Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-leadership/12

e-Leadership edisi 12 (13-12-2006)

Aspek Kepemimpinan - Motivasi


                         Edisi Desember 2006
==================================**==================================
                     Milis Publikasi e-LEADERSHIP
                                 ****
                 Topik: Aspek Kepemimpinan - Motivasi
==================================**==================================

  MENU SAJI

  EDITORIAL         : Pemimpin yang Memotivasi
  ARTIKEL (1)       : Motivasi
  ARTIKEL (2)       : Motivasi dan Kepemimpinan
  INSPIRASI         : Keyakinan yang Berdampak
  ARTIKEL  NATAL    : Meneladani Karakter Sang Pemimpin
  JELAJAH           : The Art and Science of Leadership
  STOP PRESS        : Pembukaan Kelas Baru PESTA:
                      Periode Januari/Februari 2007

==================================**==================================
EDITORIAL

                   -*- PEMIMPIN YANG MEMOTIVASI -*-

  Pada edisi-edisi sebelumnya, kita sudah banyak belajar tentang
  aspek-aspek kepemimpinan, yaitu Menetapkan Tujuan, Mentoring, dan
  Delegasi. Namun, aspek-aspek tersebut akan timpang bila seorang
  pemimpin tidak memiliki karakter sebagai motivator. Begitu
  pentingnya aspek ini, sehingga Rockefeller, seorang wirausahawan di
  Amerika berkata, "Saya bersedia membayar lebih untuk kemampuan
  berhubungan dengan orang lain dibandingkan dengan kemampuan bekerja
  di lapangan lainnya."

  Seorang pemimpin harus mampu membangkitkan motivasi orang lain. Jika
  tidak, ia bukanlah memimpin melainkan hanya berjalan tanpa arah dan
  tujuan. Harapan kami, sajian kali ini akan `memotivasi` Anda sebagai
  pemimpin, untuk mendorong anak buah Anda agar semakin maju dan
  berkembang. Ingatlah bahwa keberhasilan staf juga merupakan
  keberhasilan sang atasan.

  Berkenaan dengan persiapan menyambut Natal, kami sajikan satu
  renungan singkat tentang kelahiran Tuhan kita, Sang Pemimpin alam
  semesta. Semoga renungan ini semakin memotivasi Anda untuk menjadi
  seorang pemimpin yang lebih baik lagi, meneladani karakter Sang
  Pemimpin kita.

  Selamat Natal dan jadilah seorang pemimpin yang memotivasi.

  Redaksi e-Leadership,
  Lanny

     "Tuhan ALLAH telah memberikan kepadaku lidah seorang murid,
       supaya dengan perkataan aku dapat memberi semangat baru
             kepada orang yang letih lesu." (Yesaya 50:4)
           < http://www.sabda.org/sabdaweb/?p=Yesaya+50:4 >

==================================**==================================

            MOTIVASIKANLAH PARA KARYAWAN, LATIHLAH MEREKA,
         PEDULIKANLAH MEREKA, DAN JADIKANLAH MEREKA PEMENANG.
                            (Bill Marriot)

==================================**==================================
ARTIKEL (1)

                           -*- MOTIVASI -*-

  Apa sebenarnya motivasi itu? Kata motivasi berasal dari akar kata
  "motive" atau "motiwum" yang berarti `a moving cause` yang
  berhubungan dengan `inner drive, impulse, intension`. Kata "motive"
  atau "motif" ini bila berkembang menjadi motivasi, artinya menjadi
  `sedang digerakkan atau telah digerakkan oleh sesuatu, dan apa yang
  menggerakkan itu terwujud dalam tindakan`.

  Menyoroti istilah motivasi dari sumber yang memberikan dorongan,
  maka dapat ditemukan bahwa sumber dorongan itu bisa datang dari
  dalam atau dari sesuatu yang menggerakkan keinginan dari luar.
  Sumber penggerak motivasi yang berasal dari dalam cenderung beranjak
  dari kebiasaan individu (yang telah berkembang secara kompleks),
  sedangkan motivasi yang sumber penggeraknya datang dari luar selalu
  disertai oleh persetujuan, kemauan, dan kehendak individu.

