Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-konsel/32

e-Konsel edisi 32 (15-1-2003)

Gereja dan Pelayanan Konseling

><>                 Edisi (032) -- 15 Januari 2003                <><

                               e-KONSEL
*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*
       Milis Publikasi Elektronik Pelayanan Konseling Kristen
*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*

Daftar Isi:
  - Pengantar           : Kebutuhan Gereja akan Pelayanan Konseling
  - Cakrawala        (1): Suatu Rencana Bimbingan dalam Gereja Anda
                     (2): Ciri-ciri Gereja yang Saling Mempedulikan
  - Bimbingan Alkitabiah: Perspektif Alkitabiah tentang Konseling
  - Tips                : Model Konseling Gereja Lokal
  - Surat               : Cara Mendapatkan e-Konsel yg sudah Terbit

*REDAKSI -*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*- REDAKSI*

                    -*- PENGANTAR DARI REDAKSI -*-

  Pelayanan gereja memang sebenarnya tidak dapat dipisahkan dari
  pelayanan bimbingan atau konseling, karena salah satu panggilan
  gereja adalah untuk memberi penghiburan, nasehat dan tuntunan kepada
  jemaat Tuhan. Namun tugas panggilan gereja ini tidak hanya ditujukan
  bagi pendeta atau pekerja gereja saja, karena setiap anggota gereja
  adalah anggota Tubuh Tuhan yang diperlengkapi dengan berbagai
  karunia yang bermanfaat untuk pembangunan seluruh Tubuh. Tanpa
  anggota-anggota yang saling menopang maka Tubuh tidak mungkin akan
  berdiri tegak. Oleh karena itu setiap jemaat Tuhan dipanggil untuk
  saling memperhatikan satu dengan yang lain untuk saling menolong dan
  membangun. Seperti yang pernah dikatakan Dr. Gary R. Collins:
     "Dalam 1Petrus 2:5, gereja diibaratkan sebagai bangunan yang
     terdiri dari batu-batu yang hidup dan persekutuan imam yang
     mempersembahkan korban yang hidup dan kudus bagi Allah. Tentu
     saja, setiap batu itu sendiri tidak banyak gunanya, karena batu
     baru ada harganya kalau dipakai bersama-sama batu yang lain untuk
     membangun. Secara perorangan, orang Kristen juga seperti itu.
     Mereka menemukan tempat yang sesungguhnya sebagai orang Kristen
     jika mereka sebagai anggota tubuh dapat bersama-sama dengan
     saudara-saudara seiman membangun rumah rohani yang teguh."

  Nah, rindukah Anda memiliki gereja yang sanggup melaksanakan
  pelayanan bimbingan (konseling) dimana jemaat-jemaat Tuhan dapat
  saling menolong satu dengan yang lain dalam melayani Tubuh Tuhan?
  Selamat menyimak sajian edisi ini.

  Tim Redaksi


*CAKRAWALA *-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-* CAKRAWALA*

Artikel (1)
===========

     -*- SUATU RENCANA PELAYANAN BIMBINGAN DALAM GEREJA ANDA -*-

  Setiap tubuh orang percaya yang ingin mengembangkan suatu pelayanan
  bimbingan harus melakukannya berdasarkan pedoman-pedoman Kitab Suci
  dan didalam kerangka gereja yang ada. Artikel berikut ini memberikan
  saran tentang cara-cara untuk mengembangkan dan melakukan pelayanan
  bimbingan. Beberapa saran mungkin tidak dapat dipraktekkan dalam
  setiap gereja, namun kerangkanya dapat memberikan suatu titik tolak.

  Bimbingan alkitabiah harus berada dibawah wewenang tubuh gereja
  setempat dan bertanggung jawab kepada pemimpin gereja. Masing-masing
  pembimbing harus tunduk kepada Tuhan, pimpinan, dan Tubuh Kristus.
  Para pembimbing harus diangkat dan ditunjuk oleh pemimpin untuk
  melayani Tuhan dengan melayani orang-orang dalam jemaat yang sedang
  menderita masalah-masalah kehidupan. Karena kebergantungan yang kuat
  kepada Roh Kudus dan karena bimbingan merupakan suatu fungsi Tubuh
  Kristus dan suatu pernyataan kasih Allah, maka tidak ada biaya
  bimbingan. Idealnya, bimbingan harus merupakan saluran kasih dan
  pelayanan yang wajar dalam persekutuan orang-orang percaya yang
  saling mengenal dan saling mengasihi. Bimbingan mungkin muncul dari
  hubungan kepercayaan yang telah terjalin antara pemimpin dan anggota
  pelayanan kelompok kecil dalam sebuah gereja.

  Pelayanan bimbingan alkitabiah di gereja kami tumbuh karena suatu
  kebutuhan dalam Tubuh Tuhan. Pendeta kami menjadi terlalu dibebani
  dengan tugas bimbingan, namun merasa bertanggung jawab untuk
  melayani kawanan domba. Ia mulai memanggil beberapa orang dari kami
  dalam jemaat untuk ikut memikul masalah-masalah kehidupan. Ketika
  kami semakin terlibat, kami melihatnya sebagai suatu pelayanan yang
  diinginkan Allah bagi umat-Nya -- suatu fungsi Tubuh Kristus.

  Dalam kitab Kejadian, Yitro menyarankan suatu rencana yang mirip
  bagi Musa. Hari demi hari orang-orang berbaris di luar tenda Musa
  untuk meminta bimbingan dan nasihat, sama seperti banyak orang di
  gereja mungkin datang kepada pendetanya untuk bimbingan. Yitro dapat
  melihat bahwa itu adalah tugas yang terlalu berat untuk dilakukan
  oleh satu orang dan menyarankan agar Musa membagi tanggung jawab ini
  dengan orang-orang lain. Musa menugaskan pemimpin-pemimpin kelompok
  dan mengajarkan cara-cara Allah kepada mereka agar dapat membimbing
  mereka yang perlu mengetahui cara Allah dalam suatu situasi tertentu
  dan menemukan cara Allah untuk penyelesaian masalah. Dalam Tubuh
  Kristus diperlukan jauh lebih banyak pelayanan daripada yang dapat
  dilakukan oleh satu orang. Kevin Springer dalam "Pastoral Renewal"
  merasa prihatin bahwa "banyak pemimpin menghabiskan waktu yang lama
  dan sukar dengan sekelompok kecil dari bangsa mereka, dan
  mengabaikan anggota-anggota yang lebih bertalenta, anggota-anggota
  orang dewasa yang terabaikan -- justru anggota-anggota yang dapat
  diperlengkapi untuk melayani orang lain". Seorang pendeta yang
  bijaksana akan memimpin orang-orang lain ke dalam segi-segi
  pelayanan yang dipikul bersama sehingga seluruh tubuh boleh
  berfungsi bersama dan menyatakan keutuhan dan kekudusan yang
  dimaksudkan oleh Tuhan bagi gereja.

  Sangatlah menolong bila seorang pendeta dapat menyarankan seseorang
  supaya pergi kepada seorang pembimbing alkitabiah dalam persekutuan
  setempat sehingga orang yang membutuhkan bimbingan tidak jatuh ke
  dalam tangan "pembimbing gadungan" atau tidak usah berpaling kepada
  orang-orang di luar gereja yang mungkin membimbing menurut filsafat
  dan pengajaran yang tidak sesuai dengan pengajaran dalam
  persekutuan. Tidak ada bagian dalam Kitab suci yang mengatakan agar
  menyuruh seorang percaya pergi ke dunia untuk menemukan pertolongan
  bagi masalah-masalah kehidupan. Yesus memanggil murid-murid-Nya
  untuk melayani, dan Ia mengutus Roh Kudus untuk memenuhi kebutuhan
  umat.

  Mengembangkan Suatu Pelayanan Bimbingan
  ---------------------------------------

  Unsur-unsur dasar bagi perubahan sudah ada dalam gereja yang
  mempunyai lingkungan kasih dan pengajaran firman Allah yang kuat.
  Bimbingan alkitabiah dalam sebuah gereja semata-mata merupakan
  bentuk pelayanan belas kasihan dan kebenaran Allah yang lebih
  pribadi dan khusus. Karena itu, bimbingan alkitabiah tidak boleh
  dirasakan asing. Sekalipun demikian, banyak hamba Tuhan dan orang
  awam merasa sama sekali tidak diperlengkapi karena mereka mengira
  bahwa bimbingan alkitabiah bagaimanapun juga harus menyamai
  bimbingan psikologis.

  Bimbingan alkitabiah melibatkan persekutuan kasih dalam tubuh
  (lingkungan bagi perubahan) dan khotbah serta pengajaran firman
  (arah bagi perubahan) dan bukan teknik-teknik dan teori-teori
  bimbingan psikologis.

  Bila seorang pendeta ingin mengembangkan suatu pelayanan bimbingan
  dalam tubuh, maka apa yang memang sudah ada dalam kelompok hendaklah
  diterapkan kepada orang-orang secara perseorangan. Dalam bimbingan
  alkitabiah perhatian menjadi bersifat pribadi dengan cara
  menyediakan waktu dan bersedia mendengarkan, dan pengajaran menjadi
  bersifat pribadi untuk memenuhi kebutuhan khusus seseorang. Maka
  lingkungan dan arah perubahan dengan cara memberikan kemurahan dan
  kebenaran lebih disesuaikan dengan seseorang daripada dengan suatu
  kelompok secara keseluruhan. Pendeta mempunyai lebih banyak untuk
  diberikan daripada yang mungkin disadarinya.

