Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-leadership/93

e-Leadership edisi 93 (25-4-2011)

Kepemimpinan yang Melayani (II)

============MILIS PUBLIKASI E-LEADERSHIP EDISI APRIL 2011=============

                 KEPEMIMPINAN YANG MELAYANI (II)

                  e-Leadership 93 -- 25/04/2011

DAFTAR ISI
ARTIKEL: MEMIMPIN DENGAN MELAYANI
JELAJAH BUKU: RAHASIA KEPEMIMPINAN YANG EFEKTIF
STOP PRESS: WANITA KRISTEN

Shalom,

Prinsip kepemimpinan sejati dan kepemimpinan yang Kristus kehendaki
adalah kepemimpinan yang disertai dengan tanggung jawab dan kerelaan
untuk melayani, tanpa ada motivasi untuk mencari keuntungan pribadi.
Dalam e-Leadership edisi 93, redaksi menyuguhkan sebuah artikel
menarik tentang bagaimana "Memimpin dengan Melayani". Kiranya, artikel
ini dapat membuka wawasan dan menyadarkan kita untuk menjadi pemimpin
yang berkenan di hadapan Tuhan. Selamat menyimak.

Tuhan Yesus memberkati.

Staf Redaksi e-Leadership,
Yonathan Sigit
< http://lead.sabda.org >

Barangsiapa terbesar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu.
(Matius 23:11) < http://alkitab.sabda.org/?Matius+23:11 >

                  ARTIKEL: MEMIMPIN DENGAN MELAYANI

Tetapi Yesus memanggil mereka lalu berkata: "Kamu tahu, bahwa mereka
yang disebut pemerintah bangsa-bangsa memerintah rakyatnya dengan
tangan besi, dan pembesar-pembesarnya menjalankan kuasanya dengan
keras atas mereka. Tidaklah demikian di antara kamu. Barangsiapa ingin
menjadi besar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu, dan
barangsiapa yang ingin menjadi terkemuka di antara kamu, hendaklah ia
menjadi hamba untuk semuanya." (Markus 10:42-44)

Sudah jelas, ini merupakan salah satu ajaran "mencolok" dari Yesus
yang berhubungan dengan kepemimpinan. Kenyataannya, banyak para
pemimpin memutarbalikkannya. Tampaknya, ajaran ini mengupayakan bagi
Anda agar pantas menjadi pemimpin yang berhasil dengan berperan
sebagai pelayan, bukan sebagai komandan atau sumber inspirasi yang
berkarisma. Ide ini menimbulkan teka-teki sekaligus tantangan, namun
Yesus mengulang beberapa kali pesan utama ini dalam ajaran-Nya. Dia
mengajarkan, jika Anda ingin menjadi hebat, jadilah sederhana, duduk
paling rendah dari tempat terhormat, dan menjadi seperti seorang anak
kecil. Sekali lagi Yesus menantang kita untuk memikirkan kembali apa
artinya menjadi pemimpin. Dia menantang kita untuk melawan godaan
sebagai pemimpin yang unggul dan berperilaku seolah-olah tahu
segalanya.

Gagasan kepemimpinan sebagai pelayan sudah ditulis cukup panjang oleh
pengarang dan pendiri Greenleaf Center for Servant-Leadership, Robert
Greenleaf. Dia membuat dalil bahwa pemimpin yang benar adalah mereka
yang memimpin dengan melayani orang lain. Dia berargumentasi bahwa
pengikut yang potensial akan "menanggapi hanya pada seseorang yang
dipilih sebagai pemimpin, karena mereka akan dijamin dan dipercaya
sebagai pelayan". Dia juga menegaskan bahwa para pengikut yang
dilayani oleh para pemimpin yang melayani, akan "menjadi sehat,
bijaksana, bebas, lebih swatantra, dan menyerupai mereka yang menjadi
pemimpin".

