Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-konsel/316

e-Konsel edisi 316 (23-10-2012)

Masalah dalam Pernikahan

______________________________e-KONSEL________________________________

        Milis Publikasi Elektronik Pelayanan Konseling Kristen
______________________________________________________________________

Edisi 316/Oktober 2012

DAFTAR ISI
CAKRAWALA: KONFLIK PERNIKAHAN
KOMUNITAS KONSEL: MASALAH KLASIK DALAM PERNIKAHAN
TANYA-JAWAB: BAGAIMANA JIKA PERNIKAHAN SAYA TERAMAT MENYAKITKAN?

Salam hangat,

Penyebab munculnya konflik dalam pernikahan cukup banyak, salah
satunya adalah kurangnya komunikasi di antara pasangan suami istri.
Meskipun konflik datang, namun solusi untuk mengatasinya pun selalu
ada. Untuk menolong konseli Anda yang memiliki masalah dalam
pernikahan mereka, ada baiknya Anda membaca artikel yang kami sajikan
dalam edisi ini. Penuturan Sahabat e-Konsel yang kami bagikan dalam
edisi ini, kiranya juga dapat memberikan referensi bagi Anda.
Terakhir, kami masih menyediakan kolom Tanya Jawab, yang membahas
tentang solusi untuk menolong pasangan yang memiliki pernikahan yang
menyakitkan. Kami berharap sajian kami dalam edisi ini, bisa menjadi
senjata pelengkap bagi Anda dalam melayani sesama terkait dengan
masalah pernikahan. Selamat menyimak dan selamat melayani.

Pemimpin Redaksi e-Konsel,
Sri Setyawati
< setya(at)in-christ.net >
< http://c3i.sabda.org/ >

                     CAKRAWALA: KONFLIK PERNIKAHAN

Sumber Konflik Pernikahan

Konflik pernikahan merupakan sesuatu yang normal dalam kehidupan
pernikahan. Ketika dua orang bersatu dalam pernikahan, konflik pasti
tidak terhindarkan. Setiap orang memiliki pengalaman hidup yang
berbeda, dan tentunya, masing-masing memiliki pengharapan yang berbeda
dari pernikahan dan pasangannya. Oleh sebab itu, setiap orang akan
merespons dengan cara yang berbeda pada setiap tantangan kehidupan.

Respons Terhadap Konflik Pernikahan

Ketika dua orang atau lebih bertemu, kemungkinan adanya konflik
pernikahan pasti akan meningkat. Konflik pernikahan itu sendiri
bukanlah sesuatu yang buruk. Respons kita terhadap konfliklah yang
akan menentukan apakah konflik itu akan bermanfaat atau berbahaya.
Konflik pernikahan bisa menjadi tantangan yang membantu kita tumbuh
menjadi orang yang lebih dewasa dan memiliki hubungan yang lebih
dewasa, atau malah menghancurkan pernikahan kita. Mungkin, Allah
sedang memakai kebiasaan khusus dari pasangan kita sebagai ampelas
untuk menghaluskan berbagai karakter buruk kita.

Anda mungkin heran mengetahui bahwa Alkitab membahas masalah ini.
Dalam surat Yakobus dikatakan bahwa berbahagialah saat jalan yang
harus kita lalui itu terjal karena dengan demikian, kesabaran kita
memiliki kesempatan untuk bertumbuh. Kesabaran yang bertumbuh
menunjukkan bahwa kita menjadi dewasa (Yakobus 1:1-4). Hal itu juga
menunjukkan bahwa kasih benar-benar tinggal di dalam diri kita. Sifat
kasih yang sejati adalah "sangat sabar dan baik hati, tidak pernah
cemburu atau iri hati, tidak pernah sombong atau tinggi hati. Tidak
pernah angkuh, mementingkan diri sendiri atau kasar. Kasih tidak ingin
menang sendiri. Kasih tidak pemarah dan tidak mudah tersinggung. Kasih
tidak menaruh dendam dan tidak memperhatikan kesalahan orang lain."
(1 Korintus 13 FAYH)

Kita mengetahui apa yang sebenarnya ada di dalam diri kita ketika
pasangan "menekan tombol" kita. Apakah kita akan meledak dalam
kemarahan? Apakah kita akan bersikap kasar? Apakah kita akan
menuntutnya untuk melakukan seperti yang kita inginkan? Apakah kita
akan membiarkan konflik pernikahan menguasai kehidupan kita? Apakah
kita akan menerapkan berbagai teknik untuk menciptakan komunikasi yang
lebih baik? Meskipun pasangan kita mungkin salah dalam apa yang
dikatakan atau dilakukannya, respons kita menunjukkan siapakah diri
kita yang sebenarnya. Kita memiliki pilihan. Kita dapat bereaksi
dengan cara yang membangun atau dengan cara yang negatif, memamerkan
kemarahan, perasaan mendapat ketidakadilan, dan menunjukkan keangkuhan
kita yang terluka.