  Dilihat dari segi etika, motif didefinisikan sebagai pikiran-pikiran
  dan perasaan-perasaan yang menjadi penyebab seseorang melakukan
  suatu tindakan. Motivasi di sini berarti dorongan yang menggerakkan
  serta mengarahkan seseorang untuk melakukan sesuatu yang berdasarkan
  apa yang dikehendakinya, tertuju kepada tujuan yang diinginkannya.

  Dengan demikian, motivasi ialah kekuatan yang mendorong untuk
  bertindak atau dorongan oleh kekuatan dari dalam ataupun dari luar
  (yang dilakukan dengan mendorong atau menarik). Motivasi jelas
  datang dari pelbagai macam sumber. Motivasi dapat digerakkan oleh
  kebutuhan (yang kompleks) seseorang, ataupun dorongan dari seorang
  motivator yang memberi pengaruh motivasi kepada orang lain.

  SUMBER MOTIVASI BAGI KETERLIBATAN DALAM TUGAS

  Seorang pemimpin dapat melibatkan orang-orang yang dipimpinnya
  dengan menciptakan kondisi yang mendorong motivasi para karyawan.

  1. Motivasi dapat dikembangkan dengan menemukan kebutuhan (bawahan)
     yang bersifat fisik, keamanan, mental, psikologi, sosial, dan
     ekonomi dalam lingkungan kerja dan menciptakan kondisi bagi
     pemenuhan kebutuhan tersebut. Faktor kebutuhan dapat menjadi
     motivasi yang mampu mendorong para bawahan untuk bekerja.

  2. Motivasi dapat dikembangkan dengan menciptakan suatu keinginan
     untuk bekerja keras/giat, berprestasi dan sukses. Keinginan
     untuk bekerja keras, berprestasi, dan sukses dapat didorong
     dengan memberikan tantangan sugestif yang memberi motivasi untuk
     bertindak.

  DASAR PENGEMBANGAN MOTIVASI

  Seorang pemimpin yang bijak dapat mengembangkan motivasi para
  karyawannya dengan dasar-dasar berikut ini.

  1. Perlu ada sasaran (target) pencapaian kerja yang jelas bagi
     setiap individu dalam setiap unit kerja.

  2. Doronglah setiap orang untuk mencintai tugas dan dorong pula
     mereka untuk mengembangkan keinginan kuat untuk mencapai sasaran
     (target) kerja (sukses).

  3. Jelaskanlah secara rinci dan terang manfaat pencapaian sasaran
     (target) kerja untuk pribadi, kelompok dan organisasi, serta
     imbalan yang akan diperoleh setiap individu yang bekerja dengan
     baik.

  4. Doronglah/kembangkanlah sikap kebanggaan akan pekerjaan dan
     setiap hasil (kesuksesan) yang dicapai dalam pelaksanaan kerja.
     Ajarlah setiap bawahan untuk belajar bersyukur atas hasil kerja
     yang mereka capai.

  5. Ciptakanlah kondisi, peluang, dan keinginan untuk menyenangi
     serta menikmati lingkungan kerja bagi setiap individu.

  6. Ciptakan dan gerakkanlah keinginan kuat dari setiap individu
     untuk berorientasi kepada prestasi serta keberhasilan kerja.

  Motivasi dalam kepemimpinan dimaksudkan untuk memberikan dorongan
  bagi setiap karyawan guna terlibat dalam kerja secara maksimal. Hal
  ini dapat dilakukan dengan membangun, mendorong, serta mendukung
  semangat dan moral dengan gaya positif (untuk menghindari
  manipulasi). Pemimpin perlu memberikan dorongan agar orang-orang
  yang dipimpinnya belajar menghargai pekerjaan dan bersyukur untuk
  setiap hasil kerja yang dicapainya. Mereka harus disadarkan,
  bahwa berprestasi dalam pekerjaan justru menaikkan harga diri
  mereka. Mereka juga perlu diberi dorongan untuk bekerja aktif yang
  dilakukan dengan sukacita, sehingga membawa manfaat positif serta
  nilai lebih bagi diri, pemimpin, organisasi, serta lingkungan kerja.

  LIMA KISI MOTIVASI

  Pada dasarnya, motivasi dilakukan dengan mengadakan
  sentuhan-sentuhan manusiawi yang menyentuh personalitas setiap
  individu. Motivasi dapat dilakukan dengan cara berikut.

