Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-leadership/12 |
|
e-Leadership edisi 12 (13-12-2006)
|
|
Edisi Desember 2006 ==================================**================================== Milis Publikasi e-LEADERSHIP **** Topik: Aspek Kepemimpinan - Motivasi ==================================**================================== MENU SAJI EDITORIAL : Pemimpin yang Memotivasi ARTIKEL (1) : Motivasi ARTIKEL (2) : Motivasi dan Kepemimpinan INSPIRASI : Keyakinan yang Berdampak ARTIKEL NATAL : Meneladani Karakter Sang Pemimpin JELAJAH : The Art and Science of Leadership STOP PRESS : Pembukaan Kelas Baru PESTA: Periode Januari/Februari 2007 ==================================**================================== EDITORIAL -*- PEMIMPIN YANG MEMOTIVASI -*- Pada edisi-edisi sebelumnya, kita sudah banyak belajar tentang aspek-aspek kepemimpinan, yaitu Menetapkan Tujuan, Mentoring, dan Delegasi. Namun, aspek-aspek tersebut akan timpang bila seorang pemimpin tidak memiliki karakter sebagai motivator. Begitu pentingnya aspek ini, sehingga Rockefeller, seorang wirausahawan di Amerika berkata, "Saya bersedia membayar lebih untuk kemampuan berhubungan dengan orang lain dibandingkan dengan kemampuan bekerja di lapangan lainnya." Seorang pemimpin harus mampu membangkitkan motivasi orang lain. Jika tidak, ia bukanlah memimpin melainkan hanya berjalan tanpa arah dan tujuan. Harapan kami, sajian kali ini akan `memotivasi` Anda sebagai pemimpin, untuk mendorong anak buah Anda agar semakin maju dan berkembang. Ingatlah bahwa keberhasilan staf juga merupakan keberhasilan sang atasan. Berkenaan dengan persiapan menyambut Natal, kami sajikan satu renungan singkat tentang kelahiran Tuhan kita, Sang Pemimpin alam semesta. Semoga renungan ini semakin memotivasi Anda untuk menjadi seorang pemimpin yang lebih baik lagi, meneladani karakter Sang Pemimpin kita. Selamat Natal dan jadilah seorang pemimpin yang memotivasi. Redaksi e-Leadership, Lanny "Tuhan ALLAH telah memberikan kepadaku lidah seorang murid, supaya dengan perkataan aku dapat memberi semangat baru kepada orang yang letih lesu." (Yesaya 50:4) < http://www.sabda.org/sabdaweb/?p=Yesaya+50:4 > ==================================**================================== MOTIVASIKANLAH PARA KARYAWAN, LATIHLAH MEREKA, PEDULIKANLAH MEREKA, DAN JADIKANLAH MEREKA PEMENANG. (Bill Marriot) ==================================**================================== ARTIKEL (1) -*- MOTIVASI -*- Apa sebenarnya motivasi itu? Kata motivasi berasal dari akar kata "motive" atau "motiwum" yang berarti `a moving cause` yang berhubungan dengan `inner drive, impulse, intension`. Kata "motive" atau "motif" ini bila berkembang menjadi motivasi, artinya menjadi `sedang digerakkan atau telah digerakkan oleh sesuatu, dan apa yang menggerakkan itu terwujud dalam tindakan`. Menyoroti istilah motivasi dari sumber yang memberikan dorongan, maka dapat ditemukan bahwa sumber dorongan itu bisa datang dari dalam atau dari sesuatu yang menggerakkan keinginan dari luar. Sumber penggerak motivasi yang berasal dari dalam cenderung beranjak dari kebiasaan individu (yang telah berkembang secara kompleks), sedangkan motivasi yang sumber penggeraknya datang dari luar selalu disertai oleh persetujuan, kemauan, dan kehendak individu. Dilihat dari segi etika, motif didefinisikan sebagai pikiran-pikiran dan perasaan-perasaan yang