Jelasnya, menjadi seorang pelayan berarti memerhatikan kebutuhan orang
lain dan mencoba membantu mereka. Pedoman Emas: "Perlakukan orang lain
seperti engkau ingin diperlakukan", merupakan prinsip yang kuat
seperti kepemimpinan yang diajarkan Yesus. Tentu saja, kita butuh
merasa yakin bahwa kita melayani dengan cara yang bermanfaat bagi
orang lain untuk masa yang panjang. Kita tidak ingin mereka menjadi
terlalu bergantung, sehingga kemungkinan besar membahayakan mereka
untuk tumbuh dan berkembang dalam masa yang lama.

Satu dari banyak tantangan kepemimpinan masa kini yang konsisten
dengan ide ini adalah dipanggil untuk berperan. Saya berbicara tentang
pentingnya para pemimpin tim yang berwibawa. Saat ini, kebanyakan tim
dibentuk dengan cepat di mana-mana, dan mereka dipandang oleh beberapa
perusahaan sebagai kunci untuk menguras kemampuan mental dan fisik
tenaga kerja. Filosofi dasarnya adalah, jika para pekerja dipenuhi
semua sumber daya dan informasi yang dibutuhkannya, maka mereka akan
memecahkan masalah-masalah pekerjaan dengan kreatif dan produktif.
Dengan demikian, mereka mengatasi birokrasi tradisional dan akan
konsekuen menemukan pekerjaan yang lebih bermanfaat dan mengembangkan
diri sebagai individu. Dengan kata lain, biarkanlah para pekerja
berdiri pada kedua kakinya dalam tim, jika Anda menginginkan mereka
sesuai dengan kemampuan mereka.

Semua ini menciptakan beberapa kebingungan dan tantangan yang sulit
bagi para pemimpin tim. Contohnya, perusahaan kertas Lake Superior di
Duluth, Minnesota, meluncurkan tim yang berwibawa dengan sebuah
rencana untuk menghilangkan lapisan pengawas. Untuk itu, mereka
berencana menyusun dari pengawasan langsung tim ke sebuah posisi pada
bagian berwenang, dan terkadang untuk sebuah fasilitator eksternal
tim. Kekurangan wewenang tradisional ini dapat membuat pemimpin
fasilitator merasa terjepit antara atasan manajemen dan tim. Seorang
individu menggambarkan peran pemimpin tim ini bagaikan salah satu dari
pemanah yang "mendapatkan hal ini dari dua jalan". Ada juga ketakutan
seorang pemimpin tim mengenai pekerjaan mereka yang dapat berisiko
pada diri mereka, jika tim cukup berhasil begitu tim diberi kekuasaan
yang efektif.

Seorang mantan pemimpin berkata, "Tidak ada yang menyebut milikku".
Pada akhirnya, jika mereka sungguh-sungguh mengatur dirinya, maka akan
menjadikan tim mereka banyak mendapatkan penghargaan. Menurut tradisi,
sebuah penghargaan atas tindakan yang baik dari sebuah bagian dimulai
oleh pengawas. Pemimpin lain menambahkan, "Saya sungguh menikmatinya,
jika pada suatu saat beberapa orang menepuk bahu saya sambil berkata,
`Hey, kamu melakukan pekerjaan yang bagus hari ini`".

Peranan pemimpin tim tidak hanya dalam hal memerintah dan mengatur,
maupun campur tangan dan mencarikan solusi untuk tim. Malahan,
pemimpin harus menjadi pembangun dan penolong. Pemimpin harus menjadi
seseorang yang memungkinkan tim mampu berbuat yang terbaik bagi
mereka, dengan meyakinkan bahwa mereka akan memperoleh apa yang mereka
inginkan, dan memberikan kesempatan untuk melakukan apa yang mereka
putuskan. Pada dasarnya, para pemimpin tim yang baik adalah seorang
yang melayani. Daripada menggunakan kekuatan, mereka lebih memberi
wewenang. Namun, mereka harus berhati-hati untuk tidak terlalu banyak
memelihara kepercayaan diri mereka dengan tim. Mereka harus belajar
untuk tidak memberikan jawaban dan memecahkan masalah. Jika tim
menggantikannya, mereka harus belajar untuk berbuat sesuatu bagi
dirinya.

