Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-konsel/396

e-Konsel edisi 396 (9-5-2017)

Keluarga pada Era Teknologi

e-Konsel -- Keluarga pada Era Teknologi -- Edisi 396/Mei 2017
 
Gambar: Situs Christian Counseling Center Indonesia (C3I)

Publikasi Elektronik Konseling Kristen
Keluarga pada Era Teknologi

Edisi 396/Mei 2017
 

Salam konseling,

Pada bulan Mei ini, e-Konsel menyajikan tema tentang keluarga pada era teknologi yang tentunya akan memberi masukan berharga bagi para orangtua untuk mendampingi anak-anak dan keluarga di tengah era internet dan kemajuannya saat ini. Melalui kolom Cakrawala, kita akan belajar bagaimana orangtua menghadapi anak-anaknya pada era teknologi ini dalam kacamata kekristenan. Lalu, dalam kolom Tip, kita akan bersama-sama belajar untuk menjadi orangtua yang baik pada era teknologi ini. Penasaran? Mari, segera simak dua artikel sajian kami di bawah ini.

N. Risanti

Staf Redaksi e-Konsel,
N. Risanti


CAKRAWALA Suatu Perjanjian Keluarga untuk Terus Mengawasi Teknologi

"... Engkau mendatangi aku dengan pedang dan tombak dan lembing, tetapi aku mendatangi engkau dengan nama TUHAN semesta alam, Allah ...." (1 Samuel 17:45, TB)

Saya tidak pernah berpikir mendalam tentang Raja Daud sampai saya menjadi ibu seorang remaja. Sampai saat itu, Daud hanyalah orang kecil yang dengan sembarangan ditempatkan di depan orang yang merasa besar di sekolah minggu. Setelah beberapa olok-olok kasar antara dua musuh bebuyutan secara berhadapan, batu persegi dilemparkan ke dahi, diiringi teriakan-teriakan yang sangat keras, si raksasa selalu diceritakan roboh.

Sebagai orangtua yang membesarkan anak-anak di dunia yang terhubung secara daring, saya bisa memahami keadaan Daud--tetapi Goliat saya adalah teknologi ..., dan dia tidak mengalah. Untuk memperjelas, saya tidak secara persis melihat diri saya sebagai versi Daud yang menang--saya lebih seperti pemain penggantinya, yang hanya ingin Anda panggil jika Daud yang sebenarnya terkena infeksi yang parah. Nah, saya kira, saya tidak begitu berpengalaman atau sepasti itu dalam pengasuhan anak saya. Pada suatu hari nanti, itu adalah seperti jika seseorang mengubah naskah yang telah saya pelajari dan yang bagaimanapun mendorong saya keluar dari panggung.

Saya kadang bertanya-tanya, apakah saya benar-benar diurapi? Apakah Allah benar-benar akan bersama saya? Apakah mungkin akan ada raksasa yang benar-benar sebesar itu?

Saya tidak sedang berkhayal. Dalam kurun waktu lima sampai sepuluh tahun terakhir ini, saya telah melihat kemajuan teknologi dibandingkan tiga puluh tahun sebelumnya. Untuk berkata pada seorang remaja, "Aku pernah seusiamu dulu .... Aku tahu bagaimana rasanya," tidak lagi berlaku. Kesenjangan menjadi terlalu besar, terlalu cepat.

Anak-anak saya tidak melihat segalanya seperti saat saya melihatnya pada usia 16 tahun. Mereka membawa gawai mengilap seperti paket pendukung kehidupan. Mereka mengirim pesan dan mem-posting sebagai ganti percakapan dan memiliki sedikit alat pelengkap (headset - Red.) yang keluar dari telinga mereka. Mereka terhubung (log on) untuk mengerjakan pekerjaan rumah mereka, mengirim email dan teks kepada guru mereka, dan putus dengan cinta pertama mereka dengan meng-update status. Setiap hari, mereka menyebarkan foto, lirik lagu, lelucon, dan daftar film harian. Mereka mengunduh musik, memburu aplikasi, dan hanya dapat melihat sedikit manfaat dari benda-benda, seperti kertas dan pena. Mereka melakukan penilaian, membentuk geng digital, dan tumbuh bersama sebagai "profil" di forum yang terbuka. Mereka secara alami akan mencari ke Google terlebih dahulu.

