Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-leadership/6

e-Leadership edisi 6 (8-6-2006)

Kehidupan Doa Seorang Pemimpin


                           Edisi Juni 2006
==================================**==================================
                     Milis Publikasi e-LEADERSHIP
                                 ****
                Topik: Kehidupan Doa Seorang Pemimpin
==================================**==================================

  MENU SAJI

  EDITORIAL         : Doa dan Pemimpin
  ARTIKEL (1)       : Pemimpin Dengan Doanya
  ARTIKEL (2)       : Perlindungan Rohani Untuk Pemimpin
  TIPS KEPEMIMPINAN : Sebelas Alasan Mengapa Doa itu Penting
  INSPIRASI         : Tuhan, Jadikan Aku Seperti Yusuf
  DARI HATI KE HATI : Usulan Tema Leadership

==================================**==================================
EDITORIAL

                       -*- DOA DAN PEMIMPIN -*-

  Salam kasih,

  Doa merupakan sumber kekuatan rohani bagi setiap orang percaya,
  terutama bagi para pemimpin Kristen. Namun demikian banyak pemimpin
  yang tidak memberikan prioritas pada disiplin rohani yang sangat
  vital ini. Oleh sebab itu tidak heran jika ada pemimpin-pemimpin
  yang tidak lama bertahan, bahkan gagal dan jatuh karena tidak
  didukung oleh kehidupan doa yang baik.

  Bagi Anda para pemimpin, edisi yang mengetengahkan topik "Kehidupan
  Doa Seorang Pemimpin" ini adalah untuk Anda. Harapan kami apa yang
  kami sajikan dapat mendorong Anda untuk memperbaiki kehidupan doa
  Anda. Selamat berdoa.

  Staf Redaksi e-Leadership,
  Puji

                   "Berjaga-jagalah dan berdoalah,
            supaya kamu jangan jatuh ke dalam pencobaan;
       roh memang penurut, tetapi daging lemah." (Markus 14:38)
          < http://www.sabda.org/sabdaweb/?p=Markus+14:38 >

==================================**==================================

        BAIK PERKATAAN ANDA, MAUPUN PERILAKU ANDA, BERBICARA,
  TETAPI PERILAKU ANDA BERBICARA LEBIH KERAS DARIPADA PERKATAAN ANDA
                          (John C. Maxwell)

==================================**==================================
ARTIKEL (1)

                    -*- PEMIMPIN DENGAN DOANYA -*-

  Bila kita membicarakan pemimpin dengan kehidupan doa dan
  keuangannya, nampaknya urusan ini terlalu sepele dalam jenjang
  penguraian "kepemimpinan". Bukankah dengan sendirinya seorang
  pemimpin harus berdoa, membaca, dan mengurus keuangannya? Memang
  seharusnya demikian. Tetapi kita tidak boleh keliru. Tidak sedikit
  pemimpin Kristen yang gagal dan jatuh karena meremehkan waktu
  doanya. Tidak sedikit pula pemimpin yang sulit berkembang dalam
  kepemimpinannya karena meremehkan apa yang harus dibaca. Lebih
  banyak lagi pemimpin yang gagal sebab tidak bisa mengatur keuangan
  yang dipercayakan kepadanya. Itulah sebabnya kita perlu mengetahui
  hal-hal praktis yang berhubungan dengan persiapan psikologis seorang
  pemimpin yang membawa pembaharuan.

  Pemimpin gereja, tepatnya pemimpin pergerakan kerohanian dalam
  Alkitab dan sejarah gereja adalah mereka yang dipenuhi Roh Kudus.
  Standar pendidikan belum cukup kalau tidak sungguh-sungguh dipenuhi
  oleh Roh Allah.

  Ketika Barnabas dipakai oleh Tuhan untuk memanggil Paulus, dikatakan
  bahwa ia seorang yang baik, beriman, dan penuh dengan Roh Kudus
  (Kisah Para Rasul 11). Jadi kita melihat di sini, semua pemimpin
  Kristen harus dipenuhi Roh Kudus. Kalau tidak, kita bisa jatuh dalam
  kesombongan dan pengandalan diri. Karena itu kita harus banyak
  berdoa. Jangan menggantikan hikmat Allah dengan hikmat sendiri.
  Meskipun kita memiliki kemampuan dalam banyak hal, janganlah lupa
  berdoa.

  Menurut hemat saya, kekurangan saya yang terbesar ialah "doa". Saya
  lebih banyak membaca daripada berdoa. Saya harus jujur akan hal ini.
  Kendati demikian, saya melihat bahwa untuk mengatasi setiap masalah,
  doa itu sangat menentukan. Setahu saya dalam setiap hal yang saya
  urus, Tuhan selalu mengingatkan saya untuk berdoa.

  Percobaan yang paling berat bagi kebanyakan pemimpin ialah "sulit
  berdoa", meskipun tahu bahwa doa itu penting. Saya katakan dengan
  jujur, itu benar. Saya tahu doa itu penting sekali, tapi saya masih
  kurang berdoa.

  Memasuki tahun 1986, saya membuat beberapa keputusan penting. Antara
  lain, saya berjanji kepada Tuhan untuk menambah waktu doa saya dua
  kali lipat dan membaca Alkitab.

  Kadang-kadang dalam hati saya ada satu pikiran begini, "Seandainya
  saya tidak lagi memimpin secara eksekutif, saya akan memakai waktu
  saya untuk tiga hal, yaitu berdoa, membaca, dan menulis. Dalam
  kesibukan seperti sekarang, saya memang tidak mampu melakukan
  ketiganya sekaligus. Kadang-kadang saya membela diri dengan berkata,
  kurang tepat kalau berencana demikian, toh tugas saya banyak." Ya.
  Tugas harus dikerjakan. Tapi bagaimanapun juga, tanpa doa kita tidak
  bisa menjadi pemimpin yang berhasil dalam arti rohani. Bahaya yang
  mengancam para pemimpin Kristen ialah jatuh dalam kesombongan dengan
  bersandar pada kesanggupan, bersandar pada bakat sendiri tanpa
  urapan Roh Kudus, tanpa pengertian rohani. Pengalaman pun tidak
  boleh menjadi landasan. Kita masih membutuhkan penyucian Tuhan untuk
  tiap pengalaman agar dapat maju dalam pelayanan. Semua pengalaman
  dan persiapan masih harus disucikan oleh Tuhan. Dengan demikian,
  pelayanan dan kepemimpinan hanya boleh berjalan menurut rencana
  Tuhan.

  Saya bersyukur pada Tuhan karena akhir-akhir ini saya tertolong
  dalam hal pengutamaan doa. Sekarang saya lebih banyak berdoa dan
  membaca Alkitab dibandingkan tahun lalu. Saya sungguh menyadari
  bahwa apa pun keputusan yang dibuat atau kebijaksanaan yang diambil,
  mudah sekali untuk jatuh dalam cara daging yang berdasarkan
  pengalaman, kemampuan, dan karunia. Itulah sebabnya, saya berusaha
  membaca lima pasal Alkitab dalam satu hari sebagai satu perjanjian
  dengan Tuhan dan memakai waktu untuk berdoa.

  Dua tahun yang lalu terjadi pengalaman yang indah. Pada tanggal 6
  Juli 1984, saya dibawa Tuhan untuk berdoa di pondok doa "Daud" di
  Junggo, sekitar sepuluh kilometer dari tempat tinggal kami. Memang
  itu tempat khusus untuk berdoa bagi saya, baik persiapan untuk
  Kebaktian Tahunan maupun segala kebutuhan lain. Roh Tuhan mendorong
  saya untuk masuk dalam kerinduan berdoa selama 32 hari. Suatu
  pengalaman yang indah. Empat hari berdoa sendirian dengan Tuhan dan
  28 hari lainnya berdoa setelah bangun jam tiga pagi sampai fajar.
  Tubuh saya memang terasa lemah, tapi kuasa doa itu membuat saya
  segar dan kuat.

  Sesudah 32 hari berdoa, Tuhan membuka rahasia-rahasia yang indah
  dan sistematis, yang diberikan melalui bacaan-bacaan.

