Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-leadership/129

e-Leadership edisi 129 (22-10-2012)

Kepemimpinan dan Konflik (II)

=========MILIS PUBLIKASI E-LEADERSHIP EDISI OKTOBER 2012============

                      KEPEMIMPINAN DAN KONFLIK (II)

                    e-Leadership 129 -- 29/10/2012

DAFTAR ISI
ARTIKEL: JENIS-JENIS KONFLIK (II)
JELAJAH BUKU: MENGUBAH PASIR MENJADI MUTIARA
STOP PRESS: INTERNATIONAL DAY OF PRAYER FOR THE PERSECUTED CHURCH
            (IDOP)

Shalom,

Konflik bisa muncul kapan saja dan dapat dipicu oleh apa saja. Apa pun
pemicunya, seorang pemimpin diharapkan mampu mengatasi setiap konflik
dengan baik dan benar. Dengan mengusung tema yang sama dengan edisi
128, dalam edisi ini kami menghadirkan artikel yang mengupas tentang
dampak dan tahapan konflik. Selain itu, Anda juga dapat membaca sebuah
resensi buku kepemimpinan karangan Jansen H. Sinamo yang berjudul
"Mengubah Pasir Menjadi Mutiara". Konflik bukan untuk dihindari namun
diatasi. Maju terus pemimpin-pemimpin Kristen!

Redaksi Tamu e-Leadership,
Sri Setyawati
< http://lead.sabda.org >

"Janganlah takut, sebab Aku menyertai engkau, janganlah bimbang, sebab
Aku ini Allahmu; Aku akan meneguhkan, bahkan akan menolong engkau; Aku
akan memegang engkau dengan tangan kanan-Ku yang membawa kemenangan."
(Yesaya 41:10) < http://alkitab.sabda.org/?Yesaya+41:10 >

                    ARTIKEL: JENIS-JENIS KONFLIK (II)

Konflik Dapat Membuahkan Hasil yang Baik

"Konflik adalah teman kita," kelakar seorang pendeta di suatu forum
yang baru-baru ini saya pimpin. Para pemimpin di lingkungan itu
menertawakan lelucon orang dalam itu. Orang-orang yang berkedudukan
sebagai pemimpin, tetapi kurang menikmati pekerjaannya tersenyum
dengan sopan, tidak dapat merasakan ironinya. Seberapa nyamankah
perasaan Anda terhadap ide untuk menggunakan konflik di antara
orang-orang yang Anda kasihi, dan yang kepadanya Anda terpanggil
menjadi gembala? Jika pekerjaan seorang pemimpin adalah memotivasi,
menggerakkan, memberdayakan, dan mengarahkan orang-orang yang dipimpin
untuk memenuhi visi Tuhan bersama-sama, bagaimana mungkin konflik
dapat mempercepat pencapaian tujuan tersebut?

Konfrontasi Langsung

Ketika Anda berusaha memotivasi orang-orang, beberapa di antara mereka
sangat dibingungkan oleh kegiatan dan peluang-peluang lain, sehingga
Anda perlu membuat strategi intervensi yang radikal untuk menawan
perhatian mereka. Paling sering, intervensi ini dilakukan dengan
konfrontasi langsung. Mungkin Anda akan bertanya kepada mereka dengan
tulus, apa yang sebenarnya menjadi masalah bagi mereka dan mengapa
tidak ada bukti bahwa hal-hal yang berasal dari Tuhan memerintah hati
mereka. Atau, barangkali Anda akan mengusulkan suatu ide buruk untuk
melepaskan mereka dari kelesuan.

Realokasi Sumber Daya

Beberapa orang yang Anda pimpin mungkin akan mengecewakan Anda karena
mereka tetap tidak tertarik pada visi tersebut atau tidak
memedulikannya. Terlepas dari upaya-upaya terbaik Anda untuk
menyadarkan mereka atas potensinya dan kebutuhan yang Anda hadapi,
agaknya tidak ada yang menggerakkan hati mereka untuk berpartisipasi
dengan serius. Untuk memaksa mereka memberi perhatian, Anda mungkin
perlu mengancam untuk merelokasi sumber-sumber yang sekarang telah
mereka terima: perhatian Anda, pendanaan, ruang kerja, sumber daya
manusia, atau perlakuan-perlakuan khusus lainnya -- dengan harapan
bahwa ancaman semacam itu akan memusatkan perhatian mereka pada visi
dan upaya untuk memenuhinya.