  1. Motivasi melalui sentuhan tubuh

     Manusia adalah makhluk yang "complex unity", yang meliputi roh,
     jiwa, dan tubuh. Tubuh sebagai bagian yang riil dari manusia,
     berhubungan dengan roh serta jiwanya secara integral. Roh serta
     jiwa manusia dapat dipuaskan dengan jalan sentuhan tubuh.
     Sentuhan tubuh dapat dilakukan dengan tersenyum, berjabat tangan,
     menepuk bahu, dsb., yang dilakukan dengan penuh kesopanan serta
     penghargaan kepada pegawai yang harus dilihat sebagai subyek.

     Kebutuhan fisik berhubungan erat dengan kebutuhan roh serta jiwa.
     Hubungan erat ini menyebabkan adanya hubungan pemenuhan kebutuhan
     yang utuh. Apabila tubuh diberi sentuhan sebagai tanda
     hormat, pujian, dan dukungan, maka akan ada respons kepuasan roh
     serta jiwa. Sentuhan-sentuhan ini dengan sendirinya akan memberi
     dorongan kuat (motivasi) untuk "menjadi lebih baik", sehingga
     tergerak untuk lebih aktif dan maju.

  2. Motivasi melalui sentuhan rohani

     Motivasi melalui sentuhan rohani ialah motivasi yang menyentuh
     kisi moral. Motivasi ini berkaitan dengan pengembangan
     "integritas serta komitmen". Di sini para pegawai ditolong untuk
     memberikan tempat kepada faktor rohani, agar mereka memiliki
     prioritas tinggi dalam motivasi. Kepuasan rohani akan membawa
     kestabilan moral terhadap integritas terhadap diri, integritas
     rohani, integritas sosial, integritas ekonomi, dan integritas
     kerja yang tetap serta ditandai oleh komitmen yang pasti.
     Sentuhan rohani dapat dilakukan dengan memberikan nasihat/ajaran
     moral/hikmat, dsb., yang memberi dorongan untuk mempertebal
     rasa/keinginan moral untuk menjadi lebih baik, lebih setia, lebih
     jujur, lebih aktif/giat, lebih bertanggung jawab, dsb., dalam
     melakukan tugas.

  3. Motivasi melalui sentuhan psikologi

     Pemimpin dapat membuat gerakan motivasi dengan sentuhan
     psikologis kepada orang-orang yang dipimpinnya. Sentuhan
     psikologis dapat berupa pujian (praising} atau teguran
     (reprimend), sesuai dengan kondisi langsung yang ditemukan
     pemimpin pada setiap pegawainya. Motivasi psikologis yang
     diberikan dengan tulus akan memberi dorongan yang kuat bagi para
     karyawan untuk bergerak maju, memperbaiki diri dan bekerja dengan
     lebih baik (bekerja semakin efektif, efisien, dalam hubungan
     manusia/organisasi yang sehat).

  4. Motivasi sukses

     Motivasi sukses berhubungan dengan prestasi sosial atau imbalan
     ekonomi, dsb. Motivasi sukses dapat diwujudkan dalam bentuk
     kenaikan pangkat/promosi sebagai tanda prestasi, dan imbalan
     lebih yang dapat menjawab kebutuhan ekonomi serta penghargaan
     sosial lain. Apabila dilakukan dengan bijak, motivasi sukses ini
     akan memberi dorongan yang kuat untuk bekerja dengan lebih
     giat/bersemangat, yang akan membawa hasil lebih dalam bekerja.

  5. Motivasi diri

     Motivasi diri atau "self motivation" adalah upaya membangunkan
     semangat diri dengan sugesti diri secara positif. Sugesti diri
     secara positif dapat dikembangkan dengan cara terus-menerus
     mengembangkan sikap positif, pilihan-pilihan positif, dan
     keputusan positif yang membangun diri dan orang lain. Motivasi
     diri bertujuan menjaga kestabilan sikap serta tekad untuk terus
     maju dan berprestasi. Motivasi diri seperti ini akan meredam
     gejolak-gejolak negatif dalam diri serta memberi kekuatan ganda
     menghadapi krisis hidup. Motivasi diri memberi tanda kematangan
     dan membangun tekad untuk bertahan serta maju/sukses.

  MEMASTIKAN MOTIVASI DALAM KEWENANGAN KEPEMIMPINAN

  Setiap pemimpin dengan kewenangan kepemimpinan yang ada padanya
  dapat memastikan bahwa ia dapat memberi motivasi bagi para
  karyawannya, yaitu dengan memberikan sentuhan serta dorongan yang
  pasti terhadap setiap karyawannya. Hal ini dapat dilakukan
  dengan jalan berikut ini.

