Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-leadership/154

e-Leadership edisi 154 (11-11-2013)

Mengevaluasi Pemimpin (I)

==========MILIS PUBLIKASI E-LEADERSHIP EDISI NOVEMBER 2013============

                      Mengevaluasi Pemimpin (I)
  
                  e-Leadership 154, 11 November 2013

e-Leadership -- Mengevaluasi Pemimpin (I)
Edisi 154, 11 November 2013

Shalom,

Evaluasi atau penilaian merupakan salah satu aspek penting dalam kepemimpinan. 
Melalui evaluasi, seorang pemimpin bisa menilai apakah pekerjaannya efektif dan 
efisien dalam mencapai tujuan organisasi. Melalui evaluasi, seorang pemimpin 
juga dapat mengetahui keberhasilan maupun kegagalan yang terjadi dalam 
kepemimpinannya. Ya, masih banyak lagi manfaat evaluasi bagi kepentingan 
pemimpin dan organisasi.

Dalam edisi ini, e-Leadership mengajak Pembaca sekalian untuk menggali lebih 
dalam tentang tujuan, manfaat, dan hal-hal yang menghambat proses evaluasi. 
Silakan menyimak sajian yang telah kami siapkan untuk Anda, semoga bermanfaat 
dan membangun diri Anda. Tuhan memberkati.

Pemimpin Redaksi e-Leadership,
Ryan
< ryan(at)in-christ.net >
< http://lead.sabda.org >


Ujilah aku, ya TUHAN, dan cobalah aku; selidikilah batinku dan hatiku. (Mazmur 26:2)
< http://alkitab.mobi/tb/Mzm/26/2/ >


                   ARTIKEL: EVALUASI DIRI SECARA JUJUR

Sungguh merupakan kesulitan yang hebat ketika seseorang ingin mengevaluasi diri 
sendiri karena selain menyangkut metodologi dan alat-alat evaluasi, juga 
menyangkut kejujuran. Justru kebanyakan orang gagal mengevaluasi diri secara 
akurat karena mengabaikan faktor kejujuran sebagai salah satu variabel utama 
dalam formula evaluasi.

Untuk Apa Evaluasi?

Dalam dunia bisnis, evaluasi merupakan bagian tak terpisahkan dari sistem 
manajemen modern. Setiap unit bisnis, baik skala kecil maupun besar, pasti 
melakukan evaluasi terhadap unit-unit dalam organisasi untuk melihat apakah 
semua sistem berjalan dengan baik atau telah terjadi penyimpangan. Dalam suatu 
organisasi, evaluasi juga berfungsi sebagai instrumen ukur untuk menentukan 
besar kecilnya upah yang harus dibayarkan kepada seorang karyawan.

Dengan melakukan evaluasi secara berkala dan menggunakan metode ilmiah yang 
dapat dipertanggungjawabkan, maka setiap penyimpangan atau kekeliruan manajemen 
dalam mengelola organisasi dapat dideteksi secara dini sehingga segera dapat 
dilakukan perbaikannya sebelum merambat ke mana-mana dan mengganggu unit kerja 
yang lain. Demikian halnya, hasil evaluasi yang baik dapat digunakan sebagai 
landasan dalam menetapkan strategi organisasi guna meningkatkan efisiensi dan 
efektivitas, baik organisasi yang berorientasi pada laba (profit) maupun 
organisasi nirlaba (nonprofit) sehingga meningkatkan produktivitas kerja.

Dalam penyelenggaraan kehidupan modern, kata evaluasi sudah merupakan 
terminologi yang umum digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Setiap orang 
seharusnya mau dan berani mengevaluasi seluruh aktivitas hidupnya, katakanlah 
dalam kurun waktu tertentu, entah satu tahun sekali, dua tahun sekali, dan 
seterusnya. Tujuannya adalah untuk mengetahui kegiatan apa saja yang dilakukan 
dalam kurun waktu tersebut, dan apa kerugian dan keuntungan yang diperoleh dari 
semua kegiatan yang diikuti.

Sebenarnya, tidak terlalu penting apakah seseorang menggunakan metodologi ilmiah 
atau tidak ketika melakukan evaluasi diri, itu bukanlah soal utama. Inti utama 
ketika melakukan evaluasi diri adalah kejujuran. Artinya, sejauh mana seseorang 
mau mengungkapkan secara jujur semua aktivitasnya dan selanjutnya mau mengakui 
kekurangan dan kelebihannya, serta mau berubah atau memperbaiki diri untuk 
perjalanan hidup selanjutnya.

Kendala Evaluasi

Kendala terbesar yang menjadi hambatan utama ketika seseorang melakukan evaluasi 
diri adalah adanya keakuan yang besar, kesombongan diri, kemapanan, kemunafikan, 
keengganan untuk mengalami perubahan, dan tentu saja kejujuran dalam 
mengungkapkan data dan fakta yang sebenarnya. Kejujuran terhadap pengungkapan 
diri sendiri memang memerlukan kerendahan hati dan sikap mau menerima perubahan.

