Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-konsel/194

e-Konsel edisi 194 (15-10-2009)

Anak Favorit

______________________________e-KONSEL________________________________

        Milis Publikasi Elektronik Pelayanan Konseling Kristen
______________________________________________________________________

EDISI 194/15 Oktober 2009

Daftar Isi:
  = Pengantar: Anak Favorit: Jurang Pemisah dalam Keluarga
  = Cakrawala 1: Bahaya Memfavoritkan Anak
  = Cakrawala 2: Tuhan Tidak Mengharapkan Para Orang Tua Memfavoritkan Anak
  = TELAGA: Anak Favorit
  = Info: Perayaan 15 Tahun SABDA 12 -- 16 Oktober 2009

PENGANTAR ____________________________________________________________

  Salam dalam kasih Kristus,

  Ketidakseimbangan dalam memberikan kasih sayang dan perhatian kepada
  anak-anak dirasakan sebagai satu jurang pemisah dalam keluarga. Yang
  lebih berbahaya lagi, secara tidak sadar, banyak orang tua telah
  membuat anak mereka terluka karena perlakuan yang berbeda itu --
  luka yang membutuhkan waktu yang lama untuk pulih.

  Sungguh sangat ironis bila hal ini terjadi dalam keluarga kita. Ada
  banyak keluarga Kristen yang terjebak dalam sebuah situasi dan
  kebiasaan yang tidak adil ini. Sikap ini jelas akan merusak
  lingkaran keluarga apabila diturunkan dari generasi ke generasi.
  Memang tidak dapat kita bayangkan dampak dan risiko dari apa yang
  akan terjadi bila hal ini sudah mengakar dan tertanam dalam suatu
  keluarga. Bagaimana menyikapi masalah ini? Bagaimana menerapkan
  standar yang benar dalam memberikan kasih dan perhatian yang
  seimbang kepada setiap anak-anak? Simak sajian e-Konsel kali ini,
  kiranya bisa menjadi wacana dan evaluasi bagi orang tua dalam
  membimbing dan membagikan kasih kepada anak-anak mereka.

  Selamat menyimak, Tuhan memberkati.

  Redaksi Tamu e-Konsel,
  Desi Rianto
  http://www.sabda.org/publikasi/e-konsel/
  http://c3i.sabda.org/

CAKRAWALA ____________________________________________________________

                      BAHAYA MEMFAVORITKAN ANAK

  Berawal dari kehamilan yang tidak biasa. Setelah bertahun-tahun,
  akhirnya Tuhan mengabulkan permintaan Ishak dan Ribka untuk
  mendapatkan seorang anak (lihat Kejadian 25:19-34). Tetapi kehamilan
  ini tidak seperti yang Ribka harapkan. Dia merasa seperti ada
  peperangan di dalam kandungannya! Apa yang sedang terjadi?

  Kemudian datanglah jawaban dari Tuhan: kembar. Apa arti pesan aneh
  itu? Akankah anak yang lebih tua melayani adiknya? Apa arti semua
  itu? Sejak lahir, perbedaan-perbedaan antara anak-anak itu terlihat
  jelas. Esau bersuara lantang, banyak menuntut, dan aktif. Yakub
  lebih pendiam. Ketika mereka tumbuh besar, kepribadian mereka yang
  berlawanan menjadi lebih jelas, dan Ribka mungkin sering mendapati
  dirinya sendiri merenungkan janji Tuhan itu. Ribka menyayangi Yakub.
  Ketika dia membandingkan Yakub dengan kakaknya, mudah bagi Ribka
  untuk lebih banyak memberikan kasihnya kepada Yakub, dan perasaannya
  kepada Esau melemah. Selain itu, bukankah Tuhan mengatakan bahwa
  Yakub akan menjadi anak kesayangan?

  Namun, Ishak melihat situasi ini dengan sangat berbeda. Esau
  benar-benar seorang "lelaki", dan Ishak bangga pada kemampuannya
  sebagai pemburu. Ishak lebih menyayangi Esau daripada Yakub.

  Memfavoritkan anak adalah jebakan yang ingin dihindari oleh setiap
  orang tua. Kita berjanji untuk mengasihi setiap anak sama rata dan
  memperlakukan mereka dengan pantas. Namun, jauh di dalam lubuk hati
  kita, pembedaan itu ada. Mungkin salah satu anak lebih cantik dan
  lebih anggun daripada saudaranya yang kaku dan canggung. Mungkin
  salah satu anak dianggap orang tua sebagai anak yang tidak
  "diunggulkan" dalam keluarga, dan dia mendapatkan kasih yang
  istimewa karena dia tampak lebih membutuhkan. Mengapa bisa demikian?
  Mungkin kita bisa mengenali anak kesayangan kita dengan lebih mudah,
  seperti Ishak dan Ribka yang memihak salah satu anak. Salah satu
  anak mungkin lebih berbakat, lebih berperilaku baik, atau tertarik
  dalam suatu kegiatan yang sama dengan minat kita. Apa pun alasannya,
  memfavoritkan anak sulit dihindari, dan efeknya bisa membahayakan,
  baik bagi orang tua maupun anak-anak.

