Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-konsel/96 |
|
e-Konsel edisi 96 (5-10-2005)
|
|
><> Edisi (096) -- 01 Oktober 2005 <>< e-KONSEL *-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-* Milis Publikasi Elektronik Pelayanan Konseling Kristen *-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-* Daftar Isi: - Pengantar : Belajar dari Masalah - Renungan : Kuasa Tanpa Batas - Cakrawala : Diubahkan Lewat Persoalan - Tanya Jawab Konseling: Mengapa Tuhan itu Jahat? - Stop Press : Happy Birthday e-Konsel! *REDAKSI -*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*- REDAKSI* -*- PENGANTAR DARI REDAKSI -*- Selama kita hidup di dunia ini, tidak ada seorang pun yang tidak memiliki masalah. Masalah, diundang atau tidak, selalu datang dan pergi dalam kehidupan manusia. Sebagai orang Kristen, apa yang harus kita lakukan ketika masalah datang dalam kehidupan kita? Apakah kita menjadi kecut hati dan pesimis? Ataukah kita dengan tegar dapat menengadahkan kepala dan berkata, "Aku memiliki Allah yang lebih besar dari masalahku" ? Tentu tidak mudah untuk mempunyai sikap yang positif ketika kita menghadapi masalah. Perlu pemahaman dasar yang benar tentang apakah masalah kita. Tapi hal yang lebih penting adalah memahami siapakah Allah kita. Allah tentu berkuasa menghindarkan kita dari masalah, tapi Ia juga berkuasa untuk menjadikan masalah sebagai alat untuk mengubah dan membentuk kita menjadi ciptaan yang sesuai dengan maksud dan tujuan-Nya. Nah, edisi e-Konsel kali ini akan menyajikan satu topik yang sangat relevan dengan pembicaraan kita di atas, yaitu "Diubahkan Melalui Masalah". Jadi ketika Anda menghadapi masalah ingatlah, "Don`t ever say, `God, I have a big problem` instead say, `Hey problem, I have a big God`." (Jangan pernah mengatakan, "Tuhan, aku punya masalah yang besar." tapi katakan, "Hai masalah, aku punya Tuhan yang besar.") Selamat bertumbuh. (Rat) Redaksi *RENUNGAN *-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-* RENUNGAN* -*- KUASA TANPA BATAS -*- Bacaan : Yesaya 40:25-31 "Mengapa bintang tidak jatuh dari langit?" Seorang anak kecil mungkin menanyakan hal itu, tapi seorang ahli astronomi juga menanyakan hal yang sama. Dan keduanya memperoleh jawaban yang pada dasarnya sama: Sebuah kuasa atau energi yang misterius telah menahan dan mencegah segala sesuatu di jagat raya ini jatuh berantakan. Ibrani 1:3 memberi tahu kita bahwa Yesuslah yang menopang segala yang ada dengan firman-Nya. Dia adalah sumber dari segala energi yang ada, baik potensi ledakan yang terdapat dalam sebuah atom atau air dalam ceret yang mendidih di atas kompor. Energi misterius itu bukanlah sebuah kekuatan yang tak berakal. Bukan. Allah adalah pribadi penuh kuasa yang menciptakan segala sesuatu dari ketiadaan, termasuk juga bintang-bintang (Kejadian 1; Yesaya 40:26). Dialah yang membelah Laut Merah dan membebaskan orang Israel dari perbudakan di Mesir (Keluaran 14:21,22). Dialah yang merancang kelahiran Yesus dari seorang perawan (Lukas 1:34,35), dan yang membangkitkan-Nya dari kematian serta mengalahkan maut (2Timotius 1:10). Allah kita, satu-satunya Allah yang sejati, memiliki kuasa untuk menjawab doa, memenuhi kebutuhan kita, dan mengubah hidup kita. Maka saat persoalan hidup terasa begitu menekan, saat Anda menghadapi persoalan besar seperti Laut Merah, berserulah kepada Allah yang telah melakukan perbuatan-perbuatan ajaib dan menahan semua benda di tempatnya. Dan ingatlah bahwa tiada sesuatu hal yang mustahil jika kita bersama dengan Allah yang Mahakuasa -— Vernon Grounds. ALLAH LEBIH BESAR DARIPADA