Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-konsel/90 |
|
e-Konsel edisi 90 (5-7-2005)
|
|
><> Edisi (090) -- 01 Juli 2005 <>< e-KONSEL *-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-* Milis Publikasi Elektronik Pelayanan Konseling Kristen *-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-* Daftar Isi: - Pengantar : Anak Juga Bisa Mengalami Stres - Cakrawala : Dapatkah Anak Anda Mengatasi Stres? - TELAGA : Bagaimana Membantu Anak Menghadapi Stres? - Info : Christian Counseling Conference - Surat : Apakah Saya Diizinkan untuk Mengirimkan Tulisan? *REDAKSI -*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*- REDAKSI* -*- PENGANTAR DARI REDAKSI -*- Beberapa waktu yang lalu banyak media ramai membicarakan tentang terjadinya peristiwa bunuh diri dari seorang anak yang masih duduk di bangku Sekolah Dasar dan juga seorang bocah yang masih berusia kira-kira 5 tahun. Banyak pakar psikologi yang mencoba menganalisa penyebab dari peristiwa yang menghebohkan ini. Pengaruh media televisi, ingin menarik perhatian orangtua, perasaan malu, dan tidak mampu menangani stres yang dihadapi adalah beberapa penyebab anak bunuh diri yang mereka simpulkan. Selama ini, mungkin, Anda berpikir bahwa stres hanya mungkin dialami oleh orang dewasa yang memiliki tingkat kesulitan hidup yang lebih kompleks. Ternyata pendapat ini tidak 100% benar, sebab anak pun bisa mengalaminya. Sebenarnya, stres yang terjadi pada anak bukanlah hal yang berbahaya jika mereka bisa mengatasi dan menghadapinya. Nah, tugas kitalah sebagai orangtua dan pendidik untuk membantu agar mereka bisa menghadapinya. Harapan kami, sajian e-Konsel edisi ini bisa memberikan pengetahuan kepada Anda untuk membantu mengatasi stres yang dihadapi anak-anak. Selamat menyimak. (Dav) Redaksi *CAKRAWALA *-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-* CAKRAWALA* -*- DAPATKAH ANAK ANDA MENGATASI STRES? -*- Tekanan batin, stres. Setiap orang, termasuk anak-anak kita, yang hidup di dunia yang bergerak cepat, bersaing ketat, dan berubah-ubah ini pasti akan mengalami berbagai tekanan batin. Mungkin, kehidupan anak nampaknya tidak mempunyai beban apa-apa dibandingkan dengan kehidupan seorang pemimpin perusahaan, namun anak-anak pun menderita karena tekanan-tekanan batin sebagaimana yang dialami oleh orang- orang dewasa. Hanya saja gejala-gejalanya yang berbeda. Jika para eksekutif menderita penyakit lambung, maka bagi seorang anak penyakit yang diderita akibat stres dapat muncul dalam berbagai bentuk, dari sering pilek sampai sulit membaca. Gejala- gejala yang nampak dalam kelakuannya biasanya termasuk tidak mau bergaul dan suka menyendiri, makin tidak mau berbicara, atau berlaku luar biasa agresif. Reaksi-reaksi fisik dapat berupa sering diare, gatal-gatal, gangguan pada kulit, perubahan kebiasaan makan, atau mimpi-mimpi buruk. Di balik akibat-akibat langsung yang timbul karena tekanan pada anak-anak, kita juga harus ingat bahwa penelitian menunjukkan adanya hubungan yang erat antara tekanan-tekanan batin yang berkepanjangan dan masalah-masalah kesehatan seperti tekanan darah tinggi, penyakit jantung, dan kanker. Jadi, berdasarkan alasan-alasan ini, sangatlah penting bahwa anak-anak itu membina pola-pola yang baik untuk menangani masalah-masalah tekanan batin atau stres ini. Pada dasarnya, tekanan batin atau stres itu merupakan pengrusakan tubuh. Ada beberapa macam tekanan batin yang memang wajar dan juga diperlukan bagi suatu kehidupan yang sehat. Tekanan batin yang wajar itu dapat membuat pikiran menjadi tangkas dan sistem peredaran darah berfungsi dengan baik. Olehnya juga, kita dipacu untuk berhasil dalam ujian, untuk bersaing dengan lebih ketat dalam pertandingan- pertandingan atletik, untuk mengasihi dan menangis dan untuk berusaha agar dapat mencapai suatu kehidupan yang lebih memuaskan. Tetapi, jika tekanan yang wajar itu berubah menjadi penderitaan dan