  Karena itu, kehidupan doa bagi seorang pemimpin sangatlah penting.
  Saya semakin menyadari bahwa tanggung jawab yang makin besar, urusan
  yang bertambah ruwet, dan jangkauan pelayanan yang bertambah luas,
  semakin menuntut saya untuk berdoa banyak. Tidak ada jalan lain
  daripada membuat janji kepada Tuhan bahwa "saya akan berdoa paling
  sedikit satu jam sehari dan membaca Alkitab lima pasal". Untuk
  menjaga supaya tidak lalai, saya menulis tanggal di dalam Alkitab
  saya dengan menggarisbawahi firman yang menegur maupun yang
  menguatkan saya secara pribadi.

  Pengasingan diri dengan berdoa di pondok Daud ini menjadi permulaan
  kebangkitan rohani kembali dalam hidup saya. Saya bersyukur karena
  tanggung jawab yang besar tidak lagi berada di pundak saya sendiri,
  melainkan melalui doa dan pembacaan Alkitab yang teratur serta
  memberikan waktu yang cukup bagi Tuhan untuk melayani jiwa dan
  keperluan saya, Ia telah mengurus segalanya.

  Saudara pembaca yang dikasihi Yesus Kristus, Tuhanku yang setiawan
  dan peka terhadap saya, adalah Tuhan Saudara yang peka terhadap
  Saudara juga. Sebelum Saudara jatuh, Dia mengingatkan Saudara,
  sebagaimana Dia mengingatkan saya, agar Saudara menyerahkan diri
  lagi sepenuhnya.

  Berikanlah waktu yang cukup untuk berdoa. Dalam doa, Saudara dapat
  mencapai lebih banyak. Memang banyak aktivitas yang penting. Tetapi
  ingatlah kata-kata Dr. Karel Bates terhadap bahaya yang mengancam
  lembaga gerejawi juga para pemimpin Kristen. "Seandainya Roh Kudus
  diambil dari lembaga-lembaga gerejawi, atau dari kehidupan pemimpin
  Kristen, 95% dari aktivitas kita masih dapat berlangsung". Mungkin
  sekali kita akan berkata, lihat, saya dapat bekerja tetap aktif dan
  kreatif tanpa Roh Kudus sekalipun. Tapi apakah artinya kegiatan
  tanpa Roh Kudus. Kegiatan itu tidak akan mempunyai nilai kekekalan.

  Berhati-hatilah para pemimpin Kristen, berilah waktu yang cukup
  untuk berdoa. Syarat mutlak bagi pemimpin-pemimpin Kristen ialah
  "mengutamakan doa" supaya kepemimpinan kita tidak menjadi
  kepemimpinan yang gersang, tidak bergairah, dan tidak berwibawa
  karena kurangnya berdoa.

  Sumber diedit dari:
  Judul buku   : Manajemen dan Kepemimpinan menurut Wahyu Allah
  Judul artikel: Pemimpin dengan Doanya
  Penulis      : Dr. P. Octavianus
  Penerbit     : YPPII dan Gandum Mas, Batu-Malang, 1986
  Halaman      : 175 - 178

==================================**==================================
ARTIKEL (2)

              -*- PERLINDUNGAN ROHANI UNTUK PEMIMPIN -*-

  Ungkapan seperti "sudah pada tempatnya dan sudah berjalan", tidaklah
  cukup. Dalam bagian ini, saya ingin menunjukkan sesuatu yang dalam
  banyak kasus mungkin menjadi nasihat yang paling penting untuk para
  pemimpin. Pemimpin-pemimpin Kristen memerlukan perlindungan rohani
  melalui doa khusus.

  Tidak ada yang ditakuti setan selain doa yang efektif. Setan tidak
  takut pada sederetan doa yang hanya terdiri dari kata-kata yang
  indah, yang sering dilakukan berbagai gereja dan orang-orang
  Kristen. Ketika para pemimpin Kristen giat membuat gerakan doa
  dengan mengajar dan memberi contoh syarat-syarat doa serta
  menempatkannya secara intensif dengan pelayanan doa yang sistematis
  di gereja-gereja mereka dan organisasi lainnya, dunia kegelapan pun
  menaruh perhatian yang sangat serius. Kini kita harus berhati-hati
  dan lebih serius menghadapi semua jenis serangan setan yang
  sebelumnya kurang kita perhatikan. Kekuatan-kekuatan jahat akan
  mengumumkan pernyataan perang.

  Bagaimana caranya agar pemimpin-pemimpin Kristen bangkit untuk
  menghadapi tantangan hebat seperti itu?