menjadi penyebab seseorang melakukan suatu tindakan. Motivasi di sini berarti dorongan yang menggerakkan serta mengarahkan seseorang untuk melakukan sesuatu yang berdasarkan apa yang dikehendakinya, tertuju kepada tujuan yang diinginkannya. Dengan demikian, motivasi ialah kekuatan yang mendorong untuk bertindak atau dorongan oleh kekuatan dari dalam ataupun dari luar (yang dilakukan dengan mendorong atau menarik). Motivasi jelas datang dari pelbagai macam sumber. Motivasi dapat digerakkan oleh kebutuhan (yang kompleks) seseorang, ataupun dorongan dari seorang motivator yang memberi pengaruh motivasi kepada orang lain. SUMBER MOTIVASI BAGI KETERLIBATAN DALAM TUGAS Seorang pemimpin dapat melibatkan orang-orang yang dipimpinnya dengan menciptakan kondisi yang mendorong motivasi para karyawan. 1. Motivasi dapat dikembangkan dengan menemukan kebutuhan (bawahan) yang bersifat fisik, keamanan, mental, psikologi, sosial, dan ekonomi dalam lingkungan kerja dan menciptakan kondisi bagi pemenuhan kebutuhan tersebut. Faktor kebutuhan dapat menjadi motivasi yang mampu mendorong para bawahan untuk bekerja. 2. Motivasi dapat dikembangkan dengan menciptakan suatu keinginan untuk bekerja keras/giat, berprestasi dan sukses. Keinginan untuk bekerja keras, berprestasi, dan sukses dapat didorong dengan memberikan tantangan sugestif yang memberi motivasi untuk bertindak. DASAR PENGEMBANGAN MOTIVASI Seorang pemimpin yang bijak dapat mengembangkan motivasi para karyawannya dengan dasar-dasar berikut ini. 1. Perlu ada sasaran (target) pencapaian kerja yang jelas bagi setiap individu dalam setiap unit kerja. 2. Doronglah setiap orang untuk mencintai tugas dan dorong pula mereka untuk mengembangkan keinginan kuat untuk mencapai sasaran (target) kerja (sukses). 3. Jelaskanlah secara rinci dan terang manfaat pencapaian sasaran (target) kerja untuk pribadi, kelompok dan organisasi, serta imbalan yang akan diperoleh setiap individu yang bekerja dengan baik. 4. Doronglah/kembangkanlah sikap kebanggaan akan pekerjaan dan setiap hasil (kesuksesan) yang dicapai dalam pelaksanaan kerja. Ajarlah setiap bawahan untuk belajar bersyukur atas hasil kerja yang mereka capai. 5. Ciptakanlah kondisi, peluang, dan keinginan untuk menyenangi serta menikmati lingkungan kerja bagi setiap individu. 6. Ciptakan dan gerakkanlah keinginan kuat dari setiap individu untuk berorientasi kepada prestasi serta keberhasilan kerja. Motivasi dalam kepemimpinan dimaksudkan untuk memberikan dorongan bagi setiap karyawan guna terlibat dalam kerja secara maksimal. Hal ini dapat dilakukan dengan membangun, mendorong, serta mendukung semangat dan moral dengan gaya positif (untuk menghindari manipulasi). Pemimpin perlu memberikan dorongan agar orang-orang yang dipimpinnya belajar menghargai pekerjaan dan bersyukur untuk setiap hasil kerja yang dicapainya. Mereka harus disadarkan, bahwa berprestasi dalam pekerjaan justru menaikkan harga diri mereka. Mereka juga perlu diberi dorongan untuk bekerja aktif yang dilakukan dengan sukacita, sehingga membawa manfaat positif serta nilai lebih bagi diri, pemimpin, organisasi, serta lingkungan kerja. LIMA KISI MOTIVASI Pada dasarnya, motivasi dilakukan dengan mengadakan sentuhan-sentuhan manusiawi yang menyentuh personalitas setiap individu. Motivasi dapat dilakukan dengan cara berikut. 