putus asa, maka timbullah masalah dalam kesehatan dan tingkah laku. Hal-hal yang mungkin menimbulkan tekanan yang tidak sehat di dalam diri anak-anak itu sangat banyak, termasuk juga kejadian-kejadian seperti perpindahan ke kota lain, suatu penyakit yang kronis, kelahiran seorang adik, atau meninggalnya seseorang yang dikasihi. Tekanan batin juga dapat bersumber dari dalam diri anak itu sendiri, sebagai akibat dari hubungan-hubungan yang salah atau kelakuan- kelakuan yang merusak. Atau, hal itu dapat juga berakar pada sesuatu yang di luar dirinya, situasi atau lingkungan yang tidak dapat dikendalikannya. Bagaimana caranya agar kita dapat mengurangi sumber-sumber tekanan itu dan mengatasi tekanan-tekanan yang tidak terelakkan? Hal ini sebagian besar bergantung pada apakah kita dapat menentukan apa yang merupakan sumbernya. Jika sudah diketahui sumber dari stres itu, maka kita akan dapat langsung menangani masalahnya. Tetapi, jika sumber tekanan itu masih tersembunyi dan kabur, mungkin yang terbaik yang dapat kita lakukan ialah menolong anak itu menyusun siasat untuk mengatasi hal itu. Bagaimana cara Anda sebagai orangtua menanggulangi stres atau tekanan, itulah yang akan menjadi contoh bagi anak Anda. Berikut ini terdapat beberapa cara yang dapat Anda dan anak Anda pertimbangkan: • Bicarakan hal ini. Salah satu respon yang paling buruk terhadap masalah stres ialah menyembunyikannya atau memendamnya di dalam hati Anda sendiri -- merasa seolah-olah bahwa hanya Anda seorang diri saja yang menghadapi masalah itu. Ciptakan kesempatan bagi anak Anda yang masih kecil untuk mengungkapkan perasaannya. Memainkan boneka tangan, seperti boneka si Unyil, dan menggambar merupakan kegiatan yang baik untuk mengungkapkan perasaannya. • Ketika seorang anak menjadi semakin besar, ia akan dapat dengan lebih baik merumuskan dan menganalisa kejengkelan atau keadaannya yang frustrasi itu. Hendaklah Anda peka terhadap komentar-komentar anak itu karena hal itu mungkin dapat memberi petunjuk tentang adanya kegelisahan. Jika ia menyinggung tentang seorang jagoan di sekolah yang selalu mengganggu atau perceraian orangtua seorang kawan maka mungkin hal itu dapat menjadi titik tolak untuk, dengan lembut, mengajukan beberapa pertanyaan yang dapat mengungkapkan ketakutan yang tersembunyi agar hal itu dapat segera diatasi. • Bersama anak Anda gambarkan dengan jelas cara penyelesaian yang mungkin dilakukan. Tolonglah anak itu untuk mengenali tindakan- tindakan tertentu yang dapat dilakukannya untuk mengakhiri suatu keadaan yang menekan. Jika misalnya, masalahnya adalah pelajaran sekolah yang tertinggal, bicarakanlah bagaimana caranya agar anak itu dapat mengatur jadwal waktunya dengan lebih baik lagi, memperbaiki kebiasaan belajarnya, mencari bantuan baik dari Anda maupun dari para guru. Sedikit gagasan yang kreatif dapat menimbulkan cara penyelesaian yang baik. Dan seringkali, karena begitu kuatir, cara penyelesaian yang sebenarnya sederhana itu tidak terlihat. • Jika di dalam kehidupan anak Anda sudah terjadi hubungan antarpribadi, tolonglah dia untuk menilai siapa sebenarnya yang harus bertanggung jawab. Anak itu mungkin secara keliru merasa bertanggung jawab atas tindakan-tindakan orang lain yang sama sekali berada di luar kekuasaannya. • Periksalah dalam firman Allah apa jawaban atau tanggapan terhadap suatu masalah. Salah satu hak istimewa orang Kristen ialah bahwa kita dapat menyerahkan kekuatiran kita kepada Tuhan, dan sebagai gantinya dapat menerima damai dan ketenangan yang sejati (Roma 8:26-28). Doa yang disertai dengan hati yang jujur dapat menghilangkan beban tekanan batin. Berdoalah bersama-sama dengan anak Anda. Ketaatan yang sesederhana mungkin dapat menjadi penyelesaian yang tepat jika ia telah melanggar salah satu prinsip Allah untuk kehidupan ini. • Hiduplah sehari demi sehari. Kebanyakan dari hal-hal yang dikuatirkan baik oleh anak-anak