Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-leadership/123

e-Leadership edisi 123 (23-7-2012)

Komunikasi dalam Kepemimpinan (II)

===========MILIS PUBLIKASI E-LEADERSHIP EDISI JULI 2012===============

                  KOMUNIKASI DALAM KEPEMIMPINAN (II)

                    e-Leadership 123 -- 23/07/2012

DAFTAR ISI
ARTIKEL: LIMA PENYEBAB KOMUNIKASI MENJADI TIDAK EFEKTIF
JELAJAH BUKU: INTEGRITAS
STOP PRESS: IKUTILAH KELAS PERNIKAHAN KRISTEN SEJATI 2012!

Shalom,

Komunikasi merupakan seni menyampaikan suatu pesan dengan cara
tertentu, sehingga orang lain dapat mengerti dan menerimanya. Dapat
dikatakan pula, komunikasi adalah proses pertukaran pesan yang berupa
informasi, pikiran dan perasaan, keinginan, kebutuhan, dan pendapat di
antara dua orang atau lebih. Seorang pemimpin perlu menguasai teknik
komunikasi, agar setiap pesan yang disampaikan dapat dipahami oleh
pendengarnya. Selain itu, seorang pemimpin juga perlu mengetahui apa
saja yang menyebabkan suatu komunikasi menjadi tidak efektif.
e-Leadership edisi 123, akan membeberkan 5 kesalahan yang mungkin
tanpa sadar sering kita lakukan, sehingga mengakibatkan komunikasi
kita dengan orang lain menjadi tidak efektif. Selamat membaca, kiranya
menjadi berkat!

Pemimpin Redaksi e-Leadership,
Desi Rianto
< ryan(at)in-christ.net >
< http://lead.sabda.org >

"Perkataan yang menyenangkan adalah seperti sarang madu, manis bagi
hati dan obat bagi tulang-tulang." (Amsal 16:24)
< http://alkitab.sabda.org/?Amsal+16:24 >

        ARTIKEL: LIMA PENYEBAB KOMUNIKASI MENJADI TIDAK EFEKTIF

Para pemimpin yang meneladani gaya kepemimpinan Yesus, memiliki
keahlian komunikasi yang baik karena tujuan mereka adalah agar
orang-orang yang mereka pimpin mencapai potensi mereka secara penuh.

Kemampuan seorang pemimpin dalam mengomunikasikan ide-ide, masalah,
tujuan, metode, dsb. kepada orang lain adalah sesuatu yang sangat
penting. Hal itu penting karena orang-orang tersebut harus memberi
tanggapan yang tepat untuk mencapai potensi penuh mereka. Dengan
demikian, dapat membantu kita untuk mencapai tujuan yang kita
inginkan.

Berikut adalah salah satu contoh seorang komunikator yang buruk:

Suatu ketika saya pergi ke toilet. Di sana, bos saya dikunci di dalam
salah satu biliknya oleh Xavier, seorang karyawan bagian penjualan.
Karena bos saya tidak dapat pergi ke mana-mana, maka Xavier memakai
kesempatan itu untuk berbicara dengannya. Tindakan Xavier itu
menunjukkan kurangnya kepekaan. Ia berpikir bahwa tempat itu adalah
satu-satunya tempat untuk bisa mendapat perhatian dari bos kami.
Mungkin Anda tidak sesembrono atau berpikiran pendek seperti Xavier.
Tetapi, apakah Anda termasuk orang yang tidak efektif dalam
berkomunikasi dengan orang lain? Apakah Anda membuat 5 kesalahan
berikut ini ketika berkomunikasi? Apakah komunikasi yang tidak
berhasil sama dengan kepemimpinan yang tidak efektif?

Artikel ini membahas apa yang terjadi ketika kita berbicara dan
bagaimana kita dapat menjadi seorang pembicara dan pendengar yang
bertanggung jawab. Mengapa bertanggung jawab? Karena hal itu adalah
bentuk dari pemahaman: ketika menjadi narasumber, kita harus
bertanggung jawab untuk membuat pendengar kita mengerti. Ketika kita
menjadi pendengar, kita bertanggung jawab untuk dapat mengerti apa
yang orang lain katakan. Tanggung jawab itulah yang akan menolong Anda
untuk mendekati, baik perorangan atau tim yang Anda pimpin, sehingga
Anda dapat menyampaikan informasi kepada mereka. Tanggung jawab juga
dapat menolong Anda, ketika Anda berinteraksi secara verbal dengan
orang lain.

