Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-leadership/138 |
|
e-Leadership edisi 138 (11-3-2013)
|
|
==========MILIS PUBLIKASI E-LEADERSHIP EDISI FEBRUARI 2013============ KEPEMIMPINAN YANG SUKSES (I) e-Leadership 138 -- 11/3/2013 Shalom, Kesuksesan adalah dambaan setiap orang. Semua orang, termasuk para pemimpin, pasti ingin sukses dalam setiap aspek kehidupannya. Namun, belum tentu setiap orang memahami arti hakiki dari kesuksesan. Konsep yang salah tentang kesuksesan sering kali melahirkan cara yang tidak benar. Tidaklah mengherankan, jika banyak orang mengidentikkan kesuksesan hanya dengan hal-hal lahiriah semata karena ukuran sukses bagi mereka adalah memiliki segala-galanya. Bagaimana standar kesuksesan seorang pemimpin? Ingin tahu? Temukan jawabannya dalam edisi ini. Tuhan memberkati. Pemimpin Redaksi e-Leadership, Ryan < ryan(at)in-christ.net > < http://lead.sabda.org > Sebab kekayaan dan kemuliaan berasal dari pada-Mu dan Engkaulah yang berkuasa atas segala-galanya; dalam tangan-Mulah kekuatan dan kejayaan; dalam tangan-Mulah kuasa membesarkan dan mengokohkan segala- galanya. (1 Tawarikh 29:12) < http://alkitab.mobi/tb/1Ta/29/12/ > ARTIKEL: CIRI-CIRI PEMIMPIN SUKSES Tentu saja, pengetahuan merupakan hal yang sangat penting bagi seseorang untuk menjadi seorang pemimpin yang sukses. Namun, ada yang lebih penting daripada pengetahuan. Seorang pemimpin harus memiliki visi yang kokoh bagi masa depan pelayanan atau organisasinya. Selain visi, ia juga harus mampu menciptakan tim yang dapat bekerja dengan baik. Erik Van Tongerloo, seorang akuntan berpengalaman sekaligus penulis di bidang bisnis berkebangsaan Belgia, menyatakan hal-hal di bawah ini sebagai ciri-ciri yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin yang sukses: 1. Selalu Membuat Perencanaan Seorang pemimpin harus berkeinginan untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Meskipun para pemimpin dituntut untuk mampu memvisualisasikan tujuan jangka pendek dan jangka panjang yang harus dicapai oleh organisasinya, kemampuan untuk memvisualisasikan tujuan- tujuan jangka panjanglah yang paling penting. Untuk mencapai tujuan jangka panjang itulah, kadang-kadang seorang pemimpin harus berani mengalami kerugian jangka pendek atau kemunduran dalam tahun-tahun pertama. Namun, jika mereka terus bertahan, mereka akan mengalami kesuksesan. 2. Kemampuan untuk Mengajar Seorang pemimpin yang baik membutuhkan tim yang baik pula. Ia tahu tujuan yang perlu dicapai dan memahami pentingnya mengomunikasikan tujuan tersebut secara jelas dan efektif kepada anggota timnya. Hal ini mengharuskan seorang pemimpin mengajar anggota timnya tentang apa tanggung jawab mereka, baik secara pribadi maupun sebagai tim. Cara terbaik untuk mengomunikasikan tujuan itu adalah dengan berdialog. Dengan demikian, setiap anggota tim dimungkinkan untuk membagi ide-ide mereka tentang bagaimana bekerja dalam cara yang paling efisien dengan sang pemimpin. Memberi perintah dengan rasa hormat adalah kunci sukses di bidang ini. 3. Kemampuan untuk Mendengarkan dengan Baik Bekerja dengan tim menuntut seorang pemimpin memahami sikap anggota timnya. Ini berarti berusaha memahami motivasi mereka dan berusaha mencari solusi untuk masalah atau hambatan mereka. Seorang pemimpin yang menjadi pendengar yang baik dan memiliki pikiran yang terbuka akan memiliki keuntungan, saat berhadapan dengan masalah yang berkaitan dengan bawahannya. Misalnya, jika salah satu dari anggota tim tidak setuju dengan keputusan pemimpin, penting bagi pemimpin untuk dengan saksama mendengarkannya dan berusaha mencapai suatu kompromi yang dapat diterima. Pemimpin harus memperlakukan bawahan mereka dengan hormat dan tanpa diskriminasi di setiap bidang pekerjaan. Selain bijak, hal ini juga sesuai dengan hukum. 4. Delegasi Pemimpin gereja atau pelayanan bertanggung jawab penuh atas semua pekerjaan yang berlangsung dalam organisasi. Oleh sebab itu, penting bagi pemimpin untuk mendelegasikan secara bijak tugas tertentu kepada para bawahannya. Namun, hal itu harus dilakukan tanpa melepas tanggung jawab utamanya. Untuk mendelegasikan sebuah tugas, pemimpin perlu membangun sebuah tim yang tiap-tiap anggotanya memiliki tugas dan tanggung jawab yang berbeda. Sebaliknya, anggota tim perlu bekerja menuju hasil akhir dari tugas mereka masing-masing. Sekali lagi, komunikasi yang efektif memainkan peranan yang penting dalam hal ini. 5. Keyakinan Diri Pemimpin yang sukses belajar untuk percaya pada diri dan kemampuan mereka sendiri. Mereka tidak bisa membiarkan rasa takut terhadap kegagalan mengalahkan mereka, bahkan ketika sesuatu tidak berjalan sebagaimana mestinya. Mereka harus tetap optimis dan bergerak maju kepada tujuan yang berikutnya. Stres dan rasa takut merupakan hal yang wajar, tetapi jangan sampai hal itu membuat pemimpin tenggelam dalam keraguan diri yang merusak. Pemimpin perlu mencari solusi dengan percaya diri untuk mengatasi hal-hal yang menyebabkan rasa takut dan stres tersebut. 