maupun oleh orangtua tidak akan pernah terjadi. Sehat sekali jika kita memusatkan perhatian hanya pada masalah yang ada sekarang dan yang ada di tempat ini. Kadang- kadang, memang kita perlu menikmati saat sekarang ini dan menunda dulu untuk menangani apa yang menjadi sumber stres atau tekanan itu hingga saat yang lebih tepat. Sarankan kepada anak Anda agar ia tidak kuatir tentang sesuatu masalah sampai setelah masalah itu dibicarakan bersama-sama dengan Anda dalam suasana yang lebih santai. • Berilah anak Anda cukup waktu untuk bermain. Bermain itu merupakan salah satu cara yang penting bagi anak itu untuk mengatasi stres atau tekanan. Belilah mainan yang paling memungkinkan anak itu untuk mengembangkan kreativitas dan daya khayalnya, seperti tanah liat, balok-balok susun, atau perkakas untuk mengukir kayu. • Usahakan agar setiap anggota keluarga Anda cukup tidur dan olahraga. • Batasi jumlah waktu menonton televisi untuk anak Anda. Terlalu banyak menonton televisi dapat mengakibatkan anak mengalami stres karena menanggung beban informasi dan emosi yang berlebihan. • Jangan memperlakukan anak Anda sebagai ahli terapi. Seorang ibu atau ayah yang hidup sendirian cenderung tergoda untuk mencurahkan beban masalahnya kepada anak-anak karena tidak ada orang dewasa lain di rumahnya. Sebaiknya, carilah seorang keluarga, teman dekat, atau pendeta yang dapat mendengarkan. • Janganlah memaksa anak Anda untuk ikut atletik, perguruan tinggi, atau pertandingan kesenian, dan juga jangan menentukan suatu sasaran yang tidak realistik. • Jika mungkin, aturlah agar anak Anda mempunyai tempat yang menjadi milik pribadinya walaupun tempat itu hanya merupakan salah satu pojok ruangan pokoknya suatu tempat untuk dapat menyendiri. • Usahakanlah menyediakan waktu untuk saat teduh yang teratur di rumah Anda dan pada waktu itu radio dan televisi harus dimatikan, dan juga telepon tidak mengganggu. • Sediakanlah dan nikmatilah saat-saat santai bersama-sama dengan anak Anda. Berhentilah sejenak untuk memandang matahari yang terbenam, memperhatikan keindahan bunga, mengagumi bunyi burung. • Akhirnya, banyaklah tertawa bersama-sama! Sudah sejak lama diakui bahwa tertawa mempunyai kekuatan yang dapat menyembuhkan stres, tertawa merupakan penawar stres yang sangat efektif. Tidak ada satu orang pun, termasuk anak-anak, yang dapat sepenuhnya melarikan diri dari keadaan yang sarat dengan tekanan batin atau stres itu. Namun demikian, kita dapat mengurangi sumber-sumber stres yang ganas dan yang menggerogoti keadaan mental para anggota keluarga kita sampai pada tingkat yang masih dapat diatasi atau dikuasai, dan menolong mereka untuk mengendalikan akibat-akibat tekanan-tekanan itu. Dan upahnya ialah kehidupan yang lebih sehat dan bahagia. -*- Sumber diambil dari: -*- Judul Buku: 40 Cara Mengarahkan Anak Penulis : Paul Lewis Penerbit : Yayasan Kalam Hidup, Bandung, 1997 Halaman : 62 - 66 *TELAGA *-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-* TELAGA* Ternyata tidak hanya orang dewasa saja yang bisa mengalami stres, anak-anak pun bisa mengalami gangguan ini. Dan, tentu saja jika ini terjadi, orangtua tidak bisa tinggal diam. Beberapa cara yang kami ambil dari perbincangan dengan Bapak Heman Elia, M.Psi. berikut ini, kami harapkan bisa membantu Anda, para orangtua yang sedang mengalami masalah seperti ini. -*- BAGAIMANA MEMBANTU ANAK MENGHADAPI STRES? -*- T : Bagaimana kita bisa meningkatkan daya tahan kita sebagai orangtua agar tidak stres menghadapi anak yang stres? J : Ada 3 hal yang bisa kita lakukan untuk memperbesar daya tahan kita sendiri terhadap stres. PERTAMA, kita perlu memandang lingkungan dan realita di sekitar kita secara lebih utuh dan realistis. Misalnya, tidak membesar- besarkan ancaman, tidak menghantui atau menakut-nakuti diri sendiri. KEDUA, kita perlu berpikir secara rasional dan lebih sehat di dalam menghadapi kegagalan, peristiwa