Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-konsel/395

e-Konsel edisi 395 (11-4-2017)

Mengembangkan Kepribadian Rendah Hati

e-Konsel -- Mengembangkan Kepribadian Rendah Hati -- Edisi 395/April 2017
 
Gambar: Situs Christian Counseling Center Indonesia (C3I)

Publikasi Elektronik Konseling Kristen
Mengembangkan Kepribadian Rendah Hati

Edisi 395/April 2017
 

Salam konseling,

Jika kita pernah membaca buku John Piper, The Passion of Jesus Christ, kita akan menyadari betapa dalam, kaya, besar, agung, dan misteriusnya karya Kristus di kayu salib. Ada begitu banyak aspek di dalamnya yang selama ini tidak pernah terpikirkan dalam benak kita sebelumnya, yang akan membuat kita semakin mengagumi rencana dan kehendak Allah Bapa dalam Kristus. Dalam salah satu uraiannya, John Piper mengungkapkan bahwa salah satu alasan Kristus menderita dan mati bagi kita adalah untuk meneladankan kerendahan hati dan kasih yang rela berkorban. Untuk itu, dalam memperingati Paskah 2017, publikasi e-Konsel akan mengetengahkan tema kerendahan hati dalam edisi kali ini. Seperti Kristus yang telah mengosongkan diri dan memberi yang terbaik dari diri-Nya, demikian pula hendaknya kita selalu berupaya untuk menjadi serupa dengan Dia dalam kerendahan hati.

Redaksi publikasi e-Konsel mengucapkan, "Selamat Paskah! Kiranya kerendahan hati Kristus senantiasa terpancar dari hati dan kehidupan kita sehingga kemuliaan Allah akan terpancar melaluinya. Segala kemuliaan hanya bagi Allah!"

N. Risanti

Staf Redaksi e-Konsel,
N. Risanti


RENUNGAN PASKAH Meneladani Kristus: Kerendahan Hati dan Kasih yang Rela Berkorban

Bacaan: 1 Petrus 2:19-21; Ibrani 12:3-4; Filipi 2:5-8

Meneladani bukanlah keselamatan. Namun, keselamatan mendatangkan peneladanan. Secara terutama, Kristus bukan diberikan bagi kita sebagai teladan, melainkan sebagai Juru Selamat. Dalam pengalaman orang percaya, yang pertama diterimanya adalah pengampunan dari Kristus, barulah kemudian pola teladan Kristus. Kristus mengalami kedua hal ini secara bersamaan: penderitaan yang sama, yang mendatangkan pengampunan dosa dan juga memberikan kepada kita teladan kasih.

Gambar: Passion of Christ

Pada kenyataannya, hanya pada saat kita mengalami pengampunan Kristus, barulah Dia bisa menjadi teladan bagi kita. Hal ini mungkin terdengar salah karena penderitaan Kristus adalah unik. Penderitaan yang dialami-Nya tidak bisa ditiru. Hanya Anak Allah saja yang bisa menderita "bagi kita" seperti yang Kristus lakukan. Dia menanggung dosa kita dengan cara yang tidak bisa dilakukan orang lain. Dia adalah penanggung derita yang menggantikan kita. Kita tidak bisa "menduplikasi" hal ini. Ini adalah tindakan sekali untuk selamanya, Dia yang benar bagi orang-orang berdosa. Penderitaan ilahi yang menggantikan orang-orang berdosa tidak bisa ditiru.

Namun, penderitaan yang unik ini setelah mengampuni dan membenarkan orang berdosa, mengubah mereka menjadi manusia yang bertindak seperti Yesus -- tidak seperti tindakan-Nya dalam pengampunan, melainkan seperti Dia dalam mengasihi. Menjadi seperti Dia dalam menderita demi melakukan kebaikan bagi sesama. Seperti Dia dalam membalas kejahatan dengan kebaikan. Seperti Dia dalam kerendahan hati dan kelemahlembutan. Seperti Dia dalam sabar menanggung penderitaan. Seperti Dia dalam melayani. Yesus menderita bagi kita secara unik supaya kita bisa menderita bersama dengan Dia karena kasih.

Gambar: Suffering

Paulus, rasul Kristus, mengatakan bahwa ambisi utamanya adalah berbagi dalam pembenaran dalam Kristus oleh iman, dan kemudian berbagi dalam penderitaan-Nya dalam pelayanan. "Dan berada dalam Dia bukan dengan kebenaranku sendiri karena mentaati hukum Taurat, melainkan dengan kebenaran karena kepercayaan kepada Kristus, yaitu kebenaran yang Allah anugerahkan berdasarkan kepercayaan. Yang kukehendaki ialah mengenal Dia dan kuasa kebangkitan-Nya dan persekutuan dalam penderitaan-Nya, di mana aku menjadi serupa dengan Dia dalam kematian-Nya ...." (Filipi 3:9-10) Pembenaran mendahului dan memungkinkan adanya peneladanan. Penderitaan Kristus bagi pembenaran memungkinkan kita menderita bagi pemberitaan Injil. Penderitaan kita bagi sesama tidak menghilangkan murka Allah. Penderitaan kita menunjukkan nilai dari dipuaskannya murka Allah melalui penderitaan Kristus. Penderitaan kita menarik orang untuk melihat kepada Kristus.

Ketika Alkitab memanggil kita untuk "sabar menanggung semuanya itu bagi orang-orang pilihan Allah, supaya mereka juga mendapat keselamatan dalam Kristus Yesus" (2 Timotius 2:10), artinya peneladanan kita akan Kristus menarik orang kepada Dia yang menyelamatkan. Penderitaan kita sangat penting, tetapi hanya penderitaan Kristus yang menyelamatkan. Oleh karena itu, marilah kita meneladani kasih-Nya, tetapi jangan mengambil tempat-Nya.

Diambil dari:
Judul asli buku : The Passion of Jesus Christ
Judul buku terjemahan : Penderitaan Yesus Kristus (The Passion of Jesus Christ)
Judul bab : Alasan 37: Kristus Menderita dan Mati. Untuk Memanggil Kita untuk Meneladani Kerendahan Hati dan Kasih yang Rela Berkorban Seperti Diri-Nya
Penulis : John Piper
Penerjemah : Stevy Tilaar
Penerbit : Momentum, Surabaya, 2013
Halaman : 82 -- 83

 

BIMBINGAN ALKITABIAH Kerendahan Hati: Solusi untuk Masalah yang Sesungguhnya

Mengapa Kita Tidak Rendah Hati?

Gambar: Pride

Kesombongan kita, yang sesungguhnya merupakan akar dari semua dosa kita, berawal dari Kejadian 3 ketika Adam berbuat dosa terhadap Allah di Taman Eden. Tuhan melakukannya dengan sangat jelas dan sangat sederhana ketika Tuhan Allah berkata, "Semua pohon dalam taman ini boleh kamu makan buahnya dengan bebas; tapi pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat janganlah kamu makan buahnya, karena di hari engkau memakannya pastilah engkau akan mati" (Kejadian 2:16-17). Jika Hawa melakukannya karena tertipu, Adam melakukannya dengan rela (1 Timotius 2:14) -- itu adalah pilihan yang diambil dengan sadar atas apa yang dilakukannya. Singkatnya, Adam sombong. Dia (mirip dengan makhluk ciptaan lain yang bernama Lucifer, atau dikenal sebagai Setan dan Iblis) tidak mau tunduk pada otoritas Allah. Karena itu, ia memilih untuk memberontak dan mengungkapkan rasa sombong dalam hatinya! Siapa yang Adam pikirkan ketika ia membuat pilihan itu? Siapa yang menjadi orang yang paling penting dalam hati Adam? Siapa yang akan membuat "keputusan terakhir" pada batas-batas yang didirikan di taman? Jawaban untuk semua pertanyaan ini adalah Adam! Dia berpikir egois dan hatinya penuh kesombongan. Dalam Roma 5:12, Paulus menulis, "Oleh karena itu, sama seperti dosa telah masuk ke dalam dunia oleh satu orang, dan oleh dosa itu juga maut, sehingga maut itu telah menjalar ke semua orang, karena semua orang telah berbuat dosa." Jadi, mengapa kita tidak rendah hati? Ini karena efek dari kutukan dosa pada semua kehidupan kita. Jawaban singkat untuk pertanyaan ini adalah: Kesombongan (pride) -- dan perhatikan apa yang ada di tengah-tengah kata P-R-I-D-E (I = Aku - Red.).

Mengapa Kerendahan Hati Begitu Sulit?

Kita semua sombong dalam berbagai tingkatan. Kita masing-masing berjuang dengan kesombongan dalam berbagai bidang kehidupan kita karena kita egois dalam banyak cara, bahkan ketika kita sedang bertumbuh dalam perjalanan kita dengan Tuhan. Beberapa orang benar-benar bergumul untuk tunduk pada atasan, terutama jika mereka berpikir bahwa atasan itu salah. Dan, bahkan jika atasan itu salah, beberapa orang merespons dalam kesombongan dan dengan cepat menunjukkan ketidaksempurnaan dari atasan itu dan mencari cara untuk membuat diri mereka terlihat baik. Mereka juga menganggap apa yang mereka lakukan lebih baik dibandingkan dengan yang dilakukan atasan mereka. Hal ini sering menyebabkan kita membandingkan diri di antara kita sendiri, seperti yang ditulis Paulus, "... ini tidak bijaksana" (2 Korintus 10:12). Sementara kita telah dibebaskan dari hukum dosa dan kematian, kita masih harus menghadapi efek dari kutukan dosa dalam kehidupan kita. Tidak ada yang sempurna dan kita semua harus tetap "bertumbuh dalam kasih karunia dan dalam pengenalan akan Tuhan dan Juru Selamat, Yesus Kristus" (2 Petrus 3:18). Kerendahan hati begitu sulit karena kesombongan kita sangat kuat. Kita ingin menjadi yang pertama -- kita ingin perhatian -- kita pikir kita benar -- kita berpikir kita lebih penting daripada yang lain -- kita ingin semua orang melakukan apa yang kita inginkan untuk mereka lakukan -- kita harus dilayani bukan melayani orang lain. Intinya adalah kita harus "menyingkirkan" mementingkan diri sendiri dan sikap "apa yang bisa saya dapatkan dari ini", dan mengganti kesombongan kita dengan kerendahan hati.

Bagaimana Anda Dapat Menjadi Rendah Hati?

Paulus bahkan sedang berjuang dalam perang antara kesombongan dan kerendahan hati yang berkecamuk dalam dirinya ketika ia menulis, "Sebab aku tahu, bahwa di dalam aku sebagai manusia, tidak ada sesuatu yang baik. Sebab kehendak memang ada di dalam aku, tetapi bukan hal berbuat apa yang baik. Sebab bukan apa yang aku kehendaki, yaitu yang baik, yang aku perbuat, melainkan apa yang tidak aku kehendaki, yaitu yang jahat, yang aku perbuat. Jadi jika aku berbuat apa yang tidak aku kehendaki, maka bukan lagi aku yang memperbuatnya, tetapi dosa yang diam di dalam aku. Demikianlah aku dapati hukum ini: jika aku menghendaki berbuat apa yang baik, yang jahat itu ada padaku. Sebab di dalam batinku aku suka akan hukum Allah. Tetapi di dalam anggota-anggota tubuhku aku melihat hukum lain yang berjuang melawan hukum akal budiku dan membuat aku menjadi tawanan hukum dosa yang ada di dalam anggota-angota tubuhku. Aku manusia celaka! Siapakah yang dapat melepaskan aku dari tubuh maut ini? Syukur kepada Allah! Oleh Yesus Kristus, Tuhan kita. Jadi dengan akal budiku aku melayani hukum Allah, tetapi dengan tubuh insaniku aku melayani hukum dosa." (Roma 7:18-25).

Gambar: Humble

Langkah pertama dalam memecahkan masalah adalah untuk menyadari bahwa Anda memiliki masalah. Setelah "menyangkal diri" (yang artinya memiliki pengabaian diri sendiri yang total) dan menyingkirkan kesombongan, Anda perlu berkonsentrasi pada tiga bidang yang akan membantu Anda untuk menjadi rendah hati berikut ini.

Pikirkan tentang Kristus: Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib. Dia mencontohkan kerendahan hati yang sempurna! Jika kita mau berubah dari sombong menjadi rendah hati, kita harus berpikir seperti Kristus, jika kita mau bertindak seperti Kristus.

Pikirkan tentang salib: Pikirkan tentang darah yang dicurahkan untuk semua dosa yang Anda lakukan. Ketika tergoda untuk jadi sombong, pergilah ke kaki salib dan bayangkan darah Yesus menetes di wajah Anda. Perhatikan penderitaan yang dengan itu Dia akan membeli Anda kembali dari pasar budak dosa dan membebaskan Anda dari hukum dosa dan kematian dan untuk memberikan hidup yang kekal!

Pikirkan tentang konsekuensi: Kata-kata Petrus harus memotivasi kita semua untuk "menyisihkan" kesombongan kita dan "... rendahkanlah dirimu seorang terhadap yang lain, sebab Allah menentang orang yang congkak, tetapi mengasihani orang yang rendah hati. Karena itu rendahkanlah dirimu di bawah tangan Tuhan yang kuat, supaya kamu ditinggikan-Nya pada waktunya" (1 Petrus 5:5-6). (t/Jing-Jing)

Audio: Kerendahan Hati ....

Diterjemahkan dari:
Nama situs : Faith Lafayette
Alamat situs : http://blogs.faithlafayette.org/counseling/2011/08/humility-the-solution-to-a-real-problem/
Judul asli artikel: : Humility: The Solution to a Real Problem
Penulis artikel : Faithadmin
Tanggal akses : 13 Januari 2016

 
logo stoppress Dapatkan Bahan-Bahan Paskah YLSA Melalui SABDA Bot!

Apps4God

Bagi Anda yang memiliki aplikasi chat Telegram, bahan-bahan Paskah dari YLSA dapat diperoleh melalui SABDA Bot. SABDA Bot adalah pelayanan mesin otomatis berbasis chat yang dapat memberikan ayat Alkitab dalam berbagai versi dan bahan-bahan biblika yang berguna untuk mempelajari dan menggali Alkitab. Selain itu, melalui SABDA Bot, Anda juga dapat memperoleh bahan-bahan Paskah, yaitu cerita Alkitab bergambar (kisah Yesus dikhianati sampai kisah Yesus bangkit), video Paskah berdasar kitab Injil, audio khotbah, Sekolah Alkitab Audio (SAA), berbagai artikel tentang Paskah, nas Alkitab, kumpulan himne Paskah, dan kumpulan renungan Paskah.

Jika Anda ingin mengetahui lebih lanjut tentang cara penggunaan SABDA Bot, silakan kunjungi: http://labs.sabda.org/SABDA_Bot_untuk_Telegram.

Mari sambut Paskah 2017 dengan bahan-bahan Paskah YLSA di SABDA Bot!

 
Anda terdaftar dengan alamat: $subst('Recip.EmailAddr').
Anda menerima publikasi ini karena Anda berlangganan publikasi e-Konsel.
konsel@sabda.org
e-Konsel
@sabdakonsel
Redaksi: Davida, N. Risanti, Elly, dan Odysius
Berlangganan | Berhenti | Arsip
BCA Ps. Legi Solo, No. 0790266579, a.n. Yulia Oeniyati
©, 2017 -- Yayasan Lembaga SABDA
 

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org