  Banyak yang berpendapat agar pemimpin berdoa lebih lama, lebih
  sungguh-sungguh, dan lebih penuh kuasa untuk menghindari serangan-
  serangan setan. Ini adalah gagasan yang baik. Bahkan saya juga
  menyarankan para pemimpin Kristen untuk mengembangkan kehidupan doa
  pribadi mereka. Pengalaman telah menunjukkan bahwa jika kita
  meninggalkan doa begitu saja, kesempatan untuk berhasil tidaklah
  setinggi yang bisa kita harapkan. Tak banyak gembala dan pemimpin
  Kristen lainnya yang secara pribadi bisa memberikan segala doa yang
  diperlukan oleh mereka, oleh gereja-gereja mereka, oleh pelayanan
  mereka atau organisasi mereka untuk mempertahankan diri dari
  serangan-serangan setan yang sungguh-sungguh berbahaya.

  Selanjutnya, perlu dimengerti bahwa semua orang Kristen termasuk
  pemimpin-pemimpin Kristen adalah anggota dari tubuh Kristus. Firman
  Allah mengajarkan bahwa fungsi gereja adalah seperti tubuh manusia;
  banyak organ tubuh yang berbeda, yang memiliki fungsinya masing-
  masing dan yang saling mendukung kepentingan anggota tubuh yang
  lain. Fungsi dari setiap orang percaya ditentukan oleh karunia-
  karunia rohani yang diterima dari Roh Kudus. Dari semua karunia
  rohani (daftar saya meliputi 27 karunia rohani), satu yang paling
  berharga yang dapat memberikan perlindungan rohani bagi para
  pemimpin Kristen, ialah karunia menjadi pendoa syafaat.

  DOA DARI PARA PENDOA SYAFAAT

  Menurut definisinya, pendoa syafaat berada di celah antara Allah dan
  manusia yang sedang mereka doakan. Doa-doa dari para pendoa syafaat
  tidak pernah menggantikan kehidupan doa pribadi para pemimpin
  Kristen, tetapi pasti sangat menolong dan dengan kuasa menghasilkan
  sesuatu yang besar dan sangat mengherankan.

  Sebuah contoh Alkitab yang jelas tentang hal ini adalah cerita dalam
  Kitab Keluaran 17 tentang Yosua yang berperang dan memenangkan
  pertempuran di Rafidim ketika mengalahkan tentara Amalek. Sementara
  Yosua berperang, Musa memandang ke medan pertempuran dari sebuah
  bukit dan menaikkan doa syafaat ke hadapan Tuhan dengan bantuan
  Harun dan Hur. Bila lengan Musa diangkat, Yosua menang; bila
  lengannya diturunkan, Yosua kalah. Seluruh poin dalam cerita ini
  menunjukkan bahwa pertempuran fisik ini benar-benar dimenangkan
  karena doa syafaat di dunia yang tidak kelihatan. Apakah itu karena
  doa Yosua yang akhirnya mendapat pujian atas kemenangan itu?
  Kemungkinan besar Yosua tidak banyak mendoakan semua itu. Tidak. Itu
  adalah doa Musa, sang pendoa syafaat yang mendatangkan kuasa Allah
  ke alam dunia yang kelihatan.

  Yosua mengingatkan saya akan banyak gembala dan pemimpin Kristen
  lainnya sekarang ini. Mereka berada di luar garis depan guna
  memenuhi tugas-tugas yang mungkin tidak mereka terima dari Allah.
  Pelayanan mereka di setiap bagian sama berartinya dengan pertempuran
  Yosua yang harus terjadi, dan mereka menyadari bahwa mereka perlu
  doa. Kebanyakan pemimpin Kristen yang saya kenal akan mengakui
  dengan jujur bahwa doa pribadi mereka kemungkinan kurang cukup untuk
  membawa mereka menuju kemenangan. Mereka perlu bantuan, dan bantuan
  itu telah disediakan oleh Allah.

  Sumber diedit dari:
  Judul buku     : Leaders On Leadership
  Penyunting umum: George Barna
  Judul artikel  : Pentingnya Doa dalam Memimpin
  Penulis        : C. Peter Wagner
  Penerbit       : Gandum Mas, Malang 2002
  Halaman        : 373 - 374

==================================**==================================
TIPS KEPEMIMPINAN

            -*- SEBELAS ALASAN MENGAPA DOA ITU PENTING -*-

  Reuben A. Torrey, dalam bukunya "How to Pray" (New York: Revell,
  1900), memberikan sebelas alasan mengapa doa itu penting, yaitu:

  - karena ada Iblis, dan doa adalah alat yang ditunjuk Tuhan untuk
    melawan Iblis (Efesus 6:12,13);

  - karena doa adalah cara yang Allah berikan kepada kita untuk
    mendapatkan apa yang kita perlukan dari Dia (Yakobus 4:2);

  - karena Tuhan memberikan suatu contoh kepada kita melalui para
    rasul yang menganggap doa sebagai pekerjaan terpenting dalam hidup
    mereka (Kisah Para Rasul 6:1-4);

  - karena doa menduduki tempat paling utama dalam hidup Tuhan kita
    (Markus 1:35; Lukas 6,12);

  - karena doa adalah pekerjaan pelayanan Tuhan kita sekarang ini,
    yang kini menjadi Pengantara kita (Roma 8:34; Ibrani 7:25);

  - karena doa adalah alat yang ditetapkan Allah bagi kita untuk
    menerima pengampunan-Nya dan untuk menemukan "kasih karunia untuk
    mendapat pertolongan kita pada waktunya" (Ibrani 4:6);

  - karena doa adalah alat untuk mendapatkan kepenuhan sukacita Tuhan

  - karena doa dengan pengucapan syukur adalah cara untuk memperoleh
    kelepasan dari kecemasan, dan sebagai gantinya memperoleh "damai
    sejahtera Allah yang melampaui segala akal" (Filipi 4:6,7);

  - karena doa adalah cara yang ditetapkan untuk memperoleh kepenuhan
    Roh Kudus Allah (Lukas 11:13);

  - karena doa adalah alat yang kita pergunakan agar selalu berjaga-
    jaga dan waspada karena kedatangan Kristus sudah dekat (Lukas
    21:24-36);

  - karena doa dipakai Allah untuk memajukan pertumbuhan rohani kita,
    memberi kekuatan pada pekerjaan kita, membawa orang lain supaya
    percaya pada kristus, dan mendatangkan semua berkat yang lain
    kepada jemaat Kristus (Mazmur 139:23,24; Matius 7:7,8).

  Sumber diedit dari:
  Judul buku    : Pola Hidup Kristen
  Judul artikel : Menanggapi Tuhan dalam Doa
  Penulis       : James Boyce
  Penerbit      : Kerja sama Yayasan Penerbit Gandum Mas, Malang;
                  Lembaga Literatur Baptis, Bandung; Yayasan Kalam
                  Hidup, Bandung; dan YAKIN, Surabaya 2005
  Halaman       : 645 - 646


==================================**==================================
INSPIRASI

               -*- TUHAN, JADIKAN AKU SEPERTI YUSUF -*-

  Saat saya terus berdoa, pikiran saya melayang pada Yusuf. Yusuf
  adalah pahlawan saya karena integritasnya. Saya berdoa, "Tuhan,
  berikan saya kekudusan pribadi Yusuf."

  Kekuasaan dan pengaruh yang dimiliki Yusuf datang dalam sekejap. Hal
  demikian seringkali menyebabkan kesombongan dan asumsi bahwa ia
  tidak perlu menaati hukum. Kita semua tahu bahwa mereka yang
  berkuasa cenderung menyalahgunakan kekuasaannya. Sebagai seorang
  pemimpin, Anda mungkin mulai merasakan cengkeramannya.

  Tetapi Yusuf tetap tidak dirusak oleh kekuasaan. Dari apa yang
  dikatakan Kitab Suci kepada kita, ia menghindari hal-hal yang tidak
  pantas secara finansial, skandal politik, dan rayuan seksual. Ia
  tetap tidak tergoyahkan sampai pada akhirnya.

  Apa kunci dari integritas Yusuf? Saya percaya ia melihat
  kepemimpinannya sebagai kepengurusan yang kudus yang harus ia
  pertanggungjawabkan kepada Tuhan suatu hari nanti. Saya percaya
  Yusuf hidup dengan menyadari bahwa para pemimpin harus memiliki
  tingkat otoritas moral yang tinggi jika mereka ingin memimpin dengan
  baik. Otoritas moral datang dari hati yang sungguh-sungguh tunduk,
  pikiran yang tidak tercela, dan hati nurani yang bersih di hadapan
  Allah. Yusuf memiliki tipe integritas yang mengarah pada otoritas
  moral dan ia menjaganya di sepanjang hidupnya.

  Saya memerlukan integritas seperti itu. Orang-orang yang mengikuti
  kepemimpinan saya perlu memiliki keyakinan bahwa saya tidak akan
  menyeleweng; bahwa saya tidak akan menjalani kehidupan ganda; bahwa
  saya tidak akan bermain-main dengan uang; bahwa saya tidak akan
  tergoda oleh rayuan. Orang-orang memerlukan keyakinan mengenai
  integritas saya.

  Tetapi saya tahu bahwa satu-satunya cara untuk mencegah agar tidak
  tergelincir ke dalam kebobrokan moral adalah dengan menyerahkan diri
  di hadapan Allah setiap hari dan berdoa memohon kuasa-Nya yang
  menguatkan.

  Saya diingatkan oleh sebuah pujian kuno yang menggambarkan kehidupan
  saya lebih dari yang saya harapkan.

    Ditakdirkan untuk mengembara, Tuhan aku merasakannya.
    Ditakdirkan untuk meninggalkan Tuhan yang aku kasihi.[1]

  Saya membenci semangat mengembara dan memberontak yang muncul di
  dalam diri saya dari waktu ke waktu. Tetapi saya tidak dapat
  mengabaikan atau menolak untuk mengakuinya. Ia ada dan nyata dan
  saya harus mengakuinya. Lalu saya harus melawannya dengan praktik-
  praktik spiritual. Praktik-praktik ini, saya akui, sangat membebani.
  Tetapi saya tahu nilainya, jadi saya berpegang padanya seperti orang
  tenggelam bergelantungan pada pelampung.

  Saya memerlukan disiplin harian dengan menuliskan doa-doa saya agar
  tetap terfokus. Tuhan memberkati Anda jika Anda tidak memerlukan
  disiplin keras itu, tetapi saya memerlukannya.

  Catatan Kaki:

  [1] "Come, Thou Fount of Every Blessing" oleh John Wyeth dan Robert
      Robinson.

  Sumber diedit dari:
  Judul buku    : Kepemimpinan yang Berani
  Judul artikel : Tuhan, Jadikan Aku Seperti Yusuf
  Penulis       : Bill Hybels
  Penerbit      : Gospel Press, Batam
  Halaman       : 247 - 248

==================================**==================================
DARI HATI KE HATI

   From: arifin <soelapel@xxx>
   >salam dalam kasih Yesus Kristus.
   >Bapak/Ibu saya mohon dukungannya mohon dikirm artikel tentang:
   >konsep karakter pemimpin kristen yang dinamis di tengah arus
   >tantangan zaman. sebelumnya saya ucapkan terima kasih. GBU

   Redaksi:
   Kami belum memiliki artikel dengan tema yang Anda minta tersebut,
   tapi tema ini sangat menarik dan bisa diangkat menjadi tema bagi
   edisi e-Leadership yang akan datang. Mohon kesabarannya.

==================================**==================================
Berlangganan       : subscribe-i-kan-leadership(at)xc.org
Berhenti           : unsubscribe-i-kan-leadership(at)xc.org
Kontak e-Leadership: staf-leadership(at)sabda.org
Arsip e-Leadership : http://www.sabda.org/publikasi/e-leadership/arsip
Situs Indo Lead    : http://www.sabda.org/lead/
----------------------------------------------------------------------
       Redaksi e-Leadership: Yulia, Kristian, Raka, Endah, Puji
    e-Leadership merupakan kerjasama antara Indo Lead, YLSA, dll.
             Didistribusikan melalui sistem network I-KAN
           Bahan ini dapat dibaca secara on-line di situs:
             http://www.sabda.org/publikasi/e-leadership/
                      Copyright(c) 2006 oleh YLSA
        http://www.sabda.org/ylsa/ ~~ http://katalog.sabda.org/
  Rekening: BCA Pasar Legi Solo No. 0790266579 / a.n. Yulia Oeniyati
==================================**==================================

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org