Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-konsel/197

e-Konsel edisi 197 (1-12-2009)

Kelahiran Kristus

______________________________e-KONSEL________________________________

        Milis Publikasi Elektronik Pelayanan Konseling Kristen
______________________________________________________________________

EDISI 197/1 Desember 2009

Daftar Isi:
  = Pengantar: Misteri Natal
  = Renungan: Sebuah Kisah Natal
  = Cakrawala: Nama-Nya Ajaib
  = Referensi: Arsip Topik Natal
  = Bimbingan Alkitabiah: Nama Yesus

PENGANTAR ____________________________________________________________

  Salam sejahtera,

  Kelahiran Yesus merupakan sesuatu hal yang melampaui daya tangkap
  pikiran manusia. Mulai dari seorang perawan yang mengandung dari Roh
  Kudus, sinar bintang yang menuntun orang Majus untuk menyembah
  Yesus, malaikat surga yang memuji Tuhan di hadapan para gembala, dan
  keajaiban-keajaiban lainnya. Dengan kata lain, kelahiran Yesus
  merupakan suatu misteri. Namun, misteri ini bukanlah sesuatu yang
  menakutkan. Misteri tersebut saat dibukakan merupakan hal yang
  menakjubkan karena misteri ini merupakan misteri kasih yang teramat
  besar, yang tidak dapat dibayangkan oleh pikiran manusia.

  Sayangnya, dewasa ini banyak orang percaya yang tidak lagi menangkap
  misteri Natal itu, bahkan saat perayaannya tiba. Bulan Desember
  tiba-tiba menjadi bulan yang sibuk, dan banyak yang akhirnya
  terjebak dalam depresi karena kesibukan-kesibukan tersebut. Mungkin
  tidak banyak yang memilih untuk menikmati Natal dengan lebih
  mengenal Sang Bayi Kudus yang telah lahir itu. Menjadi sibuk seolah
  lebih berharga daripada datang menyembah-Nya. Memang tidak ada
  salahnya melakukan berbagai kesibukan, namun jangan sampai kesibukan
  itu justru menjauhkan kita dari berita Natal yang merupakan misteri
  kasih yang teramat besar.

  Dari balik layar redaksi, kami mengucapkan selamat menyambut Natal
  dan selamat menikmati edisi kesaksian Natal dalam e-Konsel kali
  ini. Biarlah kita semua mendapatkan berkat dan menerima sukacita
  Natal itu hari demi hari.

  In Christ,
  Tatik Wahyuningsih
  Staf Redaksi e-Konsel
  http://www.sabda.org/publikasi/e-konsel/
  http://c3i.sabda.org/
  http://fb.sabda.org/konsel/

RENUNGAN _____________________________________________________________

                           SEBUAH KISAH NATAL

  Baca: Filipi 2:5-11

  "Seandainya ada seorang raja yang mengasihi pelayan wanitanya yang
  miskin", begitulah seorang filsuf Denmark, Soren Kierkegaard (1813 --
  1855), mengawali perumpamaannya. Bagaimana cara sang raja menyatakan
  kasihnya kepada pelayan wanita itu? Mungkin si pelayan akan
  menanggapinya karena takut atau terpaksa, padahal sang raja
  menginginkan pelayan itu mengasihinya dengan tulus.

  Kemudian sang raja -- yang sadar bahwa jika ia tampil sebagai raja
  maka ia akan menghancurkan kebebasan orang yang dikasihinya --
  memutuskan untuk menjadi orang biasa. Ia meninggalkan takhta,
  melepas jubah kebesarannya, dan memakai pakaian compang-camping. Ia
  bukan hanya menyamar, tetapi benar-benar memiliki identitas baru. Ia
  benar-benar hidup sebagai pelayan untuk memikat hati sang pelayan
  tersebut.

  Sungguh suatu pertaruhan yang luar biasa! Pelayan itu mungkin saja
  akan mengasihinya, atau justru menolaknya habis-habisan sehingga
  sang raja tak akan mendapatkan kasihnya seumur hidup! Namun, itulah
  gambaran dari pilihan yang diberikan Allah kepada manusia dan, tentu
  saja, itulah makna perumpamaan di atas.

