Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-leadership/11

e-Leadership edisi 11 (10-11-2006)

Aspek Kepemimpinan - Delegasi


                         Edisi November 2006
==================================**==================================
                     Milis Publikasi e-LEADERSHIP
                                 ****
                 Topik: Aspek Kepemimpinan - Delegasi
==================================**==================================

  MENU SAJI

  EDITORIAL         : Belajar Tentang Delegasi
  ARTIKEL (1)       : Pendelegasian
  ARTIKEL (2)       : Pola Pendelegasian
  INSPIRASI         : Terimalah Konsekuensinya Bila Anda Tidak Berbagi
  JELAJAH           : Situs Leadershipnow
  STOP PRESS        : Situs SABDA Space

==================================**==================================
EDITORIAL

                   -*- BELAJAR TENTANG DELEGASI -*-

  Salam kasih dalam Kristus,

  Orang tua (biasanya ibu) akan membagikan tugas rumah tangga pada
  anak-anaknya. Ada yang bertugas mencuci piring, ada yang menyapu
  lantai, ada pula yang membersihkan halaman. Hal ini dilakukan bukan
  berarti sang ibu tidak mampu mengerjakan tugas-tugas tersebut atau
  tidak suka melihat anak-anaknya bermain. Sebaliknya, ia ingin agar
  anak-anaknya juga merasa dilibatkan dan dianggap sudah mampu untuk
  diberi tanggung jawab. Anak-anak juga akan bangga karena ibunya
  percaya pada mereka. Anak yang merasa mendapat kepercayaan seperti
  ini biasanya akan tumbuh dengan rasa percaya diri yang sehat dan
  belajar bertanggung jawab dengan kepercayaan yang diterimanya.

  Mendelegasikan merupakan tugas yang perlu dilakukan oleh seorang
  pemimpin mengingat bahwa pemimpin tidak akan mampu mengerjakan
  tugas-tugas besar seorang diri saja. Selain itu, mendelegasikan juga
  melatih kemampuan seseorang pemimpin dalam bekerja sama dengan orang
  lain. Seorang pemimpin yang baik tahu sampai di mana kemampuan
  bawahannya, dan tugas-tugas apa yang bisa didelegasikan kepada
  mereka.

  Dalam edisi e-Leadership kali ini, Anda akan menemukan berbagai
  informasi yang berkaitan dengan pendelegasian. Mulai dari alasan
  pendelegasian hingga manfaat mendelegasikan tugas. Harapan kami,
  pembahasan ini dapat membantu Anda untuk berbagi tugas dengan tim
  Anda.

  Redaksi e-Leadership,
  Lanny

   "Sebab sama seperti pada satu tubuh kita mempunyai banyak anggota,
      tetapi tidak semua anggota itu mempunyai tugas yang sama,"
                             (Roma 12:4)
            < http://www.sabda.org/sabdaweb/?p=Roma+12:4 >

==================================**==================================
      YOU CAN DO WHAT I CANNOT DO. I CAN DO WHAT YOU CANNOT DO.
                   TOGETHER WE CAN DO GREAT THINGS.
                           (Mother Teresa)
==================================**==================================
ARTIKEL (1)

                        -*- PENDELEGASIAN -*-

  Sebenarnya, apakah pendelegasian itu? Ada yang berkata, "Sharing is
  delegation." Pernyataan ini adalah prinsip dasar umum yang
  menjelaskan apa sebenarnya pendelegasian itu. Bagian ini secara
  khusus akan menguraikan pengertian pendelegasian serta semua aspek
  terkait yang ada di dalamnya.

  PENGERTIAN PENDELEGASIAN
  ------------------------
  1. Pendelegasian ialah proses terorganisir dalam kerangka hidup
     organisasi/keorganisasian untuk secara langsung melibatkan
     sebanyak mungkin orang dan pribadi dalam pembuatan keputusan,
     pengarahan, dan pengerjaan kerja-yang berkaitan dengan pemastian
     tugas.