1. Motivasi melalui sentuhan tubuh Manusia adalah makhluk yang "complex unity", yang meliputi roh, jiwa, dan tubuh. Tubuh sebagai bagian yang riil dari manusia, berhubungan dengan roh serta jiwanya secara integral. Roh serta jiwa manusia dapat dipuaskan dengan jalan sentuhan tubuh. Sentuhan tubuh dapat dilakukan dengan tersenyum, berjabat tangan, menepuk bahu, dsb., yang dilakukan dengan penuh kesopanan serta penghargaan kepada pegawai yang harus dilihat sebagai subyek. Kebutuhan fisik berhubungan erat dengan kebutuhan roh serta jiwa. Hubungan erat ini menyebabkan adanya hubungan pemenuhan kebutuhan yang utuh. Apabila tubuh diberi sentuhan sebagai tanda hormat, pujian, dan dukungan, maka akan ada respons kepuasan roh serta jiwa. Sentuhan-sentuhan ini dengan sendirinya akan memberi dorongan kuat (motivasi) untuk "menjadi lebih baik", sehingga tergerak untuk lebih aktif dan maju. 2. Motivasi melalui sentuhan rohani Motivasi melalui sentuhan rohani ialah motivasi yang menyentuh kisi moral. Motivasi ini berkaitan dengan pengembangan "integritas serta komitmen". Di sini para pegawai ditolong untuk memberikan tempat kepada faktor rohani, agar mereka memiliki prioritas tinggi dalam motivasi. Kepuasan rohani akan membawa kestabilan moral terhadap integritas terhadap diri, integritas rohani, integritas sosial, integritas ekonomi, dan integritas kerja yang tetap serta ditandai oleh komitmen yang pasti. Sentuhan rohani dapat dilakukan dengan memberikan nasihat/ajaran moral/hikmat, dsb., yang memberi dorongan untuk mempertebal rasa/keinginan moral untuk menjadi lebih baik, lebih setia, lebih jujur, lebih aktif/giat, lebih bertanggung jawab, dsb., dalam melakukan tugas. 3. Motivasi melalui sentuhan psikologi Pemimpin dapat membuat gerakan motivasi dengan sentuhan psikologis kepada orang-orang yang dipimpinnya. Sentuhan psikologis dapat berupa pujian (praising} atau teguran (reprimend), sesuai dengan kondisi langsung yang ditemukan pemimpin pada setiap pegawainya. Motivasi psikologis yang diberikan dengan tulus akan memberi dorongan yang kuat bagi para karyawan untuk bergerak maju, memperbaiki diri dan bekerja dengan lebih baik (bekerja semakin efektif, efisien, dalam hubungan manusia/organisasi yang sehat). 4. Motivasi sukses Motivasi sukses berhubungan dengan prestasi sosial atau imbalan ekonomi, dsb. Motivasi sukses dapat diwujudkan dalam bentuk kenaikan pangkat/promosi sebagai tanda prestasi, dan imbalan lebih yang dapat menjawab kebutuhan ekonomi serta penghargaan sosial lain. Apabila dilakukan dengan bijak, motivasi sukses ini akan memberi dorongan yang kuat untuk bekerja dengan lebih giat/bersemangat, yang akan membawa hasil lebih dalam bekerja. 5. Motivasi diri Motivasi diri atau "self motivation" adalah upaya membangunkan semangat diri dengan sugesti diri secara positif. Sugesti diri secara positif dapat dikembangkan dengan cara terus-menerus mengembangkan sikap positif, pilihan-pilihan positif, dan keputusan positif yang membangun diri dan orang lain. Motivasi diri bertujuan menjaga kestabilan sikap serta tekad untuk terus maju dan berprestasi. Motivasi diri seperti ini akan meredam gejolak-gejolak negatif dalam diri serta memberi kekuatan ganda menghadapi krisis hidup. Motivasi diri memberi tanda kematangan dan membangun tekad untuk bertahan serta maju/sukses. MEMASTIKAN MOTIVASI DALAM KEWENANGAN KEPEMIMPINAN Setiap pemimpin dengan kewenangan kepemimpinan yang ada padanya dapat memastikan bahwa ia dapat memberi motivasi bagi para karyawannya, yaitu dengan memberikan sentuhan serta dorongan yang pasti terhadap setiap karyawannya. Hal ini dapat dilakukan dengan jalan berikut ini. 1. Buatlah sasaran (target) kerja yang dapat dicapai oleh setiap individu/kelompok dengan menolong/mengarahkan mereka untuk mewujudkan usaha kerja yang memadai dan lebih baik daripada yang telah dilakukan. 