  Bagaimana Memfavoritkan Anak Bisa Membahayakan Orang Tua?

  Memfavoritkan anak dapat membuat orang tua mengabaikan kualitas unik
  yang ada pada setiap anak. Dengan berfokus pada kekuatan seorang
  anak, kita gagal melihat bakat atau kemampuan anak lainnya. Betapa
  menyedihkannya bila Tuhan memberi banyak berkat, namun kita memilih
  untuk hanya menikmati satu bagian saja! Kita harus memeriksa
  perilaku kita terhadap anak-anak kita dan menentukan apakah kita
  memberikan kualitas yang positif.

  Memfavoritkan anak bisa menjadi awal dari dosa. Keinginan Ribka yang
  kuat untuk melihat janji Allah dipenuhi dalam diri Yakub, mendorong
  Ribka melakukan penipuan untuk memastikan bahwa Yakub menerima
  berkat yang lebih besar dari Ishak. Menunjukkan sikap memfavoritkan
  anak sudah merupakan dosa, dan bisa membawa pada dosa-dosa lainnya.

  Tindakan memfavoritkan anak bisa menimbulkan masalah dalam
  pernikahan. Ketika tindakan ini menjadi jelas terlihat, salah satu
  pasangan akan merasa dihina oleh pembedaan itu. Selain itu, perasaan
  lebih menyukai salah satu anak ini dapat membuat pasangan Anda
  terluka karena Anda memilih mengasihi salah satu anak.

  Sikap memfavoritkan anak dapat memicu rasa bersalah yang
  berkepanjangan. Akibat dari sikap memfavoritkan anak yang Ribka dan
  Ishak lakukan adalah pemisahan keluarga yang berlangsung selama
  bertahun-tahun. Ketika hari berganti tahun, Ribka harus terus
  mengalami rasa bersalah karena dia menyadari kesalahan yang telah
  dilakukannya. Dengan demikian, tindakan kita dalam memfavoritkan
  anak juga dapat memicu timbulnya rasa bersalah.

  Bagaimana Memfavoritkan Anak Bisa Membahayakan Anak-Anak?

  Memfavoritkan anak dapat membuat anak jatuh ke dalam dosa. Yakobus
  2:9 jelas mengatakan: "Tetapi, jikalau kamu memandang muka, kamu
  berbuat dosa." Ketika anak-anak Anda mengamati perilaku Anda, mereka
  akan lebih meniru Anda daripada mematuhi perintah Alkitab. Seperti
  Esau, anak-anak yang tidak menerima perlakuan istimewa bisa
  membangun sikap tidak peduli dan mencari kesenangan dalam
  kegiatan-kegiatan yang berdosa sebagai usaha untuk melarikan diri
  dari luka karena orang tua yang tidak adil membagikan kasih.

  Sikap memfavoritkan anak menghancurkan harga diri anak yang kurang
  dikasihi. Mungkin salah satu kesalahan terbesar yang dilakukan orang
  tua adalah melukai anak yang begitu berharga, yang telah Tuhan
  percayakan untuk mereka asuh. Tindakan memfavoritkan anak
  menghancurkan jiwa anak-anak, meninggalkan bekas luka yang mungkin
  membutuhkan waktu seumur hidup untuk sembuh.

  Sikap memfavoritkan anak dapat menghancurkan kesatuan keluarga.
  Seperti yang telah kita lihat, Yakub dan Esau mengalami perpisahan
  yang pahit selama bertahun-tahun. Bersyukur, mereka akhirnya saling
  mengampuni dan kembali bersatu. Tetapi tidak setiap keluarga
  seberuntung mereka. Sikap memfavoritkan anak seperti di atas bisa
  memisahkan keluarga selamanya karena kepahitan dan iri dengki
  menghancurkan hubungan.

  Sikap memfavoritkan anak bisa kembali terulang pada generasi
  berikutnya. Yakub menikah dan memunyai dua belas anak. Dia juga
  memiliki anak favorit, dan itu terus merusak lingkaran keluarganya.
  Sama seperti dosa karena alkohol dan pelecehan yang cenderung terus
  berulang dari generasi ke generasi, dosa karena sikap memfavoritkan
  anak bisa terus berlanjut dalam hidup.

  Mazmur 127:3 mengatakan: "Sesungguhnya, anak-anak lelaki adalah
  milik pusaka daripada Tuhan, dan buah kandungan adalah suatu upah."
  Ingatlah selalu bahwa setiap anak Anda adalah anugerah Tuhan;
  setiap anak benar-benar istimewa; dan setiap anak merupakan upah
  yang berharga untuk dinikmati. Jangan menjadi hamba yang tidak baik,
  yang tidak menghargai anugerah indah yang telah Tuhan berikan kepada
  Anda, tetapi kasihilah mereka dengan sepenuh hati dan petiklah hasil
  dari membesarkan anak-anak Anda sesuai dengan yang Tuhan kehendaki.