  1. Buatlah sasaran (target) kerja yang dapat dicapai oleh setiap
     individu/kelompok dengan menolong/mengarahkan mereka untuk
     mewujudkan usaha kerja yang memadai dan lebih baik daripada yang
     telah dilakukan.

  2. Organisasikanlah pekerjaan dan tempatkanlah setiap individu pada
     tugas yang tepat (dan bimbinglah mereka dalam doa).
     Berikan keyakinan, bahwa upaya kerja dari setiap individu
     akan berhasil dengan baik.

  3. Tambahkanlah beban kerja pada setiap individu yang disesuaikan
     dengan tambahan kemampuan kerja yang dibutuhkan dalam proses
     kerja di setiap tugas.

  4. Pastikanlah bahwa setiap orang bekerja dalam batas maksimum
     kekuatan yang ada padanya, bukan melebihi batas kekuatan yang
     wajar.

  5. Libatkanlah semua orang dalam pekerjaan secara emosi, mental,
     rohani, dan fisik dengan memberikan dorongan dalam bidang
     berikut.
     a. Tetapkan tujuan bersama yang disepakati, dipahami, dan
        diketahui dengan jelas oleh setiap individu.
     b. Libatkanlah setiap orang dalam upaya pencapaian tujuan dengan
        mencari metodologi pelaksanaan kerja yang relevan untuk
        dipakai.
     c. Delegasikan tugas kepada setiap individu dengan penuh dan
        jelas.
     d. Libatkanlah setiap anggota dalam membuat keputusan, sehingga
        mereka merasa memiliki keputusan tersebut.
     e. Bagilah kemenangan atau kekalahan yang dialami kepada
        setiap/semua anggota kelompok untuk dinikmati/ditanggung
        bersama.
     f. Kembangkanlah sistem motivasi jangka pendek untuk diterapkan
        setiap saat.
     g. Tunjukkanlah kepada setiap pegawai, bahwa Anda memahami dan
        memerhatikan kebutuhan mereka.
     h. Kembangkanlah motivasi jangka panjang, dengan menunjukan bahwa
        akan ada kemenangan akhir yang akan dinikmati bersama.

  TINDAKAN PEMASTIAN BAGI KEBERHASILAN MOTIVASI

  Pemimpin yang tegas dan tekun akan memberi motivasi kepada para
  karyawannya, agar dapat mengambil langkah pemastian keberhasilan
  motivasi, seperti di bawah ini.

  1. Pilihlah dan tetapkanlah untuk menang secara bersama yang
     dilakukan dengan sikap mental positif yang membangun.

  2. Masuklah dengan pasti dalam perang melalui doa dengan keyakinan,
     bahwa akan ada kemenangan yang akan dicapai bersama.

  3. Bersiaplah untuk membayar harga kemenangan dengan bekerja baik
     (efektif, efisien dalam hubungan organisasi yang sehat) dan
     bekerja keras secara konsisten.

  4. Usahakanlah untuk terus menginterpretasi hidup dan proses kerja
     dari kaca mata kemenangan, karena kegagalan pun dapat diterima
     sebagai kemenangan yang tertunda.

  Dengan mengingat kepentingan motivasi seperti telah disinggung di
  atas, setiap pemimpin yang ingin maju dan berhasil harus belajar
  serta bersungguh-sungguh menerapkannya dalam kepemimpinan, yang
  pada akhirnya akan menjamin keberhasilan dirinya sebagai pemimpin.

  Sumber diedit dari:
  Judul buku   : Kepemimpinan yang Dinamis
  Judul bab    : Aspek-Aspek Kepemimpinan
  Penulis      : Pdt. Dr. Yakob Tomatala
  Penerbit     : Gandum Mas, Malang 1997
  Halaman      : 213 -- 222

==================================**==================================
 ARTIKEL (2)

                  -*- MOTIVASI DAN KEPEMIMPINAN -*-

  Motivasi adalah perpaduan antara keinginan dan energi untuk mencapai
  tujuan tertentu. Memengaruhi motivasi seseorang berarti membuat
  orang tersebut melakukan apa yang kita inginkan. Karena fungsi utama
  dari kepemimpinan adalah untuk memimpin, maka kemampuan untuk
  memengaruhi orang adalah hal yang penting.