Menunjukkan Ketidakkonsistenan

Kadang-kadang, pokok permasalahannya adalah individu-individu yang
tidak sejalan dengan program tersebut karena mereka memandang segala
sesuatu dengan cara yang berbeda dan tidak mau berkompromi. Taktik
yang sering berhasil di dalam kasus-kasus tersebut, antara lain
menyindir posisi mereka secara halus, sehingga mereka dapat melihat
mengapa cara mereka itu tidak berharga atau betapa tidak berartinya
perbedaan-perbedaan, yang menghalangi mereka untuk menjadi bagian dari
tim mereka. Menentukan batas waktu kepada mereka untuk menyelesaikan
perbedaan-perbedaan mereka dengan orang-orang yang telah mereka tolak,
terkadang akan memaksa mereka menyelesaikan permasalahan.

Bila para pemimpin memberikan pengarahan kepada orang-orang yang
mereka pimpin, penolakan bisa terjadi atas dasar ego atau upaya untuk
memperoleh porsi kekuasaan yang lebih besar. Inilah salah satu dari
lebih banyak kelemahan umum yang dimiliki para pengikut, yang berasal
dari rasa tidak aman atau keinginan untuk mementingkan diri sendiri.
Jika konseling yang lebih tradisional dan praktik-praktik negosiasi
yang Anda lakukan kepada mereka tidak berhasil, maka konfrontasi
langsung menyangkut motivasi mereka, dan ketidakkonsistenan perilaku
mereka dengan nilai-nilai dan standar kelompok Anda, serta hasil-hasil
yang negatif dari perilaku mereka, mungkin akan menghasilkan suatu
terobosan.

Tekanan Rekan Sejawat

Tentu saja, tanggapan yang paling umum terhadap visi adalah menerima
konsepnya, tetapi secara pribadi menolak untuk berubah. Sasaran Anda
adalah memenangkan kepemilikan universal visi tersebut. Terhadap
orang-orang yang menentang perubahan, tekanan dari rekan-rekan sejawat
mereka bisa menyebabkan ketegangan, tetapi juga bisa mempertegas peran
masing-masing, dan ini sering mendesak mereka untuk membuat suatu
pilihan.

Pemimpin kadang-kadang bahkan harus berjalan selangkah lebih maju,
terus mengarahkan orang-orang kepada visi, sambil berusaha menyurutkan
para penentang secara efektif -- namun tetap dengan setia menawarkan
sarana penunjang untuk melibatkan diri dan janji, untuk segera
menyertakan mereka ke dalam aliran kegiatan dan kehidupan kelompok.

Siaplah Menghadapi Konsekuensi

Konflik dapat menjadi alat kepemimpinan yang penuh kuasa, tetapi
selalu mengandung risiko. Anda harus menghitung harga atas pendekatan
ini dan yakinlah bahwa ini adalah taktik yang bijaksana untuk
mempekerjakan orang. Menggunakan konflik tidak selalu tepat untuk
segala situasi, dan ada beberapa pemimpin yang belum cukup matang
untuk menerapkannya secara bijaksana. Dalam hampir setiap situasi yang
saya saksikan, konflik yang strategis harus merupakan tindakan
terakhir.

Beberapa pengikut akan menentang keputusan Anda untuk menggunakan
konflik karena mereka memandangnya sebagai prinsip yang bertentangan
dengan prinsip alkitabiah, yang mengajarkan tentang mengasihi setiap
orang, teman, dan sebagainya. Tolonglah mereka agar mengerti bahwa
tujuan Anda bukan menentang perintah Tuhan maupun menyakiti atau
merendahkan umat-Nya. Setelah lelah atas pilihan-pilihan lain yang
kurang radikal, Anda didorong untuk melakukan apa yang diperlukan
untuk menunjukkan kasih Tuhan kepada mereka, yaitu dengan mengguncang
pancaindra mereka. Menggunakan konflik yang strategis berarti
mempraktikkan kasih yang tegas.

