Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-konsel/384

e-Konsel edisi 384 (10-5-2016)

Konseling Kristen dan Pendidikan


______________________________e-KONSEL________________________________

        Milis Publikasi Elektronik Pelayanan Konseling Kristen
______________________________________________________________________


e-Konsel -- Konseling Kristen dan Pendidikan
Edisi 384/Mei 2016


Salam jumpa dalam kasih Kristus,

Berbeda dari konseling sekuler, konseling Kristen adalah konseling 
yang berdasarkan pada firman Tuhan di dalam Kristus. Dalam prosesnya, 
konseling Kristen juga mendidik para konselor dan konseli untuk terus 
setia bertekun di dalam firman Tuhan dan senantiasa berfokus kepada 
Kristus. Pendidikan menjadi salah satu faktor penting dalam konseling 
Kristen karena melaluinya para konselor dan konseli menjadi semakin 
bertumbuh dan memahami apa yang menjadi kehendak Tuhan dalam hidup 
ini. Tanpa landasan pendidikan yang benar akan firman Tuhan, terutama 
bagi para konselor, konseling Kristen akan kehilangan arah dan 
esensinya.

Dalam rangka turut menyemarakkan Hari Pendidikan Nasional yang jatuh 
pada bulan Mei, e-Konsel akan mengangkat tema Konseling Kristen dan 
Pendidikan melalui dua kolom yang terbit pada bulan ini. Simak kolom 
Tip untuk dapat menjadi dan melatih konselor yang baik, serta kolom 
Tanya Jawab yang akan mengulas tentang pendidikan bagi anak di dalam 
keluarga. Penasaran? Mari segera simak edisi e-Konsel 384 di bawah 
ini.

Pemimpin Redaksi e-Konsel,
N. Risanti
< okti(at)in-christ.net >
< http://c3i.sabda.org/ >


        TIP: 3 KUNCI MENJADI ATAU MELATIH KONSELOR YANG BAIK

Ada kebutuhan besar untuk memberikan konseling yang berpusat pada 
Kristus dalam dunia kita. Pada beberapa titik, hal tersebut 
membutuhkan pelatihan. Berikut ini adalah tiga kunci untuk melatih 
konselor atau tiga kunci untuk membantu Anda mengambil langkah besar 
pertumbuhan dalam konseling Anda.

1. Membunuh kebanggaan Anda ... semuanya.

   Mari kita menghadapinya. Anda (konselor) adalah orang yang paling 
   penting dalam ruang konseling. Roh Kudus ada di sana ... dan hal 
   seperti itu merupakan hal yang benar-benar baik. Konseli Anda ada 
   di sana ... dan itu hal yang baik juga. Lagi pula, itu adalah hidup 
   mereka. Lalu, ada Anda.

   Bagi banyak konselor, mereka melihat diri mereka sebagai solusinya. 
   Mereka adalah ahli yang mahakuasa. Mereka adalah orang-orang yang 
   memiliki apa yang dibutuhkan konseli. Pada kenyataannya, Roh Kudus 
   adalah Sang Ahli dan Dia tahu apa yang dibutuhkan konseli Anda. 
   Para konselor seperti itu, yang berpikir besar tentang diri mereka, 
   meminimalkan peran penting Roh pada saat yang sama.

   Saya ingin menyampaikan bahwa konselor adalah alat di tangan Tuhan 
   kita yang besar dan indah. Tidak lebih ... tidak kurang.

   Jadi, jika Anda sedang berusaha untuk bertumbuh dalam keterampilan 
   konseling ataupun sedang melatih orang lain, silakan bunuh 
   kebanggaan Anda. Layanilah dengan sukacita, bertambahlah dalam 
   keterampilan dan kebijaksanaan, tetapi tembaklah setiap pertanda 
   kebanggaan yang mengalir dengan deras dalam hati Anda.

   Yakobus 4:6 (AYT) mengatakan bahwa Allah menentang orang yang 
   sombong, tetapi memberikan anugerah kepada orang yang rendah hati.

2. Tekankan Kristus ... dalam setiap sesi.

   Yesus adalah Raja, Yesus adalah Yahweh, Yesus adalah Penasihat yang 
   Agung, Yesus adalah Penyelamat, Yesus adalah Imam Besar, dan Yesus 
   adalah Kepala Jemaat. Perlukah saya melanjutkan? Yesus adalah ... 
   semuanya! Jadi, setiap sesi konseling dalam beberapa titik harus 
   menekankan Yesus. Konseli Anda yang berjalan dengan Penyelamat 
   mereka merupakan komponen penting dari proses konseling. Jadi, 
   berbicaralah mengenai Yesus dengan sering.

   Menekankan Kristus dalam sesi dapat berupa dalam banyak bentuk. 
   Berikut adalah beberapa di antaranya:

   - Hal itu dapat berupa panggilan kepada seseorang untuk bertobat 
     karena karya Yesus yang paripurna.

   - Hal itu dapat berupa mengaku dosa kepada Tuhan dengan mengetahui 
     bahwa Kristus akan mengampuni mereka dan membersihkan mereka.

   - Hal itu dapat berupa membantu mereka dalam penderitaan dengan 
     bersandar dalam Kristus dan menerima bantuan (seperti yang 
     dijelaskan dalam Ibrani 4:14-16).

   Terlepas dari situasi yang khusus, konseli Anda harus melihat 
   keadaan mereka di dalam terang pribadi dan karya Yesus. Untuk 
   beberapa alasan atau banyak alasan, konseli Anda belum mampu 
   membuat kaitan-kaitan tersebut hanya melalui kebaktian.

3. Ingatlah bahwa membicarakan tentang Kristus dan berfokus pada 
   Firman tidak akan mengacaukan mereka.

   Ketika kita, para konselor, baru memulai atau ketika kita berurusan 
   dengan situasi yang belum pernah kita lihat sebelumnya, kadang-
   kadang kita terintimidasi. Kita tidak tahu harus mengatakan apa. 
   Kita tidak memiliki gambaran yang jelas dalam pikiran kita tentang 
   apa yang harus dilakukan pada setiap langkah di sepanjang 
   perjalanan.

   Sementara perasaan ini menyebabkan kita harus bertanya kepada 
   konselor lain, membaca materi tambahan, atau penelitian lebih 
   lanjut, harap ingat bahwa mereka datang dalam konseling karena 
   mereka sedang berjuang.

   Membicarakan Yesus kepada mereka dan berfokus pada firman Tuhan 
   tidak akan membuat masalah menjadi lebih buruk. Membantu mereka 
   melihat bagaimana Tuhan bekerja dalam kehidupan mereka akan berguna 
   bagi mereka, bahkan jika Anda perlu melakukan beberapa pembelajaran 
   tambahan untuk berada di posisi yang terbaik untuk menolong mereka.

   Jadi, bagaimana Anda bertumbuh sebagai seorang konselor atau 
   melatih konselor lainnya.

   - Membantu mereka untuk membunuh kebanggaan mereka.
   - Membantu mereka untuk menekankan Kristus dalam setiap sesi.
   - Membantu mereka memiliki keyakinan bahwa membicarakan tentang 
     Yesus dan tentang firman-Nya tidak akan membuat masalah menjadi 
     lebih buruk, bahkan jika Anda harus banyak belajar dan mencari 
     untuk melakukannya. (t/N. Risanti)

Diterjemahkan dari:
Nama situs: Faith Lafayette
Alamat URL: http://blogs.faithlafayette.org/counseling/2011/05/3-keys-to-becoming-or-training-good-counselors/
Judul asli artikel: 3 Keys to Becoming or Training Good Counselors
Penulis artikel: Rob Green
Tanggal akses: 13 Januari 2016


          TANYA JAWAB: BAGAIMANA MENDIDIK ANAK DENGAN BAIK?

Pertanyaan:

Saya sedang hamil 5 bulan, masih bekerja dan ragu-ragu akan bagaimana 
saya bisa mendidik anak dengan baik kelak. Saya merasa betapa sulitnya 
membesarkan anak. Saya dan suami punya keinginan mendidik dan 
membesarkan anak dalam takut akan Tuhan karena yang saya lihat akhir-
akhir ini kekerasan/agresivitas tampaknya juga sudah dimulai pada masa 
kanak-kanak. Satu pihak, saya ingin anak saya bisa survive dalam hidup 
dan mempunyai kepribadian tangguh, tetapi di pihak lain saya juga 
khawatir kalau saya tidak mampu, bagaimana? Apakah memang pola asuh 
memengaruhi pembentukan kepribadian anak yang agresif, Bu?

Jawaban:

Saya bersyukur Anda sudah mulai memikirkan dengan serius bagaimana 
membesarkan anak sebelum anak itu lahir, ini suatu persiapan yang 
baik. Memang, tidak mudah dan tidak ada resep yang berlaku untuk semua 
orang, tetapi paling tidak, ada beberapa "guidelines" yang Anda bisa 
cermati.

Setiap anak lahir dengan keunikan yang diberikan Tuhan sehingga kita 
juga harus memperlakukan mereka secara berbeda pula. Mengapa Tini 
memukul dan menggigit temannya waktu ia tidak dapat menyelesaikan 
puzzle? Mengapa Ari bisa asyik mengerjakannya sampai selesai, 
sedangkan Ita baru mencoba sebentar lalu pergi? Apa yang menyebabkan 
anak mempunyai sikap yang berbeda-beda?

1. Setiap anak lahir dengan berbagai macam kemampuan intelek dan 
   kecenderungan untuk mempunyai temperamen tertentu. Sikap dan 
   temperamen anak memang sangat banyak dipengaruhi dan ditentukan 
   oleh bagaimana orangtua mendidik. Bila seorang anak dibesarkan 
   dalam pola asuh yang otoriter/orangtua berkuasa, maka anak biasanya 
   tumbuh dengan pukulan, ancaman, atau pengurangan kesempatan dan 
   merupakan peluang untuk menghasilkan anak-anak dengan sikap yang 
   agresif. Pihak lain, anak yang dibesarkan dalam keluarga di mana 
   disiplin, respek, dan dignity/harga diri anak dihargai, justru anak 
   tumbuh dengan kesadaran hati nurani yang baik dan mempunyai modal 
   untuk bekerja keras dan menghargai orang lain. Hal ini sesuai 
   dengan hasil riset longitudinal dari Columbia University terhadap 
   2000 anak dan orangtua mereka selama 10 tahun. Anak-anak yang 
   sering kali dihukum dan tidak mendapatkan perhatian dan kasih 
   sayang sering kali menghasilkan kaum muda yang cenderung suka 
   berkelahi, berani melawan orangtua, dan menjadi kriminal.

   Apa yang menyebabkan anak berkelahi, memukul, merusak, dan 
   menunjukkan tingkah laku yang agresif? Kramer (1973) menunjukkan 
   bahwa tingkah laku dan sikap orangtua sering kali mendorong anak 
   untuk melakukan tingkah laku yang sama. Sedangkan pengaruh TV 
   ternyata juga besar dalam memberikan andil dalam sikap brutal 
   seorang anak (Singer, 1979; Libert & Sprafkin, 1988). Data-data 
   riset memperlihatkan bahwa memang ada hubungan antara sikap 
   orangtua dalam membesarkan anak dan aspek- aspek lingkungan anak. 
   Mereka yang dibesarkan oleh orangtua yang tidak memonitor anak 
   dalam menonton TV ternyata mendorong anak-anak lebih agresif karena 
   mereka sering kali melihat pahlawan-pahlawan yang menjadi idola pun 
   melakukan hal-hal yang seharusnya dilarang.

2. Setiap anak selalu melalui masa-masa transisi dari bayi, anak, 
   remaja, sebelum menjadi dewasa dan dapat memikul tanggung jawab. 
   Dalam masa transisi, ada yang bisa dilalui dengan mudah, ada yang 
   sulit. Ada masa-masa di mana mereka malas, egois, menjengkelkan, 
   dan tidak memedulikan Anda sebagai orangtua. Sehingga kalaupun Anda 
   memberikan pendidikan dan disiplin, hasilnya tidak akan secara 
   langsung dapat dirasakan karena anak bukan robot-robot kecil yang 
   bisa diatur dan dimanfaatkan seperti yang Anda kehendaki. 
   Kebijaksanaan Anda sebagai orangtua dan pimpinan dari Tuhan sangat 
   dibutuhkan dalam setiap fase sehingga Anda tidak perlu terlalu 
   khawatir karena anugerah Tuhan selalu cukup.

Diambil dari:
Nama situs: C3I
Alamat URL: http://c3i.sabda.org/15/aug/2005/konseling_bagaimana_mendidik_anak_dengan_baik
Judul artikel: Bagaimana Mendidik Anak dengan Baik
Penulis artikel: Esther Susabda, Ph.D
Tanggal akses: 12 Februari 2015


  STOP PRESS: SITUS E-LEARNING, PUSAT BAHAN PELAJARAN KRISTEN DAN 
                       PENDIDIKAN ELEKTRONIK

Anda orang awam yang rindu belajar lebih dalam mengenai teologi dan 
topik-topik kekristenan lainnya? Kunjungilah situs e-Learning 
< http://learning.sabda.org/ > yang menyediakan bahan-bahan pelajaran 
Kristen dan pendidikan elektronik mulai dari topik sistematika dasar, 
biblika, praktika, historika, dan seri-seri lainnya yang menolong Anda 
semakin memahami kekristenan.

Semua bahan dapat diunduh dengan GRATIS ataupun dibaca secara online! 
Selamat belajar dan selamat bertumbuh!


Kontak: konsel(at)sabda.org
Redaksi: N. Risanti, Margaretha I., Odysius, Santi T.
Berlangganan: subscribe-i-kan-konsel(at)hub.xc.org
Berhenti: unsubscribe-i-kan-konsel(at)hub.xc.org
Arsip: http://sabda.org/publikasi/e-konsel/arsip/
BCA Ps. Legi Solo, No. 0790266579, a.n. Yulia Oeniyati
(c) 2016 -- Yayasan Lembaga SABDA < http://ylsa.org >

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org