  Tuhan kita merendahkan diri-Nya sendiri untuk memenangi hati kita.
  "Kristus Yesus, yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap
  kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan,
  melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri" (Filipi 2:5-7).
  Inilah kisah Natal itu: Allah berada di palungan; Dia menjelma dalam
  wujud yang tidak akan membuat orang takut.

  Sekarang pertanyaannya adalah: "Akankah kita mengasihi Dia, atau
  justru menolak-Nya?" -- HDR

  Undanglah Dia pada masa Natal ini, Juru Selamat yang datang dari
  atas. Hadiah yang diinginkan-Nya tak perlu Anda bungkus -- Ia hanya
  menginginkan kasih Anda -- Berg

  Allah tinggal bersama manusia supaya manusia dapat tinggal bersama
  Allah.

  Diambil dan disunting seperlunya dari:
  Nama buletin: Santapan Rohani: Hadiah Terindah, Edisi Desember
                2007, Hari 12
  Penulis: HDR
  Penerbit: RBC Ministries
  Halaman: Tidak Dicantumkan

CAKRAWALA ____________________________________________________________

                            NAMANYA AJAIB

  Konon, ada sepasang suami istri memberi nama anak perempuan mereka
  Sri Rezeki, sebab sebagai orang tua mereka mengharapkan agar
  anaknya, khususnya setelah hidup mandiri, memiliki banyak rezeki;
  syukur-syukur kalau nantinya menikah dengan pria yang kaya. Bulan
  berganti tahun, tak terasa putrinya semakin besar dan telah mencapai
  usia 17 tahun. Sementara kebudayaan di desa, wanita berusia 17 tahun
  ke atas sudah dianggap layak menikah apabila ada pria yang
  meminangnya.

  Pendek cerita, pada saat usia baru memasuki 18 tahun, Sri Rezeki
  "terpaksa" menikah. Kedua orang tuanya sebenarnya tidak setuju
  dengan pilihan putri mereka, namun karena sudah terjadi "kecelakaan"
  atau hamil di luar nikah, maka mau tidak mau orang tuanya merestui
  perkawinan tersebut. Rupanya nasib putri mereka bertentangan dengan
  harapan orang tua ketika memberikan nama kepada putrinya. Apa mau
  dikata, kedua orang tua yang memimpikan anaknya menjadi orang kaya,
  ternyata mendapat menantu seorang gelandangan. Anak mereka bukannya
  kelimpahan rezeki, malah "sepi rezeki".

  Berbeda dengan Bayi Bethlehem yang lahir dari rahim perempuan
  bernama Maria hampir genap 20 abad yang silam. Sekitar 700 tahun
  sebelum Yesus lahir, Nabi Yesaya telah menulis bahwa satu di antara
  sekian nama atau gelar yang dikenakan Mesias adalah Ajaib --
  "Penasihat Ajaib" -- (Yesaya 9:5). Dalam dunia Alkitab, nama
  seseorang sangat penting, dan yang paling penting adalah nama yang
  dihubungkan kepada Juru Selamat kita. Nama "Yesus" berasal dari kata
  Yunani untuk nama orang Ibrani "Yosua" dan kedua-keduanya berarti
  "Tuhan itu keselamatan".

  Banyak sekali nama serta gelar Yesus yang tercantum dalam Kitab
  Suci. Setiap nama memiliki nilai bagi kita yang benar-benar
  memercayakan diri kepada-Nya. Nama-nama itu mengungkapkan siapa
  Yesus Kristus itu dan apa yang dilakukan-Nya bagi kita. Setiap nama
  yang dipakai-Nya dan setiap gelar yang disandang-Nya menunjukkan
  berkat-berkat yang dibagikan-Nya kepada umat yang mengasihi-Nya.

  Ajaib Keberadaan-Nya

  Di Kitab Kejadian, dalam kaitan dengan kapasitas Allah sebagai
  Pencipta alam semesta, dipakai nama Elohim yang menunjuk kepada
  kekekalan Allah yang tidak berawal dan tidak berakhir. Nama Elohim
  juga mengacu kepada ketritunggalan ilahi. Itulah sebabnya dalam
  Kejadian 2, "dialog Firman" dalam hal mengambil kesepakatan untuk
  menciptakan manusia, Alkitab menggunakan kata "Kita" (jamak). Agar
  jelas, marilah kita baca Kejadian 2:26, "Berfirmanlah Allah:
  `Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita,
  supaya mereka berkuasa ....`"