1. Apakah Anda tipe orang yang menghujani pengikut Anda dengan kata-kata?

Sering kali banyak orang merasa gugup, berpusat kepada diri sendiri,
atau hanya memiliki sedikit waktu, sehingga mereka berbicara seperti
arus air yang deras. Sering kali mereka merasa takut jika mereka
berhenti berbicara, bahkan untuk mengambil napas, maka pendengar
mereka akan membombardir mereka dengan keberatan-keberatan lalu
mengusirnya. Hasilnya, mereka menghujani pengikutnya dengan kata-kata.
Namun, ketika apa yang dibicarakannya itu tidak dimengerti, mereka
berkata: "Saya sudah memberi tahu mereka apa yang harus mereka
ketahui!" Kepemimpinan seperti ini bukanlah gaya kepemimpinan yang
disetujui oleh Yesus.

Lalu, apa yang terjadi dengan pendengar yang dibombardir itu? Mereka
tidak mampu mencari jalan untuk mengklarifikasi situasi tersebut,
tidak mampu mencari informasi lebih banyak lagi, atau meminta
pertolongan untuk dapat lebih memahami apa yang telah dikatakan kepada
mereka. Komunikasi semacam itu adalah komunikasi searah. Semakin lama
alur searah itu mengalir, maka informasi yang diberikan semakin tidak
relevan kepada pendengarnya, sehingga mereka memutuskan untuk tidak
memberi perhatian. Ketika hal itu terjadi, si pembicara akan menjadi
frustasi karena tidak ada yang memerhatikannya, kemudian memaksa
bawahannya untuk tunduk, sehingga yang muncul adalah
tanggapan-tanggapan positif yang berulang-ulang. Tanggapan positif
mungkin terdengar baik, tetapi hal itu justru menjadi berbahaya.

Apa yang harus dilakukan?

a. Tenang. Jangan merasa gagal jika bawahan Anda tidak mengerti,
tetapi pastikan Anda memunyai waktu menolong mereka untuk mengerti.
Jangan terburu-buru.

b. Utamakan kualitas, bukan kuantitas. Bawahan Anda hanya dapat
menerima sejumlah informasi dalam suatu saat, jadi pikirkanlah apa
yang benar-benar harus mereka ketahui. Anda dapat membatasi informasi
itu dan memberi mereka waktu untuk mengajukan pertanyaan.

c. Menindaklanjuti. Jika ada banyak informasi yang harus diberikan
kepada bawahan Anda, buatlah sesi lanjutan.

2. Apakah Anda hanya memberi tahu bawahan Anda tentang hal-hal yang
menarik bagi Anda?

Pertanyaannya di sini adalah: Apa yang lebih penting bagi Anda? Apakah
pendengar Anda memahami apa yang Anda katakan dan memberi tanggapan
yang seharusnya? Atau apakah Anda membuang apa yang Anda ketahui
tentang sesuatu yang relevan bagi mereka, dengan harapan mereka dapat
mengurus hal itu sendiri?

Hal yang kedua ini hanya akan membuat pendengar Anda tidak
memerhatikan Anda karena Anda gagal menyentuh kebutuhan mereka. Pesan
Anda akan menjadi kurang relevan bagi mereka dan cenderung diabaikan
karena kegagalan Anda itu, atau karena mereka tidak dapat memberi
tanggapan yang tepat atas informasi yang mereka terima dari Anda.

Apa pun yang Anda katakan, pendengar Anda akan memiliki perspektif,
perhatian, keberatan-keberatan, atau pendapat mereka masing-masing.
Semua itu adalah hal-hal yang penting bagi mereka. Kunci untuk
mendekati mereka adalah mencari tahu apa yang mereka pikirkan dan apa
saja yang penting bagi mereka. Karena itulah, Anda harus membuat
perubahan dalam cara Anda mengatakan sesuatu. Hal ini tidak berarti
Anda harus mengubah segala rencana yang sedang berjalan, tetapi Anda
harus menggambarkan beberapa hal atau menekankan pokok-pokok tertentu
dalam cara yang menjawab pertanyaan mereka.