  *) Kathy Kelly adalah seorang penulis lepas dan ibu dari Nathan,
     Brianna, dan Branden. Dia juga bekerja di rumah sebagai asisten
     suaminya, staf di Knotty Oak Baptist Church of Coventry, Rhode
     Island. (t/Ratri)

  Diterjemahkan dari:
  Nama situs: LifeWay
  Judul asli artikel: The Perils of Favoritism
  Penulis: Kathy Kelly
  Alamat URL: http://www.lifeway.com/lwc/article_main_page/0,1703,A=152723&M=50018,00.html

CAKRAWALA 2 __________________________________________________________

      TUHAN TIDAK MENGHARAPKAN PARA ORANG TUA MEMFAVORITKAN ANAK

  "Ishak sayang kepada Esau, sebab ia suka makan daging buruan, tetapi
  Ribka kasih kepada Yakub." (Kejadian 25:28)

  Saya adalah hasil dari keluarga campuran. Dengan kata lain, ketika
  masih anak-anak, saya tinggal seatap dengan satu orang tua kandung
  dan satu orang tua tiri, yang keduanya membesarkan anak-anak mereka
  sendiri.

  Sekarang, saya menjadi kepala dari keluarga campuran. Ketika masih
  kecil, saya tidak senang menjadi anggota dari keluarga campuran dan
  saya menjadi lebih tidak menyukainya ketika saya dewasa. Bila dalam
  keluarga pada umumnya keharmonisan sulit dijaga, maka dalam keluarga
  campuran keharmonisan nampaknya tidak ada harapan.

  Ketika saya menikahi istri saya pada tahun 1992, saya katakan
  kepadanya bahwa dia tidak seharusnya mengharapkan saya mengasihi
  anak-anaknya seperti saya mengasihi anak-anak saya. Bahkan saya
  mengatakan kepadanya bahwa saya tidak mengharapkan dia menunjukkan
  ukuran kasih yang sama untuk anak-anak saya seperti yang ia
  tunjukkan kepada anak-anaknya. Saya katakan kepadanya, "Itu mungkin
  akan terjadi berulang kali, kamu tidak bisa berharap saya berubah
  dalam semalaman."

  Semakin saya dewasa, semakin saya menyadari bahwa saya telah menjadi
  bagian yang lebih besar dari masalah yang dapat saya akui ketika
  harus berelasi dengan keluarga saya. Tentu saja, ini adalah salah
  satu bagian dalam hidup saya yang masih perlu diperbaiki.

  Ada banyak di antara Anda yang mungkin setuju dengan filosofi saya
  tentang keluarga campuran. Pada kenyataannya, Anda bahkan bisa
  menerapkan standar dalam situasi seperti ketika anak adopsi hidup
  bersama Anda dan anak-anak kandung Anda. Atau mungkin Anda berpikir
  bahwa tidak ada salahnya memfavoritkan salah satu anak Anda sendiri.
  Bila Anda bisa melihat diri Anda sendiri dalam berbagai skenario
  ini, Anda sedang membuat kesalahan besar. Ini bukanlah contoh sifat
  yang Tuhan ingin anak-anak Anda atau orang lain lihat.

  Yang sebenarnya adalah Tuhan tidak mengharapkan para orang tua
  memfavoritkan anak-anak mereka. Bahkan, hal ini sangat penting
  bagi-Nya hingga Dia menjelaskan hal ini di kitab pertama firman-Nya.
  Kitab Kejadian mencatat bahwa Yakub dan Esau, saudara kembar,
  menjadi korban orang tuanya yang memfavoritkan anak-anak mereka.

  Meski hanya terpaut beberapa menit, Esau adalah anak yang lebih tua.
  Jadi, hukum Yahudi memberikan hak sulung kepada Esau. Itu berarti
  ketika Ishak mati, Esau akan mendapatkan bagian dua kali lipat dari
  tanah miliknya dan menjadi kepala keluarga.

  Karena Ribka mengasihi Yakub lebih dari Esau, dia bersekongkol
  dengan Yakub membohongi Ishak untuk merebut hak sulung Esau bagi
  Yakub. Yakub sendiri tidak setuju dengan persengkongkolan itu sampai
  ibunya berkata, "Akulah yang menanggung kutuk itu, anakku; dengarkan
  saja perkataanku." (Kejadian 27:13)

  Alkitab mencatat bahwa trik mereka berhasil, dan Yakub, dengan
  bantuan ibunya sendiri, mencuri hak sulung kakaknya.