6. Kemampuan untuk Memotivasi Seorang pemimpin yang sukses menunjukkan rasa hormat kepada anggota timnya secara konsisten. Mereka ingin memastikan bahwa pekerjaan anggota tim mereka diakui dan dihargai. Ini merupakan kunci utama untuk memotivasi anggota tim mereka. Menentukan terlebih dahulu apa penghargaan yang akan diterima oleh anggota tim dan bagaimana cara memberikannya, ditambah dengan mengomunikasikan penghargaan dan pedoman secara jelas, akan membuat program yang jelas untuk diikuti oleh setiap anggota tim tersebut. 7. Fleksibilitas dan Kesabaran Seorang pemimpin yang sukses harus mampu memberikan perintah tentang tugas-tugas yang perlu dikerjakan, namun terbuka terhadap detail- detail serta taktik yang dipilih oleh anggota timnya. Pemimpin yang menyambut dan mendengarkan masukan anggota tim, akan menciptakan sebuah lingkungan yang di dalamnya para anggota tim merasa memiliki tugas yang diberikan kepada mereka. Hal ini juga dapat sangat memotivasi mereka. Proses ini memang dapat memperlambat kemajuan awal, tetapi seiring berjalannya waktu, akan terbukti jauh lebih produktif. Memang membutuhkan kesabaran yang besar dari pemimpin dalam proses ini, tetapi akan memberikan keuntungan besar berupa produktivitas yang lebih tinggi, pergantian staf yang lebih rendah, sukacita yang lebih besar, dan kepuasan bagi semua orang yang terlibat. Seorang pemimpin yang sukses bekerja sama dengan tim dan membuktikan pepatah, "tidak ada `aku` dalam tim." (t/Jing Jing) Diterjemahkan dari: Nama situs: churchleaders.com Alamat URL: http://www.churchleaders.com/pastors/pastor-articles/141936-basic-qualities-of-every-successful-leader.html Penulis: Gary Foster Tanggal akses: 29 Januari 2013 KUTIPAN "Kita terpanggil bukan untuk sukses, melainkan untuk setia." (Ibu Theresia) INSPIRASI: SIKAP HIDUP YANG MEMBERI ARTI "Sekalipun Balak memberikan kepadaku emas dan perak seistana penuh, aku tidak akan sanggup melanggar titah TUHAN dengan berbuat baik atau jahat atas kemauanku sendiri ...." (Bilangan 24:13) Perkembangan zaman saat ini sangat menuntut kita untuk meraih kesuksesan, khususnya kesuksesan yang diukur dari materi (kekayaan) yang kita dapatkan. Karena itu, banyak orang sangat tergoda untuk melakukan persaingan yang tidak benar (kotor), demi meraih keuntungan materi yang berlimpah. Inilah realitas yang ada di sekitar kehidupan kita. Salah satu peristiwa sejarah yang tercatat dalam kehidupan Bangsa Israel adalah tentang seseorang yang bernama Bileam. Kita dapat belajar dari Bileam, seseorang yang berasal dari Bangsa Moab, tinggal di tepi Sungai Efrat, yaitu Petor. Keteladanan sikap hidupnya memberikan arti sebuah ketaatan kepada Tuhan. Diceritakan di sini, Bileam sungguh memahami bahwa ketaatan yang total kepada Allah tidak dapat diganti oleh apa pun dalam dunia ini. Sikap hidup yang sedemikian telah dinyatakan dalam: 1. Hidup Bileam yang tidak disandarkan pada materi, yaitu emas atau perak yang seistana penuh. Banyaknya materi yang ditawarkan oleh Raja Balak bin Zipor, sama sekali tidak memengaruhi keputusan Bileam untuk selalu menaati Allah dalam hidupnya. 2. Hidup Bileam diletakkan di bawah kemauan (kehendak) Tuhan, dan bukan kehendaknya sendiri. Apa yang difirmankan Tuhan, itulah yang akan dikatakannya. Rasa hormat kepada Allah, itulah yang membuat Bileam membawa kehendak Allah ke dalam segala hal. Ketaatannya kepada Allah telah mengalahkan ketakutannya kepada Raja Balak bin Zipor. Bagaimana dengan kita saat ini? Apakah kita sudah memilih untuk hidup taat kepada Tuhan? Hari ini, saat kita menjalani hidup ini, jangan biarkan hari ini berlalu begitu saja. Marilah kita maknai hidup ini dengan hati yang bersandar dan taat kepada kehendak Allah, bukan untuk memuaskan kepentingan diri sendiri dan golongan. Melalui ketaatan yang total kepada Allah, kita akan selalu membawa kehendak Allah dalam kehidupan kita. Dengan demikian, kita menjadi saksi hidup, dan banyak orang boleh memahami dan melakukan kehendak Allah dalam dunia ini. Diambil dan disunting seperlunya dari: Nama situs: GKA Gloria (Perspektif, 01 Maret 2013) Alamat URL: http://gkagloria.or.id/perspektif/p20130301.php Penulis: Tidak dicantumkan Tanggal akses: 6 Maret 2013 Kontak: leadership(at)sabda.org Redaksi: Ryan, Davida, dan N. Risanti Berlangganan: subscribe-i-kan-leadership(at)hub.xc.org Berhenti: unsubscribe-i-kan-leadership(at)hub.xc.org Arsip: http://sabda.org/publikasi/e-leadership/arsip BCA Ps. Legi Solo, No. 0790266579, a.n. Yulia Oeniyati (c) 2013 -- Yayasan Lembaga SABDA < http://ylsa.org >
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |