Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-leadership/23

e-Leadership edisi 23 (8-11-2007)

Berpikir Positif



                         Edisi November 2007
==================================**==================================
                     Milis Publikasi e-LEADERSHIP
                                 ****
                       Topik: Berpikir Positif
==================================**==================================

  MENU SAJI

  EDITORIAL         : Berpikir Positif
  ARTIKEL           : Berhentilah Merasa Khawatir
  TIPS              : Mengembangkan Cara Berpikir Positif
  INSPIRASI         : Lebih dari Sekadar Keringat Serta Inspirasi
  JELAJAH           : Mind Tools
  STOP PRESS        : - Indonesian Christian Networks: Equipping One
                        Another
                      - Mengenal Dunia Penulisan Melalui Pelitaku

==================================**==================================
EDITORIAL

                       -*- BERPIKIR POSITIF -*-

  Baru-baru ini saya mendapat kiriman sebuah artikel yang membuat saya
  kagum. Artikel itu mengisahkan seorang manajer pada sebuah restoran
  yang sekaligus menjadi motivator di tempat kerjanya. Jika
  karyawannya sedang mengalami hari yang buruk, dia selalu ada di
  sana, memberitahu bagaimana melihat sisi positif dari situasi yang
  tengah dialami, dan ini selalu dilakukannya di sepanjang hidup dan
  kariernya.

  Bagaimana mungkin kita juga bisa menjaga pikiran kita untuk terus
  berpikir positif atas apa yang terjadi di dalam hidup kita? Hidup
  memang pilihan. Oleh karena itu, setiap kali bangun tidur, ada
  baiknya jika kita memilih untuk menjalaninya dengan bersikap
  positif. Terlebih dengan memandang bahwa Tuhan tidak pernah
  merancangkan kecelakaan kepada kita (Yer. 29:11) dan bahwa segala
  sesuatu terjadi untuk kebaikan kita (Rm. 8:28). Dengan demikian,
  kita dapat menjadikannya sebagai kesempatan untuk belajar dan
  mengambil hal-hal positif dalam menjalani hidup di kemudian hari.
  Bayangkan bila kita berhasil menerapkan hal ini kepada orang-orang
  yang kita pimpin. Betapa besar dampaknya!

  Edisi kali ini kiranya mengingatkan para pemimpin Kristen bagaimana
  seharusnya hidup; bahwa melalui pikiran yang positif akan
  menghasilkan sikap hidup yang positif pula sehingga kita dapat
  mensyukuri hidup dan berdampak pada orang yang kita pimpin. Temukan
  hal-hal positif melalui Artikel, Tips, dan Inspirasi kali ini.
  Selamat menyimak, selamat berpikir positif!

  Redaksi Tamu e-Leadership,
  Pipin Kuntami

      "Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apapun juga, tetapi
  nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan
             permohonan dengan ucapan syukur." (Filipi 4:6)
              < http://sabdaweb.sabda.org/?p=Filipi+4:6 >

==================================**==================================

   No problem is insurmountable. With a little courage, teamwork,
          and determination, a person can overcome anything.
                              (B. Dodge)

==================================**==================================
ARTIKEL

                  -*- BERHENTILAH MERASA KHAWATIR -*-

  "Karena itu Aku berkata kepadamu: Janganlah kuatir akan hidupmu,
  akan apa yang hendak kamu makan atau minum, dan janganlah kuatir
  pula akan tubuhmu, akan apa yang hendak kamu pakai. Bukankah hidup
  itu lebih penting daripada makanan dan tubuh itu lebih penting
  daripada pakaian? Pandanglah burung-burung di langit, yang tidak
  menabur dan tidak menuai dan tidak mengumpulkan bekal dalam lumbung,
  namun diberi makan oleh Bapamu yang di surga. Bukankah kamu jauh
  melebihi burung-burung itu? Siapakah di antara kamu yang karena
  kekuatirannya dapat menambahkan sehasta saja pada jalan hidupnya?
  Dan mengapa kamu kuatir akan pakaian? Perhatikanlah bunga bakung di
  ladang, yang tumbuh tanpa bekerja dan tanpa memintal, namun Aku
  berkata kepadamu. Salomo dalam segala kemegahannya pun tidak
  berpakaian seindah salah satu dari bunga itu. Sebab itu janganlah
  kamu kuatir akan hari besok, karena hari besok memiliki kesusahannya
  tersendiri. Kesusahan sehari cukuplah untuk sehari" (Matius 6:25-29,
  34).