  Sikap memfavoritkan anak seperti yang Ishak dan Ribka tunjukkan
  dalam keluarga mereka menyebabkan luka hati dan kepahitan. Esau dan
  Yakub akhirnya mendamaikan perbedaan-perbedaan mereka, tetapi
  Alkitab juga menunjukkan bahwa Esau menyimpan dendam selama
  bertahun-tahun.

  Orang tua yang menunjukkan sikap memihak pada satu anak sering kali
  buta terhadap kebaikan anak yang lain. Tetapi bahaya yang sebenarnya
  adalah ketika orang tua memperlakukan anak dengan tidak adil. Hal
  ini tidak hanya dapat membuat anak yang diperlakukan tidak adil ini
  menjauh dari rumah, tetapi juga menjauh dari Tuhan.

  Saya tidak tahu bagaimana dengan Anda, tetapi saya tidak ingin
  menghadap Yesus dan harus menjelaskan mengapa saya tidak bisa
  mencoba mengasihi anak tiri saya seperti saya mengasihi anak saya
  sendiri. Itu adalah kesalahan dan saya telah meminta pengampunan
  Tuhan karena telah membuat pernyataan bodoh semacam itu dan
  memperlakukan mereka semau saya.

  Tuhan masih tetap mengajar saya bagaimana mengasihi. Ini adalah
  pelajaran yang sulit, tetapi saya belajar dari Sang Guru. Selain
  itu, "Allah adalah kasih, dan barangsiapa tetap berada di dalam
  kasih, ia tetap berada di dalam Allah dan Allah di dalam dia."
  (1 Yohanes 4:16) (t/Ratri)

  Diterjemahkan dari:
  Nama situs: www.DEVOTIONS.com
  Judul asli artikel: God Does Not Expect Parents To Show Favoritism
  Penulis: Tidak dicantumkan
  Alamat URL: http://www.devotions.com/1998/05/god-does-not-expect-parents-to-show.html

TELAGA _______________________________________________________________

  Sadar atau tidak, orang tua terkadang memberikan kasih yang berlebih
  kepada salah satu anak-anak mereka. Apa pun alasannya, hal seperti
  ini pada akhirnya menimbulkan permasalahan antara orang tua dan
  anak. Berikut ini ringkasan perbincangan dengan Pdt. Paul Gunadi
  mengenai sebab-sebab mengapa "anak favorit" bisa muncul dalam
  keluarga. Selamat menyimak!

                             ANAK FAVORIT

  T: Sebenarnya, apakah anak favorit itu?

  J: Walaupun orang tua berusaha mengasihi anak sama rata, namun pada
     kenyataannya orang tua tidak selalu berhasil melakukannya. Orang
     tua biasanya merasakan kedekatan khusus dengan anak tertentu dan
     tidak jarang ada anak yang mengeluh bahwa orang tuanya lebih
     mengasihi saudaranya daripada dirinya. Jadi, anak kesayangan atau
     anak favorit sering kali merupakan fenomena yang umum terjadi
     pada kita sebagai orang tua.
-----
  T: Makanya ada istilah "anak mama", "anak papa"?

  J: Betul sekali.
-----
  T: Kalau cuma satu yang menjadi anak mama dan papa, lalu yang
     satunya tidak kebagian apa-apa?

  J: Betul, adakalanya ada anak yang menjadi favorit kedua orang
     tuanya, dan ada anak yang sama sekali tidak menjadi favorit orang
     tuanya. Biasanya yang menjadi anak favorit adalah anak yang dapat
     dibanggakan sehingga menerima perhatian yang paling besar dari
     orang tuanya.
-----
  T: Memang kadang-kadang ada anak yang pandai mengambil hati. Jadi
     kalau lelah mijit-mijit, suka menolong sehingga mau tidak mau
     kita terpancing untuk memerhatikan atau mengasihi dia.

  J: Betul sekali, saya tidak menyoroti hal ini sebagai sesuatu yang
     tidak wajar atau abnormal atau sangat salah. Sebagai manusia,
     kita memang mudah terpancing untuk dekat dengan orang yang lebih
     mengerti kita, lebih memberikan banyak kepada kita, lebih bisa
     membuat kita merasa bahagia; itu fenomena yang umum. Jadi, yang
     kita ungkit saat ini adalah bagaimana kita bisa menyadari diri
     kita, apakah kita memang memunyai kedekatan khusus itu dan
     apakah kita memahami dampak-dampaknya pada anak sehingga kita
     lebih bijaksana. Ini tidak bisa dihilangkan 100%.
-----
  T: Apa ada contoh konkretnya di Alkitab?

  J: Ada, Ishak dan istrinya, Ribka. Kejadian 25:27-33, "Lalu
     bertambah besarlah kedua anak itu (anak dari Ishak dan Ribka):
     Esau menjadi seorang yang pandai berburu, seorang yang suka
     tinggal di padang, tetapi Yakub adalah seorang yang tenang, yang
     suka tinggal di kemah. Ishak sayang kepada Esau sebab ia
     suka makan daging buruan, tetapi Ribka kasih kepada Yakub." Di
     sini kita bisa membaca bahwa ada kesamaan tertentu antara si
     bapak dengan anak pertamanya, Esau, dan antara si ibu, yang juga
     adalah seseorang yang menyukai rumah sebagai ibu rumah tangga,
     dengan Yakub, yang rupanya juga senang tinggal di rumah.

     "Pada suatu kali Yakub sedang memasak sesuatu lalu datanglah Esau
     dengan lelah dari padang. Kata Esau kepada Yakub: `Berikanlah
     kiranya aku menghirup sedikit dari yang merah-merah itu, karena
     aku lelah.` Itulah sebabnya namanya disebutkan Edom. Tetapi kata
     Yakub: `Juallah dahulu kepadaku hak kesulunganmu.` Sahut Esau:
     `Sebentar lagi aku akan mati; apakah gunanya bagiku hak
     kesulungan itu?` Kata Yakub: `Bersumpahlah dahulu kepadaku.` Maka
     bersumpahlah ia kepada Yakub dan dijualnyalah hak kesulungannya
     kepadanya." Di sini kita melihat ada suatu transaksi yang
     sebetulnya sangat penting, Esau menyerahkan hak kesulungannya
     kepada adiknya. Ada kepanjangan dari peristiwa-peristiwa yang
     terjadi di rumah tangga Ishak dan Ribka dan semua ini bersumber
     dari fakta ayah sayang kepada anak sulung, ibu sayang kepada anak
     bungsu.

     Di Kejadian 27:6-10, Ribka menyuruh anaknya, Yakub, untuk menipu
     ayahnya, menipu dengan cara memakai bulu domba dan membawa
     makanan yang dipesan oleh ayahnya kepada si kakak, yaitu Esau,
     supaya Yakub akhirnya menerima berkat sebagai anak sulung. Berkat
     anak sulung adalah sesuatu yang sangat istimewa. Akibatnya,
     Kejadian 27:41 mengatakan, "Esau menaruh dendam kepada Yakub
     karena berkat yang telah diberikan oleh ayahnya kepadanya, lalu
     ia berkata kepada dirinya sendiri: `Hari-hari berkabung karena
     kematian ayahku itu tidak akan lama lagi, pada waktu itulah
     Yakub, adikku, akan kubunuh.`" Seperti itulah perjalanan rumah
     tangga Ribka dan Ishak yang membeda-bedakan anak, yang
     memfavoritkan anak, ujung-ujungnya begitu runyam.
-----
  T: Rasanya terjadi persekongkolan antara Ribka dan Yakub. Apa yang
     bisa kita pelajari dari hubungan Ribka dan Yakub?

  J: Hubungan Ribka dan Yakub itu hubungan yang tidak sehat, dalam
     pengertian Ribka sampai-sampai berkenan untuk menjerumuskan
     anaknya dalam penipuan. Ribka dan Ishak, meskipun Alkitab tidak
     mengatakan apa-apa, kemungkinan memiliki hubungan yang tidak
     terlalu baik. Ribka sebagai istri mau menipu suaminya sendiri dan
     menggunakan Yakub. Ini mencerminkan hubungan suami-istri yang
     tidak terlalu baik lagi pada saat itu.
-----
  T: Bagaimana seharusnya mereka menghadapi masalah ini?

  J: Ada beberapa prinsip yang bisa kita pelajari. Pertama, sebagai
     orang tua, Ribka dan Ishak gagal menerima anak apa adanya. Oleh
     sebab itu, anak yang cocok dengan merekalah yang mereka terima,
     yang tidak sesuai tidak mereka terima. Tidak bisa disangkal bahwa
     kesamaan sifat yang kita senangi atau pencapaian anak yang
     terpuji akan memengaruhi perlakuan kita terhadap anak. Namun kita
     perlu berhati-hati agar tidak menunjukkan kekhususan itu di
     hadapan anak yang lainnya. Kalau mau memuji karena hal yang
     sangat khusus, sebaiknya secara pribadi, itu lebih bijaksana.
-----
  T: Sulitnya hal seperti ini sungguh-sungguh tidak disadari dan
     pujian seperti itu lebih mudah muncul ketika ternyata yang
     dibandingkan itu terlalu jauh, tidak sepadan untuk dibandingkan.