Realitas kepemimpinan yang sulit adalah bahwa kadang-kadang Anda harus
tegas dan mengenakan ukuran-ukuran yang drastis, untuk mempermudah
perubahan yang dramatis di dalam kehidupan. Visi Tuhan memanggil kita
untuk merintis perubahan yang dramatis; tetapi yakinlah bahwa itu
tidak selamanya bisa dicapai melalui percakapan yang persuasif,
mengembangkan rencana strategis yang hebat, dan menyediakan susunan
organisasi yang dapat membuka jalan. Sering kali, perlawanan yang
sedang kita hadapi bersifat spiritual -- yang adikodrati dan harus
dihadapi dengan sikap yang berani dan tegas.

Ingatlah untuk Berdoa

Faktor adikodrati penting untuk diingat. Berdoalah terus-menerus
ketika Anda memimpin, terutama ketika Anda akan menghadapi risiko
besar, dan juga ketika Anda sedang menghidupkan konflik untuk
kepentingan visi. Pastikan bahwa doa Anda adalah percakapan dua arah,
yaitu mempersilakan Tuhan berbicara pada pikiran Anda dan hati Anda
berkenaan dengan taktik ini. Karena kekuatan pendekatan ini berpotensi
untuk "menyerang balik", maka hendaklah Anda menggunakannya hanya jika
perlu dan hanya ketika Anda merasa bahwa Tuhan menyertai Anda di dalam
peperangan. Namun, jika pengalaman saya merupakan suatu indikator,
taktik ini adalah cara penyelesaian masalah yang paling dan lebih
sering digunakan daripada yang kita bayangkan.

Memulai Peperangan Anda

Pemimpin-pemimpin yang menggunakan taktik ini dengan sukses, berhasil
memanfaatkannya karena mereka telah mengidentifikasi unsur-unsur yang
tidak dapat ditawar-tawar lagi, dan mereka hanya berjuang untuk
unsur-unsur tersebut. Para pemimpin besar tahu kapan memulai
pertikaian yang bermanfaat dan kapan berjuang atau mundur. Anda tidak
dapat memerangi setiap pergumulan yang timbul di perjalanan Anda untuk
memenuhi visi; Anda harus memilih dengan teliti dan bijaksana.
Kebanyakan rintangan yang Anda temukan dapat diatasi dengan metode di
luar konflik dan konfrontasi. Hanya orang-orang yang cukup beralasan
untuk membenarkan risiko dan pengorbanan, yang bisa membangkitkan
konflik yang strategis.

Ada kunci-kunci lain yang terbukti bermanfaat untuk mengelola konflik
strategis. Kunci-kunci tersebut antara lain meliputi pengendalian
standar situasi (dengan kata lain, peraturan dan pedoman), dan
meluncurkan prosesnya dari suatu posisi kekuatan organisasi (memunyai
mandat yang cukup untuk memimpin dan memunyai dukungan yang luas dari
masyarakat dan para pemimpin lainnya). Juga memiliki pendirian yang
teguh (penolakan untuk menyerah kalah yang dinyatakan dan
didemonstrasikan serta kesediaan untuk mengalami kegagalan, yang tidak
dinyatakan tetapi dipegang teguh) dan berketetapan untuk
mempertahankan orang-orang yang merupakan sumber kesulitan.

Tiga Tahapan Konflik

Dalam hal yang terakhir ini, bersiaplah untuk membiasakan diri
menghadapi perseteruan -- jika diperlukan -- karena umumnya ada tiga
tahapan dalam setiap konflik. Tahap yang pertama adalah pertunjukan
(pameran kekuatan yang agresif untuk kepentingan orang lain), diikuti
dengan satu periode tawar-menawar yang sulit (mencoba untuk
mendapatkan kesempatan untuk menang), dan akhirnya adalah keputusan.
Riset atas konflik telah menunjukkan bahwa orang-orang yang kalah
total dalam konflik membuat kesepakatan pertama dan terbesar.

Mungkin konflik tidak harus Anda lakukan -- paling tidak, belum perlu
Anda lakukan. Selalu berpikir dua kali sebelum Anda menggunakan
konflik yang strategis -- dan bahkan berpikirlah lebih berhati-hati
mengenai hal itu jika Anda kurang berpengaruh di dalam organisasi,
atau memunyai kecenderungan untuk jatuh di bawah tekanan, atau Anda
bukan seorang pemikir dan perancang strategi yang kompeten, atau
sangat kurang toleran terhadap orang-orang yang berhati mendua dan
tidak memunyai kepastian. Kebanyakan orang dapat meningkatkan
keterampilan dan kapasitas untuk menggunakan konflik strategis demi
keuntungan tim mereka, tetapi diperlukan keinginan dan upaya untuk
bertumbuh dalam kompetensi ini.

Jangan Mengabaikan Konflik

Para pemimpin yang menggunakan konflik sebagai alat pertumbuhan
mendapatkan reputasi karena sikapnya yang kontroversial dan selalu ada
di depan. Jika karakterisasi itu memudahkan Anda untuk memenuhi visi
Tuhan, lakukan itu! Tom Peters telah menolong banyak organisasi dengan
mengeluarkan pernyataan-pernyataan yang ekstrem, dan membiarkan para
pengikut organisasi-organisasi tersebut mundur sampai mereka tiba pada
posisi yang optimal. Peter Drucker telah dengan hebat menghabiskan
enam dekade untuk menyoroti mitos-mitos yang berkembang di kalangan
masyarakat Amerika. Lyle Schaller telah berkarier untuk menolong
gereja-gereja supaya dapat memandang diri mereka sendiri dengan lebih
akurat, dengan cara menyodorkan kebenaran yang belum diolah dan
menuntun mereka begitu mereka mempertimbangkan apa yang ada di sana.
Pat Riley tidak mungkin menjadi salah satu pelatih yang paling sering
menang di dalam sejarah bola basket jika ia hanya tersenyum dan
menepuk-nepuk punggung setiap pemainnya; ia telah menghadapi banyak
isu yang akhirnya menjadikan timnya lebih kuat dan lebih produktif.

Anda tidak harus menggunakan alat ini secara berlebih-lebihan. Namun
bila Anda sampai menemukan jalan buntu, dan teknik serta strategi
lainnya tidak membawa hasil, coba pertimbangkan untuk membangkitkan
konflik. Setelah Anda mengidentifikasi hambatan untuk maju, coba
pertimbangkan bagaimana konflik dapat menghentikan kemacetan itu.
Sediakan waktu sejenak untuk membuka masalah Anda, melihatnya dengan
saksama, membentuk pengembangannya, dan bertindaklah untuk
menyelesaikan ketegangannya pada saat yang tepat. Anda tentu tidak
ingin memperkenalkan konflik yang akan menyakiti orang-orang;
melainkan hanya yang akan menolong mereka dan kelompok yang sedang
Anda pimpin.

Diambil dan disunting seperlunya dari:
Judul buku: A Fish Out of Water
Judul bab: Konflik: Senjata Rahasia Pemimpin
Penulis: George Barna
Penerjemah: Sri Wandaningsih
Penerbit: Immanuel, Jakarta 2006
Halaman: 153 -- 159

                                KUTIPAN

"Para pemimpin yang cerdik hanya memercayai sebagian yang didengarnya.
Para pemimpin yang memiliki pengertian mengetahui bagian mana yang
harus dipercayainya." (John C. Maxwell)

             JELAJAH BUKU: MENGUBAH PASIR MENJADI MUTIARA

Judul buku: Mengubah Pasir menjadi Mutiara -- Bagaimana Para Maestro
            Membangun Motivasi Superior
Penulis/Penyusun: Jansen H. Sinamo
Penerjemah: --
Editor: --
Penerbit: Institut Darma Mahardika, Jakarta 2003
Ukuran buku: 12,5 x 18 cm
Tebal: 174 halaman

Perjuangan seekor kerang untuk menghasilkan mutiara sangat besar.
Pertama kali saat pasir masuk ke dalam cangkangnya, dia sudah merasa
sakit. Tubuhnya yang begitu lunak tidak tahan dengan goresan yang
ditimbulkan oleh gesekan dengan pasir. Untuk mengurangi rasa sakitnya,
maka seekor kerang mengeluarkan lendir dari perutnya untuk membungkus
pasir tersebut. Dengan begitu, rasa sakitnya tidak terlalu terasa.
Dengan mengalami hal itu selama bertahun-tahun, pasir itu baru bisa
menjadi mutiara yang sangat cantik dan mahal.