2. Organisasikanlah pekerjaan dan tempatkanlah setiap individu pada tugas yang tepat (dan bimbinglah mereka dalam doa). Berikan keyakinan, bahwa upaya kerja dari setiap individu akan berhasil dengan baik. 3. Tambahkanlah beban kerja pada setiap individu yang disesuaikan dengan tambahan kemampuan kerja yang dibutuhkan dalam proses kerja di setiap tugas. 4. Pastikanlah bahwa setiap orang bekerja dalam batas maksimum kekuatan yang ada padanya, bukan melebihi batas kekuatan yang wajar. 5. Libatkanlah semua orang dalam pekerjaan secara emosi, mental, rohani, dan fisik dengan memberikan dorongan dalam bidang berikut. a. Tetapkan tujuan bersama yang disepakati, dipahami, dan diketahui dengan jelas oleh setiap individu. b. Libatkanlah setiap orang dalam upaya pencapaian tujuan dengan mencari metodologi pelaksanaan kerja yang relevan untuk dipakai. c. Delegasikan tugas kepada setiap individu dengan penuh dan jelas. d. Libatkanlah setiap anggota dalam membuat keputusan, sehingga mereka merasa memiliki keputusan tersebut. e. Bagilah kemenangan atau kekalahan yang dialami kepada setiap/semua anggota kelompok untuk dinikmati/ditanggung bersama. f. Kembangkanlah sistem motivasi jangka pendek untuk diterapkan setiap saat. g. Tunjukkanlah kepada setiap pegawai, bahwa Anda memahami dan memerhatikan kebutuhan mereka. h. Kembangkanlah motivasi jangka panjang, dengan menunjukan bahwa akan ada kemenangan akhir yang akan dinikmati bersama. TINDAKAN PEMASTIAN BAGI KEBERHASILAN MOTIVASI Pemimpin yang tegas dan tekun akan memberi motivasi kepada para karyawannya, agar dapat mengambil langkah pemastian keberhasilan motivasi, seperti di bawah ini. 1. Pilihlah dan tetapkanlah untuk menang secara bersama yang dilakukan dengan sikap mental positif yang membangun. 2. Masuklah dengan pasti dalam perang melalui doa dengan keyakinan, bahwa akan ada kemenangan yang akan dicapai bersama. 3. Bersiaplah untuk membayar harga kemenangan dengan bekerja baik (efektif, efisien dalam hubungan organisasi yang sehat) dan bekerja keras secara konsisten. 4. Usahakanlah untuk terus menginterpretasi hidup dan proses kerja dari kaca mata kemenangan, karena kegagalan pun dapat diterima sebagai kemenangan yang tertunda. Dengan mengingat kepentingan motivasi seperti telah disinggung di atas, setiap pemimpin yang ingin maju dan berhasil harus belajar serta bersungguh-sungguh menerapkannya dalam kepemimpinan, yang pada akhirnya akan menjamin keberhasilan dirinya sebagai pemimpin. Sumber diedit dari: Judul buku : Kepemimpinan yang Dinamis Judul bab : Aspek-Aspek Kepemimpinan Penulis : Pdt. Dr. Yakob Tomatala Penerbit : Gandum Mas, Malang 1997 Halaman : 213 -- 222 ==================================**================================== ARTIKEL (2) -*- MOTIVASI DAN KEPEMIMPINAN -*- Motivasi adalah perpaduan antara keinginan dan energi untuk mencapai tujuan tertentu. Memengaruhi motivasi seseorang berarti membuat orang tersebut melakukan apa yang kita inginkan. Karena fungsi utama dari