  Prinsip Dasar Motivasi
  ----------------------
  Penelitian Kenneth Gangel, dalam bukunya "Competent to Lead",
  menunjukkan bahwa orang tidak termotivasi untuk bekerja lebih baik,
  karena dia mendapat gaji yang lebih tinggi atau tunjangan yang lebih
  banyak.

  Motivasi adalah suatu fenomena psikologis, sehingga kita perlu
  mengetahui pendapat dari para psikolog. Mungo Miller, pimpinan
  Affiliated Psychological Services, mencetuskan enam prinsip umum
  motivasi sebagaimana di bawah ini.

  1. Motivasi adalah proses psikologis, atau lebih tepatnya proses
     emosional, bukan logis.

  2. Motivasi pada dasarnya adalah proses yang tidak kita sadari.
     Tindakan yang kita atau orang lain lakukan mungkin saja tampak
     tidak logis, namun bagi orang yang melakukannya, tindakannya
     tampak wajar dan masuk akal.

  3. Motivasi bersifat individual. Tingkah laku seseorang bersumber
     dari dirinya sendiri.

  4. Motivasi tiap orang berbeda, begitu juga setiap individu
     bervariasi dari waktu ke waktu.

  5. Motivasi adalah proses sosial. Tak dapat diingkari, bahwa
     terpenuhi atau tidaknya kebutuhan kita tergantung dari orang
     lain.

  6. Dalam tindakan sehari-hari, kita dipandu oleh kebiasaan yang
     bersumber dari motivasional di masa lalu.

  Pendorong Motivasi
  ------------------
  Motivasi seseorang sering kali dipengaruhi oleh dua hal berikut.

  1. Seberapa mendesaknya suatu kebutuhan.
     Misalnya, kita merasa lapar, namun harus menyelesaikan satu tugas
     dengan segera. Kalau kita merasa sangat lapar, kita akan makan.
     Tapi bila kita hanya sedikit merasa lapar, kita akan memilih
     untuk menyelesaikan tugas.

  2. Anggapan bahwa suatu tindakan akan memenuhi suatu kebutuhan.
     Misalnya, ada dua kebutuhan yang mendesak -- keinginan untuk
     menyelesaikan tugas atau makan. Persepsi tentang bagaimana kita
     memandang dua kebutuhan tersebut sangat menentukan mana yang
     akan diprioritaskan. Kalau kita berpikir bahwa kita bisa dipecat
     karena tugas tidak selesai, kita akan mengorbankan waktu makan
     siang untuk mengerjakannya. Sebaliknya, jika kita merasa tidak
     akan mendapat masalah walaupun pekerjaan itu tidak selesai, kita
     akan pergi untuk makan siang.

  Orang dapat termotivasi karena kepercayaan, nilai, minat, rasa
  takut, dan sebagainya. Diantaranya adalah faktor internal
  seperti kebutuhan, minat, dan kepercayaan. Faktor lainnya adalah
  faktor eksternal, misalnya bahaya, lingkungan, atau tekanan dari
  orang yang dikasihi. Tak ada proses yang mudah dalam motivasi --
  kita harus selalu terbuka dalam memandang orang lain.

  Menjadi Motivator yang Baik
  ---------------------------
  Adalah penting bagi seorang pemimpin untuk mengetahui bagaimana cara
  memotivasi karyawannya. MM Feinberg menjabarkan beberapa tindakan
  yang tidak memotivasi orang lain.

  1. Meremehkan bawahan. Tindakan ini bisa membunuh rasa percaya diri
     dan inisiatif karyawan.

  2. Mengkritik karyawan di depan karyawan lain. Tindakan ini pun bisa
     merusak hubungan yang sudah terbina baik.

  3. Memberi perhatian setengah-setengah atau tidak memerhatikan
     karyawan. Kalau seorang pemimpin tidak memedulikan karyawannya,
     maka rasa percaya dirinya akan luntur.

  4. Memerhatikan diri sendiri. Pemimpin yang seperti ini dianggap
     egois dan hanya memanipulasi karyawan untuk kepentingannya
     sendiri.

  5. Menganak emaskan seorang karyawan. Tindakan ini sebaiknya juga
     tidak dilakukan, karena bisa merusak moral karyawan lain.

  6. Tidak mendorong karyawan untuk berkembang. Kalau karyawan merasa
     bahwa bos juga ikut berjuang bersama, mereka akan sangat
     termotivasi. Informasikan kesempatan yang ada dan jangan pernah
     mengekang minat para karyawan.

  7. Tidak memedulikan hal-hal kecil. Apa yang nampaknya kecil bagi
     Anda, mungkin saja sangat penting untuk karyawan.

  8. Merendahkan karyawan yang kurang terampil. Seorang pemimpin
     memang wajib menolerir ketidakmampuan karyawannya, namun harus
     hati-hati dalam menangani permasalahan yang ditimbulkan agar
     tidak sampai mempermalukan karyawannya.

  9. Ragu-ragu dalam mengambil keputusan. Atasan yang ragu-ragu
     mengakibatkan kebimbangan di seluruh organisasi.

  Sesungguhnya, cara yang paling baik untuk memotivasi karyawan adalah
  melibatkan mereka dalam proses pengambilan keputusan. Saran,
  rekomendasi, dan kritik adalah pendorong yang paling efektif dan
  sangat memotivasi organisasi yang berani menerapkannya.

  Sumber dirangkum oleh Lanny dari:
  Clark, Donald. R. 2000. "Motivation", dalam
       http://www.nwlink.com/~donclark/leader/leader.html.
  Engstrom, Ted. W. 1976. The Making of A Christian Leader. Michigan:
       Zondervan Books. Hal. 127 -- 131.
  Engstrom, Ted. W. 1988. Seizing The Torch. California: Regal Books.
       Hal. 57 -- 74.

==================================**==================================
INSPIRASI

                   -*- KEYAKINAN YANG BERDAMPAK -*-

  Robert Schuller, seorang pendeta dari Crystal Cathedral di Garden
  Glove, California, menceritakan suatu kisah di masa kecilnya, yang
  telah mengubah hidupnya. Kisah itu terjadi ketika pamannya yakin
  kepadanya dan menunjukkannya dalam perkataan maupun perbuatannya.

  "Mobilnya melewati lumbung yang tidak dicat dan berhenti menimbulkan
  debu musim panas di depan gerbang kami. Saya lari bertelanjang kaki
  menyeberangi beranda yang tidak mulus, dan melihat paman saya,
  Henry, turun dari mobilnya. Ia jangkung, sangat tampan, dan luar
  biasa penuh energi. Setelah bertahun-tahun di Tiongkok, ia
  mengunjungi ladang kami di Iowa. Ia lari ke gerbang tua kami dan
  meletakkan kedua tangannya di pundak saya yang baru empat tahun
  usianya. Ia tersenyum lebar, mengacak rambut saya yang tidak
  disisir, dan berkata, "Kamu pasti Robert, ya? Suatu hari kelak Paman
  yakin kamu akan menjadi pengkhotbah". Malam itu, dalam hati saya
  berdoa, "Ya Allah, jadikanlah aku pengkhotbah setelah besar nanti!"
  Saya percaya bahwa ketika itu juga Allah menjadikan saya "PEMIKIR
  YANG PENUH KEMUNGKINAN".

  Ingatlah selalu, bahwa sasaran Anda bukanlah membuat orang lebih
  menghargai Anda. Melainkan membuat mereka lebih menghargai diri
  mereka sendiri. Yakinlah terhadap mereka, maka mereka akan yakin
  terhadap diri sendiri.

  Sumber diedit dari:
  Judul buku         : Relationship 101
  Judul bab          : Bagaimanakah Saya Bisa Mendorong Sesama?
  Penulis            : John C. Maxwell
  Penerbit           : Interaksara, Batam 2004
  Halaman            : 38 -- 39

==================================**==================================
ARTIKEL NATAL

              -*- MENELADANI KARAKTER SANG PEMIMPIN -*-

  Natal sudah menanti, itu berarti kita akan kembali memperingati
  lahirnya seorang Pemimpin Besar ke dunia. Pemimpin yang mempunyai
  alam semesta beserta isinya. Kelahiran-Nya memberikan pengharapan
  akan adanya perubahan dalam hidup manusia, sekaligus teladan yang
  Dia tinggalkan untuk kita. Selain pengajaran yang Dia sampaikan,
  kepemimpinan yang Dia mulai lebih dari dua ribu tahun yang lalu,
  hingga sampai sekarang masih terus berlanjut, seharusnya menjadi
  panutan dan patokan. Berikut, beberapa hal penting yang bisa kita
  renungkan sebagai seorang pemimpin pada saat peristiwa Natal pertama
  terjadi.

