Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-leadership/53

e-Leadership edisi 53 (26-8-2009)

Memimpin Dengan Kasih (II)

 
DIKIRIM KEPADA: $subst(`Recip.EmailAddr`)

===========MILIS PUBLIKASI E-LEADERSHIP EDISI AGUSTUS 2009============

                       MEMIMPIN DENGAN KASIH (II)

                     e-Leadership 53 -- 26/08/2009

  DAFTAR ISI
  EDITORIAL
  ARTIKEL: Belajar Memimpin dengan Kasih
  KUTIPAN
  JELAJAH BUKU: The Power Of Partnership In The Church
  PERISTIWA
  STOP PRESS: Lowongan Pekerjaan YLSA: Editor dan Penerjemah

==================================**==================================
EDITORIAL

  Myron Rush, seorang penulis buku, yang salah satu artikelnya kami 
  terjemahkan dan sajikan untuk Anda dalam edisi ini, merupakan 
  penulis Kristen yang luar biasa. Ia dapat menguraikan dengan baik 
  dan praktis prinsip-prinsip kepemimpinan berlandaskan kasih yang 
  diambil dari 1 Korintus 13:4-8. Tanpa tedeng aling-aling, Anda dapat 
  melihat bagaimana seorang pemimpin harus menerapkan semua prinsip 
  kasih tersebut dalam kepemimpinannya. Banyak sentilan-sentilan 
  terhadap karakter dan kebiasaan seorang pemimpin, namun semua itu 
  ditujukan agar setiap pemimpin Kristen bersedia mengoreksi cara 
  memimpin dan memandang kepada Sang Guru Kasih dalam memimpin.

  Kiranya artikel serta sebuah resensi buku yang kami hadirkan dalam
  edisi ini dapat menolong Anda untuk mengembangkan potensi
  kepemimpinan Anda, khususnya dalam hal memimpin dengan kasih.

  Selamat memimpin dengan penuh kasih!

  Kontributor e-Leadership,
  Davida Welni Dana
  http://www.sabda.org/publikasi/e-leadership/arsip/
  http://lead.sabda.org/

==================================**==================================
ARTIKEL

                    BELAJAR MEMIMPIN DENGAN KASIH

  Sangat sedikit pemimpin dan penulis dalam bidang kepemimpinan yang
  memahami pentingnya kasih dalam kepemimpinan. Yesus Kristus tidak
  hanya memahami pentingnya melibatkan kasih dalam kepemimpinan, Dia
  membuatnya menjadi "persyaratan" bagi siapa saja yang ingin menjadi
  pengikut-Nya dan akhirnya menjadi pemimpin. Paulus, salah satu
  pemimpin besar dari gereja mula-mula, memperjelas pentingnya kasih
  dalam tulisannya yang terkenal:

    "Sekalipun aku dapat berkata-kata dengan semua bahasa manusia dan
    bahasa malaikat, tetapi jika aku tidak mempunyai kasih, aku sama
    dengan gong yang berkumandang dan canang yang gemerincing.
    Sekalipun aku mempunyai karunia untuk bernubuat dan aku mengetahui
    segala rahasia dan memiliki seluruh pengetahuan; dan sekalipun aku
    memiliki iman yang sempurna untuk memindahkan gunung, tetapi jika
    aku tidak mempunyai kasih, aku sama sekali tidak berguna. Dan
    sekalipun aku membagi-bagikan segala sesuatu yang ada padaku,
    bahkan menyerahkan tubuhku untuk dibakar, tetapi jika aku tidak
    mempunyai kasih, sedikitpun tidak ada faedahnya bagiku." (1 Kor.
    13:1-3)

  Sungguh suatu pernyataan yang kuat mengenai pentingnya kasih! Dari
  pernyataan Paulus, kita harus menyimpulkan bahwa bagi para pemimpin,
  kasih jauh lebih penting dari segala kekuatan yang bisa mereka
  berikan.

  Kita akan melihat setiap karakteristik kasih dan bagaimana seorang
  pemimpin menggunakannya.

  1 Kor. 13:4-8 memberikan gambaran lengkap tentang kasih. Mari kita
  melihat sekilas bagaimana setiap karakteristik kasih bisa menjadi
  bagian dari apa yang pemimpin lakukan.

  Kasih Itu Sabar

  Setiap pemimpin membutuhkan karakter kesabaran. Kebanyakan pemimpin,
  dari waktu ke waktu, berdoa, "Tuhan, berikan saya kesabaran
  menghadapi orang-orang ini!" Tapi, kebanyakan mereka sebenarnya
  berpikir, "Tuhan, buatlah orang-orang ini berhenti menggangguku!"
  Kamus "Webster`s New World" mendefinisikan kesabaran sebagai
  "bertahan dalam kesakitan, masalah, dll., dengan kerelaan dan tanpa
  mengeluh. Dengan tenang menoleransi hinaan, keterlambatan,
  keruwetan, dll.".

  Kasih berarti tetap tenang saat Anda dihina oleh pengikut Anda, saat 
  pekerjaan tidak selesai tepat pada waktunya, dan saat ada 
  kebingungan dalam menjalankan instruksi. Tidak berarti Anda tidak 
  peduli dengan tenggat waktu, orang yang dengan sengaja tidak 
  mematuhi instruksi, atau orang tidak patuh pada otoritas, tapi ini 
  berarti bahwa Anda tidak membalas dengan menjadi marah dan 
  mendendam. Anda tetap menguasai emosi Anda dan tetap tenang.

  Kesabaran memampukan pimpinan untuk tetap tenang dan berkepala
  dingin bahkan dalam situasi yang paling berat. Berbicara mengenai
  kepemimpinan, kesabaran jauh lebih berharga daripada kekuasaan
  karena karena hal itu merupakan suatu ekspresi kasih.

  Kasih Itu Ramah

  Saat para pengikut sedang menguji kesabaran kita, jangan hanya
  sekadar tenang (sabar), kita bahkan harus bersikap lembut kepada
  mereka. Hal ini sering menjadi kesulitan bagi pemimpin yang memunyai
  kekuasaan untuk membalas dendam dalam banyak cara, bahkan hingga
  mengeluarkan seseorang dari kelompok.

  Saat kita membahas definisi kasih, Anda bisa melihat bahwa
  sebenarnya kita sedang membahas tindakan. Tidak cukup hanya
  memberitahu setiap pengikut bahwa Anda mengasihi mereka,
  tunjukkanlah kasih itu dengan tindakan. Perbuatan menyatakan apa
  yang sesungguhnya ada di dalam hati.

  Kasih Tidak Pernah Cemburu atau Iri Hati

  Pemimpin yang cemburu atau iri hati sangat berbahaya. Mereka tidak
  menyukai pencapaian anak buahnya dan mencurigai setiap tindakan
  mereka. Jika Anda menyimpan cemburu atau iri hati pada pengikut
  Anda, dengan cepat Anda menghancurkan efektivitas kelompok atau
  organisasi anda.

  Cemburu membuat pemimpin kehilangan alasan atau arah yang
  diperjuangkan oleh kelompok tersebut. Hal ini menciptakan
  ketidakpercayaan dan pada akhirnya kebencian -- kebalikan dari
  kasih. Seorang pemimpin yang cemburu akan mencoba menghancurkan,
  daripada membangun pengikutnya. Jika Anda menyimpan cemburu atau iri
  hati pada salah satu pengikut, Anda tidak mengasihi mereka. Dan jika
  Anda tidak mengasihi mereka, Anda mengabaikan perintah langsung dari
  Yesus. Anda perlu memohon ampun, baik kepada Yesus atau kepada orang
  yang kepadanya Anda iri hati. Kemudian, ubahlah perilaku Anda.

  Kasih Tidak Pernah Membual atau Sombong

  Bualan adalah suatu tanda keegoisan. Pembual mencoba menarik 
  perhatian orang lain untuk memerhatikan apa yang dapat mereka 
  perbuat. Kasih tidak pernah menarik perhatian untuk dirinya sendiri. 
  Kasih selalu memikirkan orang lain. Pemimpin tidak pernah perlu 
  membual tentang pencapaiannya. Justru pencapaiannya yang akan 
  berbicara bagi pemimpin itu.

  Pemimpin yang efektif menghabiskan waktu untuk menyemangati dan
  mendorong pengikutnya. Ia berusaha menolong kelompoknya
  mengembangkan keyakinan mereka untuk berhasil. Membual tentang
  keberhasilan Anda tidak hanya mengindikasikan keegoisan Anda, tapi
  juga dapat membuat orang lain merasa kurang mampu untuk berhasil.

  Kasih Tidak Memegahkan Diri

  Memegahkan diri berarti menunjukkan kesombongan dan pada saat yang 
  sama menunjukkan rasa tidak senang, tidak puas, dan kejengkelan pada 
  orang lain. Pemimpin Kristen seharusnya tidak pernah melakukan apa 
  pun yang membuat orang lain merasa inferior. Dalam dunia sekuler, 
  memegahkan diri adalah hal yang umum untuk para pemimpin. Tapi hal 
  ini tidak berlaku bagi para pengikut Yesus Kristus.

  Yesus tidak pernah bersikap seolah-olah Dia lebih baik daripada
  pengikut-Nya. Justru Dia sering bersikap seolah murid-murid-Nyalah
  yang lebih baik. Yesus meluangkan waktu bagi semua orang, bahkan
  anak-anak kecil. Jika Anda ingin menjadi pemimpin yang efektif,
  jangan menjauhkan diri dari pengikut Anda dan membuat mereka
  berpikir Anda lebih baik daripada mereka atau bahwa Anda terlalu
  hebat untuk mengerjakan hal-hal yang Anda minta mereka lakukan.

  Kasih Tidak Mementingkan Diri Sendiri

  Mudah bagi pemimpin untuk mementingkan diri sendiri atau egois.
  Memimpin kelompok tidak membuat ide-ide Anda lebih baik dari ide
  pengikut Anda. Juga tidak berarti Anda selalu benar dan mereka salah
  jika tidak setuju dengan Anda. Pemimpin yang efektif berusaha
  mempromosikan pengikut mereka, bukan diri sendiri. Ini berarti Anda
  akan menggunakan ide, opini, dan saran mereka lebih daripada ide
  Anda sendiri, kapan pun hal itu dimungkinkan. Anda juga akan membagi
  otoritas dan kekuasaan dengan orang-orang yang Anda pimpin.

  Kasih Itu Tidak Melakukan yang Tidak Sopan

  Mementingkan diri sendiri dan bersikap tidak sopan biasanya berjalan
  beriringan. Saat Anda berlaku kasar terhadap orang lain, sebenarnya
  Anda sedang berkata melalui tindakan Anda: "Saya lebih menghargai
  perasaan dan opini saya daripada perasaan dan pemikiran Anda."

  Sayangnya, kita sering kali tidak menyadari sikap tidak sopan yang
  ada dalam diri kita sendiri. Ini jelas suatu pertanda bahwa kita
  begitu memikirkan diri sendiri sehingga hanya punya sedikit
  perhatian terhadap orang lain. Tidak ada tempat bagi ketidaksopanan
  dalam hidup seorang pemimpin Kristen.

  Kasih Tidak Mencari Keuntungan Diri Sendiri

  Karena kekuasaannya, pemimpin dapat dengan mudah menyamarkan
  saat-saat dia mencari keuntungan bagi diri sendiri. Dalam banyak
  kesempatan, saya telah mendengarkan saran-saran dari orang yang saya
  pimpin, tapi saya melakukannya dengan cara saya sendiri walaupun
  cara mereka sebenarnya lebih baik.

  Selama segala sesuatu harus dilakukan dengan cara Anda sendiri,
  kelompok itu tidak akan mampu melakukan lebih dari kemampuan Anda
  mengambil keputusan. Itu berarti setiap saat memungkinkan, segala
  sesuatu sebaiknya dilakukan dengan cara mereka daripada dengan cara
  Anda sendiri. Pengikut akan belajar untuk memimpin saat mereka
  mendapat kesempatan untuk membuat keputusan.

  Kasih Tidak Pemarah atau Mudah Tersinggung

  Apakah Anda suka menggerutu, sentimental, atau mudah tersinggung?
  Jika ya, Anda terlalu egois. Ketersinggungan adalah tanda bahwa kita
  sedang fokus pada kehendak sendiri, bukan pada melayani orang lain.
  Alkitab mengatakan bahwa mudah tersinggung berarti menunjukkan tidak
  adanya kasih. Mudah tersinggung berjalan bersama ketidaksabaran,
  intoleran, yang juga adalah suatu tindakan yang tidak mengasihi.

  Jika Anda mudah terganggu, sentimental, dan menggerutu, orang akan
  cenderung menghindari Anda. Pengikut Anda tidak akan mau terbuka
  karena mereka tidak percaya pada konsistensi Anda. Mereka hanya akan
  mengerjakan apa yang disuruh. Daripada mejadi kreatif, mereka lebih
  suka menghindari risiko.

  Kasih Tidak Menyimpan Dendam

  Pemimpin yang efektif harus mengampuni. Pemimpin yang mengasihi
  tidak hanya mengampuni, tapi juga melupakan. Dendam berasal dari
  tidak mengampuni dan menyimpan perasaan negatif pada orang lain
  karena kejadian pada masa lalu. Kita menyimpan dendam karena kita
  merasa diperlakukan salah dan ingin membalasnya.

  Pemimpin yang mengasihi pengikutnya akan melupakan saat-saat mereka
  diperlakukan salah. Godaannya adalah untuk membalas kejahatan dengan
  kejahatan. Tapi untuk menunjukkan kasih, kita harus bersedia
  membalas kejahatan dengan kebaikan. Menyimpan dendam hanya akan
  berujung pada konflik yang berkepanjangan. Membayar kejahatan dengan
  kebaikan menggembosi konflik dan membuka pintu bagi kembalinya
  keselarasan dalam hubungan.

  Kasih Hampir Tidak Menyadari Saat Orang Lain Melakukan Kesalahan

  Apa artinya ini? Saat saya memikirkan karakteristik kasih, saya 
  teringat pada seorang pemimpin yang dulu saya dan teman sekerja saya 
  juluki "Snoopy", karena dia selalu mengendap-endap untuk mencoba 
  mencari-cari kesalahan kami. Suatu hari, kami mendapati dia sedang 
  mengamati kami menggunakan keker. Jadi, kami semua melambaikan 
  tangan dan menertawakannya. Saya tidak pernah menghormati pemimpin 
  itu.

  Kasih Bersukacita dengan Ketidakadilan

  Pemimpin yang mengasihi pengikutnya tidak pernah puas saat 
  menyaksikan mereka diperlakukan tidak adil. Mereka tidak mengadu 
  domba atau dengan sengaja menjebak seseorang agar gagal.

  Pemimpin yang efektif berteguh hati untuk memperlakukan semua
  pengikutnya secara adil dan sama. Mereka tidak pilih kasih, dan
  tidak mengizinkan terjadinya pilih kasih dalam kelompok. Jika
  anggota-anggota dalam kelompok memperlakukan satu sama lain dengan
  buruk, pemimpin yang mengasihi akan bertindak cepat untuk
  menyelesaikan masalahnya.

  Kasih Bersukacita Jika Kebenaran Menang

  Pemimpin yang efektif adalah orang yang berintegritas. Mereka bisa
  diandalkan untuk bertindak benar, bahkan walaupun itu
  menyakiti mereka sendiri. Mereka mengharapkan standar yang sama
  dari para pengikutnya.

  Pemimpin yang mengasihi tidak akan mengkompromikan standar demi
  keuntungan pribadi, dan mereka memakai kebenaran Alkitab sebagai
  otoritas final.

  Kasih Itu Setia Apa Pun Harganya

  Kesetiaan adalah sesuatu yang jarang ditemui dalam lingkungan sosial
  kita sekarang ini. Tapi hal ini sangat penting dalam kelompok jika
  kelompok itu ingin terus bertahan dalam tekanan-tekanan yang akan
  melemahkan dan menghancurkan. Jika pemimpin menginginkan komitmen
  dari para pengikutnya, pemimpin itu harus pertama-tama menunjukkan
  kesetiaan kepada pengikutnya. Pengikut perlu tahu bahwa pemimpinnya
  akan berdiri di pihak mereka, baik saat baik atau buruk, bahwa
  bekerja bersama mereka lebih penting bagi sang pemimpin daripada
  hal-hal lain. Dan bahwa kelompok ini lebih penting bagi sang
  pemimpin daripada kelompok lain.

  Kasih Selalu Memercayai Orang Lain

  Jika Anda ingin menunjukkan kasih pada pengikut Anda, tunjukkan
  pada mereka bahwa Anda memercayai mereka. Bahkan saat mereka tidak
  percaya pada diri mereka sendiri. Jangan pernah berhenti memberi
  mereka kesempatan untuk mencapai potensi mereka sepenuhnya.
  Tantanglah anggota-anggota kelompok untuk memercayai diri mereka
  sendiri, potensi mereka, dan potensi kelompok.

  Percaya pada pengikut berarti membiarkan mereka menggunakan
  kreativitas mereka untuk mencapai tujuan atau misi kelompok. Berarti
  memercayai pertimbangan dan keputusan mereka. Berarti terus
  memercayai mereka saat mereka membuat kesalahan, dan membantu mereka
  mengubah kesalahan itu menjadi pengalaman belajar yang positif.

  Kasih Selalu Membela Orang Lain

  Bukannya membela dan mengangkat diri sendiri, kasih selalu membela,
  melindungi, dan mengangkat orang yang dikasihi. Itu berarti pemimpin
  mempertahankan pengikutnya saat orang lain mengkritik.

  Saya pernah bekerja untuk seorang manajer yang menyemangati saya
  untuk mencoba ide-ide saya. Tapi saat ide itu gagal, dia tidak
  membela saya di hadapan bosnya. Setelah beberapa saat, saya tidak
  lagi mau mengambil risiko berinovasi. Jika Anda mengharapkan
  pengikut Anda memanjat pohon, bersiaplah untuk menangkapnya jika
  dahannya patah.

  Kasih Itu Tidak Berkesudahan

  Kasih tidak berakhir. Itu berarti Anda menyatakan kasih itu melalui
  tindakan setiap hari, baik Anda senang atau tidak. Bahkan jika
  pengikut Anda tidak membalas dengan kasih, Anda tetap melakukan
  prinsip kasih. Kasih itu tidak bersyarat. Kasih tidak bergantung
  pada perasaan atau respons dari orang yang dikasihi.

  Rangkuman

  Mengasihi melalui tindakan bukanlah suatu pilihan bagi pemimpin
  Kristen yang ingin menerapkan prinsip Perjanjian Baru dalam
  kepemimpinannya. Yesus berkata, "Aku memberikan perintah baru kepada
  kamu, yaitu supaya kamu saling mengasihi; sama seperti Aku telah
  mengasihi kamu demikian pula kamu harus saling mengasihi. Dengan
  demikian semua orang akan tahu, bahwa kamu adalah murid-murid-Ku,
  yaitu jikalau kamu saling mengasihi." (Yohanes 13:34-35)

  Saya menantang Anda membuat komitmen untuk secara konsisten 
  mempraktikkan tindakan kasih yang sudah saya gambarkan dalam 1 
  Korintus 13:4-8. Karena kecuali jika Anda melakukannya, semua 
  kekuasaan Anda sama sekali tidak berharga. (t/Yenny)

  Diterjemahkan dari:
  Judul buku: The New Leader
  Judul asli bab: Learning to Lead with Love
  Penulis: Myron Rush
  Penerbit: Victor Books, Illinois 1987
  Halaman: 89 -- 96

==================================**==================================
KUTIPAN

           Cintailah hidup dan hidup akan balik mencintaimu.
     Kasihilah orang-orang lain dan mereka akan balik mengasihimu.

==================================**==================================
JELAJAH BUKU

                 THE POWER OF PARTNERSHIP IN THE CHURCH

  Penulis: John C. Maxwell and Tim Elmore
  Penerbit: J. Countryman, Tennessee 1999
  Ukuran: 10,5 x 16,5 cm
  Tebal: 128 halaman

  Kepemimpinan bukan hanya dikenal dalam dunia sekuler modern, 
  melainkan hal ini sudah dipraktikkan sejak dulu kala. Kepemimpinan 
  sudah terlihat sejak Allah menciptakan bumi dan isinya. Dia adalah 
  Pemimpin tertinggi yang memiliki kuasa untuk mengatur ciptaan-Nya. 
  Banyak juga contoh-contoh konkret seputar kepemimpinan yang bisa 
  kita pelajari dari orang-orang pilihan Tuhan dalam Perjanjian Lama.

  Namun demikian, kepemimpinan tidak akan dapat berjalan dengan baik
  jika di dalamnya sendiri tidak ada kesatuan dengan orang-orang yang
  dipimpin (baca: partnership). Berbeda dari beberapa bukunya yang
  sudah dialihbahasakan oleh penerbit Interaksara, melalui buku yang
  satu ini, John C. Maxwell ingin membagikan artikel-artikel kecil
  inspiratif yang bermanfaat bagi penyempurnaan kepemimpinan Anda. Ada
  juga beberapa ayat Alkitab yang dicuplik oleh Maxwell yang bisa
  digunakan sebagai acuan kepemimpinan yang berhubungan dengan
  "partnership".

  Buku "The Power of Partnership in the Church" ini berukuran kecil 
  sehingga memudahkan pembaca untuk membawanya ke mana pun ia mau. 
  Isinya juga sangat singkat dan aplikatif. Isinya tidak dibagi-bagi 
  dalam bab-bab, disampaikan dengan bebas tapi tetap memiliki benang 
  merah yang sesuai dengan judul bukunya. Sangat menyegarkan dan cocok 
  sekali dibaca oleh semua orang, terlebih orang-orang Kristen, baik 
  pendeta, majelis, ketua komisi, maupun jemaat. Melalui setiap 
  inspirasi di dalamnya, kita bisa semakin mengembangkan kepemimpinan 
  di gereja berlandaskan kasih persaudaraan dalam Yesus karena kita 
  adalah satu tubuh Kristus. Selamat membaca dan mengambil manfaatnya!

  Ditulis oleh: Sri Setyawati

==================================**==================================
PERISTIWA

  26 Agustus ...
  1. 1346 - Artileri digunakan untuk pertama kalinya saat pasukan
     Inggris mengalahkan Perancis dalam Pertempuran Crécy.
  2. 1883 - Gunung Krakatau meletus dan menelan korban sebanyak 36.000
     jiwa.
  3. 1967 - PON ke-7 dibuka di Surabaya.

  Sumber: http://id.wikipedia.org/

==================================**==================================
STOP PRESS

           LOWONGAN PEKERJAAN YLSA: EDITOR DAN PENERJEMAH

  Yayasan Lembaga SABDA (YLSA) <http://www.ylsa.org> adalah sebuah
  yayasan Kristen yang terbeban dalam pelayanan dunia teknologi
  informasi, khususnya dalam menyediakan Alkitab dan bahan-bahan
  kekristenan secara tersambung (online). Saat ini YLSA membuka
  lowongan untuk para profesional muda yang ingin memberikan talenta
  terbaiknya untuk Tuhan dengan bekerja sebagai seorang Editor atau
  Penerjemah.

  Kualifikasi Khusus untuk Editor:
  1. S1 Sastra Indonesia, diutamakan dari bidang linguistik.
  2. Memiliki kecintaan terhadap bahasa Indonesia dan terbeban dalam
     pengembangan bahasa Indonesia.
  3. Berpengalaman dalam menyunting dan menulis naskah di media massa.

  Kualifikasi Khusus untuk Penerjemah:
  1. S1 Sastra Inggris.
  2. Berpengalaman dalam menerjemahkan naskah dari bahasa Inggris ke
     bahasa Indonesia dan sebaliknya.
  3. Memiliki pengalaman dalam menyunting naskah terjemahan.

  Kualifikasi Umum:
  1. Sudah lahir baru dalam Kristus dan sudah dibaptis.
  2. Memiliki panggilan yang jelas untuk melayani Tuhan.
  3. Diutamakan yang belum menikah.
  4. Menguasai tata bahasa dan EyD bahasa Indonesia.
  5. Gemar membaca dan menulis; mampu berpikir dan mengekspresikan
     diri.
  6. Memiliki profesionalitas, mampu bekerja dalam tim dengan tenggat
     waktu (deadline) yang ketat, memiliki ketelitian yang tinggi, dan
     berkeinginan besar untuk terus belajar.
  7. Nilai tambah:
     a. pernah mengikuti pelatihan penyuntingan naskah (Editor).
     b. pernah mengikuti pelatihan penerjemahan naskah (Penerjemah).
     c. pernah mengikuti seminar tentang bahasa Indonesia/Inggris.
  8. Bersedia ditempatkan di Solo, Jawa Tengah, minimal untuk 2 tahun.

  Jika Anda atau rekan Anda merasa terpanggil dan memenuhi kualifikasi
  di atas, segera kirimkan lamaran beserta kelengkapan lainnya (CV,
  fotocopy transkrip nilai dan ijazah, contoh tulisan Anda, dan surat
  referensi) ke alamat:
        HRD - YLSA
        Kotak Pos 25/SLONS
        Surakarta 57135

  Untuk informasi lebih lengkap silakan kirim e-mail ke:
  ==> < rekrutmen-ylsa(at)sabda.org >

  Informasi lowongan lainnya: http://ylsa.org/lowongan

  Catatan:
  --------
  Silakan sebarkan informasi ini kepada mereka yang membutuhkan.

==================================**==================================
Berlangganan: subscribe-i-kan-leadership(at)hub.xc.org
Berhenti: unsubscribe-i-kan-leadership(at)hub.xc.org
Kontak e-Leadership: leadership(at)sabda.org
Arsip e-Leadership: http://www.sabda.org/publikasi/e-leadership/arsip/
Situs Indo Lead: http://lead.sabda.org/
Network Kepemimpinan: http://www.in-christ.net/komunitas_umum/network_kepemimpinan/
______________________________________________________________________
Redaksi e-Leadership: Dian Pradana dan Sri Setyawati
Kontributor: Yenny dan Davida Welni Dana
e-Leadership merupakan kerjasama antara Indo Lead, YLSA, dll.
Didistribusikan melalui sistem network I-KAN
Bahan ini dapat dibaca secara on-line di:
http://www.sabda.org/publikasi/e-leadership/
Copyright(c) 2009 oleh YLSA
http://www.ylsa.org/ ~~ http://katalog.sabda.org/
Rekening: BCA Pasar Legi Solo No. 0790266579 / a.n. Yulia Oeniyati

Kunjungi Blog SABDA di http://blog.sabda.org/

==================================**==================================

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org