  Memang dari sisi waktu yang merupakan ukuran yang dipakai manusia,
  saat penciptaan manusia dan alam semesta ini, Allah Putra belum
  berinkarnasi menjadi manusia, namun Ia sudah ada. Dalam
  pernyataan-Nya berkaitan dengan sejarah Israel, kepada para pemuka
  agama dan masyarakat Yahudi, Yesus mengatakan tentang keberadaan-Nya
  bahwa sebelum Abraham jadi, Dia sudah ada (Yohanes 8:58), artinya:
  Dia adalah Allah yang menciptakan Abraham. Kita lihat keajaiban
  Yesus di situ, sebab walaupun pada zaman Abraham jelas Ia belum
  berinkarnasi, namun dikatakan dalam ayat sebelumnya bahwa Abraham
  "akan melihat hari-Ku dan ia telah melihatnya dan ia bersukacita"
  (Yohanes 8:56).

  Kepada bangsa Yahudi yang cenderung menolak keberadaan Mesias
  sebagai Allah sesuai dengan nubuat para nabi dalam Alkitab
  Perjanjian Lama, Rasul Yohanes memulai kitabnya dengan mengatakan
  bahwa pada mulanya Yesus itu adalah Firman, Firman itu bersama-sama
  dengan Allah, dan Firman itu adalah Allah (sesuai dengan Kejadian
  2:26 tadi). Ada orang yang berpendapat bahwa Yesus memang sudah ada
  sebelumnya, namun tidak percaya pada kekekalan Yesus sebagai Allah
  sebab, katanya, Yesus itu merupakan roh yang diciptakan pertama
  sekali. Jelaslah pendapat semacam itu tidak sesuai dengan Kitab Suci
  yang kita percaya sebagai firman Allah.

  Karena Dia adalah Alfa dan Omega, yang berarti "Awal dan Akhir",
  maka jelaslah Ia tidak diciptakan, sebab Dia adalah Allah, Sang
  Pencipta. Kristus tidak menjadi Allah pada saat kelahiran-Nya di
  dunia atau pada suatu saat dalam kehidupan-Nya di muka bumi ini.
  Sejak kekal sampai kekal, Yesus adalah Allah.

  Sampai di sini saja kita sudah tercengang-cengang, sebab sebagai
  makhluk yang diciptakan dan serba terbatas, maka pengetahuan tak
  dapat menjangkau keberadaan Yesus Kristus baik sebelum menjelma
  menjadi manusia maupun sesudah menjelma karena dari nama-Nya sendiri
  Elohim itu adalah di luar jangkauan pengertian manusia. Kalau mampu
  dijangkau dengan pengertian manusia yang serba terbatas, justru
  bukan Allah. Orang kafir yang menyembah patung dari logam, kayu,
  batu, tanah, dan bahan lainnya, dengan gampang kita mengerti bahwa
  patung-patung itu bukan Allah yang perlu kita sembah sebab hanya
  berupa benda mati.

  Tetapi Allah kita, yang dikenal dalam dan melalui Yesus Kristus,
  Bayi Bethlehem, adalah Allah Yang Ajaib. Warren W. Wiersbe, dalam
  bukunya "His Name is Wonderful" (judul setelah dialihbahasakan ke
  dalam bahasa Indonesia: Nama-Nya Ajaib), mengatakan, "Menyebutkan
  nama-Nya sama dengan memberikan jawaban; sebab kita akan
  terheran-heran jika Ia tidak disebut Ajaib. Segala sesuatu tentang
  Yesus Kristus menjadikan hati orang yang percaya berkata: `Mulai
  sekarang saya akan memusatkan perhatian pada pemandangan yang mulia
  ini!`" Ia ajaib dalam Pribadi-Nya. Betapa tidak, Allah datang ke
  dunia sebagai seorang manusia!

  Karena Yesus itu Allah, maka sifat dan atribut Allah ada di dalam
  diri-Nya, walaupun dengan sukarela dan untuk sementara waktu Ia
  menyerahkan sifat ketidakterbatasan dan kemahahadiran-Nya. Ia
  Mahahadir, Mahakuasa, Mahatahu, dan Mahasuci.