kepemimpinan adalah untuk memimpin, maka kemampuan untuk memengaruhi orang adalah hal yang penting. Prinsip Dasar Motivasi ---------------------- Penelitian Kenneth Gangel, dalam bukunya "Competent to Lead", menunjukkan bahwa orang tidak termotivasi untuk bekerja lebih baik, karena dia mendapat gaji yang lebih tinggi atau tunjangan yang lebih banyak. Motivasi adalah suatu fenomena psikologis, sehingga kita perlu mengetahui pendapat dari para psikolog. Mungo Miller, pimpinan Affiliated Psychological Services, mencetuskan enam prinsip umum motivasi sebagaimana di bawah ini. 1. Motivasi adalah proses psikologis, atau lebih tepatnya proses emosional, bukan logis. 2. Motivasi pada dasarnya adalah proses yang tidak kita sadari. Tindakan yang kita atau orang lain lakukan mungkin saja tampak tidak logis, namun bagi orang yang melakukannya, tindakannya tampak wajar dan masuk akal. 3. Motivasi bersifat individual. Tingkah laku seseorang bersumber dari dirinya sendiri. 4. Motivasi tiap orang berbeda, begitu juga setiap individu bervariasi dari waktu ke waktu. 5. Motivasi adalah proses sosial. Tak dapat diingkari, bahwa terpenuhi atau tidaknya kebutuhan kita tergantung dari orang lain. 6. Dalam tindakan sehari-hari, kita dipandu oleh kebiasaan yang bersumber dari motivasional di masa lalu. Pendorong Motivasi ------------------ Motivasi seseorang sering kali dipengaruhi oleh dua hal berikut. 1. Seberapa mendesaknya suatu kebutuhan. Misalnya, kita merasa lapar, namun harus menyelesaikan satu tugas dengan segera. Kalau kita merasa sangat lapar, kita akan makan. Tapi bila kita hanya sedikit merasa lapar, kita akan memilih untuk menyelesaikan tugas. 2. Anggapan bahwa suatu tindakan akan memenuhi suatu kebutuhan. Misalnya, ada dua kebutuhan yang mendesak -- keinginan untuk menyelesaikan tugas atau makan. Persepsi tentang bagaimana kita memandang dua kebutuhan tersebut sangat menentukan mana yang akan diprioritaskan. Kalau kita berpikir bahwa kita bisa dipecat karena tugas tidak selesai, kita akan mengorbankan waktu makan siang untuk mengerjakannya. Sebaliknya, jika kita merasa tidak akan mendapat masalah walaupun pekerjaan itu tidak selesai, kita akan pergi untuk makan siang. Orang dapat termotivasi karena kepercayaan, nilai, minat, rasa takut, dan sebagainya. Diantaranya adalah faktor internal seperti kebutuhan, minat, dan kepercayaan. Faktor lainnya adalah faktor eksternal, misalnya bahaya, lingkungan, atau tekanan dari orang yang dikasihi. Tak ada proses yang mudah dalam motivasi -- kita harus selalu terbuka dalam memandang orang lain. Menjadi Motivator yang Baik --------------------------- Adalah penting bagi seorang pemimpin untuk mengetahui bagaimana cara memotivasi karyawannya. MM Feinberg menjabarkan beberapa tindakan yang tidak memotivasi orang lain. 1. Meremehkan bawahan. Tindakan ini bisa membunuh rasa percaya diri dan inisiatif karyawan. 2. Mengkritik karyawan di depan karyawan lain. Tindakan ini pun bisa merusak hubungan yang sudah terbina baik. 3. Memberi perhatian setengah-setengah atau tidak memerhatikan karyawan. Kalau seorang pemimpin tidak memedulikan karyawannya, maka rasa percaya dirinya akan luntur. 4. Memerhatikan diri sendiri. Pemimpin yang seperti ini dianggap egois dan hanya memanipulasi karyawan untuk kepentingannya sendiri. 5. Menganak emaskan seorang karyawan. Tindakan ini sebaiknya juga tidak dilakukan, karena bisa merusak moral karyawan lain. 6. Tidak mendorong karyawan untuk berkembang. Kalau karyawan merasa bahwa bos juga ikut berjuang bersama, mereka akan sangat termotivasi. Informasikan kesempatan yang ada dan jangan pernah mengekang minat para karyawan. 7. Tidak memedulikan hal-hal kecil. Apa yang nampaknya kecil bagi Anda, mungkin saja sangat penting untuk karyawan. 8. Merendahkan karyawan yang kurang terampil. Seorang pemimpin memang wajib menolerir ketidakmampuan karyawannya, namun harus hati-hati dalam menangani permasalahan yang ditimbulkan agar tidak sampai mempermalukan karyawannya. 9. Ragu-ragu dalam mengambil keputusan. Atasan yang ragu-ragu mengakibatkan kebimbangan di seluruh organisasi. Sesungguhnya, cara yang paling baik untuk memotivasi karyawan adalah melibatkan mereka dalam proses pengambilan keputusan. Saran, rekomendasi, dan kritik adalah pendorong yang paling efektif dan sangat memotivasi organisasi yang berani menerapkannya. Sumber dirangkum oleh Lanny dari: Clark, Donald. R. 2000. "Motivation", dalam http://www.nwlink.com/~donclark/leader/leader.html. Engstrom, Ted. W. 1976. The Making of A Christian Leader. Michigan: Zondervan Books. Hal. 127 -- 131. Engstrom, Ted. W. 1988. Seizing The Torch. California: Regal Books. Hal. 57 -- 74. ==================================**================================== INSPIRASI -*- KEYAKINAN YANG BERDAMPAK -*- Robert Schuller, seorang pendeta dari Crystal Cathedral di Garden Glove, California, menceritakan suatu kisah di masa kecilnya, yang telah mengubah hidupnya. Kisah itu terjadi ketika pamannya yakin kepadanya dan menunjukkannya dalam perkataan maupun perbuatannya. "Mobilnya melewati lumbung yang tidak dicat dan berhenti menimbulkan debu musim panas di depan gerbang kami. Saya lari bertelanjang kaki menyeberangi beranda yang tidak mulus, dan melihat paman saya, Henry, turun dari mobilnya. Ia jangkung, sangat tampan, dan luar biasa penuh energi. Setelah bertahun-tahun di Tiongkok, ia mengunjungi ladang kami di Iowa. Ia lari ke gerbang tua kami dan meletakkan kedua tangannya di pundak saya yang baru empat tahun usianya. Ia tersenyum lebar, mengacak rambut saya yang tidak disisir, dan berkata, "Kamu pasti Robert, ya? Suatu hari kelak Paman yakin kamu akan menjadi pengkhotbah". Malam itu, dalam hati saya berdoa, "Ya Allah, jadikanlah aku pengkhotbah setelah besar nanti!" Saya percaya bahwa ketika itu juga Allah menjadikan saya "PEMIKIR YANG PENUH KEMUNGKINAN". Ingatlah selalu, bahwa sasaran Anda bukanlah membuat orang lebih menghargai Anda. Melainkan membuat mereka lebih menghargai diri mereka sendiri. Yakinlah terhadap mereka, maka mereka akan yakin terhadap diri sendiri. Sumber diedit dari: Judul buku : Relationship 101 Judul bab : Bagaimanakah Saya Bisa Mendorong Sesama? Penulis : John C. Maxwell Penerbit : Interaksara, Batam 2004 Halaman : 38 -- 39 ==================================**================================== ARTIKEL NATAL -*- MENELADANI KARAKTER SANG PEMIMPIN -*- Natal sudah menanti, itu berarti kita akan kembali memperingati lahirnya seorang Pemimpin Besar ke dunia. Pemimpin yang mempunyai alam semesta beserta isinya. Kelahiran-Nya memberikan pengharapan akan adanya perubahan dalam hidup manusia, sekaligus teladan yang Dia tinggalkan untuk kita. Selain pengajaran yang Dia sampaikan, kepemimpinan yang Dia mulai lebih dari dua ribu tahun yang lalu, hingga sampai sekarang masih terus berlanjut, seharusnya menjadi panutan dan patokan. Berikut, beberapa hal penting yang bisa kita renungkan sebagai seorang pemimpin pada saat peristiwa Natal pertama terjadi. 1. Hati sebagai hamba Dalam kisah kelahiran Yesus Kristus, malaikat Gabriel mendatangi Maria untuk memberikan kabar sukacita sekaligus tanggung jawab besar untuk melahirkan Sang Juru Selamat dunia. Anugerah yang besar, namun dengan risiko yang besar pula. Seorang perawan suci, belum bersuami, tetapi akan melahirkan seorang anak. Pandangan miring kemungkinan besar akan dia terima, bahkan risiko kematian bisa terjadi karena pada zaman itu perempuan yang kedapatan melakukan zinah akan dirajam batu sampai mati. Namun, apa yang dilakukan Maria? "Kata Maria: `Sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan; jadilah padaku menurut perkataanmu itu.` Lalu malaikat itu meninggalkan dia" (Lukas 1:38). Memiliki hati sebagai hamba, menyadari bahwa kita hanyalah alat-Nya, akan membuat kita tahu diri, siapa sebenarnya yang kita layani dan siapa sebenarnya yang layak menerima segala penghormatan dan pengagungan. Maria menyadari, bahwa dirinya hanyalah seorang manusia yang sudah sepatutnya berserah pada kehendak Tuhan yang menciptakan dia, yang menjadi Tuan atas hidupnya. Sebagai seorang pemimpin, memiliki hati sebagai hamba atau pelayan adalah suatu hal yang mutlak. Melihat kecenderungan sebutan "hamba Tuhan", sering kali kita lupa akan arti sebutan itu sesungguhnya. Penghormatan dan perlakuan khusus yang diterima dari orang-orang sekitar, terkadang membuat kita lupa diri bahwa kita adalah seorang hamba atau seorang pelayan. Biarlah segala kehormatan dan kemuliaan hanya bagi Tuhan yang memakai kita. 2. Ketaatan Ketika Yusuf, tunangannya, tahu bahwa Maria mengandung bayi Yesus, Yusuf berencana menceraikan Maria secara diam-diam. Namun, malaikat Tuhan hadir dalam mimpi Yusuf, memberitahu untuk tidak menceraikan Maria. Yusuf pun taat dan tidak menceraikan Maria, tidak bersetubuh dengan Maria sampai bayi Yesus lahir (Matius 1:19-25). Ketaatan, kata yang sering kali sulit untuk dilakukan. Para pemimpin cenderung memberikan perintah kepada karyawan. Seperti ada pepatah, atas langit masih ada langit. Demikian juga di atas pemimpin masih ada pemimpin. Allahlah pemimpin yang paling tinggi. Ketaatan seorang pemimpin, tentunya akan diteladani oleh karyawannya pula. 3. Kesederhanaan Natal pertama ditunjukkan dengan sifat kesederhanaan dari Sang Pemimpin yang telah lahir. Pilihan untuk lahir di kandang dan tidak di penginapan mewah maupun istana raja. Sehingga, memungkinkan para gembala bisa datang untuk melihat. Saat beranjak besar, Yesus dibentuk dan hidup di keluarga yang sederhana. Hingga mendapat sebutan `anak tukang kayu`. Dalam pelayanan pun, kesederhanaan tak pernah lepas dari setiap langkah-Nya. Bagaimana dengan kepemimpinan Anda? Apakah kesederhanaan masih mewarnai kepribadian dan pelayanan Anda? Apakah kemewahan dan tersedianya kenyamanan membuat Anda terlelap bahkan membuat kepemimpinan Anda tidak efektif? Ketika seorang pemimpin, dalam hal ini hamba Tuhan, beroleh sukses dan nama besar sudah melekat, kecenderungan untuk memilih-milih ladang pelayanan yang nyaman dan bergaji besar sangat mungkin terjadi. Pelayanan daerah yang mungkin dulu sangat ditekuni, akibat kemewahan, cenderung dihindari dan beralih memilih