Dengan mengamati perjuangan kerang yang mampu menghasilkan mutiara
yang indah, Jansen Sinamo menulis buku yang berjudul "Mengubah Pasir
menjadi Mutiara". Melalui bukunya ini, Jansen Sinamo mengajak pembaca
untuk berpikir positif dalam menghadapi masalah dan penderitaan,
sehingga penderitaan yang dirasakan dapat dijadikan sebuah sumber
tenaga baru yang dapat membuat hidup menjadi lebih baik. Buku ini
berbicara tentang visi dan cita-cita, mimpi dan hasrat. Penulis
berharap, melalui buku ini para pembaca dapat termotivasi untuk terus
berjuang menjadi pribadi-pribadi yang luar biasa. Dalam buku ini, para
tokoh dunia seperti Julius Caesar, Hellen Keller sampai Utut Adianto
disoroti oleh Jansen H. Sinamo untuk memotivasi pembaca dalam
memperjuangkan keberhasilan. Tokoh-tokoh itu adalah orang-orang yang
mampu menghadapi penderitaan dan tetap bertahan, bahkan bisa menjadi
pribadi yang lebih baik. Berikut inilah pelajaran yang dibahas dalam
buku ini.

1. Keajaiban Motivasi Superior
2. Pikiran Positif: Pangkal Terbitnya Motivasi Superior
3. Pengembangan Diri Berbasis Motivasi
4. Pidato Martin Luther King yang Mengubah Sejarah
5. Success Reinvented -- People Remotivated
6. Motivasi Persahabatan yang Memberdayakan Jiwa
7. Kekuatan Sebuah Cinta yang Fanatik
8. Menemukan Keindahan dan Kenikmatan Kerja
9. Profil Jago Jual Sedunia
10. Memperkuat Positive Basic Beliefs Anda
11. Mewaspadai Berbagai Virus Motivasi
12. Mengelola Kekecewaan dan Kepahitan

Dalam buku ini, Jansen H. Sinamo juga melampirkan Epilog tentang
wawancara imajiner dengan Tuhan di bagian akhir.

Buku ini cukup praktis dalam mendorong dan mengajak pembacanya untuk
mengerti nilai positif suatu penderitaan, sehingga pembaca tidak
menjadi pribadi yang tidak mudah kecewa dan pahit hati. Ingin tahu
lebih lanjut isi buku ini? Segeralah membacanya.

Diulas oleh: Gunung Yudi Pamungkas

Diambil dari:
Nama situs: GUBUK (Gudang Buku Kristen On-line)
Alamat URL: http://gubuk.sabda.org/mengubah_pasir_menjadi_mutiara
Tanggal akses: 4 September 2012

            STOP PRESS: INTERNATIONAL DAY OF PRAYER FOR
                   THE PERSECUTED CHURCH (IDOP)

Pada bulan kegiatan IDOP, gereja-gereja dan umat Kristen di seluruh
dunia berdoa bersama bagi gereja Tuhan yang teraniaya. Tahun ini,
kegiatan IDOP akan dilaksanakan secara serempak pada bulan November
2012.

Kami mengajak Anda, para gembala sidang, pengajar, pemimpin, kaum
muda, pendoa syafaat, dan semua orang percaya untuk dapat bergabung
dalam acara doa bersama ini. Informasi lebih lanjut tentang acara
IDOP, bisa dilihat di < www.persecutedchurch.org >.

Kontak: < leadership(at)sabda.org >
Redaksi: Desi Rianto dan Yonathan Sigit
Tim Editor: Davida Welni Dana, Novita Yuniarti, dan
         Santi Titik Lestari
(c) 2012 Yayasan Lembaga SABDA
< http://www.ylsa.org >
Rekening: BCA Pasar Legi Solo;
No. 0790266579
a.n. Yulia Oeniyati
< http://blog.sabda.org >
< http://fb.sabda.org/lead >
Berlangganan: < subscribe-i-kan-leadership(at)hub.xc.org >
Berhenti: < unsubscribe-i-kan-leadership(at)hub.xc.org >

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org