Apa yang harus dilakukan?

a. Melibatkan diri. Libatkan diri Anda dalam sebuah dialog, bukan
mempertahankan sebuah monolog.

b. Ajukanlah pertanyaan. Anda dapat melihat, apakah informasi yang
Anda sampaikan sampai ke para pendengar.

c. Izinkan mereka bertanya. Lakukanlah hal ini sembari Anda
memberitahukan rencana Anda. Dengan demikian, Anda menolong para
pendengar untuk mengetahui apa yang harus mereka ketahui.

3. Apakah Anda mengabaikan simbol-simbol komunikasi?

Simbol-simbol komunikasi adalah petunjuk nonverbal yang diungkapkan
para pendengar Anda, ketika Anda berkomunikasi dengan mereka. Dalam
situasi tatap muka, yang termasuk simbol-simbol komunikasi yang utama
adalah bahasa tubuh dan tinggi-rendah suara. Simbol-simbol ini memberi
petunjuk kepada Anda mengenai apa yang orang lain pikirkan. Ketika
Anda peka, simbol-simbol komunikasi tersebut akan sangat membantu
untuk mengarahkan dan mendorong bawahan Anda. Sebaliknya, Anda akan
mengalami kesulitan besar jika memilih untuk mengabaikan simbol-simbol
komunikasi tersebut.

Apa yang harus dilakukan?

a. Hindarilah menjadi orang yang berpusat kepada diri sendiri.
Berpikir dan berinteraksilah dengan pendengar Anda sembari berbicara
dengan mereka.

b. Perhatikanlah lawan bicara Anda. Berusahalah untuk membuat lawan
bicara Anda merasa bahwa mereka adalah bagian yang penting dalam
percakapan itu.

c. Pelajari bahasa tubuh lawan bicara Anda. Ada buku-buku yang bagus
jika Anda ingin mempelajari bahasa tubuh, tetapi ada bahasa-bahasa
tubuh yang cukup jelas dan tidak mungkin Anda lewatkan jika Anda
memerhatikan lawan bicara Anda.

4. Apakah Anda berasumsi bahwa pendengar Anda mengerti apa yang Anda
bicarakan?

Jika kita berpusat kepada diri sendiri dan tergesa-gesa dalam
memberikan informasi, akan sangat mudah bagi kita untuk berasumsi
bahwa pendengar kita memahami apa yang kita katakan. Mungkin kita
masih berpikir sebagai orang yang terlalu rinci dan lupa menyertakan
konteks kepada informasi tersebut. Ada banyak hal yang membuat
seseorang tidak mengerti pokok pembicaraan yang kita utarakan karena
beberapa faktor dalam cara penyampaian kita. Ketidakmengertian itu
mungkin saja dikarenakan konsep yang kita komunikasikan masih terlalu
abstrak, atau karena kita ingin agar cara berkomunikasi kita terlihat
lebih diplomatis.

Dimensi ekstra yang harus diperhatikan dalam berkomunikasi adalah
usaha dalam berkomunikasi secara lintas budaya. Kita mungkin sedang
berbicara dengan seseorang yang berbeda bahasa dengan kita. Dalam
komunikasi semacam itu, kosakata, idiom, dan gaya bahasa dapat
menghambat usaha kita dalam berkomunikasi. Apa pun alasannya, selalu
saja ada kemungkinan bahwa lawan bicara kita tidak terlalu memahami
apa yang kita katakan, implikasinya, serta tindakan yang harus
dilakukan. Akibatnya, dari komunikasi itu muncul kesalahpahaman,
kebingungan, tindakan yang tidak diharapkan, bahkan konflik. Seorang
bernama Wiio, menyatakan dalil dalam dunia komunikasi yang intinya
adalah sebagai berikut: Jika sesuatu yang buruk dapat terjadi, maka
hal itu akan terjadi; dan jika sebuah cara komunikasi dapat disalah
mengerti, maka cara komunikasi itu dapat disalah mengerti.