kenyamanan. Biarlah sedikit renungan singkat tentang kisah Natal di atas bisa menjadi refleksi dari apa yang sudah kita kerjakan sebagai seorang pemimpin. Selamat Natal para pemimpin. Kiriman: Petrus < petrus(at)xxxx > ==================================**================================== JELAJAH -*- THE ART AND SCIENCE OF LEADERSHIP -*- http://www.nwlink.com/~donclark/leader/leader.html Situs The Art and Science of Leadership yang disusun oleh Donald Clark tidak hanya diperuntukkan bagi para supervisor, manajer, dan pemimpin, tapi juga untuk Anda yang sedang melangkah menjadi seorang pemimpin. Itulah sebabnya, artikel-artikel kepemimpinan yang disajikan di situs ini disertai dengan ilustrasi, gambar, dan bagan untuk mempermudah si penjelajah dalam memahaminya. Beragam artikel tentang keterampilan dan pengetahuan yang dibutuhkan untuk menjadi seorang pemimpin yang baik, tersedia dengan lengkap. Situs ini juga merekomendasikan berbagai buku kepemimpinan beserta resensi singkatnya. Jadi, tunggu apalagi? Segera kunjungi situs ini! Selamat belajar menjadi seorang pemimpin yang kompeten! Kiriman dari: Lanny ==================================**================================== STOP PRESS -*- PEMBUKAAN KELAS BARU PESTA: PERIODE JANUARI/FEBRUARI 2007 -*- Pendidikan Elektronik Studi Teologia Awam (PESTA) kembali membuka Kelas Virtual DASAR-DASAR IMAN KRISTEN (DIK). Bahan DIK ini terdiri dari sepuluh pelajaran yang menyajikan pokok-pokok pengajaran penting dalam iman Kristen, khususnya tentang penciptaan manusia, kejatuhan manusia dalam dosa, rencana keselamatan Allah melalui Yesus Kristus, dan hidup baru. Selain tugas-tugas tertulis, peserta kursus juga harus berpartisipasi dalam diskusi bersama peserta lain tentang pokok-pokok yang dipelajari bersama. Waktu Pelaksanaan: Tgl. 2 -- 20 Januari 2007 : Waktu bagi peserta untuk mempelajari materi kursus serta mengerjakan tugas tertulis dari 10 Pelajaran Tgl. 1 -- 28 Februari 2007: Waktu berdiskusi (via e-mail) tentang bahan DIK bagi peserta yang telah selesai mengerjakan semua tugas tertulis Biaya: GRATIS! Untuk dapat mengikuti kursus teologia tersambung (online) ini Anda harus terlebih dahulu mengisi formulir pendaftaran yang tersedia di situs PESTA Online di alamat: ==> http://www.pesta.org/formulir.php?jenis=kelas atau menulis surat ke Admin PESTA < kusuma(at)in-christ.net >. Untuk mengunduh (download) bahan kursus DIK, silakan klik: ==> http://www.pesta.org/kursus.php?modul=dik ==================================**================================== Berlangganan : subscribe-i-kan-leadership(at)xc.org Berhenti : unsubscribe-i-kan-leadership(at)xc.org Kontak e-Leadership: staf-leadership(at)sabda.org Arsip e-Leadership : http://www.sabda.org/publikasi/e-leadership/arsip Situs Indo Lead : http://lead.sabda.org/ ---------------------------------------------------------------------- Redaksi e-Leadership: Lanny, Yulia, Puji e-Leadership merupakan kerjasama antara Indo Lead, YLSA, dll. Didistribusikan melalui sistem network I-KAN Bahan ini dapat dibaca secara on-line di situs: http://www.sabda.org/publikasi/e-leadership/ Copyright(c) 2006 oleh YLSA http://www.sabda.org/ylsa/ ~~ http://katalog.sabda.org/ Rekening: BCA Pasar Legi Solo No. 0790266579 / a.n. Yulia Oeniyati ==================================**==================================
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |