Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-leadership/14

e-Leadership edisi 14 (8-2-2007)

Pengambilan Keputusan


                         Edisi Februari 2007
==================================**==================================
                     Milis Publikasi e-LEADERSHIP
                                 ****
                     Topik: Pengambilan Keputusan
==================================**==================================

  MENU SAJI

  EDITORIAL         : Pemimpin dan Keputusannya
  ARTIKEL (1)       : Bagaimana Membuat Keputusan
  ARTIKEL (2)       : Kesalahan dalam Pengambilan Keputusan
  TIPS              : Menentukan Prioritas
  INSPIRASI         : Bulatkan Tekad dan Ambillah Keputusan
  JELAJAH           : Leadership Network Advance
  STOP PRESS        : Berita PESTA: Info Aktual PESTA

==================================**==================================
EDITORIAL

                  -*- PEMIMPIN DAN KEPUTUSANNYA -*-

  Kemampuan untuk mengambil keputusan yang tepat sangat diperlukan
  untuk keberhasilan dan keefektifan suatu kepemimpinan. Keputusan
  yang tepat mengarahkan seorang pemimpin pada keberhasilan.
  Sebaliknya, keputusan yang tidak tepat bisa mengganggu atau bahkan
  menghancurkan individu maupun organisasi, yang berdampak pada
  singkatnya waktu kepemimpinan seseorang. Kita bisa melihat apakah
  dia seorang pemimpin yang bijaksana atau tidak melalui keputusan
  yang diambilnya.

  Tema edisi kali ini, yaitu Pengambilan Keputusan, tidak dapat
  dipisahkan dengan edisi sebelumnya, Pemecahan Masalah, karena pada
  dasarnya langkah awal yang diperlukan untuk memecahkan masalah
  adalah dengan memutuskan untuk memecahkan masalah tersebut. Sajian
  kami kali ini akan memandu Anda untuk membuat keputusan yang baik,
  yang akhirnya akan mengantarkan Anda pada keberhasilan. Selamat
  belajar.

  Redaksi e-Leadership
  Lanny

                "Banyaklah rancangan di hati manusia,
      tetapi keputusan Tuhanlah yang terlaksana." (Amsal 19:21)
            <http://www.sabda.org/sabdaweb/?p=Amsal+19:21>

==================================**==================================
                THE HARDEST THING TO LEARN IN LIFE IS
               WHICH BRIDGE TO CROSS AND WHICH TO BURN.
                           (David Russell)
==================================**==================================
ARTIKEL (1)

                 -*- BAGAIMANA MEMBUAT KEPUTUSAN -*-

  Membuat keputusan tidaklah semudah membalikkan telapak tangan karena
  keputusan yang diambil akan melibatkan diri sang pemimpin, orang
  yang dipimpin, serta lingkungan dan organisasi tempat orang itu
  berada. Uraian berikut merupakan penjelasan yang dapat membantu
  seorang pemimpin Kristen mengembangkan kemampuannya dalam membuat
  keputusan yang baik.

  a. Meyakini kehendak Tuhan

     Selama Anda masih merasa ragu-ragu, belum mengetahui dengan pasti
     apa yang dikehendaki Tuhan, jangan mengambil keputusan. Jangan
     pula membuat keputusan bila emosi Anda dalam keadaan yang labil,
     terburu-buru, dan tidak tenang. Dalam keputusan-keputusan yang
     diambil, yang sangat menentukan adalah sejahtera Tuhan dalam hati
     kita. Bila Anda memiliki sejahtera Tuhan, Anda akan dapat
     mengenali kondisi diri sendiri: apakah Anda sedang berpikir
     jernih dan berimbang. Terkadang situasi atau rekan kerja Anda
     juga bisa memberikan kesejahteraan karena Tuhan dapat memakai
     orang lain untuk membantu Anda dalam membuat keputusan.

     Mengapa penting untuk mengenal kehendak Tuhan dalam membuat
     keputusan? Sebab keputusan menuntut harga yang harus dibayar
     dengan mahal. Di balik setiap keputusan, selalu ada tantangan dan
     kesulitan. Dan keyakinan Anda akan kehendak Tuhan memberikan
     kesanggupan untuk mengatasi setiap kesulitan yang akan datang.