  Ajaib Kelahiran-Nya

  Secara teologis, istilah "lahir" itu melihat sisi kemanusiaan Yesus;
  dan "datang" atau "dikaruniakan" melihat peristiwa itu dari sisi
  ketuhanan-Nya. Jadi Yesus memiliki tabiat ganda: Allah sejati dan
  Manusia sejati. Memang, kalau Allah mau datang melawat umat-Nya di
  dunia ini, bisa saja Dia menjelma sebagai malaikat atau seorang
  manusia tanpa melalui proses kelahiran. Namun karena Yesus harus
  menjadi Juru Selamat manusia, maka Allah harus menjadi manusia
  sejati. Itulah yang dijelaskan oleh Rasul Yohanes bahwa Firman itu
  telah menjadi manusia (Yohanes 1:14).

  Mungkin kita bertanya: Mengapa Allah tidak langsung menjadi manusia
  yang sudah dewasa sama seperti ketika Ia menciptakan Adam dan Hawa?
  Mengapa harus dilahirkan dengan proses yang sama sebagaimana kita
  dilahirkan ke dunia? Jawabannya ialah karena Allah memang rela
  menjadi manusia sejati, dan menghampakan diri-Nya sebagai hamba,
  sama dengan manusia. Yesus Kristus bahkan merendahkan diri sampai
  mati di kayu salib dengan dasar ketaatan kepada Allah Bapa (Filipi
  2:5-8). Dalam penjelmaan Yesus, Allah sungguh-sungguh rela
  mengidentifikasikan diri-Nya dengan manusia.

  Lagipula, nilai inkarnasi Yesus akan lebih besar keajaibannya
  apabila melalui proses dilahirkan sama seperti kita manusia biasa.
  Sebab bagaimana mungkin di dalam Seorang Oknum ada dua tabiat. Ia
  Allah yang sejati dan Manusia sejati. Ditinjau dari sisi mana pun,
  mustahil dapat terjadi. Tetapi bagi Allah, tidak ada yang mustahil
  kalau Ia menghendakinya. Maria hamil juga bukan karena hubungannya
  dengan (calon) atau suaminya, Yusuf, melainkan sepenuhnya karena
  kuasa pekerjaan Roh Kudus.

  Kalau terjadi alamiah dan seperti yang biasa-biasa, itu bukan ajaib
  namanya. Sesuatu akan tampak ajaib apabila berbeda dibandingkan
  dengan yang lain dan lebih baik, lebih indah, unik karena mengandung
  karya mukjizat. Ketika malaikat menyampaikan kepada Maria bahwa ia
  akan mengandung dan melahirkan seorang anak laki-laki yang kelak
  diberi nama Yesus, Maria bertanya kepada malaikat itu, "Bagaimana
  hal itu mungkin terjadi, karena aku belum bersuami?" Maria menyadari
  betul bahwa kehamilan itu karena mukjizat, karena ia belum bersuami.
  Kehamilan mukjizat itu pun karena kasih karunia Allah, bukan karena
  Maria lebih baik dibandingkan wanita lain yang ada di dunia ini.

  Kelahiran Yesus Kristus dari anak dara Maria memang ajaib. Yesus
  memang Anak Ajaib (bukan seperti film anak-anak yang dibintangi
  Yoshua "Anak Ajaib"). Film itu kelihatannya "aneh" dan yang menarik
  bukan terletak pada bintangnya, melainkan pada hasil rekayasa
  sutradaranya. Hanya Yesuslah yang pantas menyandang gelar Ajaib,
  karena Ialah yang berkuasa melakukan mukjizat dan keajaiban, sebab
  Dia Allah.

  Masih berkaitan dengan kelahiran Mesias, sekitar 5 sampai 7 abad
  sebelum Ia dilahirkan, Nabi Mikha telah menubuatkan tempat
  kelahiran-Nya di Kota Bethlehem, di Efrata, dan telah digenapi
  dengan tepat ketika Yesus dilahirkan di kota Daud itu (Mikha 5:1;
  Lukas 2:4-7).

  Ajaib Pelayanan-Nya

  Kita tidak diberitahu banyak melalui catatan Kitab Suci Perjanjian
  Baru mengenai apa pekerjaan Yesus sebelum tampil secara resmi di
  muka umum melayani sebagai Mesias yang datang untuk menyelamatkan
  manusia. Sebab setelah usia-Nya sekitar 30 tahun barulah Ia mulai
  dengan pelayanan-Nya dari desa ke desa atau kota ke kota di
  Palestina. Setelah sekitar tiga setengah tahun melayani secara
  penuh, barulah Ia tiba di puncak pelayanan-Nya di atas Bukit Golgota
  sebagai korban penghapus dosa isi dunia ini.

  Didahului kedatangan seorang promotor yang diutus Allah, bernama
  Yohanes Pembaptis, sebelum memulai pelayanan-Nya, Yesus harus
  melalui ujian yang berat. Setelah Ia mengakhiri masa puasanya selama
  40 hari 40 malam di padang gurun, Iblis mencobai-Nya. Dalam ujian
  itu, Ia keluar sebagai pemenang mutlak sehingga Iblis pun -- setelah
  dihardik -- pergi meninggalkan Yesus. Peristiwa lain yang harus Ia
  jalani ialah baptisan air di Sungai Yordan yang dilaksanakan oleh
  Yohanes Pembaptis.

  Mungkin kita berkata bahwa ketiga peristiwa itu, yaitu puasa,
  dicobai Iblis, dan dibaptis, adalah hal yang biasa sebab bukankah
  penginjil atau hamba Tuhan yang lain pun pernah melakukan atau
  mengalami hal-hal seperti itu. Namun kita jangan lupa, siapa di
  antara kita sebagai hamba Tuhan yang mampu menang dengan mutlak sama
  seperti Yesus atas pencobaan Iblis yang tiga berganda itu? Ketika
  secara jasmani Yesus sudah sangat lapar lalu Iblis menantang agar
  Yesus mempraktikkan kuasa-Nya untuk menciptakan batu menjadi roti.
  Tetapi Yesus tidak tergiur sedikit pun untuk menuruti apa yang
  diinginkan Iblis.

  Ketiga segi pencobaan yang diluncurkan Iblis ke arah Yesus mencakup
  sandang dan pangan atau kebutuhan jasmani, kemuliaan, dan takhta.
  Namun semua pencobaan itu dapat diatasi oleh Yesus. Sasaran Iblis
  ialah agar Yesus menghindari jalan salib Golgota dan mengambil jalan
  pintas -- dengan cara menjadikan roti dari batu, menjatuhkan diri
  dari bubungan bait Allah, dan sujud menyembah kepada Iblis --
  seperti yang diperintahkan Iblis kepada-Nya (Matius 4:1-11). Namun,
  jika diibaratkan dengan pertandingan olahraga, dalam babak semifinal
  ini pun Yesus tetap keluar sebagai pemenang. Ia tidak mau tunduk
  kepada Iblis. Dengan modal kemenangan di padang gurun itulah Yesus
  akhirnya pada babak final melawan Iblis, kembali menang kendatipun
  harus melalui peristiwa kayu salib di Bukit Golgota.

  Walaupun hanya sekitar 3 tahun melayani dalam pemberitaan Injil
  Kerajaan Allah di Palestina, namun Yesus memanfaatkan waktu itu
  dengan sebaik-baiknya. Bahkan, suatu saat Ia menjelaskan motto
  hidup-Nya, bahwa melakukan kehendak Allah Bapa merupakan makanan
  bagi-Nya (Yohanes 4:34). Kalau saja kita memiliki semboyan hidup
  sama seperti Yesus, kita akan merasa kosong dan hampa kalau tidak
  melayani. Sebab sama seperti tubuh yang sehat memerlukan makanan,
  demikian juga melayani Allah dalam ladang-Nya di dunia ini merupakan
  suatu kebutuhan yang harus dipenuhi dan dilakukan. Apabila kita
  tidak merasa lapar dan haus akan pelayanan, maka ada gejala bahwa
  kita sedang kurang sehat secara rohani. Jangan lupa, melayani Dia
  dengan cara turut serta membangun Kerajaan Allah di dunia ini
  merupakan pekerjaan yang dikehendaki oleh Allah.

  Puncak pelayanan Yesus sebagai pelaku atau pekerja penyelamatan bagi
  manusia adalah mati di kayu salib. Untuk sementara waktu mungkin
  para pemimpin politik dan agama pada masa itu menilai bahwa
  peristiwa kematian Kristus di kayu salib merupakan kekalahan yang
  sangat memalukan, namun setelah Yesus bangkit sebagai tanda
  kemenangan yang paling gemilang atas maut, atas Iblis, dan atas
  dosa, maka mau tak mau sejarah dunia pun mencatat peristiwa salib
  Golgota itu.