MASALAH TERBESAR KITA -*- Sumber: -*- Arsip Publikasi e-RH (Renungan Harian), Edisi 22 April 2004 ==> http://www.sabda.org/publikasi/e-rh/2004/04/22/ *CAKRAWALA *-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-* CAKRAWALA* -*- DIUBAHKAN LEWAT PERSOALAN -*- Allah memiliki suatu tujuan di balik segala masalah. Dia menggunakan keadaan-keadaan untuk mengembangkan karakter kita. Bahkan sebetulnya, Dia lebih bergantung pada keadaan untuk menjadikan kita serupa dengan Yesus ketimbang pada kegiatan kita membaca Alkitab. Alasannya jelas: Anda menghadapi berbagai keadaan 24 jam sehari. Yesus memperingatkan kita bahwa kita akan menghadapi aneka masalah di dunia (Yohanes 16:33). Tidak ada seorang pun yang kebal terhadap penderitaan atau terlindungi dari penderitaan, dan tidak seorang pun yang akan menjalani kehidupan ini tanpa masalah. Setiap kali Anda berhasil memecahkan satu masalah, masalah lain sudah menanti untuk muncul. Tidak semua masalah itu besar, tetapi semuanya berperan penting dalam proses pertumbuhan yang disiapkan Allah bagi Anda. Petrus meyakinkan kita bahwa masalah-masalah itu normal, dengan mengatakan, "Janganlah kamu heran akan nyala api siksaan yang datang kepadamu sebagai ujian, seolah-olah ada sesuatu yang luar biasa terjadi atas kamu." (1Petrus 4:12) Allah memakai masalah-masalah untuk menarik Anda lebih dekat kepada Diri-Nya. Alkitab mengatakan, "Tuhan itu dekat kepada orang-orang yang patah hati, dan Ia menyelamatkan orang-orang yang remuk jiwanya." (Mazmur 34:18) Pengalaman-pengalaman penyembahan Anda yang paling hebat dan mendalam mungkin terjadi ketika Anda tengah mengalami masa-masa tergelap dalam hidup Anda -- ketika Anda patah hati, merasa ditinggalkan, tidak dipilih, atau ketika mengalami penderitaan badani yang luar biasa -- dan Anda datang kepada Allah sendiri. Selama dalam penderitaan itulah kita belajar untuk menaikkan doa-doa kita yang paling murni, sepenuh hati, dan jujur kepada Allah. Ketika kita berada di dalam penderitaan, kita tidak lagi memiliki tenaga untuk menaikkan doa-doa yang dangkal. Joni Eareckson Tada menulis, "Ketika hidup terasa menyenangkan, kita mungkin menikmatinya dengan kerinduan untuk mengetahui tentang Yesus, dengan meniru Dia dan mengutip perkataan-Nya serta membicarakan-Nya. Tetapi hanya dalam penderitaanlah kita akan benar- benar mengenal Yesus." Kita mempelajari berbagai hal tentang Allah di dalam penderitaan karena hal itu tidak bisa kita pelajari dengan cara lain. Allah tentu bisa saja mencegah agar Yusuf tidak masuk penjara (Kejadian 39:20-22), agar Daniel tidak dimasukkan dalam gua singa (Daniel 6:16-23), agar Yeremia tidak dimasukkan ke dalam perigi (Yeremia 38:6), agar Paulus tidak mengalami karam kapal tiga kali (2Korintus 11:25) dan mencegah tiga pemuda Ibrani agar tidak dibuang dalam perapian yang menyala-nyala (Daniel 3:1-26) tetapi Allah tidak melakukannya. Allah mengizinkan masalah-masalah tersebut terjadi, dan sebagai hasilnya setiap orang tersebut ditarik lebih dekat kepada Allah. Masalah-masalah mendorong kita untuk memandang kepada Allah dan bergantung pada-Nya dan bukan pada diri kita sendiri. Paulus memberikan kesaksian tentang hal ini: "Kami merasa, seolah-olah kami telah dijatuhi hukuman mati. Tetapi hal itu terjadi, supaya kami jangan menaruh kepercayaan pada diri kami sendiri, tetapi hanya kepada Allah yang membangkitkan orang-orang mati." (2Korintus 1:9) Anda tidak akan pernah menyadari bahwa Allah adalah satu-satunya yang Anda butuhkan sebelum Anda merasakan Allah sebagai satu-satunya yang Anda miliki. Apapun penyebabnya, tidak ada satu pun masalah yang bisa terjadi tanpa izin Allah. Segala sesuatu yang terjadi atas seorang anak Allah sudah disaring oleh Bapa, dan Dia bermaksud menggunakannya untuk kebaikan meskipun Iblis dan yang lain memaksudkannya untuk keburukan. Karena Allah adalah pemegang kendali tertinggi, kecelakaan- kecelakaan hanyalah insiden-insiden dalam rencana kebaikan dari Allah bagi Anda. Karena setiap hari dari kehidupan Anda sudah tertulis pada penanggalan Allah sebelum Anda dilahirkan (Mazmur 139:16) maka "segala sesuatu" yang terjadi pada Anda memiliki manfaat rohani. Segala sesuatu! Roma 8:28-29 menjelaskan alasannya: "Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah. Sebab semua orang yang dipilih-Nya dari semula, mereka juga ditentukan-Nya dari semula untuk menjadi serupa dengan gambaran Anak-Nya." MENANGGAPI MASALAH-MASALAH SEPERTI YESUS MENANGGAPINYA Masalah-masalah tidak secara otomatis menghasilkan apa yang Allah maksudkan. Banyak orang menjadi kecewa, dan bukannya menjadi lebih baik, serta menjadi tidak pernah bertumbuh. Anda harus menanggapi seperti cara Yesus menanggapi. 1. Ingatlah bahwa rencana Allah itu baik ------------------------------------- Allah mengetahui apa yang terbaik bagi Anda dan Ia memperhatikan kepentingan Anda. Allah memberitahu Yeremia, "Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku mengenai kamu, demikianlah firman TUHAN, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan." (Yeremia 29:11) Yusuf memahami kebenaran ini pada saat dia memberitahu saudara- saudaranya yang telah menjualnya dalam perbudakan, "Memang kamu telah mereka-rekakan yang jahat terhadap aku, tetapi Allah telah mereka-rekakannya untuk kebaikan," (Kejadian 50:20) Hizkia menyuarakan perasaan yang sama tentang penyakit yang mengancam nyawanya: "Sesungguhnya, penderitaan yang pahit menjadi keselamatan bagiku;" (Yesaya 38:17) Kapanpun Allah mengatakan "tidak" terhadap permohonan Anda akan keringanan, ingatlah, "... Dia menghajar kita untuk kebaikan kita, supaya kita beroleh bagian dalam kekudusan-Nya." (Ibrani 12:10b) Penting bahwa Anda tetap berfokus pada rencana Allah, bukan pada penderitaan atau masalah Anda. Inilah cara Yesus menanggung penderitaan salib, dan kita didorong untuk mengikuti teladan-Nya: "Marilah kita melakukannya dengan mata yang tertuju kepada Yesus, yang memimpin kita dalam iman, dan yang membawa iman kita itu kepada kesempurnaan, yang dengan mengabaikan kehinaan tekun memikul salib ganti sukacita yang disediakan bagi Dia," (Ibrani 12:2a) Corrie ten Boom, yang menderita di dalam sebuah kamp maut Nazi, menjelaskan tentang kuasa dari fokus yang dimiliki seseorang: "Jika Anda memandang kepada dunia, Anda akan menderita. Jika Anda memandang diri sendiri, Anda akan tertekan. Namun jika Anda memandang Kristus, Anda akan tenang!" Fokus Anda akan menentukan perasaan-perasaan Anda. Rahasia ketekunan ialah mengingat bahwa penderitaan Anda bersifat sementara, tetapi upah Anda kekal. Musa tekun menjalani kehidupan yang penuh masalah "sebab pandangannya ia arahkan kepada upah" (Ibrani 11:26). Paulus tekun menanggung kesulitan dengan cara yang sama. Dia berkata, "Sebab penderitaan ringan yang sekarang ini, mengerjakan bagi kami kemuliaan kekal yang melebihi segala-galanya, jauh lebih besar daripada penderitaan kami." (2Korintus 4:17) Jangan menyerah pada pemikiran jangka pendek. Tetaplah fokus pada hasil akhirnya: "... jika kita menderita bersama-sama dengan Dia, supaya kita juga dipermuliakan bersama-sama dengan Dia. ... penderitaan zaman sekarang ini tidak dapat dibandingkan dengan kemuliaan yang akan dinyatakan kepada kita." (Roma 8:17-18) 2. Bersukacitalah dan mengucap syukur ---------------------------------- Alkitab menyuruh kita untuk "Mengucap syukurlah dalam segala hal, sebab itulah yang dikehendaki Allah di dalam Kristus Yesus bagi kamu." (1Tesalonika 5:18) Bagaimana mungkin? Perhatikan bahwa Allah menyuruh kita untuk mengucap syukur "dalam segala hal" bukan "atas segala hal." Allah tidak meminta Anda bersyukur atas kejahatan, atas dosa, atas penderitaan, atau atas akibat-akibat menyakitkan dari hal-hal tersebut di dalam dunia. Sebaliknya, Allah ingin Anda mengucap syukur pada-Nya karena Dia akan memakai masalah-masalah Anda untuk menggenapi tujuan-Nya. Alkitab mengatakan, "Bersukacitalah senantiasa dalam Tuhan!" (Filipi 4:4) Alkitab tidak mengatakan, "Bersukacitalah atas penderitaanmu." Itu merupakan masokisme (kepuasan yang diperoleh dari penderitaan). Anda bisa bersukacita "dalam Tuhan". Tanpa peduli apapun yang terjadi, Anda bisa bersukacita di dalam kasih, perhatian, hikmat, kuasa, dan kesetiaan Allah. Yesus berkata, "Bersukacitalah pada waktu itu dan bergembiralah, sebab sesungguhnya, upahmu besar di sorga;" (Lukas 6:23) Kita juga bisa bersukacita karena mengetahui bahwa Allah melewati penderitaan itu bersama kita. Kita bukan melayani Allah yang jauh dan acuh tak acuh, yang mengucapkan kata-kata klise yang membesarkan hati hanya dari pinggir lapangan yang aman. Sebaliknya, Allah masuk ke dalam penderitaan kita. Yesus melakukannya di dalam perwujudan-Nya, dan Roh-Nya melakukannya di dalam kita sekarang. Allah tidak akan pernah meninggalkan kita sendiri. 3. Menolak untuk menyerah ---------------------- Bersabar dan bertekunlah. Alkitab mengatakan, "Sebab kamu tahu, bahwa ujian terhadap imanmu itu menghasilkan ketekunan. Dan biarkanlah ketekunan itu memperoleh buah yang matang, supaya kamu menjadi sempurna dan utuh dan tak kekurangan suatu apapun." (Yakobus 1:3-4) Pembentukan karakter merupakan proses yang lambat. Kapan pun kita berupaya menghindari atau melarikan diri dari kesulitan di dalam kehidupan, kita memotong proses tersebut, menunda pertumbuhan kita, dan akan berakhir dengan jenis penderitaan yang lebih parah -- jenis penderitaan yang menyertai tindakan menolak dan menghindar. Bila Anda memahami konsekuensi-konsekuensi kekal dari pengembangan karakter Anda, maka Anda akan lebih jarang menaikkan doa-doa "Memuaskan diri" ("Tolong Tuhan supaya aku merasa nyaman"). Anda akan lebih banyak menaikkan doa-doa "Bentuklah aku" ("Pakailah peristiwa ini untuk menjadikanku lebih serupa dengan Engkau"). Anda mengetahui bahwa Anda sedang menjadi dewasa bila Anda mulai melihat tangan Allah di dalam lingkungan kehidupan yang acak, membingungkan, dan sepertinya tanpa arti. Jika Anda sedang menghadapi penderitaan sekarang, jangan bertanya, "Mengapa aku mengalami penderitaan ini?" Tetapi bertanyalah, "Apa yang Engkau ingin agar aku pelajari?" kemudian percayalah kepada Allah dan tetap melakukan apa yang benar. "Sebab kamu memerlukan ketekunan, supaya sesudah kamu melakukan kehendak Allah, kamu memperoleh apa yang dijanjikan itu." (Ibrani 10:36) Jangan menyerah, bertumbuhlah! -*- Bahan diedit dari sumber:-*- Judul Buku: The Purpose Driven Life (Kehidupan yang Digerakkan oleh Tujuan) Penulis : Rick Warren Penerjemah: Paulus Adiwijaya Penerbit : Gandum Mas, Malang, 2004 Halaman : 213 - 215 dan 218 - 220 *TANYA JAWAB*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*--*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*KONSELING* Tanya jawab berikut ini kami ambilkan dari salah satu surat konseling yang diterima oleh Redaksi C3I, silakan menyimak! -*- MENGAPA TUHAN ITU JAHAT? -*- T: Tuhan itu jahat. Ketika saya mengalami bencana, mengapa Ia tidak menolong? Ketika saya stress mengenai masa depan, mengapa Ia tak mau menolong? Bahkan ketika saya tak bisa melanjutkan sekolah, mengapa Dia tak menolong? Ketika ortu saya ribut masalah uang, mengapa Tuhan diam saja tak mau menolong? Tuhan tidak adil! Saya ingin mati saja. Saya takut menghadapi masa depan yang suram! J: Saudara yang terkasih, Tuhan tentu tidak jahat. Kita seringkali salah menilai Dia karena keadaan yang sedang kita alami. Saat semuanya baik-baik saja, kita mudah untuk mempercayai bahwa Tuhan itu baik. Tapi ketika dalam keadaan sebaliknya, kita bisa dengan mudah meragukan kebaikan Tuhan. Kenyataan sebenarnya adalah Tuhan tidak berubah. Tapi Tuhan memang tidak berjanji bahwa menjadi anak-anak-Nya berarti kita akan terhindar dari himpitan masalah. Mazmur 84:7-8 mengatakan : "Apabila MELINTASI lembah Baka, mereka membuatnya menjadi tempat yang bermata air; bahkan hujan pada awal musim menyelubunginya dengan berkat. Mereka berjalan makin lama makin kuat, hendak menghadap Allah di Sion." Lembah Baka adalah gambaran sebuah tempat yang menakutkan, tidak enak untuk dilewati, dan penuh rintangan serta masalah. Walaupun demikian, Tuhan tidak mengatakan bahwa kita akan terhindar darinya melainkan Ia berkata bahwa kita akan MELINTASINYA! Kita akan dimampukan untuk melewatinya dan berjalan makin lama makin kuat. Ada sebuah tulisan yang sangat memberkati: When GOD leads you to the edge of the cliff only one of these two things will happen: He will catch you when you fall, or He will teach you how to FLY! Ketika Tuhan membawamu ke tepian jurang hanya satu dari dua hal ini yang akan terjadi; Dia akan menangkapmu ketika engkau jatuh, atau Dia akan mengajarmu bagaimana caranya terbang. Jadi bila kita tengah putus asa dengan masalah yang sedang kita hadapi, ingatlah bahwa Dia tidak akan pernah membiarkan semuanya itu terjadi di luar kehendak-Nya yang baik. Dia PASTI memampukan kita melewatinya bila kita mau berharap pada pertolongan-Nya. Hanya masalahnya, yang seringkali membuat kita putus asa ialah ketika Tuhan tidak menuruti permintaan kita, maka kita menganggap-Nya tidak peduli. Kita berdoa dan kita meminta "maunya begini" tapi Tuhan menjawab lain. Lalu kita menganggap Dia tuli, tidak mendengar doa kita atau Dia jahat karena sengaja tidak mau menuruti kemauan kita. Kita bersikap seperti anak kecil yang manja padahal sebenarnya kita tidak tahu apa yang terbaik untuk diri kita sendiri. Sementara bisa jadi Tuhan berpendapat bahwa masalah yang kita hadapi sekarang ini justru akan membuat kita makin kuat untuk kebaikan kita kelak. Berikut adalah satu lagi cerita menarik untuk dibagikan kepada Anda (semoga kisah nyata ini bisa menjadi berkat untuk Anda). "Ada seorang pendeta yang melayani Tuhan dengan sungguh- sungguh. Tapi suatu hari dia mengalami kecelakaan dan kakinya terpaksa diamputasi. Dia menjadi terguncang karena Tuhan `tega-teganya` mengizinkan semuanya ini terjadi padanya yang telah bertahun-tahun melayani dengan sungguh-sungguh. Dia kecewa pada Tuhan dan tidak mau lagi berdoa. Dia tidak sudi lagi menyembah Tuhan karena menurutnya Tuhan sangat jahat. Semua rekan pendeta yang ingin menghibur dan mendoakannya ia usir dari rumah. Tapi beberapa bulan kemudian ia menyadari kekeliruannya. Dia telah menganggap Tuhan jahat padahal Alkitab mencatat bahwa Tuhan itu baik. Sekalipun ia belum tahu apa kehendak Tuhan bagi dirinya lewat kecelakaan itu, tapi ia memutuskan untuk melayani Tuhan kembali. Dia pergi ke pedalaman Afrika untuk memberitakan Injil di sana. Dia memakai kaki penyangga palsu dari kayu agar bisa berjalan seperti orang normal." "Saat memasuki pedalaman yang penduduknya adalah suku kanibal, ia ditangkap dan diikat. Rupanya orang-orang di sana hendak memakannya karena ia orang asing. Ketika sebuah pedang disabetkan dan mengenai kaki palsunya, penduduk mulai heran. Bahkan ketika mereka mencoba memakan potongan kakinya itu, mereka terkejut dan mengira penginjil itu sebagai utusan dewa. Akhirnya penginjil itu dilepaskan dan justru diperlakukan dengan istimewa. Dari sanalah ia bisa memberitakan Injil dengan mudahnya dan banyak orang pun diselamatkan. Seandainya dulu kakinya masih utuh, pasti nyawanya telah melayang menjadi santapan penduduk kanibal itu. Bahkan mungkin juga penduduk di sana tak akan pernah mengenal apa itu Injil." Seringkali kita tidak bisa memahami maksud Tuhan dibalik hal-hal buruk yang sedang menimpa kita. Namun percayalah, suatu saat ia akan membuat kita mengerti bahwa ternyata semua itu Ia lakukan untuk kebaikan kita agar tergenapi rencana-Nya. Bila hari-hari ini Anda merasa begitu tertekan dengan banyaknya masalah dalam hidup, jangan pernah berhenti dan menyerah. Sayang sekali bila kita mengakhiri pertandingan hidup ini dengan menyerah di tengah jalan. Padahal sebetulnya ada hal indah yang telah Tuhan siapkan menanti di depan kita. Bacalah Yeremia 29:11 dan Roma 8:28, itulah janji Tuhan untuk Anda. Tim Konselor C3I STOP PRESS*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*STOP PRESS* -*- HAPPY BIRTHDAY e-KONSEL -*- Pelanggan e-Konsel yang terkasih, Pada tanggal 1 Oktober 2005 ini e-Konsel merayakan ulang tahun yang keempat. Puji syukur kami naikkan kepada Tuhan atas penyertaan-Nya hingga saat ini. Tak lupa Redaksi juga mengucapkan terima kasih kepada para pelanggan yang selalu setia menunggu kiriman edisi-edisi e-Konsel, dan juga atas doa, dukungan dan partisipasinya kepada e-Konsel. Sebagai tanda terima kasih kami atas kesetiaan dan kepercayaan pembaca, maka di saat yang berbahagia ini Redaksi akan menerbitkan satu edisi khusus bagi para pelanggan (dikirimkan secara terpisah). Selain itu Redaksi juga membuka kesempatan bagi para pelanggan untuk mengirim kesan dan pesan tentang e-Konsel selama empat tahun ini ke alamat: <staf-konsel(at)sabda.org> Kiriman dari pelanggan ini akan ditampilkan pula dalam edisi khusus tersebut. Teruslah memberi dukungan untuk e-Konsel dan kiranya Tuhan terus menggunakan e-Konsel sebagai saluran berkat-Nya. To God be The Glory! e-KONSEL*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*e-KONSEL STAF REDAKSI e-Konsel Ratri, Evie, Silvi PENANGGUNG JAWAB ISI dan TEKNIS Yayasan Lembaga SABDA INFRASTRUKTUR dan DISTRIBUTOR Sistem Network I-KAN Copyright(c) 2005 oleh YLSA http://www.sabda.org/ylsa/ http://www.sabda.org/katalog/ Rekening: BCA Pasar Legi Solo No. 0790266579 / a.n. Yulia Oeniyati *-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-* Anda punya masalah atau perlu konseling? <masalah-konsel(at)sabda.org> Informasi/artikel/bahan/sumber konseling/surat/saran/pertanyaan/dll. dapat dikirimkan ke alamat: <owner-i-kan-konsel(at)xc.org> *-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-* Berlangganan : <subscribe-i-kan-konsel(at)xc.org> Berhenti : <unsubscribe-i-kan-konsel(at)xc.org> Sistem lyris : http://hub.xc.org/scripts/lyris.pl?enter=i-kan-konsel ARSIP e-Konsel: http://www.sabda.org/publikasi/e-konsel/ *-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |