Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-leadership/25

e-Leadership edisi 25 (9-1-2008)

Mempersiapkan Seorang Pemimpin

 
                           Edisi Januari 2008
==================================**==================================
                     Milis Publikasi e-LEADERSHIP
                                 ****
                Topik: Mempersiapkan Seorang Pemimpin
==================================**==================================

  MENU SAJI

  EDITORIAL         : Dilahirkan untuk Menjadi Pemimpin?
  ARTIKEL 1         : Musa: Menyediakan Pemimpin-Pemimpin yang
                      Memenuhi Syarat
  ARTIKEL 2         : Mengembangkan Keterampilan Memimpin
  INSPIRASI         : Kepemimpinan Yesus

==================================**==================================
EDITORIAL

              -*- DILAHIRKAN UNTUK MENJADI PEMIMPIN? -*-

  Menurut Anda, apakah seseorang menjadi pemimpin sejak dia
  dilahirkan? Jika Anda berpikir demikian, Anda keliru. Pemimpin tidak
  lahir dengan sendirinya. Ada persiapan dan proses tertentu untuk
  membuat seseorang menjadi pemimpin. Kita dapat melihat bagaimana
  Allah mempersiapkan dan memproses Musa untuk memimpin umat Israel
  keluar dari Mesir.

  Semua potensi yang dimiliki Musa dalam memimpin tidak didapatkan
  secara instan. Seluruh aspek kehidupannya, termasuk karakter dan
  kepribadiannya, dibentuk melalui pengalaman-pengalamannya bersama
  dengan Allah. Dalam proses tersebut, Musa belajar mendengar dan
  bersedia menaati apa yang Tuhan inginkan darinya. Ini poin yang
  sangat penting bagi pemimpin Kristen, yaitu mendengar dan taat
  melakukan firman Allah.

  Mengawali tahun ini, e-Leadership membuka sajian dengan tema
  "Mempersiapkan Seorang Pemimpin". Kiranya sajian ini bermanfaat
  bagi para pemimpin Kristen. Tidak hanya untuk sekadar belajar
  memimpin, tetapi juga untuk mempersiapkan pengikutnya menjadi calon
  pemimpin masa depan. Sehingga pada akhirnya, krisis kepemimpinan
  Kristen dapat diakhiri.

  Mari berdoa, kiranya awal tahun ini menjadi momentum bagi lahirnya
  para pemimpin Kristen yang dikehendaki Tuhan dalam memimpin umat-Nya
  di dunia ini.

  Staf Redaksi e-Leadership,
  Puji Arya Yanti

           "Kuatkan dan teguhkanlah hatimu, sebab engkaulah
            yang akan memimpin bangsa ini memiliki negeri
     yang Kujanjikan dengan bersumpah kepada nenek moyang mereka
             untuk diberikan kepada mereka." (Yosua 1:6)
            < http://www.sabda.org/sabdaweb/?p=Yosua+1:6 >

==================================**==================================

        THE QUESTION ISN`T, "HOW MANY FOLLOWERS DO YOU HAVE?"
             IT`S, "HOW MANY LEADERS ARE YOU DEVELOPING?"

==================================**==================================
ARTIKEL 1

   -*- MUSA: MENYEDIAKAN PEMIMPIN-PEMIMPIN YANG MEMENUHI SYARAT -*-
                     Diringkas oleh: Dian Pradana

  Musa diperintahkan memilih orang-orang untuk mendampinginya dan
  membantu menanggung beban dalam memimpin bangsa Israel. Mereka ini
  haruslah orang-orang yang takut dan hormat kepada Allah (Kel.
  18:21), konsisten menetapi janji-janji mereka, berpegang pada
  perkataan mereka, dan berintegritas.

  Ia memilih orang-orang yang membenci ketamakan dan yang tidak
  digoyahkan oleh kepentingan keuangan. Ia mencari orang-orang yang
  memunyai roh hikmat karena hikmat dibutuhkan dalam setiap aspek
  kepemimpinan dan kehidupan. Musa bertanggung jawab pula untuk
  menyediakan pemimpin-pemimpin yang dapat dihormati, dipercayai, dan
  diikuti tanpa rasa takut oleh umat.

  Lalu, di mana Anda menemukan kepemimpinan yang memenuhi syarat?
  Apakah Anda akan membangun orang-orang tersebut sendiri atau
  mengimpor mereka dari suatu perguruan tinggi atau gereja lainnya?
  Jika memilih untuk melatih orang-orangnya sendiri, metode apakah
  yang harus digunakan dan syarat-syarat apakah yang harus dimiliki
  pemimpin tersebut?

  Alkitab merupakan sumber bagi setiap orang yang melatih
  pemimpin-pemimpin dan mereka yang berupaya membangun gereja-gereja
  lokal yang sehat. Karena itu, konsep-konsep dan prinsip-prinsip
  membangun pemimpin-pemimpin lokal haruslah alkitabiah.

  Anda memiliki tanggung jawab untuk menghimpun pemimpin-pemimpin
  potensial dan mengembangkan mereka untuk menjadi para pemimpin yang
  baik untuk jemaat. Kitab 1Tawarikh 12:22 mengatakan, "Dari hari ke
  hari orang datang kepada Daud untuk membantu dia sehingga mereka
  menjadi tentara yang besar, seperti bala tentara Allah." Apabila
  Anda mengumpulkan pemimpin-pemimpin yang besar, Anda memiliki
  permulaan sebuah gereja yang luar biasa. Pemimpin-pemimpin Anda itu
  akan memiliki kemampuan untuk melaksanakan pekerjaan Allah dalam
  setiap departemen gereja sebagaimana yang akan Anda lakukan dengan
  Roh Kudus yang mengurapi Anda -- dan bahkan lebih baik lagi.

  Yesus berdoa semalaman sebelum ia memilih kedua belas murid (Luk.
  6:12-13). Apabila Anda mengumpulkan para pemimpin, Anda mengambil
  suatu risiko. Doa yang sungguh-sungguh merupakan satu-satunya
  pendekatan yang bijaksana!

  Anda berisiko menghimpun pemimpin licik.
  ----------------------------------------
  Kisah Para Rasul 28:3 mengatakan, "Ketika Paulus memungut seberkas
  ranting-ranting dan meletakkannya di atas api, keluarlah seekor ular
  beludak karena panasnya api itu, lalu menggigit tangannya."

  Paulus mengumpulkan ranting-ranting untuk membuat api dan
  menghangatkan dirinya. Tetapi dalam ranting itu ada seekor ular.
  Secepat ular itu terkena panas, secepat itu pula ular tersebut
  menggeliat keluar dan memagut tangan Paulus.

  Apabila kita menghimpun para pemimpin, kita memiliki kemungkinan
  seperti yang dihadapi Paulus, di mana di antara ranting-ranting itu
  akan muncul seekor ular. Dan ular itu bisa jadi menempelkan dirinya
  ke tangan Anda dan menjadi racun dalam pelayanan.

  Paulus mengibaskan ular itu dan Anda juga dapat melakukannya. Yesaya
  11:1-3 menyebutkan, kita harus belajar menghakimi bukan dengan mata
  jasmaniah atau telinga jasmaniah. Kita harus berdoa semalaman
  seperti Yesus, yang berdoa memohon kejelian membedakan dalam memilih
  pemimpin-pemimpin yang benar.

  Anda berisiko menghimpun pemimpin-pemimpin teruji.
  --------------------------------------------------
  Paulus memilih Yohanes Markus. Namun, ia malah meninggalkan Paulus
  pada saat menghadapi tekanan. Ia meninggalkan tim yang saat itu
  dalam keadaan krisis (Kis. 13:13). Sikapnya mengecewakan Paulus dan
  menunjukkan kelemahan dalam karakter. Namun, ia dipulihkan ke dalam
  tim kepemimpinan setelah mengalami pengembangan karakter (2Tim.
  4:11).

  Para pemimpin mengambil risiko semacam ini dalam memilih
  pemimpin-pemimpin yang tidak atau belum teruji. Kita bisa jadi
  terkejut dan kecewa. Namun, janganlah menjadi begitu kecewa sehingga
  Anda menolak untuk memulihkan seorang pemimpin yang telah
  mengecewakan Anda. Tetaplah mengembangkan mereka sekalipun Anda
  memang melihat kelemahan-kelemahan mereka yang mencolok.

  Anda berisiko menghimpun pemimpin-pemimpin yang tidak stabil dan
  tidak setia.
  ----------------------------------------------------------------
  Daud memilih Ahitofel (2Sam. 15:12, 16:21, 17:23), Paulus memilih
  Demas (Kol. 4:14). Demas diubahkan dalam waktu yang singkat oleh
  kehadiran Paulus. Ia dipengaruhi oleh pelayanan magnetis Paulus.
  Namun, ia juga cepat menjauh dari magnet itu dan kembali pada
  karakternya, bahkan menyangkali jalan Kristus (lihat 2Tim.4:10). Ia
  adalah ciri seorang murid yang hatinya terombang-ambing, yang
  menyebabkan ia melepaskan pengorbanan lalu tenggelam di dalam
  perairan dunia yang berputar-putar.