Apa yang harus dilakukan?

a. Pertahankan komunikasi Anda tetap sederhana. Gunakan bahasa yang
jelas, hindari kiasan, idiom, dan frasa-frasa yang mengasumsikan bahwa
lawan bicara Anda memahaminya.

b. Berilah ruang untuk pemahaman. Berbicaralah dalam segmen-segmen,
sehingga lawan bicara Anda dapat memahami apa yang Anda katakan
sebelum Anda berpindah ke topik selanjutnya. Dengan memberi ruang
untuk pemahaman, Anda juga menyediakan kisi-kisi pertanyaan yang dapat
diajukan oleh pendengar Anda.

c. Ajukanlah pertanyaan. Dengan mengajukan pertanyaan, Anda dapat
membantu lawan bicara untuk mengonfirmasi pemahaman yang dimilikinya
dan mencari klarifikasi.

5. Apakah Anda berasumsi bahwa sudah menjadi kewajiban lawan bicara
Anda untuk memahami perkataan Anda?

Pembelaan, "Jika mereka tidak mengerti, mereka seharusnya bertanya"
mungkin terlihat masuk akal, tetapi pembelaan itu memiliki dua
kelemahan:

a. Secara umum, banyak orang tidak bertanya karena mereka takut;
mungkin takut terlihat bodoh atau mungkin takut terhadap Anda.

b. Mereka memang tidak benar-benar mengerti bahwa mereka tidak
mengerti.

Di luar hal-hal yang telah kita kupas bersama; ketika sesuatu dapat
kita mengerti sepenuhnya, hal itu masih dapat menjadi sesuatu yang
sulit diapresiasi atau tidak dapat dipahami oleh orang lain. Hal itu
cukup gamblang. Di sisi lain, kita mungkin merasa bahwa kita tidak
berkewajiban untuk memanjakan pendengar kita. Namun demikian, ketika
kita ingin agar pendengar kita memahami apa yang kita katakan, maka
kita berkewajiban untuk memastikan agar mereka benar-benar mengerti.

Apa yang dapat dilakukan?

a. Tetapkanlah pemahaman sebagai tujuan akhir Anda. Ukurlah kesuksesan
dengan cara yang berbeda. Komunikasi dapat dicapai ketika lawan bicara
kita memahami apa yang kita bicarakan dan bertindak sesuai dengannya.

b. Hindari asumsi. Banyak tindakan yang gagal karena asumsi-asumsi,
khususnya asumsi yang tidak tertulis atau bahkan tidak dipikirkan
terlebih dahulu. Akan lebih baik jika kita menghindari asumsi,
menyatakannya atau mengujinya terlebih dahulu.

c. Kesamaan derajat. Sebuah komunikasi hanya akan berhasil ketika
kedua pihak dalam tingkatan yang sama, sehingga mengizinkan terjadinya
kesepahaman. Doronglah pendengar Anda untuk terlibat dalam rekanan
tersebut. Anda harus sadar bahwa mungkin Anda harus menyatakan izin
untuk mereka dapat masuk ke dalam rekanan Anda.

Refleksi

Renungkanlah, bagaimana pendekatan Anda selama ini dalam hal
komunikasi dengan orang lain. Apakah Anda peduli bahwa mereka akan
mencapai potensi mereka yang sepenuhnya? Dapatkah Anda menyadari bahwa
hal itu juga merupakan keinginan Anda? Pikirkanlah bagaimana Anda
melakukan komunikasi dengan orang lain dan mendapatkan hasil yang Anda
inginkan?

Alihkan usaha Anda yang berikutnya dari komunikasi ke arah dialog.
Ajukan pertanyaan kepada pendengar Anda untuk menguji pemahaman dan
doronglah mereka untuk bertanya kepada Anda. Cobalah dan lihatlah apa
yang terjadi. (t/Yudo)

Diterjemahkan dan disunting dari:
Nama situs: Christian-Leadership.org
Alamat URL: http://christian-leadership.org/communication-tips-for-
     servant-leaders-5-mistakes-that-cause-one-sided-conversations/
Judul asli artikel: Communication Tips for Servant Leaders:
     5 Mistakes That Lead to Ineffective Communications
Penulis: Mike Waddell
Tanggal akses: 18 Juni 2012

                               KUTIPAN

"Tugas pertama kasih adalah mendengarkan." (Paul Tillich)