  2. Pendelegasian ialah tindakan memercayakan tugas (yang pasti dan
     jelas), kewenangan, hak, tanggung jawab, kewajiban, dan
     pertanggungjawaban kepada bawahan secara individu dalam setiap
     posisi tugas. Pendelegasian dilakukan dengan cara membagi tugas,
     kewenangan, hak, tanggung jawab, kewajiban, serta
     pertanggungjawaban, yang ditetapkan dalam suatu
     penjabaran/deskripsi tugas formil dalam organisasi.

  DASAR PENDELEGASIAN
  -------------------
  Pokok pembahasan tentang dasar pendelegasian ini berupaya untuk
  menjawab pertanyaan "mengapa pendelegasian itu penting?" Atau
  "mengapa pendelegasian itu penting dalam hidup dan kerja suatu
  organisasi?" Pendelegasian itu sangat penting bagi hidup dan kerja
  setiap organisasi dengan alasan-alasan mendasar berikut di bawah
  ini.

  1. Pemimpin hanya dapat bekerja bersama dan bekerja melalui orang
     lain, sesuatu yang hanya dapat diwujudkannya melalui
     pendelegasian.

  2. Melalui pendelegasian, pemimpin memberi tugas, wewenang, hak,
     tanggung jawab, kewajiban, dan pertanggungjawaban kepada bawahan
     demi pemastian tanggung jawab tugas (agar setiap individu peserta
     suatu organisasi berfungsi secara normal).

  3. Dengan pendelegasian, pekerjaan keorganisasian dapat berjalan
     dengan baik tanpa kehadiran pemimpin puncak atau atasan secara
     langsung.

  4. Dalam pendelegasian, pemimpin memercayakan tugas, wewenang, hak,
     tanggung jawab, kewajiban, dan pertanggungjawaban yang sekaligus
     "menuntut" adanya hasil kerja yang pasti dari bawahan.

  5. Dalam pendelegasian, pemimpin memberikan tugas, wewenang, hak,
     tanggung jawab, kewajiban, dan pertanggungjawaban yang sepadan
     bagi pelaksanaan kerja sehingga bawahan dengan sendirinya
     dituntut untuk bertanggung jawab penuh dalam pelaksanaan kerja.

  SIFAT DELEGASI
  --------------
  1. Pendelegasian tidak sama pada setiap tingkat hierarki organisasi.
     Besar kecilnya pendelegasian adalah sesuai dengan tugas, hak,
     wewenang, kewajiban, tanggung jawab, dan pertanggungjawaban
     setiap individu dalam hierarki organisasi.

  2. Pendelegasian tidak dapat ditransfer dari satu tugas ke tugas
     yang lain dalam suatu organisasi karena satu pendelegasian
     berlaku untuk satu tugas saja.

  SIKAP TERHADAP DELEGASI
  -----------------------
  Ada beberapa sikap terhadap delegasi/pendelegasian yang memiliki
  efek negatif ataupun positif. Sikap-sikap tersebut adalah sebagai
  berikut.

  1. Pemimpin sering tidak mendelegasikan tugas karena pelbagai
     alasan, yaitu pemimpin tidak tahu atau takut, dan mempertahankan
     status quo, serta tidak memercayai orang lain/mencurigai orang
     lain.

  2. Pemimpin sering mendelegasikan semua tugas karena pemimpin tidak
     tahu ataupun ingin membebaskan diri/meringankan diri dari
     kewajibannya.

  3. Pemimpin sering mendelegasikan sedikit tugas karena pemimpin
     takut atau sangat hati-hati, atau kurang/tidak percaya.

  4. Pemimpin dapat dan patut mendelegasikan tugas dengan bertanggung
     jawab. Hal ini dapat dilakukan dengan memerhatikan beberapa
     faktor penting berikut ini.

     a. Tugas yang tepat harus diberikan kepada orang yang tepat pula,
        sesuai dengan kapasitas/kompetensi yang ada padanya.

     b. Tugas yang tepat yang akan didelegasikan harus sepadan dengan
        wewenang, hak, tanggung jawab, kewajiban, dan
        pertanggungjawaban yang tepat pula.

     c. Memercayakan suatu tugas harus disertai perhitungan waktu yang
        tepat, kondisi yang tepat dalam suatu sistem manajemen terpadu
        yang baik.

     d. Pendelegasian harus dilaksanakan dengan ekspektasi pragmatis
        yang didukung oleh sistem pengawasan yang baik guna
        menciptakan efektivitas dan efisiensi kerja serta produksi
        yang tinggi.

     e. Pemimpin sebagai pemberi tugas harus secara konsisten
        memberikan dukungan penuh ("backing") kepada setiap bawahan
        yang menerima pendelegasian tugas darinya.

     f. Pendelegasian yang dilaksanakan dengan cara yang tepat, dapat
        didefinisikan sebagai empat hal berikut.

        - Cara bijaksana, yaitu sikap bertanggung jawab penuh dari
          pemimpin dan bawahan. Pemimpin melaksanakan pendelegasian
          serta memberi dukungan, sementara bawahan siap serta taat
          kepada pemimpin dalam melaksanakan tugas/tanggung jawab yang
          dipercayakan kepadanya.

        - Cara konsistensi, yaitu sikap pasti yang terus-menerus
          dipertahankan oleh pemimpin dan bawahan, antara lain:

          * tetap (tidak berubah) -- berdasarkan ketentuan/polisi
            kerja organisasi yang berlaku;
          * teratur (berdasarkan sasaran/kecepatan/ketertiban yang
            diminta) -- sesuai dengan sistem manajemen organisasi yang
            ada.
          * terus-menerus (mencegah/mengatasi hambatan dengan bekerja
            secara tetap) -- yaitu sesuai dengan tuntutan kerja dan
            batas waktu yang telah ditetapkan.

        - Efektif dan efisien, yaitu memperhitungkan faktor kualitas
          dan kuantitas kerja.

        - Pragmatis dan produktif, yaitu berorientasi kepada hasil
          atau produksi tinggi, sesuai dengan perencanaan.

  SIKAP PEMIMPIN TERHADAP PENDELEGASIAN
  -------------------------------------
  Pendelegasian hanya akan berfungsi secara efektif apabila pemimpin
  memahami dan mengambil sikap yang tepat terhadap pendelegasian itu.

  1. Pemimpin tertinggi dan yang setingkat di atas setiap bawahan
     bertanggung jawab penuh atas tugas yang didelegasikan dengan
     memberi dukungan penuh kepada bawahan dengan memenuhi apa yang
     dibutuhkan dalam menjalankan tugas.

  2. Pemimpin yang mendelegasikan tugas bertanggung jawab memberi
     kredit kepada setiap pelaksana tugas atas hasil kerja yang telah
     diperlihatkannya.

  3. Pemimpin yang mendelegasikan tugas mutlak bertanggung jawab penuh
     atas sukses atau gagalnya suatu pelaksanaan kerja serta segala
     konsekuensi yang ditimbulkan oleh setiap bawahannya.

  POLA PENDELEGASIAN
  ------------------
  Pola pendelegasian yang membawa hasil memiliki ciri-ciri khusus yang
  harus dipahami oleh setiap orang. Ciri-ciri khusus tersebut dapat
  dijelaskan sebagai berikut.

  1. Pendelegasian yang menghasilkan bukanlah pendelegasian
     pesuruh/babu
     "Jalankan ini, jalankan itu, lakukan ini, lakukan itu, dsb."
     Pendelegasian yang sebenarnya tidak berfokus pada prosedur-
     prosedur dan cara-cara yang digunakan, tetapi terarah kepada
     upaya pencapaian sasaran/target dan hasil-hasilnya. Prosedur
     dapat ditetapkan dalam polis/suatu ketentuan, tetapi cara/metode
     harus dicari sendiri dan dikembangkan oleh setiap pekerja.

  2. Pendelegasian yang menghasilkan adalah pendelegasian
     penatalayanan, yaitu pendelegasian yang berwawasan serta
     bertujuan melayani. Aspek-aspek pendelegasian ini dikemukakan di
     bawah ini.
     a. Fokus pendelegasian adalah hasil kerja yang diharapkan
        tercapai, dalam upaya menggapai sasaran/tujuan akhir dari
        organisasi.
     b. Pendelegasian dilaksanakan dengan sikap hormat yang didasarkan
        atas penghargaan dan kesadaran terhadap diri sendiri sebagai
        sesuatu yang "berharga", serta memerhatikan harga diri dan
        kehendak bebas orang lain, di mana setiap pekerja dipandang
        sebagai subjek, dan bukan objek kerja.
     c. Pendelegasian yang menghasilkan melibatkan harapan-harapan
        yang meliputi bidang berikut.
        - Menekankan pada tercapainya hasil-hasil yang didambakan atau
          diinginkan pada waktu depan yang telah ditentukan ("desired
          results").
          * Pendelegasian menyatakan dengan tegas tentang apa yang
            harus dicapai, bukan bagaimana mencapainya, di mana fokus
            utama diarahkan kepada hasil produksi.
          * Pendelegasian memberikan tugas, wewenang, hak, tanggung
            jawab, kewajiban membuat/memberi laporan pada awal tugas,
            dalam tugas, dan akhir tugas untuk diketahui dan
            dievaluasi oleh pemimpin.
        - Pelaksanaannya dilandasi pedoman/petunjuk ("guidelines")
          yang jelas, baik bagi tugas maupun pelaksana tugas. Artinya
          pendelegasian menyatakan pedoman-pedoman, larangan-larangan,
          dan batas-batas dimana seseorang harus bekerja/melakukan
          kewajibannya. Hal ini menolong setiap orang untuk bekerja
          dengan baik/patut.
        - Melibatkan sumber-sumber daya ("resources") yang pasti.
          Pendelegasian menyatakan (disertai dengan pernyataan) akan
          adanya sumber-sumber daya, antara lain sumber daya manusia,
          keuangan, teknis, atau organisasi yang dapat dipakai
          seseorang untuk menyelesaikan tugas yang didelegasikan
          kepadanya.
        - Dinyatakan dengan adanya tanggung jawab dan
          pertanggungjawaban ("responsibility" dan "accountability").
          Pendelegasian menyatakan patokan yang akan digunakan untuk
          menilai hasil/prestasi akhir, yang diwujudkan dengan adanya
          tanggung jawab dan pertanggungjawaban kerja yang dapat
          dilakukan dengan membuat/memberi pelaporan pada awal
          tugas, dalam tugas, dan akhir tugas untuk diketahui dan
          dievaluasi oleh pemimpin.
        - Mempertimbangkan risiko-risiko yang akan terjadi atau
          ditindaki ("consequences"). Pendelegasian dapat menyatakan
          akibat-akibat yang akan terjadi, yang baik maupun yang tidak
          baik, sebagai hasil dari suatu pekerjaan atau tugas yang
          didelegasikan. Akibat-akibat ini dapat diukur melalui
          evaluasi/pengkajian yang dilakukan dengan meneliti deskripsi
          tugas dan hasil kerja atau produk yang telah dilakukan atau
          dihasilkan. Dengan menanyakan apakah semuanya ini telah
          dilakukan dengan baik dan sesuai dengan rencana, ketentuan
          dan prosedur, ataukah malah sebaliknya.

  MEMASTIKAN PELAKSANAAN PENDELEGASIAN
  ------------------------------------
  Untuk memastikan bahwa pendelegasian berlangsung dengan baik, hal
  berikut harus diperhatikan.
  1. Sangatlah perlu menerapkan supervisi/pengawasan yang bersifat
     langsung/tidak langsung, untuk memastikan bahwa pendelegasian
     berjalan dengan baik.
  2. Sistem dan peluang untuk menerima masukan, yang bersifat
     terkontrol dan tidak terkontrol juga perlu disiapkan.
     a. Masukan terkontrol dapat dilaksanakan dengan wujud laporan
        berkala dan laporan insidentil (dalam bentuk tertulis/lisan).
     b. Masukan tidak terkontrol dapat dilihat pada hasil nyata yang
        dicapai dalam pengerjaan tugas, atau cara lain, antara lain
        menyediakan peluang/kondisi untuk berdiskusi secara terbuka
        dengan para bawahan, mendengar keluhan mereka, dsb., atau
        penemuan langsung yang ditemui di lapangan.

  MASALAH PENDELEGASIAN
  ---------------------
  Dalam pendelegasian, sering kali timbul masalah yang bersumber pada
  fakta berikut.

  1. Tugas yang didelegasikan terlampau banyak, atau terlalu sedikit,
     yang dalam kenyataannya tidak sesuai dengan kapasitas bawahan.

  2. Tidak ada pelatihan bagi tugas, baik pelatihan tugas, atau
     latihan di dalam tugas ("in-service training").

  3. Informasi yang kabur. Yang bersumber dari pemimpin yang "kurang
     jelas" dalam berkomunikasi dengan para bawahan, atau gengsi dari
     bawahan, yang walaupun tidak memahami suatu informasi, tetapi
     malu untuk bertanya.

  4. Komando dari atas yang datang dari dua sumber yang berbeda. Ini
     menciptakan kebingungan bagi dan di antara para bawahan yang
     dihadapkan dengan pertanyaan, "perintah yang mana yang harus
     dituruti?", 5. Bawahan tidak mengerti nilai dari tugas yang diinformasikan.
     Apakah tugas tersebut sangat mendesak karena bernilai primer atau
     dapat ditunda karena sifatnya yang kurang penting, dsb.

  6. Harapan pemimpin yang berlebihan, tanpa mengetahui dengan jelas
     akan kemampuan para bawahannya dengan pasti.

  7. Motivasi dan harapan para bawahan yang bersifat kompleks terhadap
     pemimpin, tugas, imbalan, situasi/kondisi, dsb.

  Setiap pemimpin yang baik perlu memahami serta menerapkan
  pendelegasian dengan penuh tanggung jawab apabila ia menghendaki
  keberhasilan dalam kepemimpinannya. Pemimpin yang baik akan memahami
  bahwa ia hanya dapat bekerja dengan baik apabila ia dapat bekerja
  bersama dan bekerja melalui orang lain (para bawahan). Untuk
  mewujudkan kerja sama ini, pemimpin dapat mewujudkannya melalui
  pendelegasian, dimana pendelegasian dapat dilakukannya berdasarkan
  patokan yang telah disinggung di depan.

  Sumber diambil dan diedit dari:
  Judul buku  : Kepemimpinan yang Dinamis
  Judul bab   : Aspek-Aspek Kepemimpinan
  Penulis     : Pdt. Dr. Yakob Tomatala
  Penerbit    : Gandum Mas, Malang 1997
  Halaman     : 195 - 205

==================================**==================================
ARTIKEL (2)

                     -*- POLA PENDELEGASIAN -*-
                      (Bil. 11:10-17; Tit. 1:5)

  Delegasi ialah proses penyerahan tanggung jawab dan wewenang kepada
  seseorang (Lay, Agus. 1985. "Managemen -- Explo. `85". Jakarta: LPMI
  Jakarta. Hlm. 25.).

  Pola pendelegasian itu dapat kita lihat dengan jelas pada contoh
  kisah Musa di Bilangan 11:10-15. Seni pendelegasian itu menyangkut
  suatu tugas yang didelegasikan pada orang lain, yaitu seseorang yang
  tepat dan pada waktu yang tepat pula.

  Seorang pemimpin yang baik menyadari kesanggupan dan keterbatasannya
  serta menyadari pula akan kesanggupan orang-orang yang dipimpinnya.
  Oleh karena itu, ia harus belajar melepaskan tugas-tugas tertentu
  kepada orang-orang yang ia pimpin agar ia tidak mengerjakan segala
  sesuatu sendiri, karena memang tak mungkin ia dapat melakukannya.
  Kegagalan kepemimpinan Musa dalam Bilangan 11 merupakan suatu
  kenyataan. Musa mengalami kesulitan dalam kepemimpinannya dan ia
  mengakui itu dengan kata-kata sebagai berikut, "Aku seorang diri
  tidak dapat memikul tanggung jawab atas seluruh bangsa ini" (ayat 14
  a). Jelas Musa tidak dapat memikul seluruh beban bangsa itu sendiri.
  Kedua, "terlalu berat bagiku" (14 b), kalimat itu pula yang
  dikemukakan sebelumnya oleh mertuanya. Ketiga, "sebaiknya Engkau
  membunuh aku saja" (15 a). Memang benar bahwa Musa adalah seorang
  pemimpin yang penuh dedikasi yang tak diragukan. Kendati demikian,
  kepemimpinannya lemah. Sesudah ia dikritik oleh Yitro, mertuanya,
  barulah Musa melangkah di dalam pendelegasiannya. Pendelegasian itu
  sekaligus membuktikan kematangan pribadinya. Pendelegasian itu
  memungkinkan seorang pemimpin dapat berbuat banyak hal untuk,
  kepada, dan melalui banyak orang.