Dalam kenyataan hidup sehari-hari, ternyata banyak orang yang tidak memiliki 
tujuan hidup yang jelas, selain menjalani hidup sesuai dengan perputaran waktu. 
Sebagai contoh, seorang mahasiswa perguruan tinggi seharusnya sejak awal sudah 
menetapkan taktik dan strategi dalam menghadapi dan menyiasati teknik belajar di 
universitas. Selanjutnya, taktik dan strategi ini dievaluasi setiap semester 
untuk mengetahui kelebihan dan kekurangannya, serta menetapkan strategi untuk 
menghadapi semester berikutnya.

Demikian halnya dalam setiap rumah tangga haruslah berani melakukan evaluasi 
setiap akhir tahun guna menetapkan langkah yang mesti ditempuh untuk menghadapi 
tahun yang baru. Sayang, kebanyakan rumah tangga tidak mempunyai perencanaan 
untuk menjalani hidup selain rutinitas sehari-hari yang berjalan sesuai keadaan. 
Itulah sebabnya, kebanyakan rumah tangga oleng ketika menghadapi perubahan 
keadaan yang ekstrem.

Manfaat Evaluasi

Melakukan evaluasi diri memungkinkan seseorang memasukkan unsur-unsur darurat 
untuk mengantisipasi perubahan yang radikal seandainya keadaan tiba-tiba berubah 
ke arah yang tidak menguntungkan, misalnya gempa bumi, perubahan politik, krisis 
ekonomi, perubahan karier yang tidak diharapkan atau sakit penyakit, bahkan hal-
hal yang bersifat umum dan tidak mungkin dihindarkan seperti menghadapi 
perubahan emosional karena usia, dan seterusnya.

Di dalam Alkitab Perjanjian Lama terdapat evaluasi diri Nabi Yesaya yang patut 
dijadikan teladan dalam menyatakan kejujuran. Hasil evaluasi dirinya ternyata 
sangat mengagetkan karena dengan jujur dan berani, Nabi Yesaya berkata, 
"Celakalah aku! Aku binasa! Sebab aku ini seorang yang najis bibir," (Yesaya 
6:5) 
sebelum memutuskan, "Ini aku, utuslah aku" kepada Tuhan Allah (Yesaya 6:8).

Demikian juga Yohanes Pembaptis telah melakukan evaluasi diri dengan ketulusan 
seekor merpati. Dengan tenang, ia melayani semua pertanyaan orang-orang Yahudi 
yang mempertanyakan identitasnya. Dengan jujur, ia mengatakan siapa dirinya dan 
apa tugasnya (Yohanes 1:23). Ketika orang-orang Yahudi membandingkan dirinya 
dengan Yesus, ia berkata, "... Membuka tali kasut-Nyapun aku tidak layak." 
(Yohanes 1:27) Bahkan, ketika ia mulai ditinggalkan dan orang-orang beralih 
kepada Yesus, ia berkata, "Ia harus makin besar, tetapi aku harus makin kecil" 
(Yohanes 3:30).

Betapa sering seseorang memutuskan untuk melayani Tuhan sebelum mereka 
mengevaluasi diri dan menyerahkan diri untuk dipimpin Tuhan sehingga berani 
berkata, "Celakalah aku! Aku binasa!" Dalam perenungannya, Ayub mengevaluasi 
diri dan hasilnya sungguh mencengangkan: "Hanya dari kata orang saja aku 
mendengar tentang Engkau, tetapi sekarang mataku sendiri memandang Engkau. Oleh 
sebab itu aku mencabut perkataanku dan dengan menyesal aku duduk dalam debu dan 
abu." (Ayub 42:5-6)

Dengan demikian, evaluasi sungguh sangat penting diterapkan dalam semua aspek 
kehidupan, baik menyangkut kehidupan bisnis, kehidupan sehari-hari, maupun dalam 
kehidupan pelayanan. Sebaik apa pun sebuah perencanaan dicanangkan, jika tidak 
disertai dengan evaluasi, kemungkinan besar akan melenceng ke sasaran yang 
salah. Dan, evaluasi adalah kendali yang bisa memulihkannya kembali ke posisi 
semula.

Diambil dan disunting dari:
Judul buku: Sahabat Gembala, Januari 2007
Penulis: Drs. Elisa B. Surbakti, M.A.
Penerbit: Kalam Hidup, Bandung 2007
Halaman: 4 -- 7


                              KUTIPAN

Evaluasi yang baik dapat digunakan sebagai landasan dalam menetapkan strategi 
organisasi guna meningkatkan efisiensi dan efektivitas. (Elisa B. Surbakti)


   INSPIRASI: MANFAATKAN EVALUASI DIRI UNTUK MENINGKATKAN POTENSI DIRI

Anda ingin mengembangkan potensi diri Anda? Anda tidak tahu harus mulai dari 
mana? Jika Anda termasuk sekian dari orang sibuk yang merasa bahwa pengembangan 
potensi diri adalah sangat penting untuk meningkatkan kinerja Anda, artikel ini 
dapat menjadi titik awal Anda memulai pengembangan potensi diri Anda. Anda dapat 
menggunakan berbagai alat bantu, misalnya bagaimana menggunakan evaluasi diri 
untuk mengembangkan potensi diri Anda. Evaluasi diri merupakan salah satu alat 
pengembangan diri umum yang potensial dalam melakukan evaluasi terhadap hasil 
kerja Anda di tempat Anda bekerja.

Dengan melakukan evaluasi diri, Anda akan dapat menilai bagian–bagian dari hasil 
kerja Anda yang perlu ditingkatkan sehingga tanpa sadar, Anda juga telah 
mengembangkan potensi diri Anda. Evaluasi diri juga dapat menjadi salah satu 
alat yang dapat digunakan oleh atasan Anda untuk menilai kinerja Anda saat Anda 
bekerja, di mana letak kesalahan yang harus diperbaiki, maupun meningkatkan 
hasil kerja yang baik yang telah Anda capai.

Evaluasi diri juga dapat digunakan untuk merumuskan bagaimana sebenarnya diri 
Anda, sudah berada di level manakah Anda dan bagaimana pada akhirnya untuk 
mengembangkan potensi diri Anda. Pada akhirnya, Anda akan dapat menyimpulkan 
siapakah diri Anda sebenarnya dan ke manakah Anda akan melakukan pengembangan 
terhadap potensi diri Anda sendiri. Cara–cara yang dapat dilakukan dalam 
evaluasi diri adalah dengan menulis ulasan yang jujur mengenai perkembangan Anda 
di tempat kerja selama ini. Anda tentunya tidak akan kesulitan menemukan area-
area yang memang Anda kuasai di tempat kerja maupun area–area yang membutuhkan 
perhatian khusus untuk ditingkatkan kinerjanya. Jangan lupa juga untuk menulis 
berbagai macam target yang telah dicapai maupun yang terlewati seperti masalah 
perilaku, tenggat waktu yang terlewati, dan berbagai masalah lainnya.

Dengan menulis dan mencatat berbagai kegagalan tersebut, Anda akan dapat 
mengetahui di manakah letak level keberhasilan Anda dalam bekerja. Berdasarkan 
data–data tersebut, Anda akan dapat menentukan tujuan Anda berikutnya untuk 
melakukan pengembangan potensi diri dan pastikan bahwa Anda mencapai target 
tersebut.

Diambil dan disunting dari:
Nama situs: Good Life
Alamat URL: http://www.goodlife.co.id/?p=1710
Penulis: Tidak dicantumkan
Tanggal akses: 22 Oktober 2013


STOP PRESS: PUBLIKASI E-KONSEL: BAHAN-BAHAN PELAYANAN KONSELING KRISTEN

Seiring dengan pesatnya perkembanganya dunia, kompleksitas masalah hidup pun 
semakin meningkat dengan berbagai variasinya. Manusia tidak hanya membutuhkan 
dan mencari materi. Penguatan, bimbingan, dan penghiburan pun menjadi 
"kebutuhan" yang penting di tengah kesasakan dan rupa-rupa masalah kehidupan. 
Ini adalah kesempatan besar bagi orang percaya untuk melayani sesama dalam 
pelayanan bimbingan yang alkitabiah! Anda ingin mendapat perlengkapan yang lebih 
dalam bidang pelayanan konseling?

Yayasan Lembaga SABDA < http://ylsa.org > mengajak Anda untuk bergabung menjadi 
pelanggan Publikasi e-Konsel! Publikasi e-Konsel menyajikan artikel, bimbingan 
alkitabiah, tanya-jawab, komunitas konselor, tips, dan masih banyak kolom 
lainnya untuk memperlengkapi Anda. Cara berlangganan sangat mudah dan GRATIS! 
Kirimkanlah email Anda ke < subscribe-i-kan-konsel(at)hub.xc.org > atau ke < 
konsel(at)sabda.org > dan setiap minggunya Anda akan memperoleh bahan-bahan 
tertulis dalam email Anda. Jika Anda rindu ambil bagian dalam pelayanan 
konseling, jangan ragu untuk berlangganan publikasi e-Konsel.

Dapatkan arsip e-Konsel sejak tahun 2001 di: 
< http://sabda.org/publikasi/e-konsel/arsip/ >


Kontak: leadership(at)sabda.org
Redaksi: Ryan, Berlin B., dan N. Risanti
Berlangganan: subscribe-i-kan-leadership(at)hub.xc.org
Berhenti: unsubscribe-i-kan-leadership(at)hub.xc.org
Arsip: sabda.org/publikasi/e-leadership/
BCA Ps. Legi Solo; No. 0790266579 a.n. Yulia Oeniyati
(c) 2013 Yayasan Lembaga SABDA < http://ylsa.org >

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org