  1. Hati sebagai hamba
     Dalam kisah kelahiran Yesus Kristus, malaikat Gabriel mendatangi
     Maria untuk memberikan kabar sukacita sekaligus tanggung jawab
     besar untuk melahirkan Sang Juru Selamat dunia. Anugerah yang
     besar, namun dengan risiko yang besar pula. Seorang perawan suci,
     belum bersuami, tetapi akan melahirkan seorang anak. Pandangan
     miring kemungkinan besar akan dia terima, bahkan risiko kematian
     bisa terjadi karena pada zaman itu perempuan yang kedapatan
     melakukan zinah akan dirajam batu sampai mati. Namun, apa yang
     dilakukan Maria?

     "Kata Maria: `Sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan;  jadilah
     padaku menurut perkataanmu itu.` Lalu malaikat itu meninggalkan
     dia" (Lukas 1:38).

     Memiliki hati sebagai hamba, menyadari bahwa kita hanyalah
     alat-Nya, akan membuat kita tahu diri, siapa sebenarnya yang
     kita layani dan siapa sebenarnya yang layak menerima segala
     penghormatan dan pengagungan. Maria menyadari, bahwa dirinya
     hanyalah seorang manusia yang sudah sepatutnya berserah pada
     kehendak Tuhan yang menciptakan dia, yang menjadi Tuan atas
     hidupnya.

     Sebagai seorang pemimpin, memiliki hati sebagai hamba atau
     pelayan adalah suatu hal yang mutlak. Melihat kecenderungan
     sebutan "hamba Tuhan", sering kali kita lupa akan arti sebutan
     itu sesungguhnya. Penghormatan dan perlakuan khusus yang diterima
     dari orang-orang sekitar, terkadang membuat kita lupa diri
     bahwa kita adalah seorang hamba atau seorang pelayan. Biarlah
     segala kehormatan dan kemuliaan hanya bagi Tuhan yang memakai
     kita.

  2. Ketaatan
     Ketika Yusuf, tunangannya, tahu bahwa Maria mengandung bayi
     Yesus, Yusuf berencana menceraikan Maria secara diam-diam. Namun,
     malaikat Tuhan hadir dalam mimpi Yusuf, memberitahu untuk tidak
     menceraikan Maria. Yusuf pun taat dan tidak menceraikan Maria,
     tidak bersetubuh dengan Maria sampai bayi Yesus lahir (Matius
     1:19-25).

     Ketaatan, kata yang sering kali sulit untuk dilakukan. Para
     pemimpin cenderung memberikan perintah kepada karyawan. Seperti
     ada pepatah, atas langit masih ada langit. Demikian juga di atas
     pemimpin masih ada pemimpin. Allahlah pemimpin yang paling
     tinggi. Ketaatan seorang pemimpin, tentunya akan diteladani oleh
     karyawannya pula.

  3. Kesederhanaan
     Natal pertama ditunjukkan dengan sifat kesederhanaan dari Sang
     Pemimpin yang telah lahir. Pilihan untuk lahir di kandang dan
     tidak di penginapan mewah maupun istana raja. Sehingga,
     memungkinkan para gembala bisa datang untuk melihat. Saat
     beranjak besar, Yesus dibentuk dan hidup di keluarga yang
     sederhana. Hingga mendapat sebutan `anak tukang kayu`. Dalam
     pelayanan pun, kesederhanaan tak pernah lepas dari setiap
     langkah-Nya.

     Bagaimana dengan kepemimpinan Anda? Apakah kesederhanaan masih
     mewarnai kepribadian dan pelayanan Anda? Apakah kemewahan dan
     tersedianya kenyamanan membuat Anda terlelap bahkan membuat
     kepemimpinan Anda tidak efektif?

     Ketika seorang pemimpin, dalam hal ini hamba Tuhan, beroleh
     sukses dan nama besar sudah melekat, kecenderungan untuk
     memilih-milih ladang pelayanan yang nyaman dan bergaji besar
     sangat mungkin terjadi. Pelayanan daerah yang mungkin dulu sangat
     ditekuni, akibat kemewahan, cenderung dihindari dan beralih
     memilih kenyamanan.

  Biarlah sedikit renungan singkat tentang kisah Natal di atas bisa
  menjadi refleksi dari apa yang sudah kita kerjakan sebagai seorang
  pemimpin. Selamat Natal para pemimpin.

  Kiriman: Petrus < petrus(at)xxxx >

==================================**==================================
JELAJAH

              -*- THE ART AND SCIENCE OF LEADERSHIP -*-
         http://www.nwlink.com/~donclark/leader/leader.html

  Situs The Art and Science of Leadership yang disusun oleh Donald
  Clark tidak hanya diperuntukkan bagi para supervisor, manajer, dan
  pemimpin, tapi juga untuk Anda yang sedang melangkah menjadi seorang
  pemimpin. Itulah sebabnya, artikel-artikel kepemimpinan yang
  disajikan di situs ini disertai dengan ilustrasi, gambar, dan bagan
  untuk mempermudah si penjelajah dalam memahaminya. Beragam artikel
  tentang keterampilan dan pengetahuan yang dibutuhkan untuk menjadi
  seorang pemimpin yang baik, tersedia dengan lengkap. Situs ini juga
  merekomendasikan berbagai buku kepemimpinan beserta resensi
  singkatnya. Jadi, tunggu apalagi? Segera kunjungi situs ini! Selamat
  belajar menjadi seorang pemimpin yang kompeten!

  Kiriman dari: Lanny

==================================**==================================
STOP PRESS

  -*- PEMBUKAAN KELAS BARU PESTA: PERIODE JANUARI/FEBRUARI 2007 -*-

  Pendidikan Elektronik Studi Teologia Awam (PESTA) kembali membuka
  Kelas Virtual DASAR-DASAR IMAN KRISTEN (DIK). Bahan DIK ini terdiri
  dari sepuluh pelajaran yang menyajikan pokok-pokok pengajaran
  penting dalam iman Kristen, khususnya tentang penciptaan manusia,
  kejatuhan manusia dalam dosa, rencana keselamatan Allah melalui
  Yesus Kristus, dan hidup baru. Selain tugas-tugas tertulis, peserta
  kursus juga harus berpartisipasi dalam diskusi bersama peserta lain
  tentang pokok-pokok yang dipelajari bersama.

  Waktu Pelaksanaan:

  Tgl. 2 -- 20 Januari 2007 : Waktu bagi peserta untuk mempelajari
                              materi kursus serta mengerjakan tugas
                              tertulis dari 10 Pelajaran
  Tgl. 1 -- 28 Februari 2007: Waktu berdiskusi (via e-mail) tentang
                              bahan DIK bagi peserta yang telah
                              selesai mengerjakan semua tugas tertulis
  Biaya: GRATIS!
  Untuk dapat mengikuti kursus teologia tersambung (online) ini Anda
  harus terlebih dahulu mengisi formulir pendaftaran yang tersedia di
  situs PESTA Online di alamat:
  ==>     http://www.pesta.org/formulir.php?jenis=kelas

  atau menulis surat ke Admin PESTA < kusuma(at)in-christ.net >.

  Untuk mengunduh (download) bahan kursus DIK, silakan klik:
  ==>     http://www.pesta.org/kursus.php?modul=dik

==================================**==================================
Berlangganan       : subscribe-i-kan-leadership(at)xc.org
Berhenti           : unsubscribe-i-kan-leadership(at)xc.org
Kontak e-Leadership: staf-leadership(at)sabda.org
Arsip e-Leadership : http://www.sabda.org/publikasi/e-leadership/arsip
Situs Indo Lead    : http://lead.sabda.org/
----------------------------------------------------------------------
               Redaksi e-Leadership: Lanny, Yulia, Puji
    e-Leadership merupakan kerjasama antara Indo Lead, YLSA, dll.
             Didistribusikan melalui sistem network I-KAN
           Bahan ini dapat dibaca secara on-line di situs:
             http://www.sabda.org/publikasi/e-leadership/
                      Copyright(c) 2006 oleh YLSA
        http://www.sabda.org/ylsa/ ~~ http://katalog.sabda.org/
  Rekening: BCA Pasar Legi Solo No. 0790266579 / a.n. Yulia Oeniyati
==================================**==================================

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org