Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-leadership/22

e-Leadership edisi 22 (11-10-2007)

Karakter Pemimpin -- Disiplin


                           Edisi Oktober 2007
==================================**==================================
                     Milis Publikasi e-LEADERSHIP
                                 ****
                 Topik: Karakter Pemimpin -- Disiplin
==================================**==================================

  MENU SAJI

  EDITORIAL         : Disiplin: Niat dan Usaha Super Keras
  ARTIKEL (1)       : Disiplin
  ARTIKEL (2)       : Disiplin Kepemimpinan
  TIPS              : Membangun Disiplin Diri
  INSPIRASI         : Raja Bukit

==================================**==================================
EDITORIAL

             -*- DISIPLIN: NIAT DAN USAHA SUPER KERAS -*-

  Saat mendengar kata disiplin, sebagian besar dari kita tentulah
  berpikir bahwa hal itu berkaitan erat dengan ketahanan fisik,
  hukuman, dan teguran. Padahal, disiplin tidak selalu berhubungan
  dengan semuanya itu. Terkadang kekuatan fisik, hukuman, dan teguran
  memang diperlukan. Namun lebih daripada itu, niat dan semangat juga
  merupakan faktor-faktor penunjang yang diperlukan agar seseorang
  dapat berdisiplin.

  Kedisiplinan memang menjadi salah satu karakter yang perlu dimiliki 
  oleh seorang pemimpin. Seorang pemimpin tidak akan mampu memimpin 
  orang lain jika ia belum mampu menaklukkan dan memimpin dirinya 
  sendiri. Harus diakui pula kalau berdisiplin bukanlah perkara yang 
  mudah untuk dilakukan. Diperlukan niat dan usaha super keras untuk 
  berdisiplin.

  Pada e-Leadership edisi Oktober ini, kita akan belajar lebih dalam 
  lagi mengenai arti dan segala aspek kedisplinan dalam kaitannya 
  dengan kepemimpinan. Juga terdapat bahasan mengenai bagaimana 
  berdisiplin diri pada kolom Tips. Selain itu, kolom Inspirasi kali 
  ini pun kami harapkan memberi semangat agar kita mau melatih diri 
  berdisiplin.

  Selamat menyimak dan selamat melatih diri untuk berdisiplin. Tuhan
  memberkati!

  Pimpinan redaksi e-Leadership,
  Dian Pradana

            Barangsiapa Kukasihi, ia Kutegur dan Kuhajar;
             sebab itu relakanlah hatimu dan bertobatlah!                            
                             (Wahyu 3:19)                            
             < http://sabdaweb.sabda.org/?p=Wahyu+3:19 >

==================================**==================================

                    "FEW MEN ARE BRAVE BY NATURE,
          BUT GOOD DISCIPLINE AND EXPERIENCE MAKE MANY SO."
                             (Machiavelli)

==================================**==================================
ARTIKEL (1)

                         -*- DISIPLIN -*-
            Diterjemahkan dan dirangkum oleh: Dian Pradana

  Telah diakui bahwa masa depan berada di tangan orang-orang yang
  disiplin. Karakter disiplin ditempatkan pada urutan pertama di
  daftar berisikan sejumlah karakter. Karena tanpanya, talenta-talenta
  yang lain, betapa pun dahsyatnya itu, tidak akan pernah menyadari
  potensi maksimal yang ada di dalamnya. Hanya orang-orang yang
  disiplin yang akan menjadi orang-orang yang paling berkuasa. Dia
  mampu memimpin karena dia telah menaklukkan dirinya sendiri melalui
  pendisiplinan. Lalu, apakah arti pendisiplinan itu? Pendisiplinan
  adalah pelatihan yang membenarkan, membentuk, atau menyempurnakan;
  bisa melibatkan suatu hukuman dalam menegur. Terdapat dua elemen
  dalam pendisiplinan -- yang keduanya ada dalam firman Allah, yaitu:

  1. teguran yang berfungsi untuk menyatakan kesalahan, dan
  2. pembenaran yang berfungsi untuk mengatakan/menunjukkan bagaimana
     mengubah kesalahan itu.

  Seorang pemimpin adalah seseorang yang telah bersedia menerima dan
  belajar menaati disiplin yang dipaksakan oleh orang lain, dan
  kemudian membebankan disiplin yang jauh lebih keras, yang berasal
  dari dirinya sendiri. Orang-orang yang menentang peraturan dan
  memandang rendah kedisiplinan diri jarang menjadi seorang pemimpin
  yang sukses. Mereka melalaikan kekerasan dan pengorbanan yang
  dibutuhkan dalam kedisiplinan dan menolak pelajaran-pelajaran ilahi
  yang ada di dalam kedisiplinan. Kebanyakan orang yang menyerah dalam
  tugas-tugas misi melakukan hal seperti itu bukan karena mereka tidak
  cukup bertalenta, tapi karena ada banyak bidang dalam hidup mereka
  yang tidak dikendalikan oleh Roh Kudus. Kemalasan dan
  ketidakdisiplinan tidak akan pernah menghasilkan sebuah kepemimpinan
  yang sejati.

  Banyak orang yang mengikuti kursus kepemimpinan dengan harapan dapat 
  menjadi pemimpin, justru gagal karena mereka tidak pernah belajar 
  untuk taat. Mereka seperti sekumpulan bocah lelaki yang bermain 
  perang-perangan di jalan. Ketika seseorang yang lewat di jalan itu 
  bertanya mengapa mereka diam dan tidak melakukan apa-apa, salah satu 
  bocah lelaki menjawab, "Kami semua adalah jenderal. Kami tidak dapat 
  memerintah salah satu dari kami untuk maju berperang."

  Dr. Donald Barnhouse mengejutkan banyak orang dengan fakta bahwa
  umur rata-rata di 40.000 biografi di buku "American Who`s Who --
  40.000 biografi orang-orang yang benar-benar berpengaruh bagi
  Amerika -- adalah di bawah 28 tahun. Hal itu menyiratkan fakta
  penting bahwa disiplin pada usia muda yang disiapkan untuk berkorban
  dalam rangka mendapat persiapan yang cukup dalam menghadapi hidup,
  akan beranjak menuju prestasi yang luar biasa.

  Seorang negarawan besar merancang pidato yang menyelesaikan masalah
  nasional. "Bolehkah saya tahu berapa lama Anda menyiapkan pidato
  itu?" tanya seseorang yang mengaguminya.

  "Sepanjang hidup saya adalah persiapan untuk apa yang telah saya
  katakan pada pidato saya hari ini," jawabnya.

  Seorang pemimpin muda handal akan bekerja selagi orang lain
  membuang-buang waktu, dia akan belajar saat yang lain tertidur
  pulas, dan berdoa ketika orang lain bermain. Tidak ada sikap santai
  dan teledor yang tersirat dalam perkataan, pikiran, tingkah laku,
  dan penampilannya. Dia akan menjalani disiplin seperti tentara dalam
  makanan dan tingkah lakunya sehingga dia dapat berperang. Dia akan
  tanpa enggan melakukan tugas tidak menyenangkan yang mungkin
  dihindari oleh orang lain atau tugas di balik layar yang orang lain
  hindari karena tidak akan ada penghargaan yang akan didapat dengan
  melakukan tugas itu. Seorang pemimpin yang bersemangat tidak akan
  ciut menghadapi situasi dan orang-orang yang menyulitkan, atau
  mengkritik jika memang itu diperlukan. Dia akan dengan ramah dan
  tegas memarahi jika memang perlu. Lihat saja pemimpin agung kita,
  Yesus. Sebagai seorang guru dan pemimpin, Dia selalu menegur
  seseorang yang tingkah lakunya membuat-Nya kecewa. Teguran itu dapat
  kita lihat saat Petrus dipengaruhi oleh Iblis (Mat. 16:22-23), saat
  murid-murid-Nya tidak percaya (Mrk. 4:40), dan saat seorang pria
  tidak mau sepenuhnya percaya kepada-Nya (Mrk. 10:17-22).

  Seorang pemimpin juga akan menerapkan peraturan lain, jika memang
  itu diperlukan, demi terlaksananya pekerjaan Tuhan. Dia tidak akan
  menunda-nunda menulis surat-surat yang berhubungan dengan situasi
  yang sulit. Keranjang sampahnya tidak akan mengungkapkan
  bukti-bukti kegagalannya dalam menghadapi situasi yang sulit dan
  mendesak.

  Doa seorang pemimpin yang disiplin akan seperti ini.

      Tuhan, kuatkan aku melawan diriku sendiri,
      Pengecut dengan suara meratap
      Yang mendambakan kemudahan, kemalasan, dan kenyamanan.
      Diriku, adalah musuh utamaku,
      Temanku yang paling palsu,
      Musuhku yang paling mematikan,
      Penghalangku, kemanapun aku pergi.

                                                Amy Wilson Carmichael

  Pemimpin adalah orang yang sangat berdisiplin diri, orang lain
  merasakan hal itu dan biasanya akan mengikuti kedisiplinan yang
  pemimpin itu terapkan.

  Ada hal lain dalam disiplin yang patut diperhatikan. Hal itu adalah
  kedisplinan untuk bersedia menerima dari orang lain, seperti halnya
  memberi orang lain. Ada beberapa orang yang dengan senang hati
  mengorbankan diri untuk orang lain, yang tidak cukup bersedia
  mengizinkan orang lain untuk membalasnya. Mereka tidak bersedia
  menempatkan diri mereka di bawah kehendak orang lain. Padahal itulah
  cara terbaik dalam melatih kepemimpinan. Mengabaikan hal itu berarti
  merugikan diri sendiri dan orang lain.

  Pada akhir hidupnya, Uskup Westcott mengatakan bahwa dia telah
  membuat satu kesalahan besar. Meskipun dia selalu bersedia melakukan
  sesuatu untuk orang lain semampu mungkin, dia tidak pernah
  mengizinkan orang lain melakukan sesuatu untuknya, dan hasilnya
  adalah hilangnya beberapa elemen kebaikan dan kesempurnaan. Dia
  tidak mendisiplinkan dirinya untuk menerima banyak kebaikan yang
  takkan pernah berbalas.

  Diterjemahkan dan dirangkum dari:
  Richest in Christ. Tanpa Tahun. God`s Discipline, dalam
    http://www.richesinchrist.com/id90.htm.
  Sanders, J. Oswald. 1980. "Spiritual Leadership". Chicago: Moody
    Press.

==================================**==================================
ARTIKEL (2)

                    -*- DISIPLIN KEPEMIMPINAN -*-

  Faktor disiplin dalam kepemimpinan merupakan sesuatu yang sangat
  penting. Persoalan utama yang muncul adalah persepsi yang keliru
  tentang disiplin itu, baik dari segi pemimpin maupun dari segi
  bawahan. Pemimpin bisa terjebak untuk menggunakan disiplin guna
  mempertahankan "status quo" dalam kepemimpinannya atau untuk
  mengekspresikan sikapnya terhadap bawahan, di mana disiplin
  seolah-olah diartikan sebagai hukuman semata-mata. Dari pihak
  bawahan, disiplin telah terlihat sebagai "hukuman yang mengancam
  nasibnya", atau usaha atasan untuk menghalang-halangi kemajuan
  dirinya.

  Dalam kepemimpinan, disiplin harus diartikan sebagai "mendidik untuk
  perbaikan dan menjadi lebih baik". Disiplin di sini tidak diartikan
  sebagai hukuman untuk orang yang bersalah, tetapi merupakan didikan
  atau tuntunan untuk bermotivasi, bersikap, dan berkinerja baik
  secara konsisten. Disiplin tidak hanya diterapkan pada saat
  seseorang terbukti bersalah, tetapi dimulai dalam kondisi kerja
  normal untuk meningkatkan komitmen dan kinerja. Seseorang yang
  terbukti bersalah dan disiplin hanyalah merupakan salah satu aspek
  saja dari disiplin.

  Fungsi dari disiplin
  --------------------

  Fungsi khusus dari disiplin dapat dijabarkan dalam tiga kisi penting
  berikut.

  1. Meningkatkan kualitas karakter.
     Kualitas karakter akan terlihat pada komitmen kepada Tuhan,
     organisasi, diri, orang lain, dan kerja. Puncak komitmen akan
     terlihat pada integritas diri yang tinggi dan tangguh.

  2. Mendukung proses pengejawantahan kualitas karakter, sikap, dan
     kerja.
     Di sini, kualitas sikap (komitmen dan integritas) ditunjang,
     didukung, dikembangkan, dan diwujudkan dalam kenyataan. Komitmen
     dan integritas akan terlihat dalam kinerja yang konsisten.

  3. Memproduksi kualitas karakter dalam hidup yang ditandai oleh
     adanya karakter kuat dari setiap orang, termasuk pemimpin dan
     bawahan.
     Pemimpin terbukti berdisiplin tinggi dalam sikap hidup dan kerja,
     dan hal yang akan mempengaruhi para bawahan untuk berdisiplin
     tinggi yang dijadikan model oleh bawahannya.

  Proses disiplin
  ---------------

  Dalam menjalankan disiplin, proses disiplin dapat dilukiskan dari
  lima sisi penting berikut.

  1. Disiplin bagaikan mercusuar yang membuat nakhoda tetap siaga akan
     kondisi yang dihadapi dan tetap waspada menghadapi kenyataan
     hidup dan kerja.

  2. Disiplin bagaikan air sungai yang terus mengalir dari gunung ke
     lembah dan terus membawa kesegaran dan membersihkan bagian sungai
     yang keruh.

  3. Disiplin bagaikan dinamo yang menyimpan kekuatan/daya untuk
     menghidupkan mesin. Apabila kunci kontak dibuka, daya pun
     mengalir dan menghidupkan mesin yang mencipta daya dorong yang
     lebih besar lagi dan yang berjalan secara konsisten.

  4. Disiplin bagaikan gas, rem, dan kemudi pada mobil yang mendorong,
     menghentikan, dan memberikan arah yang pasti.

  5. Disiplin bagaikan wasit dan hakim yang mengarahkan pertandingan
     dan menetapkan skor benar-salah, untung-kalah.

  Cara pelaksanaan disiplin
  -------------------------

  Disiplin harus ditegakkan dan dijalankan dalam kepemimpinan apabila
  suatu organisasi berkehendak untuk tetap tegak dan lebih maju.
  Pemimpin yang disiplin akan mempengaruhi bawahannya untuk
  berdisiplin. Sebab disiplin merupakan tanda dan penggerak hidup
  suatu organisasi. Dalam upaya menjalankan disiplin, cara-cara di
  bawah ini dapat ditempuh.

  1. Disiplin dalam kondisi normal.
     Dalam kondisi normal, disiplin harus ditegakkan secara
     terus-menerus, menjelaskan, dan mengomunikasikan policy/ketentuan
     hidup/kerja organisasi yang dilakukan secara kreatif. Hal ini
     dapat dilakukan dengan memberikan nasihat umum, briefing,
     petunjuk khusus, serta nasihat/dorongan "on the spot" (langsung
     di tempat kerja).

  2. Disiplin dalam kondisi khusus.
     Dalam kondisi khusus di mana terdapat kesalahan/kekeliruan yang
     dilakukan dengan sengaja atau pun tidak, hal-hal berikut harus
     diperhatikan oleh pemimpin.

     a. Bobot dari kesalahan yang diperbuat oleh seseorang bawahan
        dimaksud.

     b. Unsur-unsur administrasi, hukum, sosial, ekonomi, politik,
        rohani/moral/etis yang terdapat dalam kekeliruan/kesalahan
        tersebut.

     c. Kualitas keputusan yang dilakukan dan efeknya terhadap
        organisasi, pemimpin, dan bawahan dimaksud.

     d. Disiplin dapat diwujudkan dengan cara-cara berikut.

        - Teguran
          Teguran (reprimend) dapat dilakukan secara bertahap, mulai
          dari teguran lisan sampai kepada teguran tertulis yang
          dicatat secara teratur. Teguran dapat diberikan bagi
          kekeliruan yang dinilai ringan.

        - Peringatan atau ancaman keras
          Peringatan atau ancaman keras perlu diberikan bagi
          pelanggaran yang dinilai berat/besar oleh pemimpin.
          Peringatan atau ancaman keras harus selalu diberikan dalam
          bentuk tertulis.

        - Pemutusan hubungan kerja
          Pemutusan hubungan kerja dapat diberikan atas penilaian
          pemimpin terhadap pelanggaran berat seseorang bawahan yang
          sangat merugikan dan tidak dapat diperbaiki lagi. Di sini,
          pemutusan hubungan kerja diberikan demi kebaikan organisasi,
          pemimpin, maupun bawahan.

  Disiplin yang baik dan benar dalam kepemimpinan akan selalu
  membangun serta membawa kemajuan. Pemimpin yang berhikmat akan
  selalu menerapkan disiplin dalam hidup dan kerja sehingga membawa
  dampak positif bagi kemajuan hidup dan kerja dalam organisasi.

  Pada akhirnya, perlulah disadari bahwa disiplin dalam kehidupan
  berorganisasi, bekerja, berkelompok, dan individu merupakan adanya
  gambaran tekad, kemauan, serta komitmen yang sedang diejawentahkan.
  Hal ini menentukan kohesi tinggi dalam mekanisme sosial yang
  memastikan hubungan dan kerja sama yang erat, yang secara pasti
  mengarah kepada keberhasilan/kesuksesan hidup dan kerja kelompok
  maupun individu.

  Diambil dan diedit seperlunya dari:
  Judul buku: Kepemimpinan yang Dinamis
  Judul bab : Disiplin Kepemimpinan
  Penulis   : Pdt. Dr. Yakob Tomatala
  Penerbit  : Gandum Mas, Malang 1997
  Halaman   : 249 -- 253

==================================**==================================
TIPS

                    -*- MEMBANGUN DISIPLIN DIRI -*-

  Penjelasan paling baik untuk filosofi mengenai bagaimana membangun
  disiplin diri adalah analogi. Disiplin diri itu seperti otot.
  Semakin Anda melatihnya, semakin kuat Anda. Semakin Anda tidak
  melatihnya, semakin lemah Anda.

  Seperti halnya semua orang memunyai kekuatan otot yang berbeda, kita
  semua memiliki tingkat disiplin yang berbeda juga. Setiap orang
  memiliki disiplin diri -- jika Anda mampu menahan napas selama
  beberapa detik, itu berarti Anda memiliki disiplin diri. Namun
  begitu, tidak semua orang mengembangkan disiplin mereka pada tingkat
  yang sama.

  Diperlukan otot untuk membangun otot. Maka dari itu, untuk membangun
  disiplin diri, kita memerlukan disiplin diri.

  Cara untuk membangun disiplin diri analoginya sama dengan melakukan
  angkat beban untuk membangun otot. Ini berarti mengangkat beban
  sampai mendekati batas kemampuan/kekuatan. Perhatikan ketika Anda
  mengangkat beban, Anda mengangkat beban yang mampu Anda angkat. Anda
  memaksa otot-otot Anda sampai Anda tidak kuat lagi dan kemudian
  beristirahat.

  Hampir sama, metode dasar untuk membangun disiplin diri adalah
  menjalani tantangan yang mampu Anda selesaikan, tapi untuk
  menyelesaikannya Anda harus bersusah payah dan mengerahkan segenap
  tenaga/kekuatan. Ini bukan berarti mencoba melakukan sesuatu dan
  gagal melakukannya setiap hari. Ini juga bukan berarti Anda harus
  melakukan sesuatu yang dapat dengan mudah Anda lakukan. Anda tidak
  akan mendapatkan kekuatan dengan mengangkat beban yang tidak mampu
  Anda angkat dan Anda juga tidak akan mendapatkan kekuatan dengan
  mengangkat beban yang terlalu ringan. Anda harus memulai dengan
  beban/tantangan yang dapat Anda angkat/jalani, tapi untuk melakukan
  hal itu, Anda harus bersusah payah sampai mendekati batas kekuatan
  Anda.

  Latihan progresif berarti sekali Anda sukses, Anda menaikkan tingkat
  tantangannya setingkat lebih tinggi. Jika Anda tetap mengangkat
  beban dengan berat yang sama setiap waktu, Anda tidak akan bertambah
  kuat. Demikian halnya, jika Anda gagal menantang diri Anda sendiri
  dalam kehidupan, Anda tidak akan mampu untuk berdisiplin diri.

  Adalah suatu kesalahan untuk memaksa diri Anda terlalu keras saat
  Anda membangun disiplin diri. Jika Anda mencoba mengubah hidup Anda
  dalam semalam dengan menetapkan lusinan tujuan untuk diri Anda
  sendiri dan keesokan harinya Anda berharap bisa memulai melakukan
  sesuatu untuk mencapai tujuan-tujuan itu secara konsisten, Anda
  hampir pasti akan mengalami kegagalan. Hal itu sama seperti orang
  yang pergi ke tempat fitnes untuk pertama kalinya dan mencoba
  mengangkat beban tiga ratus kilogram. Anda hanya akan terlihat
  bodoh.

  Jika Anda hanya mampu mengangkat sepuluh kilogram beban, Anda hanya
  bisa mengangkat sepuluh kilogram beban. Bukan sesuatu yang memalukan
  jika Anda memulai dari apa yang bisa Anda lakukan. Dengan latihan,
  Anda akan menjadi semakin kuat.

  Sama halnya jika sekarang Anda sangat tidak disiplin, Anda masih
  dapat menggunakan sedikit disiplin yang Anda miliki untuk dilatih
  sehingga Anda dapat menjadi semakin disiplin. Semakin Anda disiplin,
  hidup Anda semakin mudah untuk dijalani. Tantangan yang pada mulanya
  terlihat mustahil bagi Anda untuk dijalani, akhirnya akan tampak
  seperti mainan anak-anak. Saat Anda semakin kuat, berat beban yang
  sama akan terasa semakin ringan.

  Jangan bandingkan diri Anda dengan orang lain. Itu tidak akan
  menolong. Jika Anda berpikir bahwa Anda lemah, orang lain akan
  tampak lebih kuat. Sebaliknya, jika Anda berpikir bahwa Anda kuat,
  orang lain akan tampak lebih lemah. Tidak ada gunanya melakukan hal
  tersebut. Lihatlah kemampuan Anda sendiri dan bercita-citalah bahwa
  Anda akan semakin kuat saat Anda melatih diri. (t/Dian)

  Diterjemahkan dan diringkas dari:
  Situs     : stevepavlina.com
  Judul asli: Self-Discipline
  Penulis   : Steve Pavlina
  Alamat URL: http://www.stevepavlina.com/blog/2005/06/self-discipline/

==================================**==================================
INSPIRASI

                          -*- RAJA BUKIT -*-

  Jalan menuju puncak itu berat. Tidak banyak orang yang akan pernah
  mencapai tempat di mana mereka dianggap sebagai salah satu yang
  terbaik di bidangnya. Bahkan lebih sedikit lagi yang dianggap
  sebagai yang terbaik. Namun, itulah yang telah dicapai oleh Jerry
  Rice. Ia disebut sebagai orang terbaik di bidang olahraga rugby. Dan
  ia juga memunyai rekor untuk membuktikannya.

  Orang yang mengenalnya mengatakan bahwa ia memiliki bakat alami.
  Secara fisik, karunia yang diberikan Allah kepadanya sungguh luar
  biasa. Ia memiliki segala yang dicari oleh seorang pemimpin dalam
  diri pemainnya. Pelatih yang termasuk "Hall of Fame" (penghargaan
  atas prestasinya), Bill Walsh, mengatakan, "Saya rasa tak ada orang
  yang dapat menandinginya secara fisik." Namun, bukan itu saja yang
  membuatnya hebat. Kunci sukses dirinya yang sesungguhnya adalah
  disiplin diri. Tidak seperti pemain rugby mana pun, ia berlatih
  setiap hari.

  Kisah kemampuan Rice untuk mendorong dirinya sendiri tercermin dari
  pengalamannya menaklukkan bukit. Yang pertama adalah ketika ia masih
  duduk di sekolah menengah. Di akhir setiap latihan, Pelatih B.L.
  Moor High School, Charles Davis, suka menyuruh para pemainnya
  lari turun naik bukit sejauh empat puluh yard sebanyak dua puluh
  kali. Pada suatu hari yang sangat panas, Rice ingin menyerah setelah
  sebelas kali turun naik bukit. Sementara ia menyelinap menuju ruang
  ganti pakaian, ia sadar akan perbuatannya. "Jangan menyerah,"
  katanya kepada diri sendiri, "karena begitu menyerah, kamu akan
  merasa OK-OK saja". Ia pun kembali dan menyelesaikan larinya dan ia
  tidak pernah menyerah semenjak itu.

  Sebagai pemain profesional, ia terkenal dengan kemampuannya untuk
  lari mendaki bukit lainnya. Yang satu ini adalah trek sejauh 2,5 mil
  di San Carlos, California, yang menjadi bagian teratur dari
  latihannya. Para pemain top lain berusaha mengimbanginya, namun
  mereka semua kalah stamina. Hanya saja, itu hanyalah sebagian dari
  latihan rutin Rice. Bahkan di luar musim bertanding pun, sementara
  pemain lainnya memancing atau bersantai, Rice tetap berlatih, mulai
  dari pukul 07.00 pagi hingga siang hari. Seseorang pernah bergurau,
  "Kondisinya begitu baik sehingga membuat Jamie Lee Curtis tampak
  seperti James Earl Jones."

  "Yang tidak dipahami banyak orang tentang Jerry adalah bahwa
  baginya, rugby itu dua belas bulan penuh," kata seorang pemain NFL
  lainnya. "Ia punya bakat alami, tapi ia tetap latihan. Itulah yang
  membedakan antara yang baik dan yang hebat."

  Baru-baru ini, Rice mendaki bukit lainnya dalam kariernya: ia
  kembali setelah kecelakaan parah. Sebelumnya, ia tidak pernah
  melewatkan pertandingan dalam sembilan belas musim bertanding. Itu
  adalah bukti dari etika kerjanya yang penuh disiplin serta keuletan
  yang mutlak. Ketika lututnya terluka pada tanggal 31 Agustus 1997,
  orang pikir ia takkan main lagi musim itu. Toh, hanya ada satu
  pemain yang pernah mengalami kecelakaan yang sama dan main lagi di
  musim yang sama, yaitu Rod Woodson. Lututnya pulih dalam waktu empat
  setengah bulan. Rice pulih dalam waktu tiga setengah bulan --
  melalui daya tahan, tekad, serta disiplin diri yang luar biasa.
  Orang tidak pernah melihat yang sepertinya. Rice terus membangun
  rekornya dan reputasinya sambil membantu timnya menang.

  Jerry Rice adalah teladan sempurna dalam hal kuasa disiplin diri.
  Tak seorang pun dapat mencapai dan mempertahankan sukses tanpa
  disiplin diri. Dan seberapa berbakat pun seorang pemimpin,
  karunia-karunianya takkan pernah mencapai potensi maksimal tanpa
  disiplin diri. Disiplin diri memosisikan seorang pemimpin untuk
  mencapai tingkat tertinggi dan merupakan kunci bagi kepemimpinan
  yang langgeng.

  Diambil dan diedit seperlunya dari:
  Judul buku: 21 Kualitas Kepemimpinan Sejati
  Judul bab : Disiplin Diri: Orang yang Pertama Anda Pimpin
              Adalah Diri Anda Sendiri
  Penulis   : John C. Maxwell
  Penerjemah: Drs. Arvin Saputra
  Penerbit  : Interaksara, Batam Centre 2001
  Halaman   : 178 -- 180

==================================**==================================
Berlangganan       : subscribe-i-kan-leadership(at)xc.org
Berhenti           : unsubscribe-i-kan-leadership(at)xc.org
Kontak e-Leadership: leadership(at)sabda.org
Arsip e-Leadership : http://www.sabda.org/publikasi/e-leadership/arsip
Situs Indo Lead    : http://www.sabda.org/lead/
----------------------------------------------------------------------
                 Redaksi e-Leadership: Dian Pradana
    e-Leadership merupakan kerja sama antara Indo Lead, YLSA, dll.
             Didistribusikan melalui sistem network I-KAN
           Bahan ini dapat dibaca secara on-line di situs:
             http://www.sabda.org/publikasi/e-leadership/
                      Copyright(c) 2007 oleh YLSA
        http://www.sabda.org/ylsa/ ~~ http://katalog.sabda.org/
  Rekening: BCA Pasar Legi Solo No. 0790266579 / a.n. Yulia Oeniyati
==================================**==================================

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org