  Anggota-anggota jemaat mungkin juga mempunyai lebih banyak untuk
  diberikan dalam bimbingan daripada yang disadari mereka. Ketika
  mereka telah berpartisipasi sebagai anggota-anggota suatu lingkungan
  yang penuh perhatian, dan ketika mereka secara pribadi telah
  mengikuti kebenaran Kitab Suci dalam kehidupan mereka sendiri,
  mereka telah mengalami pengaruh-pengaruh dari lingkungan yang penuh
  kasih dan pengarahan untuk perubahan. Banyak orang telah menyediakan
  lingkungan yang penuh kasih sayang dan pengarahan untuk perubahan
  melalui interaksi pribadi dengan sesama orang Kristen. Dengan
  demikian sudah banyak orang yang telah diperlengkapi untuk melayani
  sebagai pembimbing alkitabiah.

  Kecuali jika suatu jemaat hanya terdiri dari orang-orang percaya
  yang baru atau masih muda, maka akan ada suatu kelompok orang dalam
  persekutuan yang diperlengkapi untuk membimbing. Orang-orang ini
  telah mempelajari Alkitab dan telah menerapkan firman Allah dalam
  kehidupan mereka sendiri. Mereka mempunyai karunia untuk membimbing
  di dalam keseimbangan antara kasih sayang dan kebenaran. Semua
  jemaat yang telah kami hubungi berkenaan dengan suatu pelayanan
  bimbingan mempunyai anggota-anggota yang bersedia dan mampu melayani
  dengan segera jika kesempatan diberikan. Memulai suatu pelayanan
  bimbingan semata-mata menyangkut pemilihan pembimbing, memberi
  latihan dalam prinsip-prinsip dasar yang akan mereka butuhkan untuk
  diterapkan dalam pelayanan bimbingan, mengorganisasikan dan
  mengumumkan pelayanan itu, lalu mempercayakan hasilnya kepada Allah.

  Di samping latihan dari Tuhan yang telah diterima mereka, para
  pembimbing dan calon pembimbing harus terus belajar sementara mereka
  menyelidiki Kitab suci untuk mencari cara-cara Allah bagi pelayanan
  kepada orang-orang, sementara mereka membaca buku untuk memperoleh
  manfaat dari pengalaman orang lain yang membimbing menurut firman
  Allah, dan juga sementara mereka mulai melayani pribadi-pribadi.
  Cara terutama untuk belajar bagaimana melakukan sesuatu adalah
  dengan melakukannya. Pedoman memang diperlukan, namun cara satu-
  satunya untuk benar-benar belajar adalah dengan mulai menyediakan
  lingkungan yang penuh kemurahan dengan cara mendengarkan,
  memperhatikan, dan mendoakan. Kemudian ketika Roh Kudus memberikan
  hikmat, pengajaran ditambahkan. Kebergantungan kepada Roh Kudus
  sungguh sangat penting karena lingkungan yang terbaik bagi bimbingan
  datang dari kehadiran Allah dan arah perubahan datang dari firman-
  Nya sementara Roh Kudus membuatnya menjadi dapat diterapkan dan
  hidup.

  Tampaknya salah satu aspek yang paling merisaukan dalam memulai
  suatu pelayanan bimbingan ialah program latihan. Banyak pendeta
  merasa tidak mampu untuk mengajar sebuah kelas dalam bimbingan
  alkitabiah. Padahal, prinsip-prinsip Alkitab yang merupakan dasar
  bimbingan alkitabiah telah dikhotbahkan dan diajarkan dari mimbar
  selama ini. Karena seorang pembimbing alkitabiah melayani dengan
  belas kasihan dan kebenaran untuk menyediakan lingkungan dan arah
  bagi perubahan, maka latihan harus berkisar pada kedua bidang
  tersebut.

  Memberi pengajaran tentang menyediakan lingkungan yang penuh
  kemurahan tentunya sudah biasa dilakukan oleh seorang pendeta yang
  telah mendorong jemaatnya untuk menyediakan lingkungan seperti itu.
  Karena dalam melayani jemaatnya seyogyanya ia telah mengajarkan
  kasih, kebaikan, kemurahan, kesabaran, pengertian, dan sifat-sifat
  lain yang harus berkembang sebagai buah Roh, ia memiliki suatu
  sumber yang kaya akan bahan pelajaran.

  Di samping itu, ia harus memilih pembimbing-pembimbing awam yang
  telah memiliki sifat-sifat tadi dan buah Roh. Pengajaran dalam
  bidang ini kemudian dapat ditambah dengan artikel-artikel dan buku-
  buku yang menekankan unsur saling memperhatikan dalam Tubuh Kristus.

  Seorang pendeta juga tahu bagaimana melatih pembimbing untuk
  memberikan arah dalam lingkup bimbingan. Ia akan mengajarkan kepada
  para pembimbing apa yang harus diajarkan, yaitu bagaimana caranya
  hidup dalam kehidupan Kristen. Ia akan mengajar mereka untuk
  menerapkan secara pribadi pengajaran firman Allah yang sama yang
  diajarkannya dari mimbar; bagaimana menjalani kehidupan Kristen
  dengan menerima kasih Allah, mempercayai-Nya, dan menaati-Nya.

  Karena khotbah, pengajaran kelompok, dan bimbingan pribadi semuanya
  meliputi pengajaran tentang bagaimana menjalani kehidupan Kristen
  dan doktrin-doktrin dasar Kitab suci lainnya, adalah menarik untuk
  melihat beberapa persamaan dan perbedaan yang ada. Khotbah,
  pengajaran, dan bimbingan alkitabiah harus:
  (1) didasarkan pada doktrin-doktrin Kitab Suci;
  (2) berpusatkan pada Allah dan sifat-Nya, firman dan kehendak-Nya;
  (3) membimbing orang-orang dalam menjalani kehidupan Kristen;
  (4) memotivasi orang-orang untuk memilih dan melakukan kehendak
      Allah;
  (5) menasihati, menjelaskan, mendorong, dan mengasihi;
  (6) bergantung kepada Roh Kudus;
  (7) menyadari kebutuhan orang-orang yang mendengarkan; dan
  (8) mengusahakan kesembuhan, perubahan, dan pertumbuhan.

  Dalam beberapa hal bimbingan berbeda dengan khotbah atau pengajaran
  kelompok. Bimbingan meliputi tindakan mendengarkan dan berbicara.
  Baik orang yang dibimbing maupun pembimbing belajar satu tentang
  yang lain dan juga tentang Tuhan. Apa yang diajarkan didasarkan atas
  kebutuhan seseorang sebagaimana yang dilihat melalui mendengarkan
  dan berdoa, sedangkan dalam pengajaran atau khotbah pokok bahasan
  didasarkan atas kebutuhan kelompok sebagaimana dilihat melalui
  pengenalan akan kelompok dan doa. Adakalanya bimbingan mungkin
  berupa hubungan pribadi atas kemurahan sementara yang dibimbing
  memilih petunjuk Allah. Barangkali perbedaan-perbedannya dapat
  diringkaskan sebagai berikut: bimbingan lebih bersifat pribadi,
  terjadi melalui percakapan, menyentuh kebutuhan-kebutuhan tertentu,
  dan menyampaikan kasih sayang dan kebenaran Allah melalui waktu yang
  diberikan kepada seseorang atau suatu pasangan.

  Kebenaran-kebenaran yang sama dapat diajarkan melalui mimbar, di
  dalam kelas, dan selama bimbingan. Karena itu, seorang pendeta dapat
  melakukan banyak hal untuk melatih anggota-anggota jemaatnya dalam
  bimbingan alkitabiah. Namun, bimbingan itu sendiri merupakan suatu
  karunia yang berbeda dari khotbah dan pengajaran. Cukup sering
  seorang pendeta yang memiliki karunia dalam berkhotbah dan yang
  karenanya dapat mengajarkan banyak hal tentang bimbingan mungkin
  sebenarnya tidak mempunyai karunia membimbing. Sebaliknya, ada
  orang-orang yang mempunyai kemampuan antar pribadi dan kemampuan
  untuk mendengarkan dengan penuh pengertian dan kesabaran yang mampu
  membimbing secara efektif, namun dapat membuat pendengar tertidur
  kalau ia berkhotbah. Sumber kasih sayang dan kebenaran itu sama,
  namun karunia, panggilan, dan cara menyajikan berbeda. Karena itu,
  seorang pendeta yang merasa tidak mampu menjadi seorang pembimbing
  dapat menjadi alat untuk mengajar orang-orang lain tentang banyak
  hal yang dibutuhkan mereka untuk memberi bimbingan.

-*- Sumber -*-:
  Judul Buku   : Bimbingan Berdasarkan Firman Tuhan
  Judul Artikel: Suatu Rencana Bimbingan dalam Gereja Anda
  Penulis      : Martin dan Deidre Bobgan
  Penerbit     : Yayasan Kalam Hidup, Bandung, 1996
  Halaman      : 241 - 247


*CAKRAWALA *-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-* CAKRAWALA*

Artikel (2)
===========

  Untuk menjadi gereja yang siap memberikan pelayanan bimbingan
  (konseling) ada beberapa persyaratan; berikut ini adalah 9 ciri
  yang dibutuhkan:

         -*- CIRI-CIRI "GEREJA YANG SALING MEMPEDULIKAN" -*-

  1. Terdiri dari jemaat yang percaya pada Tuhan Yesus sebagai
     Juruselamat dan mau hidup sesuai dengan kebenaran firman-Nya.
     Jemaat dari gereja yang saling mempedulikan juga memperhatikan
     penginjilan, pemuridan, dan membekali setiap anggota dengan
     makanan rohani yang sehat, sehingga mereka juga dapat melayani
     orang lain, mempedulikan sesama, mengabarkan Injil baik di
     rumah, di masyarakat sekitarnya maupun di mana saja mereka
     berada.

