Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-leadership/3

e-Leadership edisi 3 (16-3-2006)

Tugas Seorang Pemimpin

 
                           Edisi Maret 2006
<><*><>========================================================<><*><>
               <><   Milis Publikasi e-LEADERSHIP   ><>
                                <><*><>
                    Topik: Tugas Seorang Pemimpin
<><*><>========================================================<><*><>

  MENU SAJI

  EDITORIAL          : Menjalankan Peran sebagai Pemimpin
  ARTIKEL (1)        : Apa yang Harus Dikerjakan Pemimpin?
  ARTIKEL (2)        : Apa yang Dilakukan oleh Para Pemimpin
  TIPS KEPEMIMPINAN  : Sepuluh Teladan Yesus Sebagai Pemimpin
  JELAJAH            : LeadershipJournal.net
  INFO               : Kelas Virtual PESTA Periode April - Mei 2006

===============================><>*<><================================
<>< EDITORIAL

                -*- MENJALANKAN PERAN SEBAGAI PEMIMPIN -*-

  Pada edisi e-Leadership Pebruari yang lalu kita telah belajar
  tentang definisi seorang pemimpin, terutama dilihat dari kacamata
  kekristenan dan juga langkah awal yang perlu diperhatikan untuk
  menjadi seorang pemimpin yang efektif dan berkarakter Kristus.
  Setelah kita tahu apa itu pemimpin Kristen, maka saatnya bagi kita
  untuk memahami apa saja yang dikerjakan oleh seorang pemimpin,
  khususnya pemimpin Kristen.

  Pendekatan seorang pemimpin bukanlah pendekatan kekuasaan, tetapi
  pendekatan hubungan atau relasional. Bila membicarakan aspek
  kepemimpinan, kita akan dihadapkan pada bahasan yang cukup luas.
  Namun, secara garis besar tugas utama seorang pemimpin bisa
  dirangkum dalam tiga hal yaitu: to ennoble, to enable, dan to
  empower. Adalah penting bagi seorang pemimpin Kristen untuk
  menjalankan ketiga tugas itu selaras dengan prinsip-prinsip
  kekristenan. Dua artikel yang dimuat secara berurutan dalam edisi
  ini kiranya dapat memberi penjelasan yang tepat. Selain itu simak
  juga Tips yang berjudul Sepuluh Teladan Yesus Sebagai Pemimpin.
  Akhir kata, selamat menyimak sajian kami.

  Tim Redaksi,
  (Kris)

          "Mereka telah memberi kesaksian di hadapan jemaat
       tentang kasihmu. Baik benar perbuatanmu, jikalau engkau
      menolong mereka dalam perjalanan mereka, dengan suatu cara
           yang berkenan kepada Allah." (3Yohanes 1:6 TB)
          < http://www.sabda.org/sabdaweb/?p=3Yohanes+1:6 >

===============================><>*<><================================

         THE FUNCTION OF LEADERSHIP IS TO PRODUCE MORE LEADERS,
                           NOT MORE FOLLOWERS
                            - Ralph Nader -

===============================><>*<><================================
<>< ARTIKEL (1)

               -*- APA YANG HARUS DIKERJAKAN PEMIMPIN? -*-
                          (Robby I. Chandra)

  Agustinus adalah seorang pemuda yang memenuhi berbagai prasyarat
  kepemimpinan. Ia peduli kepada muda-mudi yang dipercayakan
  kepadanya. Ia menyediakan diri untuk bekerja keras dan banyak
  mengorbankan waktunya. Lebih dari itu, caranya mengatasi masalah-
  masalah yang timbul juga sangat baik. Namun, secara berkala ia
  mengeluhkan keadaannya kepada pendeta di gerejanya. "Berat sekali
  pikulan ini, Pak. Saya lelah secara mental." Setelah melayani dua
  tahun, ia mundur dan menghilang. Agustinus mengalami "kondisi
  terbakar habis" (burned out) bagaikan lilin yang dibakar dari kedua
  ujungnya sekaligus.

  Apa yang harus Anda lakukan untuk menjadi pemimpin kristiani yang
  berhasil dan tidak sampai "musnah terbakar" oleh panggilan ini? Di
  gereja, lembaga pendidikan, atau lembaga parachurch, acap kali apa
  yang harus Anda kerjakan sebagai pemimpin tidak terungkap secara
  nyata. Akibatnya banyak harapan tidak terkendali. Orang menuntut
  sangat banyak dari pemimpinnya, termasuk hal-hal yang tidak masuk
  akal. Bukankah sebagai pemimpin Anda sering merasa bahwa Anda
  dituntut untuk hidup sederhana namun tampil mewah, bersikap sabar
  tapi cekatan, serta cenderung atletis namun asketis? Anda harus
  bersikap tegas, sekaligus lemah lembut. Anda berani membuat
  terobosan, namun reflektif. Dengan kata lain, terhadap tuntutan tadi
  mungkin malaikat pun tak akan mampu memenuhinya. Agar pemimpin dan
  mereka yang dipimpin tidak menjadi kecewa dan pahit, maka sebelum
  mulai bekerja, seorang pemimpin harus memperjelas apa yang harus
  dikerjakan dan apa yang harus dihindari oleh orang yang dipimpinnya.
  Ia juga harus menolong mereka dalam memperjelas harapan mereka.

  Memang sebenarnya Anda tidak perlu memenuhi hal-hal yang keliru.
  Namun, orang-orang mengharapkan keteladanan dan integritas dalam
  gambar diri, misi hidup, dan perilaku seorang pemimpin yang berporos
  pada Kristus. Hal-hal tersebut harus dipenuhi. Selain itu, bila
  orang mengharapkan bahwa prasyarat seorang pemimpin kristiani ialah
  lebih berani menggantungkan diri kepada-Nya, serta menghayati
  panggilannya untuk memimpin, tuntutan-tuntutan seperti ini memang
  layak dipenuhi.

  Kenneth Gangel, seorang pakar, mencatat bahwa seorang pemimpin harus
  melakukan berbagai hal agar berhasil, meliputi Relating, Organizing,
  Achieving, Thinking, Envisioning, dan Enduring (menjalin hubungan,
  mengorganisasi, mencapai, berpikir, menggali visi, dan menanggung
  beban).

  Barangkali, inilah saatnya kita menyimak tulisan Souza, seorang
  pakar yang menggarisbawahi bahwa seorang pemimpin kristiani
  diharapkan melakukan beberapa hal berikut.

     To ennoble yakni memberikan perspektif yang lebih bermakna
     terhadap urusan yang dilaksanakan. Istilah lain ialah "heart
     perspective atau mengangkat hati pengikutnya".

     To enable yakni mendidik, menolong orang belajar, melatih,
     memimpin, dan konseling agar orang dapat melaksanakan tugasnya.
     Istilah lain ialah "head perspective" atau perspektif nalar.

     To empower yakni memberikan kesempatan atau daya kepada orang
     lain agar melaksanakan dengan baik apa yang telah dipelajari.
     Istilah lainnya ialah memberdayakan.

  Masih ada pendapat lain, bahwa pemimpin bertanggung jawab menolong
  pengikutnya bertumbuh pada aspek-aspek:

     Spiritual   : visi, makna, dan standar nilai-nilai
     Intelektual : lebih memahami
     Emosional   : lebih termotivasi
     Manajerial  : lebih menguasai keterampilan dalam bekerja

  Jadi, jika Anda adalah seorang pemimpin, maka Anda adalah orang yang
  memberikan dampak kuat kepada orang lain. Anda juga harus terbeban
  menimbulkan perubahan pada pengikut Anda. Anda akan bahagia bila
  orang yang mengikuti Anda bertumbuh dan mampu memberikan kontribusi
  yang maksimum bagi dunia. Anda juga akan bahagia bila potensi mereka
  sepenuhnya berkembang, terutama bila Anda sangat peduli untuk
  menumbuhkan bibit-bibit pemimpin baru yang akan melanjutkan karya
  Anda. Anda akan mencapainya bila orang mempercayai Anda.

  Sumber diedit dari:
  Judul Buku   : Landasan Pacu Kepemimpinan
  Judul Artikel: Apa yang Harus Dilakukan Pemimpin?
  Penulis      : Robby I. Chandra
  Penerbit     : Gloria Graffa, Yogyakarta, 2004
  Halaman      : 40-44

===============================><>*<><================================
<>< ARTIKEL (2)

             -*- APA YANG DILAKUKAN OLEH PARA PEMIMPIN -*-
                          (Kenneth O. Gangel)

  Tugas-tugas yang dilaksanakan seorang pemimpin meliputi bidang
  aktivitas utama, yaitu: mengadakan hubungan, mengorganisasi,
  mencapai hasil, melihat masa depan, dan kuat bertahan.

  1. Para Pemimpin Mengadakan Hubungan
  ------------------------------------
  Pemimpin tidak bisa menghindari kemunculannya di depan umum. Namun
  kita juga mengakui adanya pemimpin bayangan yang dimiliki sekelompok
  besar orang. Meskipun tidak pernah bertemu dengan pemimpin bayangan
  tersebut, mereka mengakui kepemimpinannya. Tetapi, baik pemimpin
  yang nyata tampil maupun pemimpin bayangan, mereka akan mencapai
  tujuan-tujuan dan menyelesaikan tugas-tugasnya melalui hubungan-
  hubungan.

  Setiap pemimpin, khususnya pemimpin Kristen, memiliki tanggung jawab
  yang jelas untuk melindungi berbagai hubungan, yang merupakan pusat
  dalam organisasi melalui semangat kasih, kepedulian, dan kerendahan
  hati (Filipi 2:1). Berkaitan dengan masalah bagaimana pemimpin
  menjalin hubungan, memang banyak gaya kepemimpinan yang ditawarkan.
  Tapi sekali lagi sebagai pemimpin Kristen kita bisa belajar dari
  Kisah Para Rasul, di mana model kelompok mendominasi setiap hal,
  terutama dalam pengambilan keputusan. Jadi, adalah hal yang
  alkitabiah jika para pemimpin Kristen bisa mendesentralisasikan
  program-programnya dengan terencana dan sengaja menekan tingkat
  kekuasaannya.

  2. Para Pemimpin Mengorganisasi
  -------------------------------
  Kitab Perjanjian Baru sangat jelas menerangkan tentang karunia untuk
  memimpin (administrasi), seperti yang dijelaskan oleh Paulus dalam
  1 Korintus 12:27-28. Kurangnya minat untuk mengorganisasi yang
  merupakan inti dari perilaku kepemimpinan, adalah sikap yang
  sembrono, karena tanpa mengorganisasi, orang pasti hanya akan
  tersandung pada langkah-langkah selanjutnya.

  Dalam mengorganisasi, ada dua elemen penting yang perlu diperhatikan
  oleh seorang pemimpin.

     a. Rincian tugas
        Rincian tugas yang jelas akan membantu pemimpin untuk memahami
        apa saja yang harus dikerjakannya. Dengan demikian pemimpin
        bisa melakukan kontrol terhadap pekerjaannya. Robert H. Welch
        menjelaskan bahwa rincian tugas seharusnya terdiri dari lima
        elemen, yaitu (1) judul, (2) peryataan tentang fungsi-fungsi
        utama, (3) uraian tentang bagaimana seseorang yang cocok dalam
        organisasi, (4) pernyataan mengenai kualifikasi untuk jabatan
        itu, dan (5) daftar kewajiban yang ditugaskan.

     b. Struktur organisasi
        Struktur organisasi yang tepat memberikan dua bagian informasi
        yaitu garis kewenangan dan jarak kontrol. Tanpa kedua hal
        tersebut seorang pemimpin tidak akan berfungsi dengan baik.
        Khususnya dalam hal membuat jaringan hubungan dan membentuk
        satu tim kepemimpinan.

  3. Para Pemimpin Berprestasi
  ----------------------------
  Pertama-tama, tugas seorang pemimpin adalah untuk memenuhi tujuan
  organisasi. Untuk melakukan hal tersebut, seorang pemimpin harus
  bisa mengubah tujuan menjadi tugas-tugas dan sasaran yang spesifik.
  Selain itu, pemimpin juga harus bisa memastikan bahwa setiap orang
  yang dipimpin tahu dan mengerti dengan tujuan yang ingin dicapai.

  Seorang pemimpin harus bisa menetapkan sasaran yang jelas, dapat
  menciptakan skenario untuk menghasilkan kemenangan/keberhasilan-
  keberhasilan, bisa memberikan harapan bagi pendukung, menarik
  perhatian orang, dan meletakkan dasar yang membangkitkan semangat
  bahwa hal yang baik pada masa depan sedang menjelang.

  Tapi perlu disadari bahwa tidak semua tujuan dan prestasi bisa
  dicapai. Ada kalanya pemimpin mendapati dirinya gagal dalam mencapai
  tujuan tertentu.

  4. Para Pemimpin Berpikir
  -------------------------
  Salah satu peran pemimpin adalah sebagai pengambil keputusan.
  Pemimpin yang baik mengembangkan keterampilan observasi,
  mengumpulkan fakta, melakukan refleksi, bernalar, dan membuat
  penilaian agar sampai pada suatu solusi yang mengakibatkan kemajuan
  organisasi tempat mereka melayani. Meskipun tidak semua pengambilan
  keputusan membutuhkan proses pemecahan masalah secara penuh, tapi
  banyak pemimpin yang memperhitungkan proses itu. Ketika keputusan
  diambil menurut prosedur tersebut, maka keputusan-keputusan
  berikutnya akan menjadi mudah dan bertambah baik. Jika kita kembali
  pada Kisah Para Rasul di atas maka akan jauh lebih baik jika
  partisipasi dan keterlibatan anggota diperhatikan melalui proses
  ini.

  Pemimpin dituntut untuk memiliki pemikiran yang kritis. Selain itu
  ia juga dituntut mampu membayangkan dan menggali alternatif-
  alternatif baik cara, metode, maupun berbagai pengembangan ke arah
  yang lebih baik.

  Berkaitan dengan pengambilan keputusan setidaknya ada empat hal yang
  selama ini sering mengakibatkan pengambilan keputusan menjadi tidak
  efektif. Pertama, kurangnya tujuan yang jelas. Kedua, posisi atau
  kekuasaan yang tidak aman. Seorang pemimpin yang tidak yakin bahwa
  dia memiliki kewenangan untuk membuat keputusan, akan menghasilkan
  keragu-raguan sehingga keputusan yang diambil tidak jelas pula.
  Ketiga, masalah kurangnya informasi. Semakin besar dampak yang akan
  ditimbulkan oleh sebuah keputusan, semakin lengkap pula informasi
  yang dibutuhkan. Yang keempat, ketakutan, baik ketakutan terhadap
  perubahan maupun terhadap konsekuensi yang harus ditanggung.

  5. Para Pemimpin Mengembangkan Visi
  -----------------------------------
  Visi seharusnya menjadi fokus bagi kepemimpinan. Tapi, masih terlalu
  banyak pemimpin yang tidak terfokus, yang hanya melakukan tugas-
  tugas mereka hari demi hari sebagai suatu cara mempertahankan diri
  daripada mengangkat mereka untuk membersihkan berbagai hal. George
  Barna pernah menuliskan, "Agar visi menjadi efektif ... visi harus
  dibuat cukup sederhana untuk diingat, dan cukup spesifik untuk
  memberi arah."

  Seorang pemimpin harus bisa mendelegasikan tugas-tugas mereka agar
  memiliki kebebasan waktu untuk memikirkan masa depan dan
  mengembangkan visi.

  6. Para Pemimpin Bertahan
  -------------------------
  Bagi para pemimpin Kristen, kemampuan untuk bertahan itu penting
  sekali. Pemimpin-pemimpin efektif tetap berada dalam sebuah
  pelayanan sepanjang tugas-tugasnya dapat terselesaikan. Agar mampu
  merencanakan, membuat keputusan-keputusan, dan memperluas visi masa
  depan suatu pelayanan, diperlukan suatu kemampuan untuk mawas diri
  dalam skenario untuk jangka waktu yang lama. Jika para pengikut
  menganggap kedatangan seorang pemimpin hanya sebagai pengganti
  sementara, hanya untuk jangka waktu pendek, atau bahkan hanya
  sebagai pengejar karir, yang mempertimbangkan jabatan yang ada hanya
  sementara, maka mereka akan menunda ketertarikan mereka untuk
  mengikuti pemimpin itu, dan akhirnya menjauhkan diri dari
  keterlibatan dalam kepemimpinan kelompok.

  Dalam kondisi yang benar dan jenis kepemimpinan yang benar,
  kegagalan bisa juga menghasilkan kesuksesan. Untuk bisa bertahan,
  maka kegagalan harus bisa dipandang sebagai sarana di mana orang
  bisa mengembangkan kedewasaan, kredibilitas, dan berhak untuk
  disebut sebagai pemimpin.

  7. Para Pemimpin Membuat Terjadinya Hal-Hal Baik
  ------------------------------------------------
  Apa yang dilakukan oleh para pemimpin? Mereka melakukan dengan tepat
  panggilan Tuhan, dan mereka sadar bahwa panggilan untuk memimpin itu
  perlu melalui latihan-latihan, bimbingan, dan contoh-contoh
  kehidupan yang saleh.

  Ken Callahan memasukkan kalimat yang menakjubkan dalam sebuah
  artikel tentang kepemimpinan. "Semua manajer asyik dengan berbagai
  kebijaksanaan, atasan asyik dengan kekuasaan, orang yang berjiwa
  karismatik asyik dengan peristiwa-peristiwa pernyataan masa depan,
  pemimpin-pemimpin asyik dengan membantu tim menuju pemenuhan dari
  pencarian hidup yang mendasar."

  Sumber diringkas dari:
  Judul Buku   : Leadership on Leadership
  Judul Artikel: Apa yang Dilakukan oleh Para Pemimpin
  Penulis      : Kenneth O. Gangel
  Penerbit     : Gandum Mas, Yogyakarta, 2002
  Halaman      : 34-54

===============================><>*<><================================
<>< TIPS KEPEMIMPINAN

            -*- SEPULUH TELADAN YESUS SEBAGAI PEMIMPIN -*-
                         (Chriswan Sungkono)

  Mental seorang pemimpin diperlukan oleh siapapun yang ingin mulai
  meniti tangga kesuksesan. Untuk itu orang biasanya mencari teladan
  atau idola, yaitu para pemimpin yang dapat ditiru kiat-kiatnya dan
  dipelajari mentalitasnya. Bagi orang Kristen, kepemimpinan dimulai
  dari meneladani karakter dan mental pemimpin dari tokoh terpenting
  dari kekristenan, yaitu Kristus.

  Kristus adalah seorang pemimpin yang hebat, kalau tidak bisa disebut
  yang paling menakjubkan. Selama masa hidup-Nya di bumi, Kristus
  telah memulai tiga tahun pelayanan-Nya menjadi sesuatu yang saat ini
  telah menjadi sebuah gerakan mendunia yang mengubah sejarah. Saat
  ini lebih banyak orang yang mengikuti Dia daripada pemimpin-pemimpin
  lainnya yang pernah dan masih hidup di dunia.

  Sebagai teladan, Yesus telah memberikan berbagai prinsip yang
  penting dalam membentuk seorang pemimpin, dan lewat hidup-Nya
  terkuaklah contoh-contoh nyata yang dapat kita tiru dan terapkan
  dalam hidup kita. Apa saja yang Yesus ajarkan dan praktikkan? Dr.
  Tim Elmore menjabarkan hal tersebut dalam www.growingleaders.com:

  Bagi Yesus, pemimpin = pelayan
  ------------------------------
  Di acara-Nya yang terakhir bersama seluruh murid, yaitu Perjamuan
  Terakhir, Yesus membasuh kaki para murid, termasuk Yudas yang
  nantinya akan berkhianat. Yesus mengetahui posisi-Nya sebagai
  pemimpin, tetapi tidak melupakan panggilan-Nya untuk melayani. Ia
  patuh dan setia pada tujuan pelayanan-Nya. Ia mengetahui masa depan
  dan Ia bersedia menerimanya. (Referensi: Markus 8:35; Matius 20:25;
  Matius 23:11)

  Tujuan-Nya harus menjadi prioritas utama hidup
  ----------------------------------------------
  Dalam banyak hal, seluruh hidup dan pelayanan Yesus adalah tentang
  memprioritaskan hidup dan menjalani setiap prioritas itu. Ketika Ia
  bicara, "Biarkan yang mati menguburkan yang mati," Yesus bicara
  tentang perlunya berkonsentrasi pada tujuan kita yang paling penting
  dan tidak mengalihkan perhatian kita pada situasi darurat sekalipun
  (Matius 8:22). Ketika Lazarus meninggal, Yesus tetap fokus pada apa
  yang sedang Ia kerjakan, dan tidak pergi mengunjungi Lazarus sampai
  dua hari kemudian. Yesus berjalan dalam misi-Nya. Ini artinya,
  kepemimpinan kita harus digerakkan bukan oleh keinginan orang-orang
  di sekitar, melainkan oleh tujuan hidup kita. (Referensi: Lukas
  19:10; Matius 6:33)

  Pimpinlah diri sendiri sebelum memimpin orang lain
  --------------------------------------------------
  Ajaran Yesus adalah: jadilah dulu sesuatu sebelum melakukannya pada
  orang lain. Tanpa banyak bicara, Yesus menyembuhkan orang buta,
  orang kusta, orang pincang, orang tuli; Ia membiarkan setiap karya-
  Nya berbicara untuk diri-Nya. Ia tahu bahwa orang-orang akan meniru
  apa yang mereka telah lihat, tapi belum tentu apa yang mereka
  dengar. (Referensi: Lukas 7:22; Yohanes 14:11)

  Perubahan datang dari hubungan, bukan dari posisi
  -------------------------------------------------
  Yesus mengerti benar pentingnya membangun hubungan. Ia tidak
  mendirikan tahta di tengah kota dan berkata, "Inilah istana-Ku.
  Inilah satu-satunya tempat di mana kalian bisa melihat Aku."
  Sebaliknya, Ia malah pergi ke pasar, ke pelabuhan, ke berbagai
  sinagoge dan memulai pelayanan-Nya dari sana. Ia bahkan mengunjungi
  rumah orang-orang biasa. Jadi Ia pergi ke berbagai tempat dan
  membangun hubungan yang baik dengan setiap orang yang Ia kunjungi,
  tanpa memedulikan posisinya. (Referensi: Yohanes 4:5-30, 8:1-11)

  Pemimpin harus mampu mengisi dirinya sendiri
  --------------------------------------------
  Hidup itu keras dan berat. Semakin kita sukses dan semakin banyak
  orang yang kita pimpin, semakin banyak hal yang mereka inginkan dari
  kita. Kita harus mampu memperlengkapi diri dengan berbagai hal yang
  mereka minta. Beberapa kali Yesus pergi menyendiri dan mencari
  tempat untuk melakukan introspeksi dan berdiam diri. Dengan cara itu
  Ia berbicara dengan Bapa-Nya dan mendapatkan lagi asupan `bahan
  bakar` untuk memperlengkapi diri-Nya menghadapi berbagai tantangan
  ke depan. (Referensi: Markus 3:7-10; Lukas 4:42-43)

  Pemimpin harus membuat pengikutnya berani mengambil komitmen
  ------------------------------------------------------------
  Yesus memiliki produk yang paling dahsyat yang pernah ada, yaitu:
  KESELAMATAN. Ia menawarkan kesempatan pada manusia untuk memiliki
  hubungan baik dengan Tuhan. Ia berbicara tentang surga dan malaikat,
  kegembiraan dan kedamaian, dan istana yang megah. Tapi Ia tak pernah
  sekalipun memberikan gambaran yang terdistorsi. Ia memberi
  peringatan pada pengikut-Nya bahwa nanti akan terjadi penyiksaan dan
  kesulitan hidup pada diri mereka. Namun Yesus tidak pernah lupa
  mempersiapkan para pengikut-Nya untuk saat-saat berat seperti itu.
  (Referensi: Yohanes 6:53; Matius 16:24)

  Pemimpin memberi rasa aman dan kekuatan saat menangani persoalan
  yang berat
  ----------------------------------------------------------------
  Yesus memberikan contoh nyata pada para pengikut-Nya, bagaimana
  menangani persoalan-persoalan yang berat: Ia bangun pagi-pagi sekali
  dan berdoa meminta panduan dari Bapa-Nya. Ia tetap tenang dan
  terkendali selama mengalami saat-saat yang sulit. Yesus tidak
  mencari masalah dengan para musuh-Nya, tapi Ia tidak pernah menunda
  untuk memberi teguran atas setiap kesalahan, tapi juga memberikan
  contoh bagaimana seharusnya bertindak. Dan yang terpenting, Yesus
  berhasil, dengan segala kekuatan-Nya, menyelesaikan pelayanan yang
  telah Ia mulai. (Referensi: Lukas 20:20-26; Matius 22:23-46)

  Pemimpin yang hebat memimpin di tingkatan yang lebih tinggi
  -----------------------------------------------------------
  Yesus memimpin di tingkatan yang lebih tinggi daripada yang lainnya,
  dan ia meminta para pengikut-Nya membuat komitmen yang tingkatannya
  juga lebih tinggi dari biasanya. Yesus telah menunjukkan pola
  kepemimpinan yang tidak cukup dengan segala hal yang biasa-biasa
  saja. Pemimpin tidak boleh hanya lewat begitu saja, atau mengolah
  apa yang sudah ada. Yesus tahu bahwa kredibilitas seorang pemimpin
  muncul dari kemampuannya menyelesaikan masalah. Ia memimpin orang-
  orang menuju suatu hidup baru yang tidak mungkin pernah dicapai
  lewat usaha manusia saja. (Referensi: Yohanes 16:33; Matius 16:24)

  Pemimpin memilih dan mengembangkan anak buahnya yang inti
  ---------------------------------------------------------
  Setiap pemimpin yang efektif tahu satu hal: sukses diperoleh lewat
  orang-orang terdekatnya. Pemimpin yang efektif tidak menyerahkan
  masalah yang satu ini kepada keberuntungan saja. Menjadi seorang
  pemimpin berarti memilih siapa saja yang akan menjadi bagian dari
  timnya, sekaligus memberikan perhatian yang intens kepada mereka
  yang akan memainkan peran-peran penting dalam tim itu. Yesus tidak
  pernah mengambil keputusan dengan cara voting; Ia selalu memikirkan
  setiap pilihan yang akan diambil-Nya dengan matang terlebih dulu. Ia
  bahkan berdoa sepanjang malam sebelum Ia memilih keduabelas rasul.
  Secara konsisten, Yesus menantang orang-orang untuk mengambil
  langkah-langkah komitmen yang lebih dalam untuk memberitakan
  Kerajaan-Nya. Yesus memiliki prinsip dalam membentuk tim. Prinsip
  ini melibatkan seleksi yang serius, komunikasi yang intens,
  pemberian tanggung jawab, pengawasan yang ketat, dan keteladanan
  yang harus ditiru dan dilaksanakan oleh setiap anggota tim-Nya.
  (Referensi: Lukas 10:1; Matius 10:1)

  Tidak ada sukses jika tidak ada penerus
  ---------------------------------------
  Bahkan di masa awal pelayanan-Nya, Yesus memberitahukan para
  pengikut-Nya bahwa Ia hanya akan berada bersama-sama mereka untuk
  waktu yang sangat singkat. Dari waktu ke waktu mereka sering
  mempermasalahkan masa pelayanan-Nya yang terbatas itu. Ia
  menjelaskan namun juga tetap meyakinkan mereka bahwa kepergian-Nya
  nanti bukan sesuatu yang salah. Dari sejak awal, Yesus telah
  mempersiapkan mereka untuk tetap hidup meskipun Ia telah pergi ke
  surga. Ia memberi teladan untuk selalu mengandalkan Roh Kudus dan
  terus mempengaruhi sesama. Tongkat estafet harus diteruskan ke
  pelari berikutnya, bukan dibawa pulang. (Referensi: Matius 28:18-20;
  Yohanes 20:21-22)

  Tidak sulit bukan, menjadi seorang pemimpin itu? Yang paling berat
  biasanya adalah saat memulainya. Tapi setelah itu, dengan disiplin
  dan niat yang kuat, jejak-jejak kepemimpinan Kristus bisa segera
  Anda terapkan. Mulailah dari sekarang!

  Sumber diedit dari:
  Judul Majalah: getLife! Edisi 09/2005
  Penulis      : Chriswan Sungkono
  Penerbit     : Yayasan Pelita Indonesia
  Halaman      : 71-73

===============================><>*<><================================
<>< JELAJAH

                        LEADERSHIPJOURNAL.NET
                        =====================
  http://www.ChristianityToday.com/LeadershipMag/leaders/default.htm

  LeadershipJournal.net merupakan bagian dari Situs
  ChristianityToday.com yang khusus membahas berbagai isu
  kepemimpinan. Materi-materi yang tersaji dalam jurnal kepemimpinan
  ini dan juga editorialnya yang relevan akan memberikan wawasan yang
  tepat untuk masalah-masalah yang dihadapi para pendeta dan pemimpin
  gereja saat ini.

===============================><>*<><================================
<>< INFO


        -*-  KELAS VIRTUAL PESTA PERIODE APRIL - MEI 2006 -*-

  PESTA (Pendidikan Elektronik Studi Teologia Awam) adalah kursus
  teologia online yang diselenggarakan oleh Yayasan Lembaga SABDA
  untuk membekali orang-orang Kristen awam, khususnya yang ada di
  `market place` untuk diperlengkapi dengan pengetahuan teologia.
  Kursus yang akan dibuka saat ini adalah Kelas "DASAR-DASAR IMAN
  KRISTEN (DIK). Bahan DIK ini terdiri dari 10 Pelajaran yang memuat
  pokok-pokok pengajaran penting dalam iman Kristen, khususnya tentang
  penciptaan manusia, kejatuhan manusia dalam dosa, rencana
  keselamatan Allah melalui Yesus Kristus, dan hidup baru.

  Waktu Pelaksanaan:
  Tgl. 1 - 31 Maret 2006 : Waktu pendaftaran kursus.
  Tgl. 1 - 25 April 2006 : Waktu bagi peserta untuk mempelajari
                           materi kursus serta mengumpulkan
                           Tugas menjawab pertanyaan
  Tgl. 1 - 31 Mei 2006   : Waktu untuk berdiskusi (via milis) tentang
                           bahan DIK bagi peserta yang telah
                           mengumpulkan semua Tugas.
  Biaya: GRATIS!

  Jika Anda tertarik, segeralah menulis email ke:
  ==>     < staf-PESTA(at)sabda.org >

  Atau langsung mengisi Formulir Pendaftaran yang tersedia di Situs
  PESTA Online di alamat:

  ==>     http://www.pesta.org/formulir.php?jenis=kelas

  Untuk men-download bahan kursus:

  ==>     http://www.pesta.org/kursus.php?modul=dik

<><*><>========================================================<><*><>
Berlangganan       : < subscribe-i-kan-leadership(at)xc.org >
Berhenti           : < unsubscribe-i-kan-leadership(at)xc.org >
Kontak e-Leadership: < staf-leadership(at)sabda.org >
Arsip e-Leadership : http://www.sabda.org/publikasi/e-leadership/arsip
Situs Indo Lead    : http://www.sabda.org/lead/
----------------------------------------------------------------------
       Redaksi e-Leadership: Yulia, Kristian, Hardhono, Sylvie
    e-Leadership merupakan kerjasama antara Indo Lead, YLSA, dll.
             Didistribusikan melalui sistem network I-KAN
           Bahan ini dapat dibaca secara on-line di situs:
             http://www.sabda.org/publikasi/e-leadership/
                      Copyright(c) 2006 oleh YLSA
        http://www.sabda.org/ylsa/ ~~ http://katalog.sabda.org/
  Rekening: BCA Pasar Legi Solo No. 0790266579 / a.n. Yulia Oeniyati
<><*><>========================================================<><*><>

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org