  Kalaupun sekarang belum mau mengakui karena mengeraskan hatinya,
  suatu saat apabila Kristus datang sebagai Raja dan Hakim, semua
  lutut akan bertekuk dan semua lidah akan mengaku bahwa Dia adalah
  Tuhan (Filipi 2:10-11). Sebab hanya Dialah -- yang dengan taat
  melakukan kehendak Allah Bapa untuk menyelamatkan manusia -- yang
  layak untuk menerima pujian dari semua makhluk. Hanya Yesus yang
  layak menerima penghormatan tertinggi dari Allah Bapa, setelah
  kemenangan-Nya terbukti melalui kebangkitan-Nya itu.

  Ajaib Kematian-Nya

  Kematian Yesus Kristus di kayu salib bukanlah sebagai penjahat yang
  memang layak menanggung hukuman itu, melainkan sebagai Juru Selamat
  yang dengan rela dan kasih bersedia menanggung hukuman dosa yang
  seharusnya diterima oleh semua manusia berdosa. Keajaiban kematian
  Kristus bukan hanya sampai di situ saja, melainkan lebih lagi,
  karena menurut Kitab Suci, melalui kematian-Nya itu, Ia memusnahkan
  Iblis yang berkuasa atas maut dan membebaskan manusia dari ketakutan
  akan maut (Ibrani 2:14-15).

  Kalau kematian-Nya saja sudah mampu dan memiliki kuasa untuk
  mengalahkan Iblis dan maut, apalagi kebangkitan-Nya. Ketika Dia mati
  di Bukit Golgota, Alkitab mencatat bahwa alam semesta ini menangis
  dan berkabung sehingga matahari pun tak sudi menampakkan sinarnya di
  bumi selama 3 jam. Seorang penyair Kristen dalam syair lagunya
  melukiskan,

    "Waktu Yesus mati di Bukit Golgota: Semua burung berhenti nyanyi
    dan daun pun tak bergoyang; Bunga-bunga di padang tunduk dengan
    lesu: Saat Yesus naik ke Golgota ...."

  Dengan rela, Ia mati di kayu salib dan memikul hukuman dosa semua
  manusia. Pekerjaan tersebut mengandung tanggung jawab yang sangat
  berat namun agung dan mulia, sehingga setiap orang yang mau menerima
  dan percaya kepada-Nya sebagai Raja Penyelamat akan memperoleh
  kelepasan dari hukuman dan selanjutnya memunyai hidup yang kekal.
  Rasul Yohanes yang sangat dekat dengan Sang Guru dan Juru Selamatnya
  itu menulis bahwa Yesus berkuasa memindahkan manusia yang mati
  secara rohani dari kerajaan maut kepada kerajaan kehidupan, asalkan
  manusia mau percaya kepada Dia dan kepada Allah Bapa yang
  mengutus-Nya (Yohanes 5:24).

  Kematian dan kebangkitan Kristus tak dapat dipisahkan, sebab andai
  kata Yesus tidak bangkit dari kematian, maka sia-sialah iman kita.
  Nasib manusia sangat ditentukan oleh kematian dan kebangkitan
  Kristus. Oleh karena itu, apabila sampai saat ini ada di antara kita
  yang masih ragu akan kuasa kematian dan kebangkitan Yesus sebagai
  Juru Selamat, mungkin sekaranglah saatnya untuk kita masing-masing
  mengambil keputusan dengan keyakinan penuh bahwa tanpa pekerjaan-Nya
  di kayu salib, jalan keselamatan tidak pernah ada.

  Ajaib Kenaikan-Nya

  Selain Yesus Kristus, ada dua tokoh Kitab Suci yang naik ke surga
  hidup-hidup, yakni Henokh dan Elia (Kejadian 5:24; 2 Raja-raja
  2:11). Namun ada perbedaan mendasar antara keduanya dengan Yesus,
  karena keduanya "diangkat" supaya dapat naik ke surga, tetapi Yesus
  "terangkat" ke surga (Kisah Para Rasul 1:6-11). Artinya: karena
  keduanya itu manusia biasa, maka mereka diangkat oleh Allah, sebab
  dengan kuasa mereka sendiri, keduanya tidak mungkin dapat naik ke
  surga; sedangkan Yesus naik ke surga dengan kuasa-Nya sendiri,
  karena Ia berasal dari surga dan Dia adalah Allah.

  Secara teologis, peristiwa diangkatnya Henokh dan Elia ke surga
  menguatkan keyakinan kita bahwa apabila Kristus datang kedua kali
  dan kita masih hidup, maka kita juga -- sebagai orang saleh yang
  percaya kepada Tuhan Yesus sebagai Juru Selamat pribadi -- akan
  diangkat dan diubah menjadi tubuh yang baru, tubuh surgawi untuk
  tinggal selama-lamanya di surga sama seperti Henokh dan Elia. Kalau
  kita sudah meninggal, maka pada saat Kristus datang kedua kali
  nanti, kita akan dibangkitkan dengan tubuh yang baru dan hidup di
  surga untuk selama-lamanya (1 Tesalonika 4:13-18). Dalam urutannya
  ialah bahwa mereka yang sudah meninggal itu lebih dahulu
  dibangkitkan dan kemudian menyusul yang masih hidup.

  Sampai di surga pun Ia bukan hanya menerima kehormatan setelah
  selesai melakukan tugas mulia sebagai Juru Selamat dunia, melainkan
  Ia tetap melayani umat-Nya sebagai Imam Besar Agung untuk menjadi
  Pengantara umat-Nya dengan Allah Bapa.

  Kesimpulan

  Yesus Kristus, Allah yang menjelma menjadi manusia sejati melalui
  rahim Maria yang mengandung dengan kuasa Roh Kudus, dan lahir di
  Kota Bethlehem hampir genap 20 abad lalu, memang benar-benar ajaib
  sesuai dengan salah satu nama yang diberikan kepada-Nya. Ia ajaib
  dalam keberadaan-Nya; ajaib dalam kelahiran-Nya; ajaib dalam
  pelayanan-Nya; ajaib dalam kematian dan kebangkitan-Nya; dan ajaib
  dalam kenaikan-Nya ke surga.

  Diambil dan disunting seperlunya dari:
  Nama majalah: Sahabat Gembala, Edisi November/Desember 1999
  Penulis: Solaiman Sanda
  Penerbit: Yayasan Kalam Hidup, Bandung 1999
  Halaman: 9 -- 15

REFERENSI ____________________________________________________________

                          ARSIP TOPIK NATAL

  Sejak edisi pertama e-Konsel diterbitkan pada 1 Oktober 2001, topik
  Natal telah hampir setiap tahun menjadi topik yang wajib disajikan.
  Berikut edisi-edisi Natal e-Konsel yang bisa menjadi referensi bahan
  Natal tahun ini:

  http://www.sabda.org/publikasi/e-konsel/006/
  http://www.sabda.org/publikasi/e-konsel/030/
  http://www.sabda.org/publikasi/e-konsel/053/
  http://www.sabda.org/publikasi/e-konsel/076/
  http://www.sabda.org/publikasi/e-konsel/077/
  http://www.sabda.org/publikasi/e-konsel/126/
  http://www.sabda.org/publikasi/e-konsel/149/
  http://www.sabda.org/publikasi/e-konsel/150/
  http://www.sabda.org/publikasi/e-konsel/173/
  http://www.sabda.org/publikasi/e-konsel/174/

BIMBINGAN ALKITABIAH _________________________________________________

                             NAMA YESUS

  Perjanjian Lama:
  ================
  Kejadian 3:15, 48:16, 49:10
  Keluaran 23:20-21
  Bilangan 24:17
  Ulangan 18:15, 18
  Yosua 5:14
  Ayub 9:33
  Mazmur 2:2, 16:10, 24:7-10, 45:3, 80:1, 89:27
  Amsal 8:12
  Kidung Agung 2:1, 5:10
  Yesaya 7:14, 8:14, 9:6, 11:10, 28:16, 30:29, 33:22, 40:3, 41:14
  Yesaya 42:1, 6, 43:14-15, 44:6, 45:15, 49:7, 51:9-10, 53:3, 11, 54:5
  Yesaya 55:4, 59:20, 60:20, 63:1, 9
  Yeremia 23:5-6, 30:9
  Yehezkiel 34:29
  Daniel 9:24-25
  Mikha 5:2
  Habakuk 2:7
  Zakharia 3:8, 13:1, 7, 14:9
  Maleakhi 3:1, 4:2

  Perjanjian Baru:
  ================

  Matius 1:1, 16, 21, 23, 2:2, 6, 23, 9:12, 15, 27, 11:19, 13:55, 16:20, 19:16, 21:5, 11, 42, 23:8, 27:19, 24, 37
  Markus 1:24, 2:28, 6:3, 14:27, 61
  Lukas 1:32, 35, 69, 78, 2:11, 25-27, 30, 32, 43, 9:20, 23:2, 35, 24:19
  Yohanes 1:1, 9, 14, 17-18, 29, 41, 49, 3:2, 4:10, 6:42 ,48 ,51, 8:12, 10:7, 11
  Yohanes 14:6, 15:1, 17:3, 19:19, 20:16
  Kisah Para Rasul 2:38, 3:14-15, 4:10, 30, 5:31, 7:52, 59, 9:20, 34, 10:36, 42
  Kisah Para Rasul 11:17, 16:18, 31, 19:4, 20:21, 22:14
  Roma 1:1, 3, 6, 2:16, 3:24, 5:1, 11, 15, 17, 6:3, 11, 23, 8:1, 39, 9:5, 10:12, 11:26, 13:14, 14:9
  1 Korintus 1:1-2, 4, 9,24 ,30, 2:2, 5:7, 7:25, 10:4, 11:3, 15:45, 47
  2 Korintus 1:19, 4:6, 13:5
  Galatia 2:16
  Efesus 1:6, 2:20, 5:23
  Filipi 1:8, 2:11
  Kolose 1:13, 18, 3:17, 24
  1 Tesalonika 4:2
  1 Timotius 1:1, 12, 15, 2:3, 5-6, 3:16, 6:15
  2 Timotius 1:10, 2:8, 4:8
  Titus 1:4, 2:13, 3:6
  Ibrani 1:2-3, 6, 2:10, 3:1, 4:14, 6:20, 7:17, 22, 8:2, 12:2, 13:8, 20
  Yakobus 2:1
  1 Petrus 2:4, 6, 8, 25, 5:4, 10, 14
  2 Petrus 1:1, 11, 19, 3:18
  1 Yohanes 1:1, 7, 2:1-2, 4:14, 5:20
  2 Yohanes 1:3
  Yudas 1:25
  Wahyu 1:4-5, 8, 17, 2:8, 3:14, 5:5-6, 8, 6:16, 7:9-10, 17, 12:11, 13
  Wahyu 13:8, 11, 14:1, 4, 15:3, 17:14, 19:7, 9, 11, 13, 16, 21:9, 14,
  22-23, 27
  Wahyu 22:13,16

  Diambil dan disunting seperlunya dari:
  Nama situs: Christian Counseling Center Indonesia
  Penulis: Tidak dicantumkan
  Alamat URL: http://c3i.sabda.org/nama_yesus_jesus_names

_______________________________e-KONSEL ______________________________

Pimpinan Redaksi: Christiana Ratri Yuliani
Staf Redaksi: Tatik Wahyuningsih dan Dian Pradana
Penanggung Jawab Isi Dan Teknis Yayasan Lembaga SABDA
INFRASTRUKTUR dan DISTRIBUTOR Sistem Network I-KAN
Copyright(c) 2009
YLSA -- http://www.ylsa.org/
Katalog -- http://katalog.sabda.org/
Rekening: BCA Pasar Legi Solo No. 0790266579 / a.n. Yulia Oeniyati
______________________________________________________________________
Anda punya masalah/perlu konseling? atau ingin mengirimkan
Informasi/artikel/bahan/sumber konseling/surat/saran/pertanyaan/dll.
silakan kirim ke:
konsel(at)sabda.org atau owner-i-kan-konsel(at)hub.xc.org
Berlangganan: subscribe-i-kan-konsel(at)hub.xc.org
Berhenti: unsubscribe-i-kan-konsel(at)hub.xc.org
ARSIP: http://www.sabda.org/publikasi/e-konsel/
Situs C3I: http://c3i.sabda.org/
Network Konseling: http://www.in-christ.net/komunitas_umum/network_konseling
______________________________________________________________________

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org