Banyak pengawas tradisional tidak mampu mengadakan perubahan yang
berhasil, manakala perusahaan mereka memutuskan untuk melaksanakan
peraturan tim. Dari sekian banyak, hanya satu orang yang berhasil
memikirkan kembali arti pemimpin yang baik. Mereka adalah raja dan
ratu dari bukit, yang menjadi sorotan umum. Pekerjaan mereka melayani
banyak orang pada kelompok-kelompoknya, sehingga mereka dapat
menyelesaikan pekerjaannya dan menjadi anggota tim terbaik dalam
sebuah proses. Para pemimpin tim harus belajar mengakui kesalahannya
dan menemukan kepuasan mereka dalam keberhasilan dan pengakuan tim
dari pada dari diri mereka. Saya sudah mencermati banyak pemimpin tim
yang efektif telah membesarkan harapan dan mendukung timnya, serta
memastikan bahwa mereka memiliki semua sumber dana, informasi, dan
latihan yang mereka butuhkan untuk mengerjakan pekerjaannya dengan
baik. Pada akhirnya, keberhasilan sesungguhnya bagi para pemimpin
adalah menjadi pelayan yang baik, dengan membantu anggota tim mereka
menemukan kebutuhan-kebutuhannya.

Walaupun banyak tantangan dalam membawakan peran pelayan, banyak
pemimpin tim justru mencari tantangan agar menjadi sungguh-sungguh
berguna. Seorang pemimpin Lake Superior Paper, puas dengan tanggapan
antusias dari anggota tim atas pendekatan pelayanannya di antara
aturan tim: "Saya tidak akan kembali (ke sistem autokrasi
tradisional). Saya melihat semua tenaga yang disia-siakan. Di sini,
bila Anda mencari seseorang untuk mengerjakan sesuatu, Anda akan
segera mendapati tiga orang yang memasang dirinya di pintu sebagai
sukarelawan. Mereka sungguh-sungguh `gung ho`". Seorang pemimpin di
IDS (sebuah divisi dari American Express, Red.) menjelaskan bahwa dia
hanya menikmati perannya cukup dengan melayani kemudian mengontrol.
"Sekarang saya banyak mendapatkan kepuasan dari memotivasi seseorang
untuk melakukan sesuatu, dan kemudian mengatakan pada mereka untuk
melakukannya."

Menjadi pelayan merupakan jalan kecil menuju keberhasilan seperti yang
dimaksudkan Yesus. Dia melayani layaknya gambaran model tertinggi dari
kepemimpinan pelayan diri-Nya. Mungkin diri-Nya merupakan contoh
paling nyata dari kepemimpinan pelayan yang dibicarakan dalam
perjamuan terakhir bersama para murid-Nya -- tim-Nya sendiri (Yohanes
13:4-5, 12-15).

Nampak jelas Yesus tidak memiliki pamrih menjadi pemimpin pelayan. Dia
mendemonstrasikan dan kemudian menegaskan pada para murid-Nya untuk
melakukan hal sama. Ada perbedaan besar di antara mencoba untuk
menguasai kepemimpinan demi pemujaan Anda sendiri, dan membesarkan
harapan orang lain untuk mengambil peran aktif di dalam proses
kepemimpinan. Yesus rupanya menjadi pedoman orang lain atau di dalam
panggilan ini, mungkin kita akan melayani dengan memimpin diri mereka
untuk tugas pelayanan. Hal ini merupakan gagasan kepemimpinan yang
kuat, karena menyediakan bahan-bahan penting untuk sebuah perkembangan
yang teramat pesat dari proses populasi keseluruhan. Gagasan ini
menawarkan kekuatan untuk memperoleh seluruh pasukan pelayan yang
mampu memikirkan kesejahteraan orang lain dari pada hanya memikirkan
urusan pribadi mereka. Jadi, kepemimpinan pelayan difokuskan tidak
hanya mengatasi godaan pemimpin sendiri untuk menjatuhkan sasaran
kepada mitos kepemimpinan (sebagaimana para pemimpin akan mengetahui
semua jawaban, menerima semua kemasyhuran dan kemuliaan serta banyak
lagi), namun membesarkan hati atau harapan orang lain untuk melakukan
hal yang sama.