  Apakah Anda terbiasa merasa khawatir? Apakah Anda menghabiskan
  sebagian besar perhatian dan tenaga untuk khawatir terhadap berbagai
  kesalahan masa lampau atau pikiran tentang masa mendatang? Bagaimana
  Anda menilai dengan jujur tentang apa yang Anda dapatkan di saat
  merasa kuatir? Apa yang Anda peroleh dari pekerjaan yang hanya
  berdasarkan pada kekhawatiran? Jika langkah pertama untuk menjadi
  pemimpin efektif terhadap orang lain adalah terlebih dahulu menjadi
  pemimpin diri sendiri yang efektif, apakah terus-menerus merasa
  khawatir merupakan ciri dari seorang pemimpin yang baik?

  Yesus pernah menyampaikan pemikiran-Nya sebagai suatu analisis yang
  cukup mendalam, yaitu mengenai kegagalan karena sebuah kekhawatiran.
  Firman-Nya mengenai hal ini merupakan yang paling puitis dan tajam:
  "Pandanglah burung-burung di langit, yang tidak menabur dan tidak
  menuai dan tidak mengumpulkan bekal dalam lumbung .... Perhatikanlah
  bunga bakung di ladang, yang tumbuh tanpa bekerja dan tanpa
  memintal, namun Aku berkata kepadamu: Salomo dalam segala
  kemegahannya pun tidak berbakaian seindah salah satu dari bunga
  itu." Tentunya, burung-burung dan bunga-bunga di ladang tidak pernah
  tergesa-gesa karena kekhawatiran terhadap berbagai kesalahan masa
  lampau atau bencana di masa mendatang. Pada dasarnya, mereka itu
  selalu baik adanya. Kenyataannya, mereka lebih daripada sekadar baik
  dengan tampak melayang tinggi di udara dan menikmati keindahan bumi
  yang memiliki gambaran hidup yang luar biasa indah dan keharuman
  teramat mewah. "Mengapa harus kuatir?" tanya Yesus. Sangatlah tidak
  masuk akal.

  Namun, sisi estetis dari orasi Yesus memuat lebih daripada sekadar
  prosa puitis tentang alam. Kenyataannya, bagian yang paling saya
  sukai dari filosofi-Nya tentang anjuran untuk membebaskan diri dari
  kekhawatiran berkaitan dengan akibat kekhawatiran itu sendiri. "Dan
  siapakah di antara kamu yang karena kekuatirannya dapat menambahkan
  sehasta saja pada jalan hidupnya?" Dalam Injil Lukas 12:26, Ia
  menambahkan, "Jikalau kamu tidak sanggup membuat barang yang paling
  kecil, mengapa kamu kuatir akan hal-hal lain?" Kita ditawarkan
  tantangan yang lebih mendalam untuk menggambarkan seluruh tenaga dan
  waktu yang terbuang karena kekhawatiran. Sebenarnya, jika kita
  memang bukan orang yang suka menderita, kita tidak akan mengalami
  proses munculnya kekhawatiran itu sendiri. Seperti yang ditunjukkan
  Yesus, bahwa hal itu tidak dapat dimasukkan ke dalam kehidupan kita
  sekecil apa pun bentuknya pada waktu tertentu. Kenyataannya,
  setumpuk bukti medis menunjukkan hal yang sebaliknya; bahwa stres
  yang disebabkan oleh kekhawatiran dapat menimbulkan berbagai
  permasalahan pribadi, termasuk semua penyakit yang secara dramatis
  dapat memperpendek usia seseorang, misalnya kanker, penyakit
  jantung, dan banyak lainnya. Yang pasti, kekhawatiran sama sekali
  tidak dapat sedikit pun memperpanjang usia, namun justru
  memperpendeknya, dan sering kali begitu dramatis.

  Stres yang berasal dari pergumulan diri seseorang dan tumpukan dari
  tekanan yang memerlukan perhatian kita di dalam pekerjaan dan
  kehidupan pribadi kita dapat disangkal sebagai penyebab lebih banyak
  lagi gangguan kesehatan dan psikologis daripada sumber lainnya.
  Banyak penelitian yang menuduh stres sebagai penyebab berbagai
  gangguan penyakit dan memerlukan biaya penyembuhan miliaran dolar.
  (Biaya untuk mengatasi stres akibat pekerjaan di AS diperkirakan
  menghabiskan sekitar 200 miliar setahun.) Tidaklah mengherankan jika
  kemudian stres dianggap sebagai penyakit abad ke-20 oleh ILO
  (International Labour Organization) yang berada di bawah naungan
  Perserikatan Bangsa-Bangsa. Dapatlah dikatakan secara sederhana
  bahwa stres dapat membuat hidup kita menjadi kacau. Suatu kandungan
  yang sangat berbahaya dari stres yang merusak adalah proses mental
  yang kita sebut kekhawatiran.

  Meskipun pengetahuan dan praktik kesehatan berkembang pesat dalam
  beberapa dekade terakhir, epidemi dari kekhawatiran yang destruktif
  dan stres masih terus berlangsung. Sebagai contoh, salah satu
  perhatian utama masyarakat akhir-akhir ini adalah ketakutan akan
  kehilangan pekerjaan. Sebuah survei yang dilakukan terhadap 2;2 juta
  orang selama empat tahun terakhir ini, telah menemukan bahwa hampir
  setengah dari pekerja di AS merasa khawatir akan kehilangan
  pekerjaan. Lebih lanjut, hampir setengahnya pula percaya bahwa
  kinerja yang baik tidak akan menghindarkan mereka dari PHK oleh
  pemilik perusahaan yang tidak loyal. Ketika pertimbangan semacam itu
  dipahami sebagai penyebab banyaknya orang yang kehilangan pekerjaan,
  ada hal menarik untuk dicatat bahwa kekhawatiran yang meluas ini
  terjadi pada saat pengangguran berada pada tingkat yang paling
  rendah.

  Kenyataan telah menunjukkan bahwa kekhawatiran dan stres dapat
  menjadi berbahaya bukanlah hal yang baru bagi kita; kita telah
  mendengar tentang semua itu sebelumnya. Lebih jauh lagi, kebanyakan
  dari kita dapat menerima dan mempercayai pesan yang berkelanjutan
  ini. Masalahnva, melakukan sesuatu hal terhadap proses kekhawatiran
  merupakan suatu tantangan yang paling sulit dipahami dalam kehidupan
  manusia.

  Kekhawatiran dapat mengarah pada kekosongan fisik, penyakit,
  gangguan psikologis, dan mengacaukan hubungan antarpribadi.
  Kehidupan saya telah dipenuhi dengan bukti-bukti mengenai kapasitas
  kekhawatiran yang destruktif. Pada perjalanan karier sebelumnya
  dalam bidang ritel, saya pernah memunyai seorang pimpinan yang
  diketahui mengidap suatu kekhawatiran yang sangat ekstensif sehingga
  mengalami insomnia yang berkepanjangan. Ia juga mengidap gangguan
  pada lambung yang membuatnya sering sakit. Ada juga kawan sekerja
  yang mengakui bahwa ia menjadi peminum berat setiap malam untuk
  meredam sakitnya itu. Seorang kawan lainnya meyakini sekali bahwa
  seorang teman dekatnya meninggal karena mengidap kanker yang
  disebabkan oleh kekhawatiran selama bertahun-tahun di dalam
  pekerjaannya. Banyak kasus semacam ini yang tidak terhitung
  jumlahnya. Saya sendiri pernah memunyai pengalaman kehabisan energi
  dan berbagai gejala fisik lainnya selama kehidupan saya yang
  dipenuhi oleh stres. Jadi, mengatasi kekhawatiran telah menjadi hal
  yang sangat penting bagi saya. Terutama, seperti telah dikemukakan
  pada bagian awal, banyak bukti menunjukkan adanya hubungan antara
  kekhawatiran yang menyebabkan stres dengan penyakit, penyalahgunaan
  narkoba dan alkohol; dan menjadi sumber utama dari penyakit yang
  paling buruk bagi kehidupan manusia.

  Di tengah masyarakat yang bergerak begitu cepat dan penuh
  persaingan, muncul di mana-mana buku dan seminar yang menjelaskan
  usaha untuk menolong diri sendiri dengan menawarkan berbagai macam
  teknik yang menjamin mampu mengusir segala bentuk ketakutan dan
  kekhawatiran dari kehidupan kita. Beberapa dari buku dan seminar
  sebagai pengobatan yang potensial ini, sayangnya hanya memberikan
  suatu kelegaan yang bersifat sementara, penyembuhan jangka pendek,
  dan terbatas pada orang-orang tertentu. Apa yang sebenarnya
  diperlukan adalah sesuatu yang lebih meresap ke dalam keseluruhan
  sistem kepercayaan kita, mudah dipahami, dan memiliki strategi yang
  sesuai dengan perilaku dan terarah untuk mengatasi seluruh proses
  kekhawatiran yang begitu menggoda. Pengobatan riil terhadap
  kekhawatiran dapat bersandar pada perubahan mendasar dari cara kita
  melihat diri dan kehidupan kita sehari-hari.

  Secara pribadi, saya menemukan falsafah dan resep yang bermanfaat
  untuk membantu diri sendiri secara psikologis tapi selalu saja tidak
  mencukupi. Seperti halnya kebanyakan orang, saya melanjutkan
  pencarian pada sumber kedamaian dan kebahagiaan yang mampu
  memberikan suatu dasar yang kokoh bagi kesehatan, kehidupan penuh
  vitalitas dari pribadi yang efektif, dengan sedikit dasar
  kekhawatiran, dan usaha mengurangi pemborosan energi. Dalam
  pencarian saya yang lebih luas itu, tak satu pun falsafah bermakna
  paling dalam yang saya temui daripada seperti yang sudah ditawarkan
  Yesus pada sekitar dua ribu tahun yang lampau.

  Yesus tidak memerlukan suatu bukti penelitian kontemporer untuk
  membuat posisinya meyakinkan orang lain. Kekhawatiran dan stres yang
  bersifat negatif menyebabkan kita menjauh dari kebahagiaan hidup
  kita sehari-hari secara dramatis dan tanpa nilai apa pun.
  Kekhawatiran akan menyelimuti pikiran kita dengan berbagai pikiran
  yang sangat mengganggu dan menyebabkan badan kita jelas-jelas
  teramat sakit, lelah, dan bersikap kasar. Meskipun kita percaya
  bahwa itu menjadi tanda dari perasaan cinta pada orang yang kita
  khawatirkan, namun hal itu justru telah mengurangi kemampuan kita
  untuk mencintai.

  Jadi, apa yang harus kita lakukan dalam menghadapi kekhawatiran?
  Yesus mengusulkan dua strategi penting. Pertama, kenalilah
  kekhawatiran kita dan berbagai kegagalan yang ditimbulkannya. Dengan
  demikian, kita dapat mengambil manfaat dari pemikiran kita daripada
  membiarkan kekhawatiran bergerak liar merusak pikiran dan energi
  kita. Sebagai gantinya, kita dapat menjadi lebih waspada dan
  memahami kerugian yang ditimbulkannya. Ini merupakan langkah pertama
  yang sangat penting karena dapat membentuk suatu dasar, terutama
  motivasi, untuk berubah. Kedua, Yesus memberikan dorongan kepada
  kita untuk tidak mengkhawatirkan hari esok sehingga kita mampu
  membiarkan masalah hari ini hanya untuk hari ini. Nasihat seperti
  ini sangat konsisten dengan kebijaksanaan umum yang mengimbau kita
  untuk memusatkan perhatian pada keadaan hidup saat ini saja.

  Tentunya, masih banyak resep lainnya yang disediakan oleh Yesus
  untuk membangun falsafah yang dapat mengatasi kekhawatiran.
  Contohnya, satu pendekatan berdasarkan prosedur Rowland Folensbee
  (Direktur klinik penyembuhan kekhawatiran di Houston) yang mencakup
  tiga langkah utama, yaitu:

  (1) kenalilah kekhawatiran itu sedini mungkin;
  (2) selingilah kekhawatiran yang kita alami dengan berbagai teknik,
      seperti relaksasi semua otot secara progresif atau meditasi
      (Yesus akan menyarankan untuk berdoa);
  (3) luangkanlah waktu selama tiga puluh menit setiap harinya untuk
      merasa khawatir.

  Ya, memang benar, langkah terakhir tersebut kita gunakan untuk
  memakai rasa khawatir kita dengan mengikatnya selama setengah jam
  setiap harinya. Daripada membiarkan kekhawatiran berjalan tidak
  terkendali, kita diminta untuk merangkum seluruh kekhawatiran kita
  dan kemudian memberikan kesempatan untuk mengendalikan dosisnya
  (tidak seperti suntikan untuk menyembuhkan suatu penyakit) sesuai
  dengan waktu yang telah kita tentukan.

  Banyak klien yang berpengalaman di dalam mengurangi kekhawatiran
  sebanyak hampir lima puluh persen telah menggunakan prosedur ini.
  Sebagai contoh, seorang direktur utama perusahaan asuransi
  dilaporkan menderita perasaan khawatir yang sangat kronis selama
  hidupnya. Ia merasa begitu lelah karena kurang tidur pada malam
  harinya dan menurun produktivitas serta kualitas hidupnya. Setelah
  menerapkan prosedur pengurangan kekhawatiran selama beberapa bulan,
  kekhawatirannya berangsur lenyap. Dia mengungkapkan, "Ketika saya
  sedang berada dalam masa mengatur diri untuk merasa khawatir, justru
  pada separuh dari waktu yang ada saya mengalami kesulitan untuk
  merasa khawatir."

  Yesus pun justru bertanya, mengapa kita tidak mengendalikan
  kekhawatiran itu dan bukan sebaliknya kekhawatiran yang
  mengendalikan kita? Jika kita mampu mengendalikan kekhawatiran
  secara efektif, hal itu akan menjadi salah satu rahmat yang
  sangat memberdayakan diri kita sendiri. Selain itu, akan menjadi
  langkah nyata yang mengarah pada perbaikan luar biasa atas kemampuan
  kita dalam memimpin diri sendiri dan orang lain sehingga mereka pun
  mampu memberdayakan diri mereka sendiri.

  Kekhawatiran yang berlebihan dapat mengurangi vitalitas dan
  kemampuan yang diperlukan seorang pemimpin di dalam memimpin dirinya
  sendiri dan orang lain.

  Diambil dan diedit seperlunya dari:
  Judul buku   : The Leadership Wisdom of Jesus
  Judul artikel: Berhentilah Merasa Khawatir
  Penulis      : Charles C. Manz
  Penerbit     : Bhuana Ilmu Populer, Jakarta 2004
  Halaman      : 29 -- 35

==================================**==================================
TIPS

             -*- MENGEMBANGKAN CARA BERPIKIR POSITIF -*-
                     Dirangkum oleh: Dian Pradana

  Kita semakin menyadari sekarang jika berpikir positif dan berhenti
  mengkhawatirkan segala sesuatu adalah sesuatu yang penting kita
  lakukan dalam meraih suatu kerberhasilan, baik untuk menjadi
  pemimpin atau saat kita memimpin. Oleh karena itu, latihlah diri
  Anda untuk terus berpikir positif.

  Berikut ini ada beberapa tips untuk mengembangkan cara berpikir
  positif.

  1. Selalu gunakan kata-kata yang positif saat Anda berpikir dan
     berbicara. Gunakan kata-kata seperti "Tuhan pasti memampukanku",
     "Dengan pertolongan Tuhan, aku pasti bisa melakukannya", dll..

  2. Biarkan pikiran Anda dipenuhi dengan kebahagiaan, kekuatan, dan
     keberhasilan. Apa pun situasi yang Anda hadapi, carilah dan
     isilah pikiran Anda dengan sisi positif dari situasi tersebut.
     Dalam segala sesuatu, sisi positif dan negatif selalu ada.
     Seburuk apa pun situasi yang Anda alami, pasti ada sisi positif
     yang terkandung dalam situasi itu. Mungkin sulit untuk melihat
     sisi positif dari apa yang Anda alami, tapi cobalah lihat lebih
     dalam, sisi positif itu pasti ada.

  3. Cobalah untuk menghilangkan dan mengabaikan pikiran yang negatif.
     Gantikan pikiran yang negatif dengan pikiran-pikiran yang
     membangun. Ganti pikiran: "saya tidak bisa melakukan hal ini"
     dengan "saya bisa melakukan hal ini dengan lebih baik setiap saat
     saya memohon penyertaan Tuhan dan mencoba melakukannya".

  4. Sebelum melakukan sesuatu, jangan bayangkan sebuah kegagalan,
     tapi bayangkanlah keberhasilan yang Anda akan dapat setelah
     melakukan sesuatu hal tersebut. Jika Anda membayangkannya dengan
     sungguh-sungguh dan penuh iman, Anda akan terheran-heran dengan
     apa yang terjadi nantinya.

  5. Cobalah untuk tidak memikirkan sesuatu secara berlebihan. Sering
     kali kita terjebak untuk terlalu banyak berpikir dan menghabiskan
     banyak waktu untuk menimbang-nimbang atau memikirkan apa yang
     orang lain mungkin pikirkan tentang diri kita. Hal itu akan
     membuat Anda tidak bisa mengeluarkan kemampuan terbaik Anda.

  6. Penuhi pikiran Anda dengan talenta-talenta anugerah Tuhan yang
     Anda miliki. Jangan biarkan pikiran Anda dipenuhi dengan
     kelemahan-kelemahan yang mungkin Anda miliki. Dengan memikirkan
     setiap talenta yang Anda miliki, nantinya Anda akan semakin
     mengenali kemampuan Anda yang membedakan Anda dari orang lain.
     Jadikan cara berpikir yang demikian itu sebagai topi Anda. Jangan
     pakai "topi pikiran negatif".

  7. Bergaullah dengan orang-orang yang berpikir positif. Pikiran yang
     positif itu seperti penyakit menular. Jika Anda berada di dekat
     orang-orang yang pikirannya dipenuhi kebahagiaan dan keoptimisan,
     Anda akan secara otomatis dipengaruhi oleh cara berpikir mereka
     yang positif.

  8. Bacalah buku-buku yang membangkitkan inspirasi -- setidaknya satu
     halaman setiap harinya. Buku-buku inspiratif seperti itu akan
     membantu Anda untuk dapat berpikir positif.

  9. Biasakan untuk selalu duduk dan berjalan dengan punggung tegak.
     Kebiasaan seperti itu akan membantu meningkatkan rasa percaya
     diri dan kekuatan yang ada dalam diri Anda.

  10. Berjalan, berenang, atau berolahragalah. Hal-hal tersebut akan
      membantu Anda untuk mengembangkan pikiran dan sikap yang lebih
      positif.

  Putuskan untuk berpikir positif mulai sekarang dan tinggalkan
  pikiran-pikiran yang negatif. Tidak ada kata terlambat untuk mulai
  berpikir positif dan Anda akan segera mengalami hal-hal yang lebih
  baik daripada sebelumnya.

  Sumber bacaan:
  Williams, Aurelia. Dump the Junk & Think Positively!, dalam
    http://momsnichearticles.com/Articles/article_details.php?sbiz_id=49
  Sasson, Remez. Positive Thinking Your Key to Success, dalam
    http://www.successconsciousness.com/index_00003a.htm.


==================================**==================================
INSPIRASI

          -*- LEBIH DARI SEKADAR KERINGAT SERTA INSPIRASI -*-

  Majalah Life menyebutnya orang nomor satu dalam milenium. Jumlah
  penemuannya sungguh luar biasa -- 1.093. Ia memegang hak paten lebih
  banyak daripada siapa pun juga di dunia, setelah dianugerahkan hak
  paten setidaknya satu setiap tahunnya selama enam puluh lima tahun
  berturut-turut. Ia juga mengembangkan laboratorium riset modern.
  Orang ini bernama Thomas Edison.

  Kebanyakan orang mengatakan kemampuan Edison itu adalah berkat
  kejeniusannya yang kreatif. Ia menyebutnya itu adalah berkat kerja
  keras. "Jenius," katanya, "artinya 99% keringat dan 1% inspirasi".
  Saya percaya bahwa suksesnya adalah juga berkat faktor ketiga:
  sikapnya yang positif.

  Edison adalah seorang optimis yang melihat yang terbaik dalam
  segalanya. "Seandainya kita melakukan segala yang dapat kita
  lakukan," katanya, "kita akan benar-benar membuat diri sendiri
  takjub". Ketika ia harus mencoba sepuluh ribu kali untuk menemukan
  bahan yang tepat untuk dijadikan lampu pijar, ia tidak memandangnya
  sebagai kegagalan. Dengan setiap upayanya, ia mendapatkan informasi
  tentang apa yang tidak efektif sehingga ia menjadi semakin dekat
  dengan solusinya. Ia tidak pernah ragu bahwa ia akan menemukan
  solusi yang baik. Keyakinannya dapat dirangkum dengan pernyataannya,
  "Kebanyakan pecundang adalah orang-orang yang tidak sadar betapa
  dekatnya mereka dengan sukses itu ketika mereka menyerah."

  Mungkin sikap positif Edison paling tampak dalam cara ia memandang
  tragedi yang terjadi ketika di akhir usia enam puluhan. Laboratorium
  yang telah dibangunnya di West Orange, New Jersey, sudah terkenal di
  seluruh dunia. Ia menyebut kompleks yang terdiri dari empat belas
  gedung itu pabrik penemuannya. Gedung utamanya sangat besar -- lebih
  besar dari pada tiga lapangan rugby. Dari basis operasi itu, ia dan
  stafnya melahirkan berbagai macam temuan, mengembangkan
  prototipe-prototipe, membuat produk-produk, dan mengirimkannya
  kepada pelanggan. Tempat itu menjadi model bagi riset serta
  manufaktur modern.

  Edison sungguh menyukai tempat tersebut. Sebisa mungkin ia
  melewatkan setiap menit waktunya di sana. Ia bahkan tidur di sana,
  sering kali di atas salah satu meja laboratoriumnya. Namun pada
  bulan Desember tahun 1914, laboratorium kesayangannya terbakar.
  Sementara ia berdiri di luar dan menyaksikannya, ia berkata,
  "Anak-anak, panggilkan Ibu kalian. Ia takkan pernah melihat api
  sebesar ini lagi".

  Kebanyakan orang pasti hancur hatinya. Edison tidak. "Saya memang
  sudah 67 tahun," katanya setelah tragedi itu, "tapi `kan belum
  terlalu tua untuk memulai lagi. Saya kan sudah sering mengalami hal
  ini". Ia pun membangun kembali laboratoriumnya dan terus bekerja
  selama tujuh belas tahun lagi. "Saya punya banyak gagasan, tapi
  kekurangan waktu," katanya. "Saya rasa umur saya paling banter
  seratus tahun." Ia meninggal di usia 84 tahun.

  Seandainya Edison bukan orang yang sangat positif, ia takkan pernah
  dapat mencapai sukses seperti itu sebagai penemu. Jika Anda
  perhatikan hidup orang dalam profesi apa pun yang mencapai sukses
  yang langgeng, akan Anda temukan bahwa mereka hampir selalu
  memiliki pandangan hidup yang positif.

  Jika Anda ingin menjadi pemimpin yang efektif, sikap yang positif
  itu penting. Sikap positif tidak hanya menentukan tingkat kecukupan
  diri Anda sebagai seorang individu, tetapi juga berdampak pada
  bagaimana orang lain berinteraksi dengan Anda.

  Diambil dan disesuaikan dari:
  Judul Buku: 21 Kualitas Kepemimpinan Sejati
  Judul Bab : Sikap Positif: Jika Anda Percaya Bisa, Anda Pasti Bisa
  Penulis   : John C. Maxwell
  Penerjemah: Drs. Arvin Saputra
  Penerbit  : Interaksara, Batam Centre 2001
  Halaman   : 128 -- 130

==================================**==================================
JELAJAH

                          -*- MIND TOOLS -*-
                      http://www.mindtools.com/
        
  Bingung mencari referensi untuk mengembangkan kemampuan memimpin
  Anda? Situs mancanegara yang didirikan oleh James Manktelow pada
  tahun 1995 ini sayang untuk dilewatkan begitu saja. Lebih dari
  seratus bahan kepemimpinan, mengenai Time Management, Decision
  Making, Leadership Skills, dll., tersedia di situs yang tampilannya
  sarat dengan informasi ini. Mesin pencari yang memudahkan Anda dalam
  mencari topik-topik tertentu juga turut disediakan. Selain itu, Anda
  juga bisa mendaftarkan alamat surat elektronik Anda untuk
  mendapatkan artikel dwimingguan mengenai beragam topik kepemimpinan.
  Disediakan juga forum komunitas sebagai tempat berinteraksi dan
  bertukar pikiran dengan para pemimpin anggota situs ini. Tunggu apa
  lagi? Segera kunjungi situs ini dan manfaatkan beraneka fasilitas
  yang disediakannya.

  Kiriman dari: Lanny Kusumawati

==================================**==================================
STOP PRESS

                -*- INDONESIAN CHRISTIAN NETWORKS -*-
                        Equipping One Another

  Telah hadir! Situs Indonesian Christian Networks (In-Christ.Net)!
  Situs baru ini diproyeksikan sebagai situs yang akan memperkaya dan
  memperluas pelayanan yang Anda lakukan sehingga semakin tercipta
  kesatuan di antara tubuh Kristus.

  In-Christ.Net merupakan sebuah wadah yang dihadirkan guna menampung
  semua bidang pelayanan yang dikerjakan oleh gereja, yayasan/lembaga
  Kristen, maupun perorangan. Di situs ini, Anda diajak untuk membagi
  dan memperoleh berkat melalui menu Artikel, Blog, Links (direktori
  situs Kristen), Kolaborasi (yang memakai teknologi Wiki), dan Kursus
  LK3.

  Untuk memudahkan dan melengkapi Anda, In-Christ.Net menyediakan
  bahan-bahan dalam berbagai "network" pelayanan. Salah satunya
  melalui "network" Leadership. Bila Anda adalah seorang pemimpin,
  calon pemimpin, atau yang menaruh minat pada dunia kepemimpinan,
  Anda sangat diundang untuk bersama-sama belajar, berbagi, dan
  menambah wawasan seputar dunia kepemimpinan Kristen melalui situs
  ini. Bagikanlah pengalaman dan wawasan dalam bidang kepemimpinan
  Kristen, baik dengan menulis artikel
  < http://www.in-christ.net/topic_blog/leadership > dan blog
  < http://www.in-christ.net/topic_artikel/leadership > serta
  memberikan komentar-komentar. Lebih daripada itu, menu Links (berisi
  ulasan berbagai situs) dan Kolaborasi juga pasti akan mendukung kita
  semua untuk saling membangun wawasan dunia kepemimpinan Kristen.

  Sesuai dengan moto In-Christ.Net: "Equipping One Another",
  diharapkan semua anggota, termasuk Anda, dapat saling melengkapi di
  dalam Tuhan.

  Ayo, kunjungi dan ramaikan dunia kepemimpinan Kristen di dunia maya
  dengan berkunjung ke alamat:

  ==> http://www.in-christ.net/


          -*- MENGENAL DUNIA PENULISAN MELALUI PELITAKU -*-

  Anda ingin memiliki wawasan seputar dunia penulisan? Ingin tahu trik
  dan tips dunia penulisan? Ingin mendiskusikan hal-hal seputar
  penulisan? Tidak salah bila Anda arahkan penjelajah Anda untuk
  mengunjungi Pelitaku, situs Penulis Literatur Kristen dan Umum.
  Sebagai salah satu situs dari Yayasan Lembaga SABDA (YLSA), situs
  ini menyajikan beragam artikel, panduan, dan kisah-kisah yang
  berkaitan dengan dunia penulisan, baik Kristen maupun umum.
  Tulisan-tulisan di sana telah dibagi dalam berbagai kategori. Sebut
  saja Dunia Penulisan Kristen, Budaya Menulis dan Membaca, Tips dan
  Trik Menulis, Kaidah dan Pemakaian Bahasa, Biografi Penulis Dunia,
  plus beberapa lainnya. Selain itu, dengan menjadi anggota Pelitaku,
  Anda juga dapat menyumbangkan tulisan tentang dunia penulisan, juga
  memberi tanggapan terhadap seluruh tulisan yang ada di sana. Atau
  sekadar berdiskusi di Forum Pelitaku yang membahas beragam topik
  dunia penulisan. Nah, jika Anda memang berminat untuk mengembangkan
  dunia penulisan Kristen maupun masih sekadar ingin belajar menulis,
  kunjungi saja situs Pelitaku:

  ==>  http://pelitaku.sabda.org/

==================================**==================================
Berlangganan       : subscribe-i-kan-leadership(at)hub.xc.org
Berhenti           : unsubscribe-i-kan-leadership(at)hub.xc.org
Kontak e-Leadership: leadership(at)sabda.org
Arsip e-Leadership : http://www.sabda.org/publikasi/e-leadership/arsip
Situs Indo Lead    : http://lead.sabda.org/
----------------------------------------------------------------------
                  Redaksi e-Leadership: Dian Pradana
                     Redaksi tamu: Pipin Kuntami
    e-Leadership merupakan kerja sama antara Indo Lead, YLSA, dll.
             Didistribusikan melalui sistem network I-KAN
           Bahan ini dapat dibaca secara on-line di situs:
             http://www.sabda.org/publikasi/e-leadership/
                     Copyright(c) 2007 oleh YLSA
         http://ylsa.sabda.org/ ~~ http://katalog.sabda.org/
  Rekening: BCA Pasar Legi Solo No. 0790266579 / a.n. Yulia Oeniyati
==================================**==================================

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org