  Biasanya ada tiga motivasi dibalik orang yang tidak atau enggan
  mendelegasikan tugas-tugasnya kepada orang lain, yaitu sebagai
  berikut.
  a. Karena pemimpin itu terlalu percaya bahwa segala sesuatu berjalan
     baik.
  b. Pemimpin itu tak percaya orang lain.
  c. Pemimpin takut orang lain yang lebih cakap daripada dirinya akan
     mengubah segala sesuatu yang telah ia bangun dengan susah payah.

  Sebaliknya, sikap pendelegasian yang positif bertujuan untuk hal-hal
  di bawah ini.
  1. Untuk mendapatkan orang-orang lain yang cakap untuk melakukan
     tugas-tugas itu, baik dalam masa darurat atau di waktu-waktu
     yang akan datang.
  2. Dengan pendelegasian itu, banyak orang dilibatkan dalam tugas
     kepemimpinan sehingga mencegah kegagalan yang mungkin timbul.
  3. Dengan pendelegasian yang tepat, pekerjaan itu dapat dilaksanakan
     lebih banyak dan lebih baik. Tentu saja setiap pemimpin harus
     membuat perhitungan yang tepat tentang orang yang mendapat tugas
     pendelegasian itu.

  Apa yang sungguh-sungguh harus diperhitungkan ialah kepribadian
  orang tersebut. Mutu dan karunia rohani, bakat, dan kesanggupannya.
  Lihat Keluaran 18:21, Kisah Rasul 6:3 dan 1Timotius 3:1-13.
  Pendelegasian itu harus dilakukan setahap demi setahap dan harus
  disertai pula dengan pengawasan dan laporan kembali.

  Dalam contoh Musa, sesuai Bilangan 11, kita melihat bahwa ada
  pemimpin untuk seribu orang, ada pemimpin untuk seratus orang, ada
  pemimpin untuk lima puluh orang, dan ada pemimpin untuk sepuluh
  orang. Dalam contoh pendelegasian itu, kita bertemu dengan enam
  tingkat jalur tanggung jawab.
  a. Setiap pribadi dalam kelompok sepuluh orang, wajib bertanggung
     jawab pada pemimpin sepuluh orang.
  b. Pemimpin sepuluh orang wajib bertanggung jawab pada pemimpin lima
     puluh orang.
  c. Pemimpin lima puluh orang wajib bertanggung jawab pada pemimpin
     seratus orang.
  d. Pemimpin seratus orang wajib bertanggung jawab pada pemimpin
     seribu orang. Dan pemimpin seribu orang bertanggung jawab kepada
     Musa dan Musa bertanggung jawab langsung kepada Allah.

  Hal-hal apa saja yang perlu diperhatikan dalam pendelegasian itu?
  1. Definisikanlah tugas-tugas yang harus didelegasikan.
  2. Definisikanlah dengan jelas batas-batas wewenang yang dilimpahkan
     kepada seseorang.
  3. Tentukanlah dengan jelas batas-batas wewenang yang dilimpahkan
     kepada seseorang.
  4. Jelaskan bagaimana, kapan, dan kepada siapa suatu tugas diserahi
     dan harus melaporkan kembali.
  5. Tentukanlah cara pengawasan.
  6. Pikirkanlah bagaimana orang itu harus disiapkan untuk tugas yang
     didelegasikan.
  7. Pendelegasian harus diikuti dengan kepercayaan bahwa saudara yang
     mendapat tugas itu dapat menyelesaikan tugasnya.
  8. Berikanlah penghargaan kepada mereka yang menyelesaikan tugas
     dengan baik karena penghargaan memberikan juga kesukaan, dan
     sekaligus adalah kunci keberhasilan dalam hal pendelegasian.

  Sumber diambil dan diedit dari:
  Judul buku  : Manajemen dan Kepemimpinan Menurut Wahyu Allah
  Judul bab   : Faktor Penentu Maju-Mundurnya Kepemimpinan Rohani
  Penerbit    : Yayasan Persekutuan Pekabaran Injil Indonesia, Malang;
                Gandum Mas, Malang 1986
  Penulis     : DR.P. Octavianus
  Halaman     : 19 - 23

==================================**==================================
INSPIRASI

       -*- TERIMALAH KONSEKUENSINYA BILA ANDA TIDAK BERBAGI -*-

  Ketika Anda menumbuhkan sebuah gereja, seiring kemajuan waktu yang
  Anda alami, Anda akan memikul lebih banyak lagi tanggung jawab
  sampai akhirnya mencapai satu titik yang dapat mematahkan punggung
  Anda. Selama bertahun-tahun, secara keliru saya berpikir bahwa
  sebagai seorang pemimpin, seharusnya saya mampu menanggung apa saja.
  Namun, kini saya telah belajar bahwa setiap orang memiliki
  keterbatasan dalam menanggung sesuatu--dan dalam waktu yang
  terbatas.

  Teman saya, Jim Garlow, pendeta senior Gereja Skyline Wesleyan di
  luar kota San Diego, menemukan dirinya memikul beban yang terlalu
  berat. Dia memikul segala tanggung jawab sejak dia menjadi pendeta
  pada tahun 1995. Gereja itu telah memerangi segala macam zona
  peperangan sepanjang sepuluh tahun untuk merelokasikan lebih banyak
  fasilitas yang lebih memadai. Mereka telah berurusan dengan sejumlah
  masalah lingkungan yang rumit. Mereka telah menghabiskan lebih dari
  7 juta dolar dan masih tidak mendapatkan hasil. Mereka telah
  melewati tiga kampanye keuangan yang penuh tuntutan.

  Sekarang datang berita bahwa mereka memerlukan pinjaman 8,5 juta
  dolar, mereka berencana menjual kampus lama mereka seharga 3 juta
  dolar, dan menjaminkan hampir lebih dari 8 juta dolar. Para
  konsultan finansial berkata bahwa ini tidak mungkin. Orang-orang
  menjadi putus asa. Jim tahu dia sedang menghadapi titik balik atau
  titik kehancuran, tetapi secara diam-diam dia takut kalau kampanye
  pembangunan akan menenggelamkannya. Selain itu, dia merasa kewalahan
  dengan anggaran operasional sebesar 62.500 dolar per minggu. Sebagai
  hasilnya, dia tidak tidur selama beberapa malam.

  Ketika dia berdoa dan ketika orang-orang mendoakannya, Jim
  mendapatkan ide. Dia mengumpulkan 250 pendonor gereja dalam satu
  pertemuan khusus. Dia menjelaskan bagaimana dia tidak dapat tidur di
  malam hari karena beban sangat besar yang dia tanggung.

  Dia melambangkan kecemasannya dengan mencoba mengangkat barbel
  seberat 250 pon. Dia tidak dapat mengangkatnya tanpa menyakiti diri
  sendiri. Kemudian dia menunjukkan bahwa di bawah kursi setiap orang
  ada beban seberat 1 pon. Dia meminta setiap orang bergabung
  bersamanya untuk mengangkat beban itu. Sekarang 250 pon diangkat
  bersama-sama.

  Ilustrasi itu memberi satu poin yang bermanfaat: ketika sebuah beban
  dibagikan, beban itu tidak akan terlalu berat lagi. Dengan
  mendistribusikan tanggung jawab, Jim menemukan kelepasan emosional
  yang membuatnya dapat tidur di malam hari. Keadaan ini pada akhirnya
  akan memungkinkan kreativitas yang segar untuk memimpin orang-orang
  ke dalam kampanye keuangan yang baru.

  Kemudian, ketika Jim menyampaikan masalah untuk keuangan tambahan,
  sebuah mujizat terjadi di luar apa yang dibayangkan para perencana
  keuangan. Allah melakukan yang tidak mungkin dan menaikkan jaminan
  yang dibutuhkan hampir 8 juta dolar melalui jemaat. Semua orang
  mendapat untung dan Jim terus memberi kesaksian tentang itu!

  Apa yang akan terjadi bila Jim tidak berbagi tanggung jawab ini?
  Hasilnya pasti akan sangat berbeda.

  Sumber diambil dan diedit dari:
  Judul buku  : On-Purpose Leadership
  Judul bab   : Ringankan Beban Anda dengan Berbagi Tanggung Jawab
  Penerbit    : Harvest Publication House, Jakarta 2003
  Penulis     : Dane Galloway dam Warren Bird
  Halaman     : 133 - 134

==================================**==================================
JELAJAH

                        -*- LEADERSHIPNOW -*-
                    http://www.leadershipnow.com/

  Situs mancanegara ini menyediakan artikel yang cukup lengkap tentang
  kepemimpinan. Di situs ini, Anda juga bisa menemukan kata-kata bijak
  dari orang-orang ternama, bukan hanya yang berkaitan dengan
  kepemimpinan, tapi juga topik-topik lain seperti Attitude,
  Communication, Management, Relationship, dll. Selain itu, sembari
  menjelajah, Anda juga bisa berbelanja buku-buku bestseller tentang
  kepemimpinan yang tersedia di sini. Tunggu apalagi? Bukankah situs
  ini merupakan sesuatu yang sayang untuk dilewatkan begitu saja?

  Kiriman dari: Lanny

==================================**==================================
STOP PRESS

                      -*- SITUS SABDA Space -*-
                      http://www.sabdaspace.org/

  Bangsa kita sedang mengalami krisis kepemimpinan! Itulah kondisi
  yang terjadi belakangan ini sehingga beragam pelatihan marak
  digelar. Mungkin Anda salah satu yang tergerak dalam pelayanan
  kepemimpinan, khususnya kepemimpinan Kristen. Mungkin Anda memiliki
  beragam pemikiran atau pandangan mengenai masalah ini yang ingin
  Anda bagikan kepada orang lain. Melalui situs SABDA Space, Anda
  diundang untuk dapat membagikan berkat atau masalah dengan para
  blogger Kristen atau para pengunjung situs SABDA Space. Yang Anda
  butuhkan hanyalah mendaftarkan diri Anda untuk mendapatkan akun dan
  mengirimkan tulisan atau komentar. Selain topik tentang
  kepemimpinan, Anda juga dapat menulis topik-topik lain karena di
  SABDA Space telah tersedia sejumlah topik lain, seperti Ayah Bunda,
  Bahasa/Sastra, Kaum Muda, Puisi, dll. Segeralah berbagi berkat
  dengan bergabung di komunitas blogger Kristen SABDA Space. Kami
  tunggu.

==================================**==================================
Berlangganan       : subscribe-i-kan-leadership(at)xc.org
Berhenti           : unsubscribe-i-kan-leadership(at)xc.org
Kontak e-Leadership: staf-leadership(at)sabda.org
Arsip e-Leadership : http://www.sabda.org/publikasi/e-leadership/arsip
Situs Indo Lead    : http://lead.sabda.org/
----------------------------------------------------------------------
               Redaksi e-Leadership: Lanny, Yulia, Puji
    e-Leadership merupakan kerjasama antara Indo Lead, YLSA, dll.
             Didistribusikan melalui sistem network I-KAN
           Bahan ini dapat dibaca secara on-line di situs:
             http://www.sabda.org/publikasi/e-leadership/
                      Copyright(c) 2006 oleh YLSA
        http://www.sabda.org/ylsa/ ~~ http://katalog.sabda.org/
  Rekening: BCA Pasar Legi Solo No. 0790266579 / a.n. Yulia Oeniyati
==================================**==================================

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org