Diambil dari:
Judul asli buku: The Leadership Wisdom of Jesus: Practical Lessons For
                 Today
Judul buku terjemahan: The Leadership Wisdom of Jesus: Panduan Praktis
Mengenai Kepemimpinan Masa Kini yang Berlandaskan pada Ajaran Kristus
Judul bab: Pimpinlah Orang Lain Menjadi Diri Mereka yang Terbaik
Penulis: Charles C. Manz
Penerjemah: Rene Johanes
Penerbit: Bhuana Ilmu Populer, Jakarta 2003
Halaman: 105 -- 110

                                KUTIPAN

Hal yang terbaik dari para pemimpin adalah ketika pekerjaan telah
selesai dan tugas pun selesai, kemudian akan mengatakan bahwa kami
telah melakukannya (Lao Tzu)

            JELAJAH BUKU: RAHASIA KEPEMIMPINAN YANG EFEKTIF

Judul buku: Rahasia Kepemimpinan yang Efektif
Judul asli buku: The Effective Leader - A Basic Guide to Christian
                 Leadership
Penulis: Bennie E. Goodwin II
Penerjemah: Paul Hidayat
Penerbit: Perkantas, Jakarta
Ukuran: 13 x 18 cm
Tebal: 42 halaman

Setiap orang bisa menjadi pemimpin. Perbedaannya adalah apakah dia
akan menjadi pemimpin biasa atau pemimpin yang efektif. Pertanyaannya,
apakah pemimpin yang efektif itu? Pemimpin efektif adalah pemimpin
yang dapat menggunakan dan memaksimalkan kemampuan dan keterampilan
serta talenta yang dimilikinya.

Pemimpin yang efektif tidak muncul secara otomatis sejak dari lahir.
Semua pemimpin bisa menjadi pemimpin efektif dengan banyak berlatih.
Untuk melahirkan pemimpin efektif, Bennie E. Goodwin II menulis buku
"Rahasia Kepemimpinan yang Efektif". Buku ini banyak mengupas mengenai
memaksimalkan keterampilan dalam melaksanakan tugas dengan tepat.
Kepemimpinan yang efektif bukan bersifat pilihan tetapi suatu
keharusan. Buku ini terdiri atas 9 bab yang membahas pemimpin yang
efektif, gaya kepemimpinan, apa yang membuat seseorang menjadi
pemimpin, bagaimana pemimpin bertindak, apa yang dilakukan pemimpin,
dan topik-topik penting lainnya yang perlu Anda simak untuk menemukan
rahasia pola kepemimpinan Anda, sehingga Anda semakin mantap dan
efektif.

Anda ingin lebih efektif dalam menjalankan tanggung jawab Anda? Buku
ini bisa menolong Anda dalam mengevaluasi perjalanan kepemimpinan.
Silakan, segera membaca buku ini.

Diulas oleh: Desi Rianto

                      STOP PRESS: WANITA KRISTEN

Bagi Anda para wanita Kristen, apakah Anda ingin memiliki wawasan luas
dan berkenan bagi Tuhan? Bekali diri Anda dengan bahan-bahan yang
lengkap dan alkitabiah seputar dunia wanita dengan berlangganan
Publikasi e-Wanita. Dengan berlangganan publikasi ini, Anda akan
mendapatkan artikel, tips, kesaksian, pokok doa gratis dua kali setiap
bulan.

Untuk berlangganan, kirim email kosong ke:
< subscribe-i-kan-wanita(at)hub.xc.org >

Untuk mendapatkan bahan-bahan yang lebih lengkap, kunjungi situs
Wanita Kristen di < http://wanita.sabda.org/ >

Kontak: < leadership(at)sabda.org >
Redaksi: Desi Rianto, Yonathan Sigit
(c) 2011 Yayasan Lembaga SABDA
< http://www.ylsa.org >
Rekening: BCA Pasar Legi Solo;
No. 0790266579
a.n. Yulia Oeniyati
< http://blog.sabda.org >
< http://fb.sabda.org/lead >
Berlangganan: < subscribe-i-kan-leadership(at)hub.xc.org >
Berhenti: < unsubscribe-i-kan-leadership(at)hub.xc.org >

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org