Contoh-Contoh Konflik Pernikahan

Kita tidak perlu melihat terlalu jauh untuk mengetahui contoh-contoh
konflik pernikahan. Konflik dapat berkisar dari perbedaan pendapat
kecil tentang apa menu makan malam hari ini, hingga tindak kekerasan
yang ekstrem.

Sering kali, sangat mudah bagi kita untuk terjerumus ke dalam rasa
iba, rasa bersalah, atau membenarkan diri ketika konflik pernikahan
terjadi. Dalam pernikahan saya sendiri, saya sering mengalami "sudah
merasa memberikan segalanya", dan sekarang giliran pasangan saya yang
harus berubah. Melalui konseling dan doa, saya menyadari bahwa hati
dan motivasi saya sering kali tidak benar atau tidak mulia, dan saya
sangat salah dalam bersikap dan bertindak terhadap suami. Saya
menyadari bahwa ada banyak hal yang harus disampaikan oleh suami saya,
dan sering kali yang disampaikannya itu benar.

Ada sebuah contoh di dalam Alkitab tentang seorang wanita yang
memiliki semua alasan untuk marah, bersikap kasar, dan mencaci
suaminya, namun ia tidak melakukannya. Sebaliknya, ia memilih untuk
menjadi pembawa damai. Nama wanita ini adalah Abigail dan nama
suaminya adalah Nabal. Kisah ini dapat ditemukan dalam 1 Samuel 25.
Nabal melakukan hal yang bodoh. Dia menghina para prajurit Daud dan
mencemooh mereka ketika Daud membutuhkan pertolongan. Daud menjadi
sangat marah dan berniat untuk membunuh Nabal dan semua pasukannya.
Ketimbang memarahi dan mencaci suaminya atas kebodohannya karena
menempatkan semua bawahannya dalam bahaya yang membinasakan, ia
memilih untuk bertindak dengan cara yang membangun dan menyelamatkan
hidup mereka!

Contoh modern dari sikap Abigail dapat dilihat dari pasangan muda,
yang mana si suami meninggalkan gereja tempat mereka dibesarkan dan
dinikahkan, dan beralih kepada okultisme. Walaupun hal ini sangat
menyakitkan hati istrinya, namun si istri tidak membiarkan hal itu
meluas menjadi masalah pernikahan yang tidak bisa dikontrol. Dia
bersikap sabar dan baik kepada suaminya. Alih-alih mengkritik,
mempermalukan, dan mengeluhkan pilihan suaminya, yang tentunya dapat
membuat mereka bercerai, ia lebih memilih untuk terus merespons
suaminya dalam kasih. Karena sikapnya terhadap si suami ini, pada
waktunya nanti si suami akan melihat kesalahan pilihannya dan akan
kembali ke gereja. (t/Setya)

Diterjemahkan dari:
Nama situs: All About Life Challenges
Alamat URL: http://www.allaboutlifechallenges.org/marriage-conflict.htm
Judul asli artikel: Marriage Conflict
Penulis: Tidak dicantumkan
Tanggal akses: 10 Agustus 2012

          KOMUNITAS KONSEL: MASALAH KLASIK DALAM PERNIKAHAN

Pertanyaan e-Konsel: Menurut Anda, masalah apa yang sering muncul
dalam pernikahan?

Komentar:
Evi Sipayung: Masalah perselingkuhan.

Shmily Tilestian: Komunikasi tidak lancar.

Theresia: PIL, WIL, anak, dan keuangan.

Josephus Rianto: Karakter.

Doni Kukuh: Kerohanian, keuangan, anak, perselingkuhan,
kesalahpahaman, dan masalah-masalah yang lainnya.

Hanny Azaria: Ketika masing-masing pasangan tidak saling mengerti dan
memahami kebutuhan (ingin disayangi, merasa aman, diberi perhatian,
didengar, ditolong, dicukupi kebutuhannya baik jasmani & rohani dll..)

e-Konsel: Kebanyakan Sahabat e-Konsel menyebutkan perselingkuhan.
Rupanya ketertarikan dengan orang lain, yang bukan pasangannya, sering
membuat pernikahan terancam, ya? Bagaimana cara kita mengatasi godaan
pria-wanita di luar rumah, ya?

e-Konsel: Maksud Anda, watak masing-masing pasangan begitukah Josephus
Rianto?

Doni Kukuh: Untuk mengatasinya, sebenarnya dimulai dari diri sendiri,
asalkan punya komitmen yang kuat, pasti berhasil kok.

Josephus Rianto: Betul e-Konsel.

Theresia: Cara mengatasi godaan PIL dan WIL, kita harus memiliki sikap
hati yang mengasihi Tuhan di atas segala-galanya. Pasangan kita adalah
bagian dari diri kita karena dalam pernikahan, keduanya (laki-laki dan
perempuan) menjadi satu daging. Kalau kita mengasihi Allah dan diri
sendiri (termasuk pasangan kita tentunya), tidak mungkin kita
menyakiti mereka dengan mencari kesenangan diri dengan mengikuti
godaan itu. Godaan tidak akan menyerah untuk menyerang, tetapi dengan
iman yang kuat di dalam Tuhan, hati dan hidup kita akan dibentengi-Nya
dengan aman. Tunduklah kepada Tuhan dan lawanlah godaan, maka dia akan
lari dari padamu!

e-Konsel: Terima kasih untuk sharing dari Sahabat semua. Permasalahan
dalam pernikahan memang tidak bisa dihindari, namun semuanya pasti
bisa diatasi. Mari kita bawa semua masalah pernikahan ke dalam doa
kepada Tuhan, dengan mengandalkan hikmat-Nya kita pasti dimampukan
untuk mempertahankan keharmonisan pernikahan kita. Biarlah damai
sejahtera Allah senantiasa dirasakan dalam pernikahan-pernikahan
Kristen di mana pun berada. Amin.

Kami undang Pelanggan e-Konsel untuk bergabung dan memberi komentar
pada topik ini di Facebook e-Konsel
< http://www.facebook.com/sabdakonsel/posts/10151173001888755 >.
Terima kasih untuk partisipasi Anda.

     TANYA-JAWAB: BAGAIMANA JIKA PERNIKAHAN SAYA TERAMAT MENYAKITKAN?

Tanya: Bagaimana jika pernikahan saya teramat menyakitkan?

Jawab: Idealnya, Anda dan pasangan Anda harus menjadi sahabat yang
terbaik dan pelengkap yang paling sempurna. Tetapi oleh karena dosa,
terjadilah bentrokan-bentrokan. Jika teman hidup Anda tampaknya tidak
peduli, tidak mengasihi atau menghormati Anda, jangan putus asa.

Allah mengasihi dan menghargai Anda sepenuhnya, jadi sukacita dan
kesanggupan Anda untuk bertahan tidak bergantung pada segala respons
teman hidup Anda. Persekutuan yang kaya dengan Allah akan mengisi
kekosongan Anda.

Allah itu Mahakuasa dan Mahabijaksana, jadi Anda dapat memercayai-Nya.
Anda dapat memercayai bahwa Ia sedang menggunakan keadaan Anda yang
penuh kepedihan itu bagi kebaikan Anda dan kemuliaan-Nya. Ia akan
memakai bidang-bidang, di mana Anda dan pasangan Anda mengalami
gesekan sebagai sarana untuk menghaluskan bagian-bagian Anda yang
tajam, dan mengajarkan kepada Anda kerendahan hati, kesabaran,
pengampunan, dan sifat tidak mementingkan diri sendiri. Penderitaan
memberikan kepada Anda kesempatan untuk memuliakan Allah di hadapan
para malaikat melalui respons Anda yang penuh kasih sayang, penuh
kepercayaan, dan tidak dikuasai oleh rasa benci.

Terapkanlah langkah pengampunan sesering mungkin.

Orang-orang percaya yang lain dapat menolong Anda memikul beban karena
Anda merasa ditolak, dan membuat Anda merasakan kasih dan rasa hormat
dari Allah. Carilah suatu kelompok kecil, teman-teman akrab yang dapat
Anda jadikan komunitas untuk membagikan kasih Kristus.

Diambil dari:
Judul asli buku: A Compact Guide to the Christian Life
Judul buku terjemahan: Kompas Kehidupan Kristen
Judul bab: Pernikahan
Penulis: K.C. Hinckley
Penerjemah: Gerrit J. Tiendas
Penerbit: Yayasan Kalam Hidup, Bandung
Halaman: 191 - 192

Kontak: < konsel(at)sabda.org >
Redaksi: Sri Setyawati, Tatik Wahyuningsih, dan Berlian Sri Marmadi
Tim Editor: Davida Welni Dana, Berlian Sri Marmadi, dan Santi Titik Lestari
(c) 2012 -- Yayasan Lembaga SABDA
< http://www.ylsa.org >
Rekening: BCA Pasar Legi Solo;
No. 0790266579
a.n. Yulia Oeniyati
< http://blog.sabda.org/ >
< http://fb.sabda.org/konsel >
Berlangganan: < subscribe-i-kan-konsel(at)hub.xc.org >
Berhenti: < unsubscribe-i-kan-konsel(at)hub.xc.org >

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org