  2. Pemimpin-pemimpin gereja yang saling mempedulikan termasuk
     pendetanya, terdiri dari orang-orang yang benar-benar rindu untuk
     tumbuh sebagai anak-anak Allah dan dengan tulus memperhatikan
     kebutuhan orang lain. Hal ini diekspresikan dalam sikap mau
     mendengar, menghibur, mendorong dan membimbing dalam kasih dan
     pengertian.

  3. Suasana kebaktian di gereja yang saling mempedulikan berpusatkan
     pada Kristus dan pembinaan persaudaraan. Ada usaha yang sungguh-
     sungguh untuk memberikan sambutan yang hangat pada mereka yang
     datang. Kebenaran firman dan kebutuhan jemaat merupakan inti dari
     setiap pemberitaan firman Tuhan dan dapat pengajaran di sekolah
     minggu. Kesempatan selalu disediakan bagi mereka yang membutuhkan
     bantuan doa, pertolongan, dan persekutuan.

  4. Gereja yang saling mempedulikan juga memberikan kesempatan bagi
     jemaat, untuk saling menanggung beban dan saling membantu,
     sehingga ada kesempatan bagi pendeta untuk bekerja sama dengan
     jemaat untuk saling mendukung dalam pelayanan. Jemaat dapat
     menunjukkan perhatian pada mereka yang baru pindah, sakit, yang
     menderita, yang tidak mempunyai keluarga, kesepian, dll. Secara
     perorangan maupun sebagai jemaat, selalu ada usaha untuk memenuhi
     kebutuhan yang ada di masyarakat.

  5. Kelompok doa, pemahaman Alkitab, dan pelayanan keluar sangat
     ditekankan. Dalam grup selalu disediakan kesempatan bagi setiap
     anggota untuk mengutarakan persoalan dan perasaan mereka, dalam
     suasana kekeluargaan dan kasih.

  6. Para pengajar juga memperhatikan kebutuhan murid-muridnya.
     Mereka berusaha membawa setiap murid dekat pada Tuhan dan
     belajar mempercayakan setiap kebutuhannya kepada Tuhan.

  7. Mempunyai beban misi, tidak saja pada masyarakat sekitarnya
     tetapi juga di bagian dunia yang lain. Jemaat tidak saja
     memperhatikan penginjilan tetapi juga kebutuhan sosial mereka,
     sehingga tidak saja membawa berita keselamatan melalui iman pada
     Kristus, namun juga memperhatikan kebutuhan jasmani orang-orang
     lain.

  8. Memberikan kesempatan pada jemaat untuk memberikan persembahan
     bahan maupun pelayanan mereka dalam berbagai bidang.

  9. Jabatan kepemimpinan diberikan kepada mereka yang
     mendemonstrasikan sikap dan perbuatannya sebagai murid Kristus
     yang patut diteladani dan pada mereka yang sungguh-sungguh
     memperhatikan sesamanya.

-*- Diedit dari sumber -*-:
  Judul Buku   : Konseling Kristen yang Efektif
  Judul Asli   : Apakah Arti "Gereja yang Paling Mempedulikan"?
  Penulis      : Dr. Gary R. Collins
  Penerbit     : Seminari Alkitab Asia Tenggara, Malang, 1998
  Halaman      : 98 - 99

*BIMBINGAN *-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*--*-*-*-*-*-*-*-*-* ALKITABIAH*

               -*- TELADAN ALKITAB TENTANG KONSELOR -*-

  Sudah sejak lama konseling menjadi bagian dari gereja, bahkan
  sebelum konseling terpola menjadi satu program pelayanan dalam
  gereja. Jika secara luas kita mendefinisikan konseling sebagai
  seseorang yang mendampingi, memberi ketentraman hati, menunjukkan
  apa yang benar, atau memberikan bimbingan, maka Alkitab mempunyai
  banyak contoh mengenai konseling.

  1. MUSA merupakan salah satu dari para konselor pertama yang
     terdaftar dalam Alkitab. Sebagian besar harinya dalam perjalanan
     di gurun menuju Kanaan dipakai untuk mendengarkan dan memberikan
     keputusan untuk semua keluhan/permasalahan yang disampaikan
     kepadanya. Keputusan dan nasihat bijaksana yang diberikannya
     merupakan penuntun bagi orang Israel dalam menjalani kehidupan
     mereka sehari-hari (Keluaran 18:15-16).

  2. YITRO, mertua Musa mengatur orang-orang dalam kelompok-kelompok,
     sehingga orang lain dapat membantunya dalam memberikan konseling
     (Keluaran 18:21-22). Jika masalah yang dihadapi terlalu rumit dan
     sulit dimengerti oleh seorang konselor, maka dia akan menyerahkan
     masalah tersebut kepada seorang hakim yang lebih tinggi, sampai
     jika betul-betul diperlukan, masalah itu akan disampaikan kepada
     Musa.

  3. TEMAN-TEMAN AYUB datang untuk memberikan bimbingan, memberi
     semangat, dan mendukung Ayub selama masa krisisnya
     (Ayub 2:11,13).

  4. DAUD, si gembala muda, dibawa menghadap Raja Saul untuk
     menghiburnya dengan musik. Bagi Saul, yang saat itu sedang
     mengalami tekanan emosional yang amat besar, permainan musik Daud
     merupakan satu bentuk dukungan terapi. Saat itu merupakan
     kesempatan Saul untuk mengalami masa-masa pemulihan emosi dan
     mentalnya (1Samuel 16:23). Tugas-tugas para gembala berhubungan
     dengan tugas konseling. Mereka terlibat untuk menguatkan orang
     yang dalam kelemahan, menolong orang-orang yang "lumpuh",
     memulihkan perasaan yang sakit, dan menemukan mereka yang
     terhilang.

  5. Nabi-nabi seperti ELIA dan ELISA menerapkan konseling dalam
     bentuk khotbah dan menjelaskan Firman Tuhan kepada orang-orang
     (1Raja-raja 17-19). Nasehat mereka, walaupun terkadang tidak
     dituruti, memberikan indikasi yang jelas bahwa datangnya dari
     Tuhan untuk memberikan kedamaian. Umat Allah membutuhkan
     konseling yang bijaksana dari mereka. Para raja dan pemimpin
     militer dari negara-negara di sekitar Israel juga membutuhkan
     nasehat dari para nabi ini.

  6. Pelayanan YESUS seringkali melibatkan pemberian konseling untuk
     orang lain. Dia memberikan tuntunan kepada para pendengar-Nya
     mengenai cara untuk:
        o dapat masuk dalam Kerajaan Allah (Matius 19:23-30),
        o menerima pemulihan (Yohanes 3:1-16; Matius 12:10-14), dan
        o memperbaiki hubungan yang retak (Matius 5:23-26).
     Dalam Yesaya 9:5 Nabi Yesaya mencatat bahwa "Penasihat Ajaib"
     (Konselor) akan menjadi salah satu sebutan Yesus. Yesus
     membicarakan tentang 'mendengarkan' -- keahlian yang penting
     dalam konseling -- lebih dari 200 kali. Yesus memberikan teladan
     dengan bersikap menerima, ramah, dan lemah lembut kepada wanita
     Samaria yang ditemuinya di sumur (Yohanes 4) dan juga kepada
     wanita yang telah berzinah (Yohanes 8). Yesus menunjukkan
     kemampuan-Nya dalam melakukan konseling melalui:
        o cara-Nya mendengarkan (Lukas 24:17-24),
        o kemampuan-Nya dalam menghadapi masalah (Lukas 24:25;
          Matius 8:26),
        o pengertian-Nya/pemahaman-Nya tentang orang
          (Matius 19:16-22), dan
        o melalui kemampuan-Nya untuk menghubungkan kata-kata dalam
          Firman Tuhan dengan kebutuhan manusia (Lukas 6:47-49).

  7. Rasul PAULUS menunjukkan empati dan kepeduliannya kepada para
     penatua di Efesus (Efesus 1:1, 16-18). Pada waktu dia pergi dari
     rumah ke rumah untuk mengajarkan tentang kebenaran Firman Tuhan,
     tidak diragukan lagi dia menjadi terlibat dalam banyak pengalaman
     konseling. Surat-surat Paulus kepada gereja menunjukkan kedekatan
     hubungannya dengan jemaat (Kolose 4; Roma 16). Banyak tulisannya
     dimotivasi oleh keinginannya untuk memecahkan sebuah masalah
     penting yang dihadapi gereja atau seorang jemaat dalam gereja
     (lihat Filipus, 1Korintus).

  Gereja mula-mula menetapkan orang-orang awam untuk menentukan
  kebutuhan-kebutuhan masyarakat dan mengurus bantuan yang sesuai
  (Kisah Para Rasul 6:1-7). Memenuhi kebutuhan jasmani, mental, dan
  rohani orang banyak telah menjadi tema yang konsisten di sepanjang
  sejarah gereja. Walaupun metode dan teknik yang dipakai untuk
  membantu jemaat yang membutuhkan bervariasi dari generasi ke
  generasi, gereja selalu menjadi tempat tujuan dari jemaat yang
  mengalami tekanan fisik, emosi, atau rohani. Kristus menegaskan agar
  gereja menjadi model untuk menyatakan kasih yang tak bersyarat dan
  menerima setiap mereka yang membutuhkan.

-*- Diterjemahkan dari sumber -*-:
  Judul Buku   : Foundations of Ministry -- An Introduction to
                 Christian Education for a New Generation
  Judul Artikel: Counseling Ministry in the Church: Biblical
                 Perspectives of Counseling
  Penulis      : Michael J. Anthony and The Christian Education
                 Faculty of Biola University Talbot School of Theology
  Penerbit     : A BridgePoint Book, Illinois, 1992
  Halaman      : 331 - 333


*TIPS *-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-* TIPS*

                 -*- MODEL KONSELING GEREJA LOKAL -*-

  Dalam tahun-tahun terakhir ini tuntutan yang semakin bertambah besar
  bagi pelayanan konseling telah mendorong studi yang serius bagi para
  profesional sebagai konselor. Konsep para konselor yang dididik
  secara tidak profesional telah menjadi populer. Bagi sejumlah orang
  gagasan "konseling" memiliki pesona dan daya tarik tertentu tetapi
  yang menyerang prospek sekolah formal. Terutama dalam gereja,
  kelompok kerja dan konseling teman sebaya telah menyebar dalam gaya
  epidemis, mengambil bentuk pertemuan pernikahan, latihan kepekaan
  antar pribadi, analisa pelaksanaan, dan yang semacam itu. Sangat
  disesalkan, peranan konseling banyak menarik orang-orang yang tidak
  kokoh yang terpikat oleh kesempatan untuk keintiman secara instan;
  beberapa orang tertarik oleh posisi otoritas yang kelihatan; yang
  lainnya melihat titel "Konselor" sebagai pemenuhan secara pribadi.
  Banyak orang secara tidak sadar sedang berharap untuk menyelesaikan
  masalah-masalahnya sendiri dalam kedudukan sebagai konselee.

  Dengan semangat yang dikendalikan oleh kewaspadaan terhadap masalah-
  masalah yang berkaitan, saya meramalkan perkembangan konseling yang
  penuh arti dalam gereja lokal yang dijalankan oleh para anggota
  gereja. Apabila itu dioperasikan secara alkitabiah, maka anggota
  tubuh Kristus dapat memperlengkapi para individu dengan semua sumber
  yang dapat diperlukan untuk menyesuaikan signifikansi dan sekuriti
  dalam Kristus. Namun kita tidak seharusnya berpikir bahwa kesempatan
  untuk pelayanan (yang memenuhi keperluan makna) dan persekutuan
  (yang memenuhi keperluan rasa aman) secara otomatis akan disambut
  gembira dengan seksama oleh setiap orang percaya dan dengan jelas
  dipahami sebagai sesuatu yang relevan dengan kebutuhan-kebutuhan
  dasar mereka. Pola-pola yang tidak disadari dari tingkah laku yang
  berdosa dan pendekatan yang keliru terhadap kehidupan yang secara
  diam-diam berkepanjangan akan terus berfungsi meskipun ada komitmen
  yang tulus yang dilakukan secara sadar. Hati ini menipu. Keyakinan-
  keyakinan yang keliru sering bersikeras tetap tinggal sampai
  disingkapkan di dalam terang kesadaran yang jelas. Konseling
  individu sering dibutuhkan untuk menangani bentuk-bentuk masalah
  ini. Paulus mengingatkan orang-orang Kristen di Tesalonika bahwa ia
  telah bekerja dengan setiap orang secara individu dalam usahanya
  untuk membimbing mereka kepada kedewasaan rohani (1Tesalonika 2:11).
  Gereja lokal harus menerima tanggung jawab bagi pribadi secara
  individu untuk memperhatikan setiap anggota. Dengan nyata tidak ada
  staf pelayanan yang dengan memadai dapat menangani kebutuhan-
  kebutuhan yang sangat besar untuk memperhatikan individu dalam
  anggota tubuh Kristus. Hal ini juga bahkan tidak diusahakan.
  Pekerjaan itu milik anggota tubuh Kristus.

  Ada tiga level konseling -- Feelings/Perasaan, Actions/Tingkah Laku,
  Thoughts/Pemikiran -- yang dapat dipadukan dengan luwes ke dalam
  struktur gereja lokal.

     Masalah Perasaan                Perasaan Alkitabiah
            |                                ^
            v                                |
     Masalah Tingkah Laku            Tingkah Laku Alkitabiah
            |                                ^
            |                                |
            |                            Memastikan Komitmen
            |                                ^
            v                                |
     Masalah Pemikiran               Pemikiran Alkitabiah
            |                                ^
            |                                |
            ------------>Mengajar-------------


  Dalam model atas yang sederhana tetapi saya yakin komprehensif,
  tiga kemungkinan jenis konseling dapat dikenali [Perasaan =>
  Dorongan; Tingkah Laku => Nasihat; Pemikiran => Penerangan].

                             Konseling melalui:
  Level 1 Masalah Perasaan ------ DORONGAN -----> Perasaan Alkitabiah

  Level 2 Masalah Tingkah Laku -- NASIHAT --> Tingkah Laku Alkitabiah

  Level 3 Masalah Pemikiran ----- PENERANGAN --> Pemikiran Alkitabiah

                         Mengacu pada Diagram

  Proposal saya adalah sebagai berikut: semua anggota tubuh Kristus
  dapat dan harus terlibat dalam konseling Level 1. Beberapa anggota
  tubuh Kristus (misalnya: tua-tua, gembala sidang, diaken, guru
  Sekolah Minggu, orang-orang lainnya yang dewasa rohani dan
  bertanggung jawab) dapat dilatih dalam konseling Level 2. Beberapa
  individu yang dipilih dapat diperlengkapi untuk menangani masalah-
  masalah yang lebih dalam, lebih sulit, kompleks dalam konseling
  Level 3. Jika dikembangkan sebagaimana mestinya, maka mungkin itu
  pengharapan saya yang optimis tetapi realistis bahwa setiap
  kebutuhan konseling (kecuali orang-orang yang terlibat masalah
  organik/biokimia) akan dipenuhi dalam kelompok gereja.

-*- Diedit dari sumber -*-:
  Judul Buku   : Konseling yang Efektif dan Alkitabiah
  Judul Artikel: Konseling dalam Kelompok Kristen
  Penulis      : Dr. Larry Crabb
  Penerbit     : Kerjasama Yayasan ANDI dengan Yayasan Kalam Hidup
  Halaman      : 211 - 214


*SURAT*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-DARI ANDA-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*SURAT*

  Dari: "Fenny W." <fenny_oei@>
  >Salam dalam kasih Kristus Yesus.
  >Saya sebenarnya sudah mengikuti e-Konsel sejak pertama terbit
  >dengan alamat email <mailto:fwijaya@> dan sudah mendapatkan banyak
  >sekali manfaat darinya. Sekarang saya sudah pindah ke negara lain
  >untuk studi, dan saya sekarang mempunyai alamat email baru yaitu
  ><mailto:fenny_oei@>. Sedangkan rasanya sayang jika semua artikel
  >yang saya peroleh ditinggal begitu saja di Indonesia, maka dengan
  >itu saya hendak meminta sekali lagi semua edisi dari No.1 hingga ke
  >No.28 (kalau tidak salah) dikirmkan ke alamat ini supaya saya pun
  >kembali mempunyai pertinggalnya yang bisa saya baca kapan saja.
  >Terima kasih atas segenap bantuannya, sekali lagi Tuhan memberkati
  >pelayanan e-Konsel.
  >Immanuel, Fenny

  Redaksi:
  Wah,.. Anda adalah pelanggan setia kami dong... (tapi kami sekarang
  sudah ada di edisi yang ke 32...). Kami sangat bersyukur karena Anda
  mendapatkan banyak berkat melalui e-Konsel yang kami terbitkan.
  Untuk mendapatkan semua edisi e-Konsel yang telah terbit, Anda bisa
  langsung mengakses situs arsip e-Konsel di alamat:
  ==>   http://www.sabda.org/publikasi/e-konsel/

  Juga bagi pelanggan e-Konsel yang lain, Anda tidak perlu kuatir
  kalau Anda sering berpindah-pindah tempat, karena dimanapun Anda
  berada, Anda bisa mengakses arsip e-Konsel di alamat situs di atas.


e-KONSEL*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*e-KONSEL

                         STAF REDAKSI e-Konsel
                       Yulia O., Lani M., Evie D.
                    PENANGGUNG JAWAB ISI dan TEKNIS
                         Yayasan Lembaga SABDA
                     INFRASTRUKTUR dan DISTRIBUTOR
                          Sistem Network I-KAN
                      Copyright(c) 2003 oleh YLSA

*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*
 Anda punya masalah atau perlu konseling? <masalah-konsel@sabda.org>
 Informasi/artikel/bahan/sumber konseling/surat/saran/pertanyaan/dll.
 dapat dikirimkan ke alamat:             <owner-i-kan-konsel@xc.org>
*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*
 Berlangganan: Kirim e-mail kosong ke: subscribe-i-kan-konsel@xc.org
 Berhenti:     Kirim e-mail kosong:  unsubscribe-i-kan-konsel@xc.org
 Sistem lyris: http://hub.xc.org/scripts/lyris.pl?enter=i-kan-konsel
 ARSIP publikasi e-Konsel:  http://www.sabda.org/publikasi/e-konsel/
*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org