erat
antar orang Kristen pada saat itu (Kisah Para Rasul 2:41-47). Kekuatan
ini akan mengalami terpaan yang kuat, dengan gaya hidup manusia yang
semakin individualistis dalam masyarakat pascamodern.

2. Kebenaran yang relatif

Masyarakat pascamodern cenderung tidak memercayai kebenaran mutlak dan
menerima bahwa setiap budaya dan agama memiliki kebenaran yang unik.
Itu berarti bahwa kebenaran itu relatif. Padahal Kekristenan
menawarkan kebenaran yang mutlak (Yohanes 14:6).

3. Kekuasaan informasi

Masyarakat pascamodern ditandai dengan masa kejayaan dan kecanggihan
informasi. Karena itu, era pascamodern disebut juga era informasi.
Informasi merupakan kekuatan raksasa yang sedang bangkit dan
tantangannya bagi kekristenan adalah penguasaan informasi tersebut.
Patut diingat bahwa informasi yang ditawarkan, memiliki dimensi yang
positif dan negatif. Karena itu, komunitas Kristen kerap mengalami
godaan yang kuat, sehubungan dengan derasnya informasi yang tidak
selalu membangun itu.

B. Metode Pengembangan Pemimpin

C.H. Colley, dalam Human Nature dan Sosial Order, mendefinisikan bahwa
kepemimpinan adalah pusat, cerminan, atau fokus dari struktur,
dinamika, atmosfer, ideologi, serta tujuan dari mereka yang dipimpin.
Robert Clinton mendefinisikan kepemimpinan dalam perspektif Kristen
dengan landasan alkitabiah sebagai suatu proses terencana yang
dinamis, yang di dalamnya seorang pemimpin dengan kapasitas dan
tanggung jawab dari Allah, memimpin (memengaruhi/menggerakkan) suatu
kelompok orang atau para bawahan ke arah tujuan Allah yang
menguntungkan pemimpin dan bawahan. Dalam upaya mengatasi dampak
negatif dari pascamodern bagi kekristenan, dalam bagian ini akan
diuraikan strategi pengembangan Kepemimpinan Kristen. Berikut ini dua
metode penting dalam usaha penyiapan diri pemimpin, agar dengan
efektif mampu berkarya dan melayani dalam masyarakat pascamodern.

1. Pemagangan

a. Pengertian Magang

Pemagangan ialah suatu pengalaman relasional yang di dalamnya
seseorang menegarkan yang lain dengan apa yang diperolehnya dari
Allah. [Penulis menggunakan istilah pemagangan dalam artikel ini,
Red.] Paul Stanley dan Robert Clinton mendefinisikan pemagangan
sebagai suatu pengalaman yang menyangkut hubungan, yang di dalamnya
seorang memberikan kemampuan kepada orang lain, dengan cara membagikan
keterampilan yang Allah karuniakan.

b. Kontribusi yang Dibutuhkan dalam Pemagangan

Ada berbagai elemen yang dibutuhkan sebagai kontribusi dalam
pemagangan, yaitu mendisiplinkan, penuntun rohani, pelatih, konselor,
guru, dan sponsor.

c. Elemen Penting dalam Pemagangan

Ada tiga elemen penting yang dibutuhkan dalam pemagangan, yaitu:

* Hubungan. Dalam pemagangan dibutuhkan hubungan yang baik antara
  pemimpin dan orang yang dibimbing.

* Menjadi Model Hidup. Pembimbing memberikan pelajaran yang utama
  yaitu melalui contoh kehidupannya. Pembimbing menjadi model hidup
  bagi orang yang dibimbing.

* Peneguhan Harapan. Pembimbing perlu mengobarkan harapan baru orang
  yang dibimbing.

d. Ciri Karakteristik Pembimbing atau Mentor

Ada beberapa ciri umum yang dibutuhkan seorang mentor atau pembimbing
yang baik, antara lain:

* Kemampuan untuk melihat potensi yang ada pada seseorang.

* Toleransi terhadap kesalahan, kelancangan, kekasaran, dan
  sejenisnya, agar dapat melihat potensi tersebut berkembang.

* Keluwesan dalam menanggapi rupa-rupa orang dan keadaan.

* Kesabaran, karena mengetahui bahwa untuk berkembang dibutuhkan waktu
  dan pengalaman.

* Perspektif, memiliki visi dan kemampuan untuk melihat jauh ke depan,
  serta menunjukkan langkah-langkah yang diperlukan oleh seorang yang
  dibimbing.

* Karunia-karunia dan kemampuan-kemampuan yang membangun dan
  membangkitkan semangat orang lain.

e. Sasaran dari Pemagangan

Ada tiga hal yang menjadi sasaran dalam pemagangan, yakni:

* Formasi pelayanan. Aspek yang ingin dikembangkan yaitu pengembangan
  keterampilan.

* Formasi karakter. Hal yang utama adalah pengembangan dalam bidang
  spiritual.

* Formasi strategis. Membutuhkan penerapan nilai-nilai pelayanan.

f. Langkah Praktis dalam Pemagangan

Ada beberapa saran sebagai langkah praktis yang penting dalam
pemagangan, yaitu:

* Mengadakan hubungan antara pembimbing dengan yang dibimbing.
* Secara bersama-sama menyepakati tujuan hubungan.
* Menentukan keteraturan interaksi.
* Menentukan jenis pertanggungjawaban.
* Membuat mekanisme komunikasi.
* Menjelaskan tingkat keberhasilan.
* Menetapkan siklus kehidupan hubungan tersebut.
* Mengadakan evaluasi dari waktu ke waktu atas hubungan itu.
* Menyesuaikan harapan-harapan, agar cocok dengan yang ada dalam
  situasi pembimbingan.
* Menyelesaikan hubungan pembimbingan itu.

2. Pelatihan Kepemimpinan Kristen

a. Ciri Kepemimpinan Kristen

Ada beberapa ciri kepemimpinan Kristen yang perlu digapai dalam
pelatihan kepemimpinan, antara lain:

* Pemimpin Kristen harus membuktikan diri sebagai pemimpin yang
  bertanggung jawab.

* Pemimpin Kristen harus menemukan diri sebagai pemimpin yang
  senantiasa bertumbuh.

* Pemimpin Kristen harus menjadi pemimpin model dalam keteladanan
  hidup.

* Pemimpin Kristen harus memiliki motivasi dasar pelayan -- hamba.

* Pemimpin Kristen perlu memiliki paradigma kepemimpinan yang
  alkitabiah.

b. Dasar Formatif Pembentukan Pemimpin Kristen

Dua hal penting dalam pengembangan pemimpin Kristen yaitu faktor dasar
dan sifat dasar formatif. Pemimpin Kristen dibentuk dengan faktor
dasar yang ada pada setiap individu, yaitu karakter, pengetahuan, dan
pengalaman. Sifat dasar pengembangan kepemimpinan Kristen mengacu
kepada gagasan dari Dr. J. Robert Clinton, yaitu terfokus ke arah tiga
rangkaian sasaran, yaitu formasi rohani, formasi pelayanan, dan
formasi strategis. Formasi rohani ialah pembentukan karakter pemimpin
yang didominasi oleh faktor rohani. Formasi pelayanan berkenaan dengan
pengembangan falsafah kepemimpinan pelayanan. Sementara formasi
strategis berhubungan dengan keahlian pelayanan, yaitu faktor "tahu
bagaimana" melaksanakan pelayanan dengan baik.

c. Proses Pelatihan Kepemimpinan

* Proses Kegiatan Pelatihan

Dalam kegiatan pelatihan tentunya membutuhkan peserta. Kehadiran
peserta penting, namun yang lebih penting adalah hasil yang diperoleh
peserta melalui keterlibatan mereka dalam kegiatan dan pendekatan
kurikulum yang dipakai selama proses kegiatan pelatihan itu
berlangsung. Berhasil tidaknya proses ini tergantung pada kepiawaian
penanggung jawab kegiatan pelatihan menyusun dan mengatur jalannya
kegiatan dengan baik.

2. Sasaran Pelatihan

Sebagai hasil akhir pelatihan, diharapkan pemimpin memiliki karakter
pemimpin Kristen yang baik, falsafah kepemimpinan Kristen yang
alkitabiah, serta keterampilan dalam melaksanakan pelayanan.

3. Metode Pelatihan

Metode yang digunakan dalam pelatihan antara lain: pengajaran di
kelas, diskusi kelompok, memimpin kelompok, dan proses mentoring
[menasihati, Red.].

d. Proses Pengembangan Diri Pemimpin

Tantangan terbesar dalam pengembangan diri seorang pemimpin adalah
mengembangkan watak yang saleh. Allah menggunakan empat pokok proses
yang penting untuk menguji pemimpin yang sedang muncul. Keempat hal
itu adalah ujian integritas, ujian ketaatan, ujian firman, dan tugas
pelayanan. Beberapa hal penting dalam proses pengembangan seorang
pemimpin dapat disimpulkan, yaitu:

* Integritas adalah hal yang mendasar dalam kepemimpinan yang efektif;
hal ini harus ditekankan sejak awal dalam pengembangan watak diri
seorang pemimpin.

* Ketaatan pertama-tama harus dipelajari, baru kemudian dapat mengajarkannya.

* Karunia kepemimpinan terutama melibatkan karunia firman, yang mana
pada awalnya muncul melalui ujian firman.

Penutup

Dewasa ini kita memasuki babak baru dengan tantangan baru, yaitu era
pascamodern. Perubahan yang demikian cepat dari masyarakat industri
menuju masyarakat informasi, membawa pengaruh yang besar bagi
kekristenan. Masyarakat pascamodern yang cenderung materialistis,
individualistis, dan relativitas menjadikan kebenaran sebagai
tantangan bagi komunitas Kristen. Tulisan ini mencoba mengetengahkan
latar belakang dan karakteristik dari pascamodernisme, sekaligus
merupakan peringatan bagi pemimpin Kristen untuk mengatasi dampak yang
negatif dalam rangka menjadi garam dan terang dunia. Dalam upaya
menghadapi tantangan pascamodern, penyiapan sosok-sosok pemimpin
Kristen yang berkualitas, jelas merupakan hal yang penting dan
mendesak. Adapun dua hal penting yang telah dipaparkan yaitu
pemagangan dan pelatihan kepemimpinan Kristen, kedua-duanya vital
untuk digarap sekalipun membutuhkan waktu. Disadari bahwa apa yang
disampaikan dalam tulisan ini bukan final, tetapi merupakan langkah
awal untuk mempersiapkan generasi pemimpin Kristen yang andal dalam
berkarya dan bersaksi di tengah perubahan masyarakat yang cepat pada
era pascamodern ini, baik di dunia pada umumnya maupun di Indonesia
pada khususnya!

Diambil dan disunting dari:
Nama Jurnal: PELITA ZAMAN, Volume 14, Nomor 1 (Mei - Oktober 1999)
Judul asli artikel: Strategi Pengembangan Kepemimpinan Kristen Pada Era
                    Pascamodern
Penulis: Joppy A. Saerang
Penerbit: Yayasan Pengembangan Pelayanan Kristen Pelita Zaman, Bandung 1999
Halaman: 18 -- 23

                             KUTIPAN

Sebuah visi tidaklah cukup, ia harus dipadukan dengan perjuangan.
Memandangi anak tangga saja tidaklah cukup, kita harus melangkah di
tangga itu. -- Vaclav Havel

                    JELAJAH BUKU: MULTIPLIKASI

Judul buku: Multiplikasi
Judul asli buku: Multiplication
Penulis: Tommy Barnett
Penerjemah: Arie Saptaji
Penerbit: IndoGracia, Jakarta 2001
Ukuran: 13,5 cm x 20 cm
Tebal: 187 halaman

Multiplikasi adalah cara Tuhan untuk menghasilkan pertumbuhan yang
berlipat ganda di akhir zaman. Orang yang didorong oleh tujuan Tuhan,
dipenuhi oleh Roh Kudus dengan impian-impian visioner, dan berdoa
meminta kuasa-Nya, akan melipatgandakan gereja dalam generasi ini.
Hasil-hasil multiplikasi adalah tuaian akhir zaman berskala besar bagi
Kerajaan Allah. Saya percaya bahwa kebangunan rohani yang saat ini
tengah melanda Indonesia adalah kebangunan rohani multiplikasi.

Demikian yang terekspos dalam buku yang berjudul "Multiplikasi",
karangan Tommy Barnet. Selama 25 tahun melayani sebagai gembala
sidang, Tommy Barnett dikenal sebagai salah satu gembala yang
gerejanya mengalami pelipatgandaan jemaat yang paling cepat. Ia
berhasil menemukan faktor alkitabiah yang paling efektif untuk
melakukan multiplikasi.

Buku ini memuat 20 bab yang intinya membahas bagaimana melipatgandakan
dan membentuk jemaat yang memiliki visi yang jelas dalam iman
kekristenan. Dalam buku ini memuat langkah-langkah dalam mempersiapkan
diri dalam mengemban tugas sebagai pengkhotbah atau gembala, agar
dalam pelayanannya, visi melipatgandakan jemaat dapat tercapai. Buku
ini juga dilengkapi dengan kesaksian-kesaksian yang membangun, baik
yang dialami oleh penulis sendiri, maupun oleh kawan sekerjanya dalam
pelayanan. Selain itu, di setiap akhir bab tersedia pertanyaan-
pertanyaan, pokok-pokok doa, dan catatan tentang tokoh-tokoh yang
memiliki semangat juang tinggi dalam pelayanannya. Bila Anda seorang
pelayan Tuhan, yang rindu melihat jemaat atau komunitas yang Anda bina
berkembang dengan pesat, buku ini bisa Anda dijadikan salah satu
referensi.

Diulas oleh: Diulas oleh: Yonathan Sigit

Kontak: < leadership(at)sabda.org >
Redaksi: Desi Rianto, Yonathan Sigit
(c) 2011 Yayasan Lembaga SABDA
< http://www.ylsa.org >
Rekening: BCA Pasar Legi Solo;
No. 0790266579
a.n. Yulia Oeniyati
< http://blog.sabda.org >
< http://fb.sabda.org/lead >
Berlangganan: < subscribe-i-kan-leadership(at)hub.xc.org >
Berhenti: < unsubscribe-i-kan-leadership(at)hub.xc.org >

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org