Sangat mudah untuk merasa kalah sebelum saya memulai. Namun, lihatlah lebih dekat pada Daud yang melakukan hal-hal penting pada hari pertempuran yang terkenal itu sehingga mengilhami saya. Dia merobohkan Goliat sebelum pertempuran dimulai.

  • Yang lain meragukan. Daud percaya.
  • Yang lain meringkuk. Daud berlari ke kancah pertempuran.
  • Yang lainnya berbicara. Daud mengambil tindakan.
  • Yang lain melihat raksasa. Daud melihat Allah.

Anak-anak kita adalah digital natives yang menghadapi raksasa emosional dan sosial yang tidak dapat kita pahami. Sebagai orangtua, kita harus melangkah di depan mereka dan, seperti Daud, membuat si raksasa memperhatikan (kekuasaan Allah).

"Engkau mendatangi aku dengan pedang dan tombak dan lembing,
tetapi aku mendatangi engkau dengan nama
TUHAN semesta alam, sebab pertarungan ini dilakukan oleh Tuhan, dan Ia
akan menyerahkanmu sepenuhnya ke dalam tangan kami.."
1 Samuel 17:45-47, TB (parafrase)

Pertempuran ini mungkin bersifat pribadi bagi Anda dalam cara yang berbeda, tetapi itu adalah peperangan Tuhan. Sebagaimana Allah mengajarkan Anda untuk bertarung seperti Daud, ajarlah anak-anak Anda -- tidak peduli seberapa tidak memadainya Anda merasa setiap kali atau bagaimanapun kecilnya peluang yang tampak menghadang Anda.

Percayalah pada kuasa Allah. Jadilah proaktif dalam percakapan digital di rumah Anda. (Hadapilah) bersama-sama sebagai sebuah keluarga secara teratur dan berdoalah untuk perlindungan yang lebih bagi ikatan keluarga. Komunikasikan prioritas, nilai-nilai, dan harapan keluarga Anda. Komunikasikan hal itu secara berulang.

Apakah Anda mengarahkan teknologi dalam keluarga Anda, atau teknologi yang mengarahkan Anda? Apa tantangan terbesar Anda pada bidang ini? (t/N. Risanti)

Audio: Suatu Perjanjian Keluarga ....

Diterjemahkan dari:
Nama situs : @stickyJesus
Alamat situs : http://stickyjesus.com/2011/01/a-family-covenant-to-keep-technology-in-check/
Judul asli artikel : A Family Covenant to Keep Technology in Check Addicted to Control
Penulis artikel : Tidak dicantumkan
Tanggal akses : 17 Maret 2017

 

TIP Sembilan Cara untuk Menjadi Orangtua yang Baik pada Era Teknologi

Dalam setiap generasi, membesarkan anak-anak memiliki tantangan baru yang belum pernah dilihat sebelumnya oleh orangtua. Pikirkan tentang bagaimana mengasuh anak telah berubah selama berabad-abad. Sebelum penemuan bola lampu, anak-anak berada di dalam rumah karena gelap. Sekarang, mereka bisa tetap di luar sampai larut dan melihat sepanjang malam. Sebelum mobil diciptakan, anak-anak harus berjalan atau berkuda. Sekarang, mereka dapat melakukan perjalanan ratusan mil hanya dalam beberapa jam. Sebelum penemuan televisi, anak-anak berada di luar sepanjang waktu. Sekarang, ada cukup saluran dalam paket tv berlangganan dasar untuk menghibur mereka 24 jam sehari, secara harfiah. Sebelum penemuan internet, anak-anak harus pergi ke perpustakaan selama berjam-jam untuk melakukan penelitian. Hari ini, dengan beberapa klik dari rumah, mereka pun dapat menemukan apa yang mereka inginkan dalam beberapa menit. Dahulu, orangtua harus menetapkan batas geografis dan jam malam untuk ditaati oleh anak-anak mereka. Pada hari dan zaman ini, batasan-batasan itu terutama dalam hal daring. "Jangan melanggar petunjuk itu!" sekarang telah digantikan dengan "Jangan pergi ke situs web itu!"

Suka atau tidak, kita berada di puncak era teknologi, dan tampaknya mengasuh anak harus berubah secepat teknologi diciptakan. Hanya dalam 15 tahun terakhir, orangtua harus mengatasi bombardir teknologi berikut: MP3, iPod, YouTube, MySpace, Twitter, Facebook, Nook, Kindle, instant messaging, web cam, ponsel, SMS, Xbox, DVR, TiVo, dan banyak lagi. Bagi telinga yang lebih tua, beberapa istilah tersebut dapat menimbulkan kebingungan.

Bagi "orang-yang-lebih-tua", YouTube bisa terdengar seperti merk pasta gigi Anda. Bukankah Kindle adalah sesuatu yang Anda lakukan untuk api? Jika tren berlanjut, orangtua harus mengatasi dan mengadaptasi bahkan lebih banyak teknologi supaya tetap dapat mengikuti perkembangan dan bisa berkomunikasi dengan anak-anak mereka. Jadi, bagaimana Anda melakukannya? Bagaimana orangtua tetap mendapat informasi, terhubung, dan bahkan berkomunikasi dengan anak-anak mereka pada era semacam ini?

Belajarlah. Dengarkan anak Anda dan Anda akan belajar banyak. Mereka akan berbicara tentang teknologi terbaru, bagaimana mereka menggunakannya atau bagaimana mereka ingin menggunakannya. Ajukan pertanyaan. Jelajahi dunia daring dan "Google" untuk menemukan jawaban. Pergilah ke toko dan berbicara dengan para karyawannya. Pengetahuan adalah kekuatan, dan terlalu sering orangtua tidak berdaya hanya karena mereka tidak tahu apa yang mereka tidak tahu.

Jelajahi dunia daring. Jika anak-anak Anda di Facebook, Anda memerlukan sebuah akun Facebook. Jika anak-anak Anda menggunakan Twitter, Anda harus memiliki akun Twitter dan menjadi teman mereka. Jika anak Anda bermain Xbox, Anda perlu setidaknya akrab dengan permainan itu dan mengetahui bagaimana itu dimainkan. Jika anak Anda suka mengirim pesan, Anda perlu belajar bagaimana melakukannya. Tidak ada yang bisa menjauhkan orangtua lebih cepat daripada dengan tidak memahami dunia anak mereka. Sudah ada jurang besar antara anak dan orangtuanya. Dengan Anda menjelajah di dunia daring dan mencoba untuk berinteraksi dengan anak, Anda akan dapat sedikit membantu menjembatani kesenjangan.

Ini tidak berarti Anda harus menyukai semua postingan anak Anda. Ini tidak berarti Anda harus men-tag semua foto anak Anda. Itu berarti Anda harus berada di dekatnya, secara daring. Lagi pula, bukankah itu adalah inti dari membesarkan anak--yaitu dekat dengan anak Anda? (oh ya, jika Anda tidak akrab dengan frase "Twitter", "berlangganan", "suka", "tag", dan "post", Anda benar-benar ketinggalan dan lebih memerlukan artikel ini daripada yang Anda sadari.)

Jangan bereaksi berlebihan. Ingat, masalahnya bukanlah teknologi. Penggunaan atau penyalahgunaannya itulah yang bisa menjadi masalah. Hanya karena Anda mendengar cerita tentang beberapa anak di beberapa negara bagian tengah-barat yang menyalahgunakan MySpace tidak berarti bahwa anak Anda akan melakukan hal yang sama. Hanya karena remaja lain melakukan sexting (pengiriman gambar telanjang mereka melalui teks) tidak berarti anak Anda seperti itu, atau akan melakukannya. Ketika Anda mendengar cerita tentang bagaimana teknologi disalahgunakan, bicarakanlah dengan anak-anak Anda. Pastikan mereka memahami perangkap dan menyadari konsekuensi nyata ketika teknologi disalahgunakan. Sama seperti Anda akan memperingatkan mereka dari bahaya mengemudi, Anda juga perlu memastikan mereka memahami bahaya daring atau bahaya dari berbagai macam teknologi.

Jangan terlalu percaya. Sementara berlebihan bisa menjadi masalah, demikian juga dengan terlalu percaya. Hanya karena Anda memiliki anak "baik", tidak berarti ia tidak bisa bermasalah dengan teknologi tertentu. Anak-anak, terutama remaja, masih mengembangkan bagian otak mereka. Akal sehat dan bagian rasional masih berproses menuju kemajuan. Faktor-faktor ini dikombinasikan dengan pengaruh teman dan kemudahan akses ke teknologi dapat menyebabkan mereka memutuskan untuk berbuat sesuatu yang tidak pernah Anda bayangkan. Pendidikan akan membantu Anda mengetahui apa yang ada di luar sana dan apa bahayanya. Kenali anak Anda dan selalu terbuka, hubungan yang dekat dengan mereka akan membantu Anda menjaga akses bagaimana mereka menangani teknologi baru. Jika Anda khawatir bahwa anak Anda melakukan beberapa hal daring yang tidak pantas atau merusak, ada situs akuntabilitas dan perangkat lunak keystroke logging yang tersedia untuk membantu.

Kenali teman-teman mereka. Seberapa baik Anda mengenal teman-teman mereka? Apakah mereka sering di rumah Anda? Apakah Anda menciptakan peluang di mana Anda dapat berinteraksi dengan mereka? Apakah Anda menempatkan diri Anda dalam kedekatan (bahkan dalam daring) untuk melihat, mendengar atau membaca apa yang sedang terjadi di dunia mereka? Siapa yang mereka email atau kirimkan pesan secara teratur? Jika Anda tidak mengetahui teman-teman terdekat mereka, Anda tidak tahu siapa yang memengaruhi mereka, secara positif dan negatif.

Berkomunikasilah dengan orangtua lainnya. Anda akan terkejut apa yang dapat Anda pelajari dalam hal ini. Semua orangtua ingin berbicara tentang anak-anak mereka. Ajukan pertanyaan kepada mereka. Ceritakan pergumulan Anda. Anda tidak hanya akan menyadari bahwa Anda memiliki masalah pengasuhan yang sama, namun beberapa dari mereka mungkin memiliki beberapa saran yang baik tentang bagaimana mereka mengatasinya.

Miliki password. Ini adalah saran yang kontroversial, tetapi satu yang saya yakin dapat membuat perbedaan besar untuk melindungi anak Anda. Memiliki password anak akan memberikan Anda akses ke dunia daring mereka. Jika mereka berdebat tentang memberikannya kepada Anda, itu mungkin indikasi yang baik bahwa mereka mungkin melakukan atau mengatakan sesuatu yang tidak seharusnya. Ini tidak berarti Anda harus membaca email mereka, tetapi jika Anda ingin--Anda dapat melakukannya. Beberapa orang akan cepat untuk berkata, "Bukankah itu melanggar privasi mereka?" Jika Anda membiayai semua aspek kehidupan mereka, Anda memiliki hak untuk melihat apa yang terlibat dengan mereka. Memperoleh password daring seperti melakukan tes narkoba secara acak. Privasi adalah kebebasan yang diperoleh setelah rekam jejak perilaku bijaksana terbukti. Semakin bertanggung jawab anak Anda dan terbukti demikian, maka semakin banyak kebebasan yang harus diberikan kepadanya.

Jadilah diri Anda sendiri. Anda tidak akan pernah menjadi sama "keren" seperti anak-anak Anda. Satu-satunya cara Anda akan menjadi keren lagi adalah dengan operasi ganti panggul. Jangan mencoba untuk menjadi "sahabat baik" mereka, jadilah orangtua mereka yang cukup peduli untuk mencoba dan terlibat dengan mereka di wilayah mereka. Jangan mengomentari setiap gambar yang mereka posting atau "menyukai" semua update status. Jangan menanggapi setiap tweet atau mencoba untuk masuk pada setiap chat. Jadilah diri Anda sendiri. Bagaimanapun juga, Anda adalah satu-satunya orangtua yang mereka miliki. Jangan menurunkan posisi elite Anda dengan mencoba untuk menjadi teman mereka. Mereka sudah merasa cukup dengan hal-hal itu.

Pergilah ke luar. Ingat ketika kita masih anak-anak, kita memiliki hal-hal, seperti pohon, taman, museum, acara olahraga, kebun binatang, buku, dan sinar matahari? Oh tunggu, kita masih memiliki hal-hal itu. Meskipun teknologi memainkan peran yang semakin bertambah di dunia kita, penting bahwa kita masih menemukan cara untuk membuat anak-anak kita luring (offline - Red.), berada di luar, dan aktif. Mereka mungkin tidak tertarik atau mahir di bidang olahraga, tetapi adalah penting untuk mendorong kegiatan yang tidak memerlukan koneksi internet broadband. Olahraga wifi bagus, tetapi itu tidak sama dengan berada di luar ruangan.

Putra remaja saya (seperti kebanyakan remaja lainnya) menikmati bermain Xbox. Jadi, saya membuat akun dan sekarang bermain bersama dengan dia ketika saya bisa. Sebenarnya, saya tidak bermain dengan baik. Saya kalah di setiap perlombaan dan terbunuh terlebih dahulu dalam setiap pertandingan yang kami mainkan. Sayangnya bagi saya, ini tidak akan pernah berubah. Untungnya, apa yang akan diingat anak saya adalah bahwa saya berusaha dan bahwa kami menghabiskan waktu bersama-sama. Apakah saya lebih suka melempar Frisbee (semacam piring terbang - Red.) dengan dia? Ya. Akan tetapi, yang penting kita bersama-sama, dan sebagaimana seorang teman telah mengingatkan saya selama bertahun-tahun, "Bersama-sama adalah lebih baik."

Minggu lalu, saya menerima pesan teks dari putri saya yang berusia 12 tahun, yang meminta saya membawakan minuman. Ia mengirim pesannya dari ruang tamu, dua puluh kaki dari lemari es. Saya mengiriminya gambar jus jeruk. Putri saya kemudian belajar bahwa masih ada manfaat untuk interaksi tatap muka dengan ayahnya. (t/Jing-Jing)

Diterjemahkan dari:
Nama situs : Crosswalk.com
Alamat situs : http://www.crosswalk.com/family/parenting/parenting-in-the-technology-age.html
Judul asli artikel: : 9 Ways to Parent Well in an Age of Technology
Penulis artikel : Rod Arters
Tanggal akses : 16 Maret 2017

 
Anda terdaftar dengan alamat: $subst('Recip.EmailAddr').
Anda menerima publikasi ini karena Anda berlangganan publikasi e-Konsel.
konsel@sabda.org
e-Konsel
@sabdakonsel
Redaksi: Davida, N. Risanti, Elly, dan Odysius
Berlangganan | Berhenti | Arsip
BCA Ps. Legi Solo, No. 0790266579, a.n. Yulia Oeniyati
©, 2017 -- Yayasan Lembaga SABDA
 

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org