Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-leadership/139

e-Leadership edisi 139 (25-3-2013)

Kepemimpinan yang Sukses (II)

==========MILIS PUBLIKASI E-LEADERSHIP EDISI MARET 2013============

                       KEPEMIMPINAN YANG SUKSES (II)

                      e-Leadership 139 -- 25/3/2013
Shalom,

Untuk mencapai kesuksesan, kita harus berjuang dan bersedia membayar 
harga yang diperlukan untuk mencapai posisi itu. Kesuksesan bukan 
sesuatu yang instan dan juga bukan sesuatu yang dapat diraih dengan 
mudah. Itu membutuhkan usaha dan kemauan yang besar. Banyak orang 
termotivasi untuk hidup nyaman dan berkelimpahan, tetapi tidak mau 
membayar harga untuk hal itu.

Sama seperti seorang atlet perlu berlatih untuk mencapai puncak 
kariernya, para pemimpin juga perlu menggali potensi maksimalnya untuk 
mencapai sukses. Apa saja sifat-sifat pemimpin sukses itu? Dapatkan 
jawabannya melalui edisi ini dalam kolom Tip. Selanjutnya, Anda juga 
dapat menyimak artikel Paskah tentang, "Paskah: Kebenaran atau 
Tradisi?" Kiranya kasih Allah selalu menyertai dan menuntun setiap 
langkah kehidupan kita. Selamat Paskah! Tuhan memberkati.

Pemimpin Redaksi e-Leadership,
Ryan
< ryan(at)in-christ.net >
< http://lead.sabda.org >


Dengan Allah akan kita lakukan perbuatan-perbuatan gagah perkasa, 
sebab Ia sendiri akan menginjak-injak para lawan kita. 
(Mazmur 60:14) 
<http://alkitab.mobi/tb/Mzm/60/12/ >


         ARTIKEL KHUSUS: PASKAH: KEBENARAN ATAU TRADISI?

Paskah itu kebenaran atau tradisi? Bagi sebagian orang mungkin ini 
hanyalah sebuah pertanyaan retorik. Jawabannya sudah pasti: kebenaran. 
Bukankah Paulus berkata, "Jika Kristus tidak dibangkitkan, maka sia-
sialah kepercayaan kamu (1 Korintus 15:17)." Bagi banyak orang, 
tradisi selalu berkonotasi negatif, suatu kebiasaan tanpa makna, atau 
kebiasaan lahiriah yang kehilangan makna.

Akan tetapi, saya ingin mengajak Anda memikirkan pertanyaan ini lebih 
dalam lagi. Apakah betul pertanyaan ini harus memakai kata sambung 
atau, seolah-olah kita harus memilih salah satu? Jika Paskah adalah 
kebenaran, berarti Paskah bukanlah tradisi, dan sebaliknya. Bagi saya, 
pertanyaan ini semu, sebab kita tidak harus memilih salah satu dari 
keduanya. Itu sebabnya, menempatkan kata sambung "dan" 
mungkin lebih tepat. Paskah merupakan kebenaran yang ditradisikan dan 
tradisi yang menyaksikan kebenaran.

Dua Tesalonika 2:13-14 membahas kebenaran yang berpusat pada penyataan 
anugerah Allah yang paling jelas dalam kebangkitan Kristus. Ketika 
Paulus berbicara tentang "kemulian Yesus Kristus, Tuhan 
kita", yang dimaksudkannya adalah kemuliaan Kristus. Kabar 
baiknya adalah bahwa kita boleh mengalaminya pula. Kebangkitan Kristus 
menjadi kebangkitan kita. Ada masa depan yang tersedia bagi kita. Itu 
sebabnya, 1 Korintus 15 memakai struktur yang sangat jelas. Setelah 
berbicara soal kebangkitan Kristus, Paulus berbicara tentang 
kebangkitan kita.

Dalam 2 Tesalonika 2:15, Paulus mengatakan bahwa ajaran tentang 
kebangkitan itu diberikan "baik secara lisan maupun tertulis". 
Artinya, baik melalui tradisi maupun Kitab Suci, keduanya diperlukan. 
Itu sebabnya, penganut agama Kristen berusaha mentradisikan kebenaran 
Paskah. Kita melangsungkan kebaktian setiap hari Minggu (diambil dari 
kata `dominggo`, dalam Bahasa Portugis, yang berarti "hari Tuhan"). 
Ada pula teknik perhitungan kapan Paskah akan diperingati. Kemudian, 
ada tahun liturgi yang dimulai dengan Rabu Abu, lima minggu pra-
Paskah, Minggu Sengsara, Jumat Agung, dan Paskah. Ini semua merupakan 
tradisi. Kita menerimanya dengan rela. Padahal, itu semua tradisi.

Namun, tentu saja, tradisi dapat bermakna negatif, yaitu ketika 
dipelihara sekadar secara lahiriah sehingga kemudian kita kehilangan 
makna serta pesan utamanya. Inilah yang dikritik secara tajam oleh 
Paulus dalam 2 Timotius 3:5. "Secara lahiriah mereka menjalankan 
ibadah mereka, tetapi pada hakikatnya mereka memungkiri kekuatannya." 
Apakah Paskah bisa terjebak dalam tradisi semacam ini? Bisa, bahkan 
sangat mungkin terjadi, yaitu ketika kita memperingati Paskah tanpa 
mengalami dampaknya di dalam hidup kita. Jika demikian, apa itu 
kebenaran Paskah?

Pertama, kesedihan tidak pernah permanen. Saya mengenal seorang ibu 
yang kehilangan anak tunggalnya ketika sang anak berlatih dalam sebuah 
latihan balap mobil. Bertahun-tahun ibu ini tidak bisa melepaskan 
kesedihannya. Saya tidak bertemu dengan ibu ini selama lima tahun. 
Namun, pertama kali kami bertemu lagi, ia mengatakan bahwa sekarang ia 
sudah tidak sedih. Paskah berarti kesedihan alami, tetapi tidak perlu 
permanen sebab selalu ada pengharapan.

Kedua, Paskah juga berarti kekecewaan tidak pernah permanen. Ada dua 
orang pemuda yang bersahabat dan masing-masing memiliki kekasih. Dalam 
minggu yang sama, pacar dari kedua orang ini sama-sama memutuskan 
mereka. Pemuda pertama sangat kecewa. Ia pergi dengan sebuah taksi 
menuju Brooklyn Bridge, lalu menjatuhkan diri ke bawah dan mati. 
Sementara itu, pemuda satunya, pulang ke rumah dan menulis sebuah 
lagu. Keesokan harinya, ia pergi ke sebuah studio rekaman dan 
menawarkan nyanyiannya. Nyanyian itupun diterima sehingga ia 
mendapatkan jutaan dolar. Lagunya yang berjudul "Goodnight, Irene" 
membuat pemuda ini menjadi sangat terkenal. Kekecewaan tidak pernah 
permanen karena selalu ada harapan dan solusi.

Ketiga, dosa seberat apa pun tidak pernah permanen. Banyak orang 
bergumul dengan "bad habits" dan dosa yang sangat berakar. Paskah 
menawarkan berita bahwa kita bisa berubah. Seseorang pernah menelepon 
saya. Ia tidak mau menyebutkan namanya, sekalipun saya tahu dari 
suaranya. Ia mengeluh karena hidupnya penuh masalah bertubi-tubi. 
Setelah lama mengeluh, ia terdiam dan terisak. Akhirnya, ia berkata, 
"Apakah ini akibat dosa saya belasan tahun lalu karena saya melakukan 
aborsi?" Saya pun menjawab, "Tuhan kita tidak seperti itu. Ia 
mengampuni Ibu belasan tahun lalu. Sekarang, Ibu perlu mengampuni diri 
Ibu sendiri."

Tiga kebenaran ini sebenarnya menjadi pantulan dari kebenaran yang 
paling utama dari Paskah: kematian tidak pernah permanen. Paskah 
adalah peristiwa matinya kematian. Ia bukan titik akhir, melainkan 
koma, di dalam kehidupan orang percaya. Maut telah kehilangan 
sengatnya, kata Paulus. Itulah kebenaran Paskah, dan berita ini 
sungguh-sungguh permanen. Karenanya, mari kita mentradisikan kebenaran 
dan kabar baik ini. Lewat hidup, karya, dan pelayanan kita.

Diambil dan disunting dari:
Judul buku: Raja yang Menderita
Judul bab: Paskah Kebenaran atau Tradisi (1 Korintus 15:17; 2 Tesalonika 2:13-15)
Penulis: Joas Adiprasetya
Penerbit: BPK Gunung Mulia, Jakarta 2012
Halaman: 19 -- 22


TIP: LIMA "RAHASIA KETERAMPILAN" PEMIMPIN KRISTEN YANG BENAR-BENAR SUKSES

Saat mengamati bentangan kepemimpinan akhir-akhir ini, saya menemukan 
beberapa hal tentang "rahasia keterampilan" yang jarang dibicarakan. 
Sifat-sifat utama inilah yang tampaknya memisahkan para pemimpin yang 
kita semua tahu dan berharap untuk menirunya dari para pemimpin yang 
diinginkan, namun belum terbukti bahwa mereka layak dijadikan panutan.

Alasan mengapa "rahasia keterampilan" ini tetap dirahasiakan, adalah 
karena "rahasia-rahasia" ini tampak begitu biasa sehingga kebanyakan 
orang tidak menuliskan hal-hal itu. Beberapa orang menganggap bahwa 
hal-hal ini tidak mungkin menjadi kunci keberhasilan karena terlalu 
sederhana. Yang lainnya mengabaikan hal-hal ini karena terlalu sulit 
untuk benar-benar menjalankannya secara konsisten.

Ada sifat-sifat lain yang ditunjukkan oleh pemimpin yang baik, tetapi 
sifat-sifat berikut ini tampaknya merupakan "rahasia keterampilan" 
umum bagi semua pemimpin Kristen yang benar-benar sukses:

1) Memiliki komitmen untuk tekun seumur hidup.
Semua pemimpin Kristen yang benar-benar sukses memiliki komitmen untuk 
tetap tekun seumur hidup. Ini berarti mereka akan terus bekerja keras 
demi mencapai rencana dan tujuan Allah seumur hidup mereka. Tahun demi 
tahun dan dekade demi dekade, mereka bertekun dalam tugas yang ada. 
Mereka tidak pernah menyerah, tidak pernah beralih ke kanan atau ke 
kiri, dan terus berjalan dalam arah yang ditetapkan oleh Allah. 
Ketekunan seumur hidup berarti tidak menyerah melalui ketidakjelasan 
atau kelemahan. Dalam ketekunan itu, mereka akan terus berjalan dengan 
iman dan keyakinan bahwa apa yang telah dimulai Allah di dalam dan 
melalui mereka, pada akhirnya akan mencapai potensi dan kepenuhannya.

2) Membagi kemenangan dan mengakui kekalahan.
Di sepanjang perjalanan hidupnya, dalam masa-masa yang baik dan masa-
masa sulit, pemimpin Kristen yang benar-benar sukses mengakui hal-hal 
yang mereka miliki, terutama kesulitan. Mereka tidak melarikan diri 
ketika masa sulit datang, tetapi menghadapi tantangan dan memimpin 
orang-orang di sekitar mereka melalui apa pun yang mereka hadapi. 
Mereka juga tidak berkhianat ketika akhirnya meraih kesuksesan. Mereka 
memberikan kehormatan itu kepada tim yang bekerja bersama mereka untuk 
mencapai hasil yang baik.

3) Pantang mundur dan berani menanggung risiko apa pun.
Pemimpin Kristen yang benar-benar sukses memperhitungkan harga dari 
setiap keputusannya sebelum melakukannya. Mereka tahu bahwa ada harga 
yang harus mereka bayar secara pribadi, demi melayani Kristus. Namun 
demikian, mereka tetap memilih untuk melayani Dia. Mereka tahu bahwa 
panggilan yang mereka terima itu melampaui setiap harga yang harus 
dibayar, dan kehidupan kekal bersama Sang Juru Selamat jauh lebih 
bernilai dibandingkan pengorbanan terbesar yang dapat mereka berikan.

4) Memiliki keyakinan akan sebuah pertumbuhan.
Para pemimpin Kristen yang benar-benar sukses memiliki keyakinan dasar 
bahwa setiap gereja, pelayanan, organisasi, dan bahkan setiap orang 
bertumbuh sedikit demi sedikit. Setiap orang yang menemukan Kristus, 
setiap anak yatim piatu yang dibantu untuk menemukan sebuah keluarga, 
atau setiap sen yang disumbangkan untuk keperluan Kerajaan dipandang 
sebagai langkah-langkah kecil menuju keberhasilan yang diinginkan 
Allah untuk mereka raih. Pemimpin Kristen yang benar-benar sukses 
menyadari bahwa tidak ada yang namanya jalan pintas. Mereka tahu bahwa 
demi mencapai tujuan akhir, setiap perhentian kecil di sepanjang jalan 
sangatlah penting.

5) Meyakini bahwa Kristus patut dilayani, apa pun hasilnya.
Pemimpin Kristen yang benar-benar sukses adalah seseorang yang 
mempertaruhkan hidup, reputasi, keluarga, keamanan, dan segala sesuatu 
yang ada dalam segala bidang kehidupan mereka demi melayani Kristus. 
Mereka melakukan semua ini sebelum mereka melihat hasil apa pun. Para 
pemimpin Kristen yang benar-benar sukses bahkan mengejar Allah dan 
karya-Nya di bumi, dan bukan hasilnya. Mereka tahu bahwa lebih baik 
melayani Tuhan dengan segenap hati walaupun tidak melihat hasil, 
daripada meninggalkan Kristus demi mengejar kesuksesan duniawi dan 
prestasi.

Sangat mudah untuk melihat kesamaan hal-hal yang dimiliki oleh para 
pemimpin Kristen yang benar-benar sukses. Yang tidak sederhana dari 
hal ini sebenarnya adalah melakukan apa yang mereka lakukan. Bahkan, 
kita masing-masing masih harus menilai karunia dan bakat kita sendiri, 
dan mengikuti Tuhan dengan gairah seperti yang ditunjukkan oleh orang-
orang hebat milik Allah ini. Siapa tahu, mungkin kita juga bisa 
bergabung dengan mereka saat kita berusaha untuk melayani Tuhan dengan 
semua yang kita miliki.

Pertanyaan saya untuk Anda: Sifat-sifat manakah yang Anda temukan 
paling alami bagi Anda? (t/Jing Jing)

Diterjemahkan dari:
Nama situs: richlangton.com
Alamat URL: http://richlangton.com/5-trade-secrets-of-truly-successful-christian-leaders/
Judul asli artikel: 5 "Trade Secrets" Of Truly Successful Christian Leaders
Penulis: --
Tanggal akses: 18 Desember 2012


KUTIPAN

Tidak ada yang namanya bakat hebat, tanpa kemauan yang hebat. (Honore de Balzac)


              JELAJAH SITUS: LEADERSHIP JOURNAL

Situs Leadership Journal merupakan situs berbahasa Inggris untuk 
majalah triwulanan dengan judul yang sama, yang diterbitkan oleh 
Christianity Today sejak 1980. Leadership Journal memperlengkapi para 
pemimpin gereja dengan tulisan-tulisan yang biblikal, pastoral, dan 
praktikal.

Beberapa artikel jurnal ini dapat dibaca secara keseluruhan dalam 
situs ini, walaupun beberapa lainnya hanya dapat dibaca oleh pelanggan 
jurnal. Artikel dalam situs ini cukup banyak dan dapat dicari dengan 
memasukkan kata kunci dalam kotak pencarian, atau melalui kategori-
kategori yang telah disediakan. Ada tiga kategori utama: Soul (Jiwa), 
Skills (Keahlian), dan Culture (Budaya). Anda juga dapat "browsing" 
menurut edisi majalah ini, mulai dari edisi terbaru, edisi-edisi 
sebelumnya, hingga edisi yang paling pertama. Khusus untuk edisi 
terbaru, Anda dapat membaca versi digital dari majalah ini dengan 
mengeklik "Digizines".

Situs ini juga memiliki situs blog yang terpisah, di 
http://www.outofur.com (sejak 2005), yang berisi lebih dari seribu 
blog. (Kusuma Negara)

==> http://www.leadershipjournal.net
Tanggal akses: 21 Desember 2012


Kontak: leadership(at)sabda.org
Redaksi: Ryan, Davida, dan N. Risanti
Berlangganan: subscribe-i-kan-leadership(at)hub.xc.org
Berhenti: unsubscribe-i-kan-leadership(at)hub.xc.org
Arsip: http://sabda.org/publikasi/e-leadership/arsip
BCA Ps. Legi Solo, No. 0790266579, a.n. Yulia Oeniyati
(c) 2013 -- Yayasan Lembaga SABDA < http://ylsa.org >

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org