  J: Mungkin sekali, awal motivasi orang tua membandingkan anak,
     misalnya dengan kakaknya, adalah untuk memacu si anak. Belum lagi
     kalau ia bersekolah di sekolah yang sama dan si kakak prestasi
     belajarnya sangat tinggi, guru-guru akan cenderung
     membandingkannya juga. Jadi, tanpa disengaja atau disadari,
     omongan atau celotehan "ini baru anak mama", "ini baru anak papa"
     bukan tindakan yang bijaksana. Ini yang terjadi pada keluarga
     Ishak dan Ribka, kesamaan sifat akhirnya melekatkan mereka dan
     standarnya adalah kesamaan-kesamaan. Seharusnya Ishak lebih
     menerima Yakub apa adanya dan Ribka menerima Esau meskipun tidak
     sama dengan dia. Harus ada usaha ekstra yang mereka keluarkan
     untuk menunjukkan atau mengomunikasikan penerimaannya terhadap
     si anak yang berbeda itu. Tidak bisa disangkal, hobi yang sama
     itu mendekatkan. Orang tua harus berusaha mendekatkan diri
     meskipun hobinya berbeda. Kalau tidak, jarak ini makin membesar.
-----
  T: Bagaimana orang tua mengatasi kesenjangan itu sehingga tidak
     terlalu melebar?

  J: Secara sadar, orang tua jangan membesar-besarkan
     kesamaan-kesamaan itu. Kalau mau membicarakan, bicarakan berdua
     saja, jangan di depan anak yang lainnya. Pelajaran lainnya adalah
     perlakuan yang berbeda menimbulkan iri hati. Itu sebabnya Yakub
     menginginkan hak kesulungan kakaknya seakan-akan dia ingin
     menjadi anak sulung yang diberkati oleh ayahnya. Kalau kita
     pikir-pikir, apa alasan Yakub meminta Esau menjual hak
     kesulungannya sewaktu Esau meminta kacang merah itu? Seharusnya
     Yakub sudah cukup senang dia disayangi oleh ibunya, tapi mengapa
     dia meminta? Saya menduga, meskipun spekulatif dan Alkitab tidak
     menjelaskannya, Yakub ingin menjadi anak yang sulung. Yakub
     merasa dibedakan. Ketika dia meminta hak kesulungan, itu
     menunjukkan keinginannya menjadi anak sulung, menjadi yang
     disayangi dan diberkati oleh ayahnya sendiri dan itu yang tidak
     dia terima dari ayahnya.
-----
  T: Apakah mungkin berkaitan bahwa anak sulung memunyai hak yang
     lebih besar di dalam rumah tangga pada waktu itu?

  J: Betul sekali, anak sulung memang akan mendapatkan hak yang lebih
     besar, pelimpahan-pelimpahan warisan juga akan lebih besar, tapi
     apakah itu motivasi utama Yakub? Dia mendapatkan perhatian yang
     begitu besar dari ibunya sendiri, mungkin ada motivasi ingin
     lebih. Unsur yang lainnya, dia menjadi anak yang tertolak oleh
     ayahnya sebab ayahnya sangat dekat sekali dengan kakaknya.
-----
  T: Jadi, sebenarnya anak mengharapkan kedua orang tuanya mengasihi
     dia secara utuh?

  J: Betul, ketika dia merasakan ayah atau ibu tidak memunyai kasih
     yang sama, reaksi pertamanya adalah dia akan berjuang mendapatkan
     kasih itu. Tatkala dia tidak mendapatkannya, baru muncul reaksi
     kedua, yaitu reaksi-reaksi negatif, iri hati, marah, berontak.
-----
  T: Walaupun tidak di depan anak yang lain, kalau kita memuji anak
     yang kita favoritkan atau memberi dia sesuatu, apakah kita tidak
     risau nanti anak itu bercerita pada saudaranya?

  J: Kalau memberikan sesuatu, berikan yang sama. Kalau hanya dalam
     bentuk pujian, kita bisa sampaikan secara privat. Namun kalau
     kita hendak memberikan hadiah, berikan secara sama. Maksudnya,
     kalau kita hendak memberikan persenan, misalnya ketika Natal,
     berikan dalam jumlah yang sama kalau anak-anak kita usianya
     setara. Dalam hal pemberian yang bisa dilihat secara konkret dan
     bisa dipertontonkan kepada yang lainnya, penting bagi orang tua
     untuk sensitif, tidak memberikan pemberian-pemberian yang
     berbeda. Itu sangat menyakitkan dan selalu bisa diingat oleh
     anak karena bendanya terlihat.
-----
  T: Terkadang, orang tua melihat kebutuhannya memang berbeda. Katakan
     sebaya, tapi kebutuhan anak perempuan itu lebih banyak daripada
     pria?

  J: Kalau si anak tidak memunyai rasa iri atau dipinggirkan oleh
     orang tuanya tidak apa-apa, karena si anak mengerti bahwa kedua
     orang tua mengasihi mereka dengan sama. Namun kalau ada
     persaingan dan yang satu mengeluh si kakak lebih didahulukan,
     kita harus lebih berhati-hati meskipun dia memang lebih
     memerlukan. Jadi, kalau kita tahu ada yang merasa kurang
     dikasihi, itu sinyal agar kita lebih memberikan perhatian
     kepadanya. Bila kita memuji anak yang memunyai sifat yang sama
     dengan kita, jangan sampai kita lupa memberikan pujian yang lain
     kepada anak yang satunya, sehingga kalaupun dia banggakan pujian
     itu, yang satunya akan bisa berkata: "Ya, Mama juga puji saya
     tentang ini."
-----
  T: Tadi dikatakan mungkin hubungan Ishak dengan Ribka tidak begitu
     baik, kira-kira seberapa jauh pengaruhnya terhadap masalah yang
     kemudian muncul ini?

  J: Ini menjadi masalah yang berat, karena Ribka dan Ishak hidupnya
     terpisah dengan anak-anak. Yakub harus lari, jadi akhirnya
     masalah menjadi lebih kompleks. Ribka dan Ishak tidak lagi
     mementingkan hubungan suami-istri atau kepentingan suami-istri,
     malah membela kepentingan anak dan melawan satu sama lain dengan
     menggunakan anak. Poros keluarga adalah hubungan suami-istri,
     bukan hubungan orang tua-anak, jadi penting bagi orang tua
     memupuk hubungan suami-istri yang kuat dan sehat, jangan sampai
     terbalik seperti yang terjadi pada keluarga Ishak dan Ribka.
-----
  T: Sebagai kesimpulannya, apa dampak yang bisa kita pelajari yang
     tentunya tidak perlu terjadi pada kita sekarang ini?

  J: Pertama, terjadinya penipuan antara keluarga. Ribka menggunakan
     Yakub untuk menipu suaminya sendiri. Kedua, kebencian Esau karena
     ditipu melahirkan niat untuk membunuh Yakub, adiknya sendiri.
     Ketiga, keluarga itu terpecah dan Yakub harus meninggalkan
     rumahnya selama bertahun-tahun. Kita tahu, untuk menikahi istri
     pertamanya, dia butuh 7 tahun, untuk menikah yang berikutnya
     perlu 7 tahun, sekurang-kurangnya 14 tahun dan kemungkinan besar
     lebih dari itu sampai anak-anaknya sudah cukup besar. Jadi,
     mungkin belasan tahun Yakub harus melarikan diri, keluarga mereka
     akhirnya berantakan dan dampaknya Yakub hidup dalam ketakutan
     selama itu. Esau selama belasan tahun itu hidup dalam kebencian,
     itu dampak yang begitu fatal. Maka penting menyadari tugas orang
     tua untuk menyayangi anak, bukan menciptakan anak kesayangan.
     Kalau orang tua memang memunyai kebutuhan yang besar untuk
     disayangi oleh anak, dia akan lebih mudah terjerumus ke dalam
     masalah ini. Kalau ada anak yang bisa mengambil hati, dia akan
     lebih senang karena memang dia dari dulu butuh disayangi. Sudah
     tentu hubungan suami-istri yang bermasalah menambah masalah ini
     karena bila si istri kurang disayangi suaminya dia akan lebih
     membutuhkan kasih sayang si anak, suami kurang dihargai istrinya
     karena dia akan lebih membutuhkan penghargaan dari si anak.
     Jadi, karena anak, hubungan suami-istri bisa terpecah. Tetapi
     bisa juga karena hubungan orang tua yang sudah mulai renggang
     akhirnya meresap masuk ke dalam hubungan orang tua-anak dan anak
     akhirnya digunakan sehingga semua keluarga terpecah belah.
-----
  T: Kalau ternyata memang dalam keluarga terjadi favoritisme, apa
     sarannya?

  J: Jangan membuat hubungan yang eksklusif dengan anak yang dengannya
     kita sudah dekat itu. Kita harus lebih membagi diri dengan yang
     lainnya, jangan pergi berduaan, bicara berduaan. Pergilah
     beramai-ramai dan secara khusus ajak anak yang lainnya untuk
     pergi berdua dengan kita, bicara berdua dengan kita, belikan
     sesuatu untuk dia  juga, peluk dia, lebih banyaklah memberikan
     perhatian kepada yang satunya lagi. Mudah-mudahan kalau anak kita
     masih relatif kecil, rasa dibedakan itu bisa mulai menipis dengan
     berjalannya waktu.
-----
  T: Dalam hal ini, apakah yang firman Tuhan katakan?

  J: Amsal 3:27 berkata: "Janganlah engkau menahan kebaikan daripada
     orang-orang yang berhak menerimanya, padahal engkau mampu
     melakukannya." Menahan kebaikan bisa juga kita terapkan dalam
     hubungan orang tua-anak. Kalau orang tua memang bisa melimpahkan
     kebaikan kepada semua anak, mengapa tidak? Jangan hanya kepada 1
     atau 2 anak saja yang memang memunyai kesamaan sifat dengan kita
     atau yang kita banggakan. Beri kebaikan kepada mereka sebab semua
     anak-anak kita berhak menerimanya dan kita mampu untuk
     memberikannya, jadi berilah dengan murah hati kebaikan kita
     kepada semua anak.
-----
  T: Kasusnya bisa tidak disenangi oleh saudara-saudara yang lain,
     seperti Yusuf dengan kakak-kakaknya itu?

  J: Tepat sekali, itu salah satu contoh yang sangat tragis. Karena
     Yusuf akhirnya akan dibunuh oleh semua kakaknya.

  Sajian di atas kami ambil/edit dari isi kaset TELAGA No. T089B
  yang telah diringkas/disajikan dalam bentuk tulisan. Jika Anda ingin
  mendapatkan transkrip lengkap kaset ini lewat e-mail, silakan kirim
  surat ke: < owner-i-kan-konsel(at)hub.xc.org>
  atau < TELAGA(at)sabda.org >. Atau kunjungi situs TELAGA di:
  ==> http://www.telaga.org/audio/anak_favorit

INFO__________________________________________________________________

            PERAYAAN 15 TAHUN SABDA 12 -- 16 OKTOBER 2009

  Kami mengucap syukur untuk kesetiaan dan dukungan yang Anda berikan
  bagi pelayanan Yayasan Lembaga SABDA (YLSA), khususnya dalam rangka
  memeriahkan 15 Tahun SABDA. Beberapa kegiatan yang direncanakan
  telah berjalan dengan baik minggu lalu. Di antaranya:

  - Peluncuran SABDA Labs <http://labs.sabda.org/>
    Di situs ini, Anda bisa mendapatkan berbagai informasi seputar
    SABDA, seperti daftar bahan yang bisa didownload, tutorial
    instalasi, tutorial SABDA Alkitab, informasi situs,
    pengembangan-pengembangan program/software SABDA, dan berbagai
    berita SABDA lainnya.
  - Peluncuran Gadget "Search SABDA Alkitab"
    Gadget ini memungkinkan pengunjung situs mencari kata, frasa,
    ayat Alkitab, nomor Strong, maupun bahan-bahan terkait dengan kata
    atau frasa tertentu yang tersedia pada SABDA Alkitab. Silakan
    ambil script gadget ini dan kemudian memasangnya di situs Anda
    sendiri dari:
    - http://alkitab.sabda.org/download.php
    - http://labs.sabda.org/index.php/Pencarian_Alkitab

  Doakan agar rencana-rencana yang lain juga dapat segera terealisasi.

  Memasuki minggu kedua bulan Oktober ini, perayaan 15 Tahun SABDA
  juga masih akan dilanjutkan dengan pengadaan beberapa acara, yakni:

  12 Oktober 2009 = Mini Show SABDA Alkitab di Solo (1)
     Kegiatan ini sudah terlaksana dengan baik. Tim SABDA telah
     memberi pelatihan pada 20 orang pendeta di Solo pinggiran tentang
     bagaimana menggunakan situs SABDA Alkitab <http://alkitab.sabda.org>.
     Doakan agar SABDA menjadi berkat.
  13 Oktober 2009 = Peluncuran Facebook Application "Ayat Alkitab", 15 Oktober 2009 = Peluncuran CD Alkitab Audio (TB, BIS)
  16 Oktober 2009 = Peluncuran Fitur Download SABDA.net

  Besar harapan kami Anda mendukung kegiatan di atas dalam doa.
  Kiranya pelayanan kita bersama ini diberkati oleh Tuhan. Untuk
  mendapatkan kemajuan yang lebih mantap, kami ingin mengajak Anda
  memberikan masukan berupa kritik maupun saran. Kirimkan masukan
  Anda lewat email < fb(at)sabda.org >. Kami percaya masukan Anda
  akan membantu kelancaran pelayanan YLSA pada masa yang akan datang.

  Tuhan Yesus memberkati.

_______________________________e-KONSEL ______________________________

Pimpinan Redaksi: Christiana Ratri Yuliani
Staf Redaksi: Tatik Wahyuningsih dan Dian Pradana
Redaksi Tamu: Desi Rianto
Penanggung Jawab Isi Dan Teknis Yayasan Lembaga SABDA
INFRASTRUKTUR dan DISTRIBUTOR Sistem Network I-KAN
Copyright(c) 2009
YLSA -- http://www.ylsa.org/
Katalog -- http://katalog.sabda.org/
Rekening: BCA Pasar Legi Solo No. 0790266579 / a.n. Yulia Oeniyati
______________________________________________________________________
Anda punya masalah/perlu konseling? atau ingin mengirimkan
Informasi/artikel/bahan/sumber konseling/surat/saran/pertanyaan/dll.
silakan kirim ke:
konsel(at)sabda.org atau owner-i-kan-konsel(at)hub.xc.org
Berlangganan: subscribe-i-kan-konsel(at)hub.xc.org
Berhenti: unsubscribe-i-kan-konsel(at)hub.xc.org
ARSIP: http://www.sabda.org/publikasi/e-konsel/
Situs C3I: http://c3i.sabda.org/
Network Konseling: http://www.in-christ.net/komunitas_umum/network_konseling
______________________________________________________________________

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org