  Anda berisiko menghimpun pemimpin-pemimpin yang tidak setia.
  ------------------------------------------------------------
  Absalom dikaruniai kecantikan yang menakjubkan, kehadiran yang
  berwibawa, martabat alamiah, anugerah yang luar biasa, memesona, dan
  fasih bicara (2Sam. 14:25). Namun, tabiat khianat ada di dalam
  dirinya. Absalom memunyai luka hati yang belum terselesaikan yang
  membuatnya membenci dan mengkhianati Daud. Ego, kesombongan, dan
  sikap mementingkan diri membuatnya percaya bahwa ia dapat memiliki
  segala yang ia inginkan. Ia juga yakin bahwa ia adalah pemimpin yang
  lebih baik dan lebih hebat daripada ayahnya sendiri.
  Ketidaksetiaannya membawa dia kepada sebuah komplotan pembunuhan
  terhadap keluarganya sendiri (2Sam. 15). Ia bersedia menyerang
  Daud supaya egoismenya dapat dipuaskan.

  Anda berisiko menghimpun pemimpin-pemimpin yang mau memanfaatkan
  gereja lokal bagi tujuan-tujuan mereka sendiri, tanpa memerhatikan
  kawanan domba sebagaimana lazimnya seorang penggembala sejati.
  ------------------------------------------------------------------
  Tentu kita mengharapkan pemimpin yang memiliki hati yang tidak mudah
  tersinggung, yang tidak mengeluh, yang percaya pada jalan Allah dan
  pembenahan-Nya. Pemimpin seperti ini sangatlah jarang.

  Kita memerlukan pemimpin-pemimpin yang dilahirkan dalam
  elemen-elemen utama dari visi, prinsip-prinsip, dan
  filosofi-filosofi gereja lokal. Mereka perlu dilahirkan dalam visi
  rumah Allah (Ams. 29:18), prinsip-prinsip rumah Allah (2Taw. 4:20; 1Taw. 15:13), filosofi rumah Allah, standar-standar rumah Allah,
  doktrin-doktrin rumah Allah, prosedur-prosedur rumah Allah, dan
  semangat rumah Allah. Sebagaimana yang terdapat dalam Kejadian
  14:14, "Dikerahkannyalah orang-orang yang terlatih, yakni mereka
  yang lahir di rumahnya."

  Proses kelahiran bagi para anggota tim memerlukan suatu identifikasi
  spiritual dengan gereja lokal. Pada saat visi dan prinsip-prinsip
  gereja lokal ditetapkan, semua itu harus berasimilasi ke dalam roh
  para anggota tim, bukan hanya ke dalam pikiran mereka. Suatu
  iluminasi (pengungkapan pengertian) spiritual harus menghasilkan
  suatu roh yang dapat diajar/dikoreksi dan seorang pemimpin yang
  diubahkan.

  Roh Kudus akan mengiluminasi pikiran Anda sewaktu tim sudah
  dibentuk. Tuhan akan meletakkan pada hati gembala senior orang-orang
  yang patut untuk dilatih dan dibina di dalam gereja lokal. Carilah
  stabilitas karakter, seseorang dengan hati yang berpendirian tetap,
  tidak terganggu, dan tidak mudah tersinggung. Suatu ciri
  identifikasi positif adalah tentunya kesetiaan dalam segala bidang
  kehidupan -- kesetiaan dalam perkara-perkara kecil, dalam
  perkara-perkara natural, dan dalam perkara-perkara milik orang lain
  (Luk. 16:10-12).

  Seorang pemimpin yang rendah hati akan memberi tanggapan yang layak
  ketika dikoreksi. Jika terdapat kesombongan, akan ada reaksi dan
  iritasi/gangguan secara terus-menerus pada saat Anda mencoba
  membangun seorang pemimpin yang tidak bisa menerima koreksi.

  Perhatikan mereka yang bersedia melayani dalam bidang-bidang yang
  derajatnya lebih rendah, bukan hanya dalam bidang-bidang yang mereka
  pilih. Mereka harus menunjukkan suatu kesediaan untuk melayani dalam
  bidang apa pun yang diperlukan di gereja. Seseorang yang
  memanipulasi dirinya ke dalam suatu tempat kepemimpinan tanpa
  melayani adalah seorang pemimpin yang akan merusakkan tubuh Kristus.

  Sebuah tingkatan integritas pribadi yang tinggi adalah sesuatu yang
  sangat penting sekali. Seorang pemimpin harus mempertanggungjawabkan
  kata-katanya sendiri secara serius. Kepadanyalah setiap orang kelak
  berjanji dan memiliki kewajiban untuk memenuhinya, seorang yang akan
  menggenapi nazar dan komitmennya. Jika seorang pemimpin tidak
  membuat catatan-catatan, mengatakan amin, tersenyum, atau
  menunjukkan tanggapan, sesungguhnya haruslah ada beberapa diskusi
  mengenai kasih orang itu terhadap penyampaian khotbah.

  Ketika seorang pemimpin dilahirkan di dalam gereja lokal, ia akan
  memiliki kasih yang murni terhadap jemaat. Ia akan tinggal setelah
  kebaktian dan bergaul dengan orang banyak. Jemaat akan senang
  bersamanya dan berkumpul di sekitarnya pada setiap kebaktian umum,
  acara makan, persekutuan rumah tangga, dan pertemuan kepemimpinan.
  Kepekaannya akan kebutuhan-kebutuhan orang lain akan membuat orang
  lain mengasihinya sebagai seorang pemimpin.

  Pilihlah orang-orang yang memiliki keluarga yang sukses, juga dalam
  pekerjaan. Berhati-hatilah terhadap mereka yang tidak mampu
  memelihara keyakinan-keyakinannya dan yang tergesa-gesa dalam
  membuat keputusan. Jika seseorang terus-menerus membuat
  pertimbangan-pertimbangan yang lemah dan keputusan-keputusan yang
  tidak baik meskipun telah diperingatkan dan diajari, orang itu
  akhirnya akan melukai gereja.

  Orang yang secara emosional tidak stabil dalam situasi-situasi yang
  menyebabkan tekanan, juga akan menyebabkan masalah-masalah emosional
  dalam gereja. Anda tidak hanya harus melihat kepemimpinannya itu
  sendiri, tetapi juga mempertimbangkan istrinya. Ketidakstabilan
  emosional akan menimbulkan tekanan, baik di dalam rumah tangga
  maupun dalam bidang kepemimpinan mereka.

  Jika seseorang tengah mengejar promosi dan pengakuan, akan muncul
  dalam cara-cara yang kecil sebelum dimanifestasikan secara jelas.
  Perhatikan jika ia selalu memihak kepada orang-orang yang membuat
  keputusan-keputusan yang salah, atau yang mengembangkan
  konsep-konsep yang salah. Jika ia secara teratur membenarkan dirinya
  dan mengalihkan penyalahan dari dirinya, sebaiknya Anda tidak
  membangunnya sebagai seorang pemimpin.

  Semua anggota tim pelayanan yang potensial harus menghadapi api
  pewahyuan Allah. Api menunjukkan tabiat sesungguhnya dari pemimpin
  yang potensial. Sebelum seorang pemimpin melampaui api, ia adalah
  suatu faktor yang tidak dikenal dalam tim kepemimpinan (Lihat Im.
  1:7-17; Mat. 3:11-12; 1Kor. 3:13; 1Pet. 1:7; Ibr. 12:24).

  Diringkas dari:
  Judul buku: Kunci-Kunci Efektif bagi Kepemimpinan yang Sukses
  Judul bab : Musa: Menyediakan Pemimpin-Pemimpin yang Memenuhi Syarat
  Penulis   : Frank Damazio
  Penerjemah: Maya Suganda
  Penerbit  : Harvest Publication House (Departemen Penerbitan I.H.O),
              Jakarta 1993
  Halaman   : 85 -- 95

==================================**==================================
ARTIKEL 2

             -*- MENGEMBANGKAN KETERAMPILAN MEMIMPIN -*-

  Diperlukan Patokan
  ------------------
  Dikatakan bahwa seorang pemimpin belajar menjadi pemimpin. Artinya,
  seseorang harus diberi waktu agar ia bisa menjadi pemimpin.
  Sebelumnya, sebuah divisi harus memiliki rencana untuk menemukan
  prospek yang terbaik. Pemilihan acak jarang memberi hasil yang
  terbaik karena jika seseorang memang tidak berpotensi, tentu akan
  sia-sia. Prospek itu harus menunjukkan perilaku positif terhadap
  organisasi dan memberikan bukti yang kuat bahwa ia akan mampu untuk
  belajar hal baru yang memerlukan keterampilan yang lebih. Pengenalan
  kemampuan kepemimpinan itu penting.

  Hal lain yang harus dilihat adalah karakter. Etika yang
  diperlihatkan seseorang adalah ukuran yang baik untuk menilai
  karakter seseorang. Karakter meliputi kemampuan untuk membuat
  keputusan yang tepat, untuk mengetahui apakah sebuah tindakan itu
  benar secara moral atau tidak.

  Kepribadian juga penting. Seseorang yang dicari untuk memimpin harus
  sanggup untuk bergaul dengan orang lain dan bersedia bekerja sama.

  Kedekatan akan menyingkap orang-orang yang tampaknya membawa sikap
  itu sejak ia bayi. Ketika menemukan orang seperti itu, akan
  bijaksana untuk menugasi mereka dengan tugas-tugas yang tak terlalu
  penting. Ketika mereka berkembang, ukuran tanggung jawab mereka juga
  akan lebih besar. Jika sepertinya ia sanggup mengikutinya, itu
  berarti ia berpotensi dan sanggup mengambil inisiatif saat sebuah
  keputusan diperlukan. Inisiatif sering kali menunjukkan potensi
  kepemimpinan karena sikap seperti itu menyingkap motivasi; artinya,
  ia memahami situasi dan kemudian memilih tindakan yang paling tepat.

  Potensi kepemimpinan memerlukan beberapa ukuran.
  1. Bisakah ia belajar melaksanakan tugas?
  2. Apakah ia sepaham dengan organisasi?
  3. Apakah ia cocok dengan orang lain yang ada di organisasi?
  4. Bisakah ia memberi tahu orang lain apa dan bagaimana melakukan
     sesuatu?
  5. Apakah ia menerima perintah dengan sebal dan berat hati?
  6. Apakah ia teratur?
  7. Apakah ia bertanggung jawab?

  Sekali pengamatan telah dilakukan, pemilihan orang yang berpotensi
  memimpin harus segera dilakukan.

  Kemandegan sebuah organisasi, baik Kristen maupun sekular, adalah
  karena menentang adanya pelatihan bagi orang yang berpotensi
  memimpin. Sayangnya, kebanyakan pelatihan ditujukan agar orang
  memiliki keterampilan daripada kemampuan memengaruhi orang lain
  melalui kepemimpinan. Kedua hal itu diperlukan, keseimbangan
  keduanya akan memberikan hasil yang maksimal.

  Ketika orang dengan potensi kepemimpinan dipilih, langkah pertama
  dalam pelatihan kepemimpinan selalu -- harus -- mengorganisasi
  pelatihan kepemimpinan. Yang merencanakan hal itu haruslah orang
  yang kompeten, dihormati, dan diakui. Jika memungkinkan, orang itu
  adalah pemimpin teratas.

  Diperlukan Ujian
  ----------------
  Pada awalnya, orang yang berpotensi harus disaring melalui tes
  intelektual dan psikologi. Banyak organisasi Kristen menggunakannya
  dan hasilnya pun baik. Contohnya, banyak denominasi dan organisasi
  misi di Amerika memberikan tes psikologi pada calon misionaris
  mereka. Semua beban yang harus ditanggung orang Amerika saat mereka
  berangkat ke ladang misi -- standar hidup yang lebih rendah daripada
  yang biasa mereka miliki, perpisahan dengan keluarga, beban
  keuangan, belajar tradisi dan bahasa baru -- mendorong mereka untuk
  memerlukan seseorang yang memiliki kualitas kerohanian yang baik.
  Hampir semua orang mengalami "culture shock". Statistik menunjukkan,
  sedikit dari yang lolos ujian psikologi yang kembali ke rumah.

  Mengabaikan pengetahuan itu adalah kebodohan karena pengetahuan
  tidak hanya mengungkapkan faktor personal, namun juga sikap. Lebih
  daripada keterampilan, sikap sering kali akan menentukan sebuah
  efektivitas. Sikap adalah sesuatu yang tidak dapat diajarkan, dan
  banyak orang tidak sadar bahwa masalah dalam hubungan mereka dengan
  organisasi adalah karena faktor sikap. Pengujian dapat mengindikasi
  masalah seperti itu.

  Beberapa tes psikologi juga mengungkapkan kelemahan dan minat. Hal
  itu membantu seseorang dan pelatih untuk mengetahui dengan tepat
  bidang apa yang seharusnya menjadi fokus. Tes yang bisa membantu
  dikembangkan oleh Craig dan Charters; tes ini dapat dipakai dalam
  segala situasi untuk memberi suatu indikasi akan kelemahan dan
  kelebihan seseorang. Di World Vision, kami sering menggunakan apa
  yang disebut tes Worthington-Hurst guna membantu menentukan
  kelemahan dan kelebihan dalam kepemimpinan.

  Ada asumsi kuat bahwa orang yang intelektualnya rendah biasanya
  tidak akan sanggup memimpin. Itu bukan berarti bahwa ia tidak
  sanggup. Ia mungkin saja memiliki keunggulan dalam hal lain yang
  dapat dimanfaatkan oleh organisasi. Kadang orang seperti itu tekun
  dan memiliki temperamen yang stabil; hal itu merupakan sebuah aset
  bagi organisasi.

  Pelatihan juga harus menyertakan baik ujian dan pengolahan
  kepribadian. Satu gereja yang saya tahu mengharuskan semua
  penatuanya untuk mengambil kursus Dale Carnegie. Pemimpin terbaik
  akan mengeluarkan seluruh aspek dalam kehidupannya untuk memengaruhi
  orang lain. Pelatihan kepemimpinan juga akan baik jika menyertakan
  kursus berpidato di depan umum untuk mengembangkan kepercayaan diri.
  Banyak pemimpin kompeten menjadi tidak terlalu efektif dalam
  memimpin karena mereka tidak berbicara dengan baik di hadapan
  sekelompok orang. Hal seperti itu membuat mereka menjadi kurang
  meyakinkan (persuasif), padahal itu merupakan sesuatu yang harus
  dimiliki oleh seorang pemimpin.

  Membantu agar Pelatihan Efektif
  -------------------------------
  Ordway Tead, dalam bukunya "The Art of Leadership", mengemukakan
  beragam metode dalam memberi pelatihan kepemimpinan. Ia memberikan
  lima metode instruksi seperti berikut.

  1. Pengalaman dalam situasi kepemimpinan di bawah pengawasan.
  2. Peningkatan dari situasi kepemimpinan yang lebih kecil menuju ke
     situasi kepemimpinan yang lebih besar.
  3. Kerja magang untuk praktik dan belajar.
  4. Konferensi pembahasan metode oleh sekelompok pemimpin.
  5. Konferensi pribadi yang sistematis antara pelatih dan pemimpin.

  Pengalaman adalah hal yang penting. Banyak situasi yang dapat
  dijadikan alat untuk memberi seseorang pengalaman dalam memimpin;
  saat kepala departemen sedang cuti misalnya, seorang asisten harus
  melakukan tanggung jawabnya sementara. Pelatihan seperti ini tiada
  duanya.

  Peningkatan kepemimpinan mungkin terencana atau terjadi karena
  rutinitas, seperti asisten yang naik posisi karena atasannya
  pensiun. Jika orang itu disukai, kesempatannya besar untuk bisa
  sukses. Namun, metode rutinitas seperti itu tidak menjamin sebuah
  kepemimpinan yang baik sebab posisi itu didapat lebih banyak karena
  kesempatan. Dengan perencanaan dan evaluasi yang terstruktur,
  prospek adanya kepemimpinan yang kuat akan lebih bagus.

  Percobaan
  ---------
  Kerja magang adalah metode yang dapat meningkatkan jiwa kepemimpinan
  dengan mudah. Metode ini sering digunakan di toko besar, bank, dan
  organisasi industri; gereja menganggap metode ini sebagai metode
  yang baik sekali untuk mendapatkan seorang pemimpin. Metode ini
  memerlukan pengetahuan akan sejarah dan misi organisasi. Setelah
  itu, ada percobaan selama beberapa waktu. Jika ia menjalaninya
  dengan baik, ia akan naik tingkat saat ada peluang.

  Prosedurnya memerlukan pengawasan yang saksama dan kontak
  berkelanjutan dengan orang yang bersangkutan. Tead mengemukakan
  kesulitan-kesulitan yang mungkin dihadapi.

    Harus ada pemilihan pekerja magang dengan saksama; harus ada
    peluang yang benar-benar peluang, tidak terlalu lama ditunda untuk
    memberi seseorang tanggung jawab; kandidat pekerja magang harus
    diusahakan untuk tidak sombong; tidak boleh ada usaha yang
    dibuat-buat untuk menahannya di organisasi jika ia telah pantas
    untuk mendapat kesempatan; harus ada usaha agar seluruh organisasi
    tidak merasa bahwa kandidat pekerja magang itu adalah seorang yang
    spesial di manajemen daripada para pemimpin potensial lain yang
    berusaha sendiri untuk sukses.

  Konferensi yang diadakan untuk diskusi khusus mengenai kebutuhan
  yang harus dimiliki seorang pemimpin juga merupakan cara sukses
  untuk menemukan dan melatih pemimpin masa depan. Sekarang ini, tidak
  ada kepemimpinan yang lepas dari pesatnya perkembangan pengetahuan
  dan teknik. Hal itu benar adanya dalam organisasi Kristen. Kursus
  penyegaran mungkin adalah cara yang paling efektif.

  Akhirnya, saat pelatihan kepemimpinan berjalan, wawancara dengan
  orang yang dilatih harus banyak dilakukan. Pelatih harus mengawasi
  sikap si terlatih dalam bekerja. Impresi dan panduan bisa jadi yang
  terbaik yang dapat diberikan saat wawancara; wawancara seperti itu
  harus direncanakan menurut waktu dan apa yang mau dibicarakan.
  Semakin tinggi posisi kepemimpinan, semakin pentinglah wawancara
  seperti itu. Yang berbahaya dalam organisasi yang sedang berkembang
  adalah tidak adanya seseorang yang bersedia memberikan kritik atau
  pandangan yang diperlukan untuk membantu orang menjadi pemimpin.

  Mengukur Perkembangan
  ---------------------
  Perkembangan itu penting dan perkembangan itu harus diukur. Jika
  pemimpin potensial tidak belajar menggunakan materi yang diajarkan
  pada mereka dengan efektif, program pelatihan harus direvisi.
  Beberapa kriteria dapat mengukur faktor ini, meski memang tidak
  mudah. Ordway Tead memberikan lima saran yang mungkin cocok dengan
  beberapa jenis situasi kepemimpinan.

  1. Jumlah pekerjaan yang diselesaikan divisi yang dipimpinnya.
     Mungkin bisa diukur melalui jumlah atau pengorbanan yang
     diperlukan seseorang setiap jamnya untuk melakukan suatu
     pekerjaan.
  2. Kualitas pekerjaan yang dikerjakan oleh suatu divisi. Kadang, hal
     ini bisa dilakukan dengan inspeksi, analisa sikap klien (rekan
     kerja), pelanggan, atau masyarakat.
  3. Kestabilan keanggotaan dalam divisi. Jika sering ada orang yang
     masuk dalam divisi, kemudian langsung keluar, itu adalah pertanda
     buruk. Daftar keluar-masuk staf digunakan di banyak organisasi
     untuk mengetahui hal seperti itu. Dan jumlah staf dalam divisi
     dalam beberapa tahun yang ditentukan bisa menunjukkan stabil
     tidaknya divisi itu.
  4. Jumlah keluhan atau kekecewaan yang dialamatkan pada penanggung
     jawab divisi itu.
  5. Pendapat staf divisi mengenai hubungan mereka dengan pemimpin.

  Dalam analisa akhir, perkembangan keterampilan memimpin dinilai dari
  performa. Bukan hanya pada hal yang telah dilakukan pemimpin, tapi
  juga dalam hal kepuasan kerja, semangat dan usaha gigih yang
  ditunjukkan para bawahan, dan tingkat kesetiaan dan sikap yang
  diperlihatkan bawahan. (t/Dian)

  Diterjemahkan dan disesuaikan dari:
  Judul buku   : The Making of a Christian Leader
  Judul artikel: Developing Leadership Skills
  Penulis      : Ted W. Engstrom
  Penerbit     : The Zondervan Coporation, Michigan 1976
  Halaman      : 121 -- 126

==================================**==================================
INSPIRASI

                      -*- KEPEMIMPINAN YESUS -*-

  Salah satu hal yang membuat Yesus Kristus dianggap seorang pemimpin
  yang hebat adalah kemampuan-Nya untuk terus memegang tujuan-Nya yang
  sejati dalam memimpin. Sejak Ia memanggil murid-murid-Nya yang
  pertama, "Mari, ikutlah Aku, dan kamu akan Kujadikan penjala
  manusia" (Mat. 4:19), Yesus selalu berfokus untuk melatih
  pengikut-pengikut-Nya untuk menjadi pemimpin yang efektif seperti
  diri-Nya.

  Pelatih basket saya semasa kuliah biasa mengatakan, "Selalu ingat
  bahwa bukanlah seberapa baik Anda memulai pertandingan, namun
  bagaimana Anda mengakhirinya!" Saya baru saja melihat Kentucky
  Derby, dan kuda yang memenangkan pertandingan itu berada pada posisi
  akhir saat pertandingan dimulai. Banyak pemimpin memulai dengan
  baik, namun mengakhirinya dengan buruk. Mereka memiliki kemampuan
  hebat dalam menentukan pengikut dan menjadi teladan, namun mereka
  tampaknya tidak dapat mengubah pengikut mereka menjadi pemimpin
  seperti mereka. Satu alasan mengapa ini terjadi adalah karena
  mudahnya melupakan tujuan sejati dari pada memimpin. Pemimpin adalah
  orang yang sibuk, dan semakin sibuk mereka, semakin mudah mereka
  melupakan tujuan itu.

  Banyak pemimpin yang terjebak dalam aktivitas. Mereka menghabiskan
  waktu bekerja mereka untuk pengikut mereka daripada melatih para
  pengikut mereka. Selama itu terjadi, mereka tidak akan pernah
  sanggup menerapkan prinsip-prinsip kepemimpinan yang dilakukan oleh
  Yesus.

  Yesus Kristus selalu berusaha meluangkan waktu sehingga Ia bisa
  melatih pengikut-Nya dengan baik (Mrk. 6:30-32). Tidak peduli betapa
  sibuknya Ia, Yesus selalu ingat akan perlunya memberikan waktu untuk
  melatih para pengikutnya agar bisa menjadi pemimpin.

  Anda mungkin hebat dalam mencari pengikut. Anda mungkin juga hebat
  dalam memberikan teladan dan memimpin. Namun, seberapa banyakah
  pengikut Anda yang menjadi pemimpin seperti Anda? Pertanyaannya
  bukan "Berapa banyak pengikut yang Anda punya?", melainkan "Berapa
  banyak pemimpin yang telah Anda kembangkan?"

  Setiap pemimpin yang baik memiliki dua tujuan. Satu adalah tujuan
  atau sebab ia memimpin. Tujuan yang pertama ini adalah yang
  memotivasinya untuk berinisiatif menjadi teladan bagi orang lain.
  Sekali ia memunyai pengikut yang memiliki tujuan yang sama
  dengannya, pemimpin yang baik akan mengembangkan tujuannya yang
  kedua.

  Tujuan yang kedua adalah melatih pengikutnya menjadi pemimpin yang
  efektif sehingga tujuan yang pertama dapat tercapai dengan lebih
  cepat dan efektif.

  Kebanyakan pemimpin memahami tujuan yang utama, namun untuk
  menerapkan prinsip kepemimpinan Perjanjian Baru, kita juga harus
  mengembangkan tujuan yang kedua. (t/Dian)

  Diterjemahkan dan diringkas dari:
  Judul buku: The New Leader; A Revolutionary Approach to Effective
              Leadership
  Judul bab : The Formula for Revolutionizing Leadership
  Penulis   : Myron Rush
  Penerbit  : Victor Books, Wheaton 1987
  Halaman   : 57 -- 58

==================================**==================================
Berlangganan       : subscribe-i-kan-leadership(at)hub.xc.org
Berhenti           : unsubscribe-i-kan-leadership(at)hub.xc.org
Kontak e-Leadership: leadership(at)sabda.org
Arsip e-Leadership : http://www.sabda.org/publikasi/e-leadership/arsip
Situs Indo Lead    : http://lead.sabda.org/
----------------------------------------------------------------------
        Redaksi e-Leadership: Dian Pradana dan Puji Arya Yanti
    e-Leadership merupakan kerja sama antara Indo Lead, YLSA, dll.
             Didistribusikan melalui sistem network I-KAN
           Bahan ini dapat dibaca secara on-line di situs:
             http://www.sabda.org/publikasi/e-leadership/
                      Copyright(c) 2008 oleh YLSA
         http://ylsa.sabda.org/ ~~ http://katalog.sabda.org/
  Rekening: BCA Pasar Legi Solo No. 0790266579 / a.n. Yulia Oeniyati
==================================**==================================

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org