                       JELAJAH BUKU: INTEGRITAS

Judul buku: Integritas -- Memimpin di Bawah Pengamatan Tuhan
Judul asli buku: Integrity -- Leading with God Watching
Penulis/Penyusun: Jonathan Lamb
Penerjemah: Rini Moestopo
Editor: Ani Kartikasari
Penerbit: Perkantas, Jakarta 2009
Ukuran buku: 14 X 21 cm
Tebal: 246 halaman

Salah satu kunci sukses seorang pemimpin adalah memiliki integritas.
Dengan memiliki integritas, seorang pemimpin akan dihargai dan
disegani oleh orang-orang yang dipimpinnya. Sebaliknya, seorang
pemimpin yang hanya bisa berbicara dan memerintah, serta menjanjikan
banyak hal tanpa pernah membuktikannya, akan ditolak dan dijauhi.
Sebagai orang-orang percaya, apakah kita akan bertindak yang sama
dengan orang-orang dunia? Ataukah kita memegang teguh hidup yang
berintegritas?

Untuk mengetahui seperti apakah integritas yang kristiani, Anda dapat
memilih buku karangan Jonathan Lamb, yang berjudul "Integritas". Dalam
buku ini, Jonathan Lamb mengupas tentang pentingnya memiliki dan
mempertahankan integritas sebagai anak-anak Tuhan, yang harus berjuang
di tengah dunia yang semakin mengerikan. Integritas yang dijelaskan
mencakup integritas dalam pelayanan gereja, kepemimpinan, kehidupan
pribadi, dan kehidupan profesi. Anda dapat membaca pelajaran tentang
Mengapa Integritas Itu Penting, Wujud Integritas, Akuntabilitas yang
Sejati, Menggunakan Otoritas, dan masih banyak lagi yang lainnya.
Jonathan Lamb menyoroti kehidupan Rasul Paulus sebagai contoh orang
yang memiliki integritas tinggi. Secara isi, buku ini cukup padat dan
sistematis. Bahasa yang digunakan pun sederhana, sehingga kaum awam
bisa memahami penjelasan buku ini dengan mudah. Bagi Anda yang ingin
berhasil dan hidup berkenan kepada Allah dengan integritas yang
tinggi, buku ini bisa menjadi referensi.

Diulas: Sri Setyawati

      STOP PRESS: IKUTILAH KELAS PERNIKAHAN KRISTEN SEJATI 2012!

Kabar gembira! PESTA (Pendidikan Elektronik Studi Teologia Awam)
< http://pesta.org > membuka kelas umum Pernikahan Kristen Sejati
(PKS). Bagi Anda yang sudah menikah, kelas ini sangat disarankan untuk
Anda ikuti. Melalui kelas PKS, Anda akan mempelajari pemikiran murni
berdasarkan Alkitab untuk mendapatkan pengertian yang benar tentang
pernikahan Kristen. Modul-modul pelajaran maupun diskusi dalam kelas
virtual akan mengupas bagian-bagian firman Tuhan yang membicarakan
tema-tema pernikahan.

Anda tertarik? Silakan daftarkan diri Anda ke
< kusuma(at)in-christ.net >. Setelah itu, Anda akan memperoleh modul
yang dapat Anda pelajari terlebih dahulu. Jika Anda sudah
menyelesaikan pelajaran dan tugas tertulis, maka lebih lanjut proses
belajar akan dilakukan dalam kelas diskusi. Harapan kami setiap
peserta yang mengikuti kelas dapat memupuk komitmen dan upaya yang
lebih baik untuk menggarap kehidupan pernikahan yang sesuai dengan
kebenaran firman Tuhan.

Untuk mendapatkan Modul PKS, silakan akses bahannya di:
==> < http://pesta.org/pks_sil >

Tuhan memberkati!

Kontak: < leadership(at)sabda.org >
Redaksi: Desi Rianto dan Yonathan Sigit
Kontributor: Sri Setyawati
Tim Editor: Davida Wenni Dana, Novita Yuniarti, dan Santi Titik Lestari
(c) 2012 Yayasan Lembaga SABDA
< http://www.ylsa.org >
Rekening: BCA Pasar Legi Solo;
No. 0790266579
a.n. Yulia Oeniyati
< http://blog.sabda.org >
< http://fb.sabda.org/lead >
Berlangganan: < subscribe-i-kan-leadership(at)hub.xc.org >
Berhenti: < unsubscribe-i-kan-leadership(at)hub.xc.org >

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org