     Anda juga harus merasa yakin bahwa Tuhan sendiri puas dengan
     keputusan Anda. Begitu juga, Anda sendiri harus puas dengan
     keputusan yang diambil. Jika keputusan itu menyangkut kepentingan
     orang banyak, Anda juga harus memberikan kesempatan pada mereka
     untuk merasa puas dengan keputusan itu.

  b. Keputusan tegas dan jelas

     Keputusan yang diambil oleh seorang pemimpin, harus senantiasa
     tegas dan jelas, tidak membuat orang lain merasa bingung. Alkitab
     memberikan beberapa contoh. Abraham dengan tegas dan jelas
     meninggalkan tanah airnya dan menuju tanah Kanaan yang belum
     diketahuinya. Musa dengan tegas meninggalkan Mesir dengan segala
     kenyamanan dan kemewahannya. Petrus juga dengan tegas dan jelas
     meninggalkan hidup lamanya sebagai nelayan dan menjadi penjala
     manusia.

     Selalu ada kemungkinan bahwa ada orang lain yang tidak dapat
     menerima keputusan yang jelas dan tegas itu. Oleh karena itu,
     sebelum mengambil keputusan buatlah perhitungan yang matang,
     analisa yang tepat, dan evaluasi yang objektif. Biasanya, seorang
     pemimpin sudah memiliki gambaran tentang kemungkinan-kemungkinan
     yang akan terjadi karena keputusan itu dan itulah alasan mengapa
     ada sasaran yang jelas yang akan dituju oleh keputusan itu.

     Selanjutnya, penting untuk memberikan kesempatan pada orang lain
     untuk melahirkan dan mengemukakan pendapat dan pemikirannya,
     meskipun Anda telah membuat perhitungan tentang keputusan akhir.
     Menunggu dengan sabar adalah penting bagi seorang pemimpin karena
     Anda jugalah yang berhak membuat keputusan finalnya. Dengan
     menahan diri, Anda telah menghargai setiap anggota tubuh Kristus.
     Selain itu, orang lain akan dengan senang hati ikut melaksanakan
     keputusan yang Anda tetapkan karena mereka pun turut ambil bagian
     di dalamnya.

  c. Keputusan terarah pada tujuan tunggal yang luas

     Keputusan yang tunggal, namun luas selalu lebih efektif dalam
     menggerakkan orang-orang yang dipimpin. Sebab dengan pimpinan Roh
     Kudus, pemimpin dan pengikutnya akan maju bersama menuju sasaran.

     Jangan membuat keputusan dengan bermacam-macam tujuan yang kecil.
     Banyaknya tujuan akan merepotkan orang yang dipimpin. Mereka akan
     merasa bingung untuk menentukan tujuan mana yang harus dicapai
     terlebih dahulu. Lebih buruk lagi bila tiap-tiap orang yang
     dipimpin memiliki tujuan yang berbeda-beda. Ada yang memilih
     tujuan A, ada yang ingin mencapai tujuan B, dst. Tujuan yang
     tunggal dan luas itu lebih terarah, lebih mempersatukan, dan
     lebih mendorong tiap orang untuk mencapai tujuan.

     Jadilah seorang pemimpin yang memiliki tujuan dan perkara yang
     besar. Kebesaran, kekuatan, dan kewibawaan seorang pemimpin
     sangat dipengaruhi oleh luas atau tidaknya tujuan yang hendak
     dicapai.

  d. Keputusan sesuai dengan prioritas

     Seorang pemimpin selalu dihadapkan pada berbagai tugas dan
     kesibukan. Semuanya dirasakan penting dan harus dikerjakan dengan
     baik. Namun, tidak mungkin seorang pemimpin dapat melakukan semua
     tugasnya sekaligus dengan hasil yang sama baiknya. Oleh karena
     itu, Anda perlu menyusunnya sesuai prioritas. Prioritas dapat
     menolong kita dalam melaksanakan tugas secara teratur dan
     disiplin.

     Menyusun prioritas bisa menjadi hal yang sulit. Adakalanya semua
     tugas kelihatannya perlu diprioritaskan atau diutamakan. Namun,
     sebenarnya Anda masih bisa menempatkan hal lain yang lebih utama.
     Jika Anda tidak tahu mana yang lebih utama, Anda akan mengalami
     banyak kegagalan.

     Dengan menyusun prioritas, Anda bisa mendapatkan hasil yang
     maksimal dan sebaik mungkin karena tugas dikerjakan satu per satu
     hingga selesai. Namun, bila Anda mengerjakan beberapa tugas dalam
     waktu bersamaan, hasil yang diperoleh tidak akan memuaskan karena
     pikiran dan tenaga Anda terbagi dan fokus Anda menyebar. Hasil
     yang maksimal itu akan memuaskan Tuhan, sekaligus memuaskan Anda
     dan orang-orang yang turut ambil bagian dalam melaksanakan tugas
     tersebut.

  e. Rela membayar harga keputusan

     Untuk bisa menjadi saluran air, sebilah bambu harus mengalami
     proses yang panjang dan tidak mengenakkan. Pertama, ia harus
     dipotong lepas dari akarnya, lalu setiap cabang dan rantingnya
     harus dibersihkan. Tidak hanya itu, setiap ruas yang ada di dalam
     bambu juga harus dibersihkan agar air dapat mengalir dengan
     leluasa. Baru setelah itu, bambu dapat digunakan untuk
     mengalirkan air dan menyuburkan tanah yang kering.

     Begitu juga dengan seorang pemimpin. Agar dapat menjadi pemimpin
     yang baik, ia harus mau mengorbankan ego dan keakuannya untuk
     dibentuk sesuai keinginan Tuhan. Proses pembentukan itu memang
     tidak mengenakkan, bahkan kadang menyakitkan bagi kita. Perlu
     kita ketahui bahwa untuk mencapai hal yang baik diperlukan
     pengorbanan. Mintalah Roh Kudus untuk mendorong Anda agar rela
     membayar harga sehingga Anda menjadi seorang pemimpin yang sesuai
     dengan kehendak Tuhan.

     Musa mau mengalami penderitaan dan penderitaan itu menjadikannya
     pemimpin besar untuk bangsanya (Ibrani 11:25-26). Ia membuat
     keputusan, rela meninggalkan kemuliaan, kekuasaan, dan kelimpahan
     Mesir yang ditawarkan padanya jika ia menjadi pemimpin di Mesir,
     dan memilih masuk dalam penderitaan bangsa Israel. Tidak banyak
     pemimpin yang sebanding dengan Musa dalam pergumulan yang sehebat
     itu.

  f. Berani bertanggung jawab atas tiap kegagalan

     Setiap pemimpin harus menyadari bahwa tidak pernah ada pemimpin
     yang tidak gagal, betapa pun bijaksananya, luasnya pandangan,
     atau cakapnya dia dalam memimpin. Yang penting, setiap kegagalan
     itu diterima dengan rendah hati, lapang dada, dan ikhlas,
     terutama ikhlas kepada Tuhan. Dan juga, dalam membuat keputusan
     haruslah diperhitungkan bahwa kegagalan itu mungkin saja terjadi
     dan Anda harus berani bertanggung jawab atas tiap kegagalan itu.

     Tidak banyak pimpinan yang berani seperti itu. Kecenderungan yang
     ada ialah melemparkan kegagalan dan mencari kesalahan pada orang
     lain, situasi, atau lingkungan. Perhatikanlah bahwa hanya satu
     jari yang kita gunakan untuk menyalahkan orang lain, sedangkan
     tiga jari lainnya terarah kepada diri sendiri. Ini berarti bahwa
     sepantasnyalah kita lebih memeriksa diri kita sendiri atas setiap
     kegagalan yang diterima.

     Rasa tanggung jawab seorang pemimpin mendorongnya untuk berani
     mengambil risiko dan memikul kesalahan anggotanya. Tindakan
     seperti ini tidak menghancurkan wibawa seorang pemimpin, malahan
     akan membuat para anggota semakin menghargai Anda karena Anda
     terbukti sebagai seorang pemimpin yang bertanggung jawab, rela
     menderita dan memikul sebagian kesalahan anggota.

  g. Berani melaksanakan keputusan

     Membuat keputusan memang bukan perkara mudah apalagi untuk
     melaksanakannya sesuai dengan kehendak Tuhan. Dalam Alkitab ada
     beberapa contoh pemimpin yang memikul dampak yang luar biasa
     akibat keputusan yang diambilnya. Ketika bertemu Yesus saat
     menuju Damaskus, Rasul Paulus bertanya, "Apakah yang harus
     kuperbuat bagi-Mu (Kisah Para Rasul 9:6 -- KJV)?" Ini menunjukkan
     bagaimana Paulus mencari kehendak Tuhan. Dengan menemukan
     kehendak Tuhan, Paulus pun mengalami perubahan total. Ia menjadi
     pemimpin rohani dalam Perjanjian Baru dan dalam sejarah gereja.
     Rahasia keberhasilannya terletak pada sikapnya yang berani
     menjalankan keputusan itu.

  Di depan kita masih banyak hal yang harus dijalankan dan masih
  banyak yang harus dicapai. Semuanya itu bergantung pada pengertian
  kita akan kehendak Tuhan dan keputusan untuk memeluk kehendak Tuhan
  serta keberanian untuk menjalankan kehendak Tuhan.

  Sumber diringkas dari:
  Judul buku: Manajemen dan Kepemimpinan menurut Wahyu Allah
  Judul bab : Bagaimana Membuat Keputusan
  Penerbit  : Gandum Mas, Malang 1986
  Penulis   : Dr. P. Octavianus
  Halaman   : 117 -- 144

==================================**==================================
ARTIKEL (2)

  Pengantar
  ---------
  Sering kali dalam proses membuat keputusan, orang yang berbeda bisa
  membuat kesalahan yang sama. Uraian berikut menjelaskan beberapa
  kesalahan yang sering dilakukan dalam pengambilan keputusan sehingga
  setelah mengetahuinya, Anda tak perlu mengulangi kesalahan yang
  sama.

            -*- KESALAHAN DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN -*-

  Jebakan dalam Informasi Pendukung (The Confirming-Evidence Trap)
  ----------------------------------------------------------------
  Kesalahan yang pertama ini disebabkan oleh kecenderungan kita
  mencari informasi yang mendukung pendapat kita dan mengabaikan
  informasi yang menentangnya. Ini bukan hanya memengaruhi ke mana
  kita akan mengumpulkan bukti untuk memperkuat pendapat kita,
  namun juga bagaimana kita mengartikan bukti yang kita dapat. Dan
  akhirnya, menyebabkan kita terlalu memerhatikan informasi dan
  opini yang mendukung dan meremehkan informasi yang sebaliknya.

  Ada dua hal yang menjadi penyebab. Pertama, kecenderungan kita
  untuk memutuskan apa yang akan kita lakukan sebelum mengetahui
  alasan mengapa kita melakukannya. Yang kedua, kecenderungan kita
  untuk terlibat dengan hal-hal yang kita sukai dan menjauhi
  hal-hal yang tidak kita sukai.

  Untuk menghindarkan Anda dari melakukan kesalahan yang sama,
  pastikanlah untuk selalu memeriksa semua bukti dengan porsi yang
  seimbang. Hindari kecenderungan untuk menerima bukti pendukung
  mentah-mentah tanpa mengajukan pertanyaan apa pun. Ajaklah atasan
  atau rekan kerja yang Anda kagumi untuk saling berargumen. Pastikan
  bahwa lawan bicara Anda tidak terpengaruh oleh cara pandang Anda,
  agar ia dapat memberikan opini yang netral. Juga, Anda perlu jujur
  kepada diri Anda sendiri mengenai motif. Apakah Anda benar-benar
  mencari informasi yang membantu dalam menentukan pilihan yang tepat?
  Ataukah hanya mencari informasi yang mendukung dan memperkuat apa
  yang ingin Anda lakukan?

  Jebakan dalam Membuat Kerangka (The Framing Trap)
  -------------------------------------------------
  Pengambilan keputusan sering kali ditentukan oleh bagaimana kita
  memandang pilihan atau bagaimana kita menyusun kerangka pertanyaan
  berkenaan dengan keputusan itu.

  Orang cenderung tidak mau mengambil risiko dan mencari-cari alasan
  agar bisa menghindari keputusan yang mendatangkan kerugian, walau
  sekecil apa pun. Meskipun di baliknya ada kesempatan yang lebih
  besar untuk mencapai yang lebih tinggi. Kebanyakan orang juga
  mencomot kerangka situasi yang ada di hadapan mereka daripada
  merumuskan ulang masalah dengan cara mereka sendiri. Jangan langsung
  menerima kerangka yang sudah ada. Cobalah untuk menyusun ulang
  kerangka masalah dalam beberapa cara, agar Anda bisa memandangnya
  dari sisi yang berbeda. Cobalah juga untuk menciptakan situasi
  netral yang memadukan keuntungan dan kerugian atau yang memberikan
  penjelasan berbeda. Selama proses pengambilan keputusan, tanyakan
  pada diri Anda bagaimana pemikiran Anda bisa berubah bila kerangka
  diubah.

  Jebakan dalam Membuat Perkiraan dan Prediksi (Estimating and
  Forecasting Traps)
  ------------------------------------------------------------
  Kita semua bisa memperkirakan waktu, volume, jarak, dan berat dengan
  baik karena kita sering kali membuat keputusan yang berkaitan dengan
  hal-hal itu, dan cepat mendapat tanggapan tentang keakuratan
  perkiraan kita. Namun, kita kurang berpengalaman dalam memutuskan
  prediksi-prediksi yang belum pasti. Sering kali kesalahan yang
  terjadi dalam perkiraan prediksi adalah salah satu di bawah ini.

  a. Jebakan karena Terlalu Percaya Diri (The Overconfidence Trap)
     Terkadang kita terlalu yakin akan kemampuan kita dalam membuat
     perkiraan atau prediksi. Dalam serangkaian tes, beberapa orang
     diminta untuk memprediksi nilai saham dalam penutupan bursa
     saham Dow Jones sepekan ke depan. Dalam ketidakpastian, mereka
     lalu diminta untuk memperkirakan di titik mana nilai penutupan
     itu akan jatuh di antara suatu garis. Mereka memperkirakan hanya
     ada 1% peluang nilai penutupan yang akan melebihi angka tertinggi
     yang telah mereka tetapkan dan hanya ada 1% peluang nilai
     penutupan akan jatuh di bawah nilai yang telah mereka tetapkan.
     Namun ternyata, prediksi-prediksi tersebut meleset jauh karena
     nilai penutupan jatuh di luar garis sebesar 20-30%. Terlalu yakin
     akan kemampuan memprediksi justru akan menyebabkan orang
     menetapkan garis peluang yang terlalu sempit dan kecil.

  b. Jebakan karena Terlalu Hati-Hati (The Prudence Trap)
     Sering kali orang terlalu berhati-hati dalam memprediksi. Saat
     harus mengambil keputusan yang berisiko tinggi, kita cenderung
     menempatkan perkiraan yang kita buat pada sisi yang aman. Contoh
     yang sangat bagus adalah pendekatan "analisis skenario kasus
     terburuk", yang dulunya populer dalam sistem pembuatan senjata.
     Analisis ini sampai sekarang masih digunakan dalam pengaturan
     mesin-mesin tertentu. Dengan pendekatan ini, para perancang
     senjata mendesain senjata buatannya agar dapat digunakan dalam
     situasi terburuk yang mungkin terjadi, meskipun pada kenyataannya
     kesulitan yang terdapat dalam situasi tersebut sangat kecil.

  c. Jebakan karena Memori atau Ingatan (The Recallability Trap)
     Tak jarang kita membuat prediksi tentang masa depan berdasarkan
     kenangan kita di masa lampau. Karena itulah, kejadian-kejadian
     yang meninggalkan kesan mendalam bisa sangat memengaruhi kita.
     Misalnya, kita cenderung membesar-besarkan peluang terjadinya
     kejadian yang jarang, namun hebat, seperti kecelakaan pesawat.
     Kejadian yang dramatis atau yang menimbulkan trauma dalam
     kehidupan akan mengubah cara pandang Anda. Anda akan menganggap
     kejadian seperti itu berpeluang lebih besar untuk terulang
     kembali di masa depan.

  Ketika kita dituntut untuk mengambil keputusan dengan cepat, peluang
  untuk melakukan kesalahan akan lebih besar. Apalagi bila waktu yang
  tersedia juga terbatas. Akhirnya, kita lebih mengandalkan emosi
  daripada penalaran.

  Sebelum terlalu banyak menghabiskan waktu dalam membuat keputusan,
  luangkan waktu untuk meninjau kembali bagaimana cara kita membuat
  keputusan tersebut. Jangan terikat secara emosional pada suatu hasil
  sebelum yakin bahwa proses pengambilan keputusan itu bermanfaat
  untuk Anda. (t/Lanny)

  Sumber diedit dan diterjemahkan dari:
  Judul asli     : More of the Most Common Decision-Making Mistakes
                   People Make
  Penulis        : Kare Anderson
  Alamat situs   : http://www.pertinent.com/articles/communication/kareCom12.asp

==================================**==================================
TIPS

                     -*- MENENTUKAN PRIORITAS -*-

  Sebuah kaca pembesar tidak akan berguna bila hanya digunakan untuk
  bermain-main dan dilambai-lambaikan ke sekelilingnya. Namun, jika
  difokuskan dengan tepat, kaca pembesar itu dapat membuat sebuah
  lubang bakaran di kayu melalui energi matahari yang ditangkapnya.

  Anda tidak akan pernah benar-benar menghasilkan atau mencapai
  sesuatu bila Anda tidak menentukan fokus yang tepat pada
  prioritas-prioritas yang ada. Banyaknya pilihan yang dihadapi saat
  ini mengharuskan Anda untuk berfokus pada satu pilihan dan tidak
  menyebar ke berbagai hal. Poin-poin berikut ini akan membantu Anda
  untuk menentukan fokus pada hal-hal yang utama.

  1. Selektiflah terhadap apa yang Anda lakukan.

     Dalam masa pelayanan-Nya, Yesus mengonsentrasikan
     prioritas-prioritas-Nya. Tujuan-Nya jelas, yaitu mencari dan
     menyelamatkan yang terhilang (Luk. 19:10). Ia menyadari seberapa
     jauh keterbatasan manusiawi-Nya dan membatasi diri-Nya. Dan oleh
     karena itulah, dua pertiga waktu pelayanan-Nya dilewatkan dengan
     kedua belas murid-Nya. Hidup Yesus berhasil karena Ia
     memaksimalkan waktu dan tenaga dengan berfokus pada beberapa hal
     yang penting.

     Orang yang berusaha melakukan segalanya tidak akan mencapai
     apa-apa. Hanya hidup dengan fokus yang jelaslah yang akan membawa
     hasil, seperti sebuah sungai yang memiliki satu tujuan dan
     memiliki muara yang membatasinya sehingga terus mengalir.

  2. Prioritaskan hal yang utama.

     Tanyakan hal berikut pada diri Anda, apakah selama ini Anda
     mengutamakan yang mayoritas ataukah yang minoritas? Sebagai
     seorang pemimpin, ada begitu banyak peluang baik yang datang pada
     Anda. Namun, bila Anda mencoba merespons terlalu banyak peluang,
     Anda tidak akan ke mana-mana, seperti halnya suatu rawa yang
     hanya diam di satu tempat.

     Buatlah daftar dari segala hal yang Anda lakukan sebagai seorang
     pemimpin. Berikan perhatian pada hal-hal yang Anda lakukan dengan
     baik. Dengan bimbingan doa, pilihlah tiga atau empat yang
     terpenting, dan jadikan ini prioritas Anda. Dengan membatasi diri
     pada segenggam prioritas yang bisa Anda kerjakan dengan baik,
     Anda akan maju dan mendapatkan hasil yang lebih baik.

  3. Lakukanlah "hal-hal yang tepat" lebih daripada "hal-hal dengan
     tepat".

     "Para manajer melakukan hal-hal dengan cara yang tepat, namun
     seorang pemimpin melakukan hal-hal yang tepat." Itulah yang
     dikatakan Peter Drucker dalam bukunya, "The Effective Executive".
     Lebih jauh lagi, ia mengatakan bahwa para pemimpin yang berhasil
     adalah mereka yang belajar memilih hal-hal yang tepat dan
     melakukannya berulang-ulang sampai melihat buah yang diinginkan.

     Jack Paar, seorang pelawak profesional dalam NBC Tonight Show,
     selalu mencoba kelakarnya di hadapan penonton berulang-ulang
     sampai kelakar itu berjalan seperti yang diinginkannya. Demikian
     juga, setelah Anda berhasil mengidentifikasikan "hal yang utama"
     bagi Anda, lakukanlah berulang-ulang sampai Anda mendapat hasil
     yang baik.

  4. Tolaklah yang kecil untuk mendapat yang lebih besar.

     Michael Jordan, pemain National Basketball Association (NBA),
     mempunyai intensitas dan fokus. Itulah yang menjelaskan mengapa
     ia menang. Dalam suatu pertandingan tahun 1998 antara Indiana
     Pacers dan Chicago Bulls, perbedaan nilai di menit-menit terakhir
     sangatlah tipis, dan Indianalah yang lebih unggul. Saat Jordan
     merebut bola dan mencoba melakukan lemparan, pelatih Indiana
     Pacers, Larry Bird, tidak bersiap-siap merayakan kemenangan
     timnya, justru berkonsentrasi pada Jordan. Teriakan penonton
     semakin kencang, tapi para pemenang yang sejati tahu bagaimana
     untuk tidak berfokus pada hal-hal yang kurang penting. Jordan
     hampir mencetak satu angka, yang akan memutarbalikkan
     pertandingan tersebut.

     Keberhasilan dalam pelayanan dan kepemimpinan jarang terjadi bila
     tanpa maksud menolak hal-hal kecil untuk mendapat hal-hal yang
     lebih besar. Pada dasarnya, setiap orang memerlukan dua unsur
     untuk berhasil: disiplin diri dan fokus.

  5. Beri waktu antara menabur dan menuai.

     Pohon jati memerlukan waktu bertahun-tahun untuk mencapai tahap
     kematangannya. Namun, tumbuhan kecil seperti jamur atau bunga
     bisa tumbuh dengan cepat. Jika Anda tidak memiliki kesabaran dan
     mau menunggu, Anda tidak akan pernah melihat sebuah tunas kecil
     menjadi pohon yang besar, kuat, dan kokoh. Demikian juga halnya
     dengan ide menabur dan menuai (Gal. 6:9). Sesuatu yang berarti
     membutuhkan waktu dan semakin besar sesuatu itu semakin banyak
     fokus dan energi yang dibutuhkan.

  6. Biarkan Roh Kudus memberi Anda tenaga yang Anda butuhkan.

     Inilah poin yang terpenting. Bila Anda mengutamakan Roh Kudus dan
     membiarkannya bekerja dalam hidup Anda, Anda akan melihat hal-hal
     yang besar lebih daripada yang dibayangkan. Dalam pelayanan dan
     kepemimpinan, tenaga Anda yang paling fundamental berasal dari
     hubungan yang harmonis dengan Roh Kudus dan berfokus pada apa
     yang Allah ingin Anda lakukan.

     Allah telah memberikan janji-Nya pada kita, yaitu bahwa kita akan
     menjadi saluran di mana kekuatan Allah akan berpindah
     (Yoh. 14:12). Berfokuslah pada hal utama yang datang dari Roh
     Kudus.

  Sumber diedit dari:
  Judul buku: On-Purpose Leadership
  Judul bab : Prioritaskan Hal yang Utama
  Penerbit  : Harvest, Jakarta 2003
  Penulis   : Dale Galloway dan Warren Bird
  Halaman   : 43 -- 50

==================================**==================================
INSPIRASI

            -*- BULATKAN TEKAD DAN AMBILLAH KEPUTUSAN -*-

  Pada masa mudanya, Presiden Ronald Reagan pernah diajak bibinya
  pergi ke rumah seorang tukang sepatu untuk membuat sepasang sepatu
  baru. Tukang sepatu bertanya pada Reagan muda, "Sepatu seperti apa
  yang kau inginkan? Yang berujung persegi atau bundar?" Karena tidak
  bisa memutuskan, Reagan tidak menjawab, dan tukang sepatu memberinya
  waktu untuk berpikir. Beberapa hari kemudian, tukang sepatu melihat
  Reagan di jalan dan menanyakan lagi ujung sepatu seperti apa yang ia
  inginkan. Reagan masih belum bisa menjawabnya. Tukang sepatu itu
  lalu berkata, "Datanglah ke rumahku beberapa hari lagi. Sepatumu
  pasti sudah siap."

  Ketika Reagan datang ke rumah tukang sepatu itu, dia mendapati
  sebuah sepatu berujung persegi dan sebuah sepatu berujung bundar!
  "Ini mengajarkanmu, jangan pernah biarkan orang mengambil keputusan
  untukmu," kata si tukang sepatu pada pelanggannya yang tak bisa
  memutuskan. "Saya belajar sesuatu," kata Reagan kemudian, "jika Anda
  tidak membuat keputusan sendiri, orang lain yang akan memutuskan
  untuk Anda." (t/Lanny)

  Sumber diterjemahkan dari:
  http://net.bible.org/illustration.php?topic=374

==================================**==================================
JELAJAH

                -*- LEADERSHIP NETWORK ADVANCE -*-
                     http://www.leadnet.org/

  Halaman utama situs ini cukup sederhana sehingga Anda langsung bisa
  melihat apa yang ditawarkan di dalamnya. Sebuah kotak pencarian
  tersedia di pojok kanan atas. Terdapat juga tautan ke berita-berita
  terbaru tentang pelayanan. Di halaman utama tersedia sebuah tautan
  lain yang akan membawa Anda ke halaman yang memaparkan pencapaian
  Leadership Network dalam membantu gereja dan pemimpin gereja dalam
  mendapat kesadaran yang lebih jelas dan lebih baik tentang visi
  mereka serta pengaruhnya. Jika Anda ingin merenungkan tentang siapa
  Anda, apa masalah yang sesungguhnya Anda hadapi, bagaimana keadaan
  Anda seharusnya saat ini, atau jika Anda ingin memiliki hidup yang
  berarti, segeralah berkunjung ke bagian "Halftime" untuk menemukan
  jawabannya. Situs ini juga menyediakan resensi buku-buku
  kepemimpinan yang dijual secara tersambung.

  Sumber diambil dari:
  Publikasi ICW Edisi 1073
  ==> http://www.sabda.org/publikasi/icw/1073/

==================================**==================================
STOP PRESS

                  BERITA PESTA: INFO AKTUAL PESTA

  Publikasi ini merupakan publikasi yang tepat untuk dibaca oleh para
  peserta maupun alumni PESTA. Diterbitkan sebulan sekali oleh Yayasan
  Lembaga SABDA, publikasi ini berisi berita-berita aktual seputar
  Kursus Pendidikan Studi Teologi Awam (PESTA).

  Bagi Anda yang belum mengetahui tentang PESTA, tapi tertarik dengan
  pelayanan PESTA dan ingin mengetahui perkembangannya, silakan
  bergabung menjadi pelanggan publikasi ini. Dengan berlangganan, Anda
  tidak hanya akan mendapatkan informasi seperti jadwal kursus, tapi
  juga kesaksian dari para peserta, termasuk artikel-artikel yang
  dapat memberkati Anda.

  ==> < daftar-berita-pesta(at)sabda.org >              [berlangganan]
  ==> http://www.pesta.org/                                    [situs]
  ==> http://www.sabda.org/publikasi/berita_pesta/             [arsip]

==================================**==================================
Berlangganan       : subscribe-i-kan-leadership(at)hub.xc.org
Berhenti           : unsubscribe-i-kan-leadership(at)hub.xc.org
Kontak e-Leadership: staf-leadership(at)sabda.org
Arsip e-Leadership : http://www.sabda.org/publikasi/e-leadership/arsip
Situs Indo Lead    : http://lead.sabda.org/
----------------------------------------------------------------------
                     Redaksi e-Leadership: Lanny
    e-Leadership merupakan kerja sama antara Indo Lead, YLSA, dll.
             Didistribusikan melalui sistem network I-KAN
           Bahan ini dapat dibaca secara on-line di situs:
             http://www.sabda.org/publikasi/e-leadership/
                      Copyright(c) 2007 oleh YLSA
        http://www.sabda.org/ylsa/ ~~ http://katalog.sabda.org/
  Rekening: BCA Pasar Legi Solo No. 0790266579 / a.n. Yulia Oeniyati
==================================**==================================

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org