kurang menyenangkan yang kita alami dan sebagainya. Cara berpikir yang rasional berarti kita tidak mengalahkan diri kita dengan menambahkan pikiran- pikiran negatif ke dalam diri kita. KETIGA, kita perlu mempunyai kehidupan rohani yang baik. Dalam hal ini kita perlu sering membaca dan merenungkan firman Tuhan karena firman Tuhan banyak memberi kita pandangan yang sehat dan cara-cara yang baik dalam menghadapi situasi di sekitar kita yang tidak selalu baik. Seringkali apa yang kita alami adalah sesuatu yang kurang menyenangkan, tetapi Alkitab memberi dasar bagi kita untuk menghadapinya, terutama di dalam kehidupan iman. ------ T : Sebenarnya di usia berapa anak-anak mulai bisa mengalami stres dalam kehidupannya? J : Biasanya kalau ibu yang mengandung itu mengalami tekanan berat, lalu menghadapi, misalnya suasana keluarga yang kurang menyenangkan dan tidak harmonis, maka akan berdampak kepada janin. Menurut penelitian, janin-janin yang dikandung oleh ibu yang mengalami stres cukup berat, pada masa kelahirannya anak akan cenderung lebih banyak mengalami kegelisahan yang akan terbawa sampai remaja. ------ T : Meskipun pada waktu di dalam kandungan ibunya tidak mengalami stres, tetapi anak tetap mempunyai potensi untuk stres. Biasanya apa penyebabnya? J : Menurut tingkatannya, secara umum penyebab anak stres pada TINGKAT SEDANG, misalnya kalau anak harus ikut pindah rumah, pindah sekolah, orangtua yang bertengkar terus-menerus, menghadapi kelahiran adiknya, orangtua yang menikah lagi, anak harus bekerja pada usia yang masih muda, dan orangtua yang jarang di rumah. Stres pada TINGKAT BERAT, misalnya anak harus diopname dan dioperasi di rumah sakit, orangtua bercerai, dan jika anak mengalami perkosaan atau pelecehan seksual. Stres pada TINGKAT TERBERAT adalah kematian beberapa anggota keluarga sekaligus atau bencana alam, peperangan, kerusuhan sehingga mereka harus hidup di pengungsian. Dari tingkatan-tingkatan ini kita bisa kurang lebih memperkirakan gangguan tingkah laku yang akan dihadapi. Semakin berat tentunya semakin besar potensi gangguan tingkah laku yang akan muncul. ------ T : Apakah ada hal-hal lain yang membuat kita bisa menduga bahwa anak kita sedang mengalami stres? J : Mulai dari perubahan tingkah laku, misalnya adanya perubahan tingkah laku menjadi lebih tegang, lebih rewel, lebih gelisah, lebih cemas, lebih cengeng, mundur ke tingkat perkembangan sebelumnya, misalnya tadinya sudah tidak ngompol sekarang ngompol lagi dan sebagainya. Selain itu masih ada gejala-gejala yang berakibat pada fisik, misalnya pada anak-anak usia 3 tahun mereka bisa sakit lambung, muntah-muntah kemudian demam. Pada usia-usia selanjutnya bisa saja terjadi gangguan tidur, mimpi buruk dan sebagainya. ----- T : Suasana bagaimana yang sebenarnya bisa mendukung seorang anak supaya dia lebih tahan menghadapi stres? J : Rumah yang harmonis yang bisa memberikan rasa aman bagi seluruh anggotanya. Itu yang akan memberikan bekal bagi anak untuk menghadapi lingkungan lebih baik. Selain itu, anak akan mengalami stres yang lebih besar kalau di keluarga itu terdapat lebih dari 2 anak yang berusia di bawah 3 tahun. Artinya, setiap tahun lahir seorang anak, jadi jarak kelahiran antaranak perlu diperenggang untuk mengurangi kemungkinan stres pada anak. Kemudian, kalau bisa sewaktu menikah, ada kepribadian yang lebih baik dari masing-masing pasangan karena seorang ibu, dalam hal ini pengasuh utama bagi anak, mempunyai peran penting. Kalau sang ibu mudah mengalami gangguan tingkah laku atau rentan terhadap stres, maka akan berpengaruh juga terhadap anak. Di samping itu seorang ibu juga perlu responsif terhadap anak, karena akan memperbesar daya tahan anak. Ibu juga perlu mengetahui hal-hal yang umum mengenai perawatan anak dan kemudian orangtua tidak banyak cekcok, kondisi rumah sebaiknya bersih dan teratur. Banyak rumah yang kondisi rumahnya tidak teratur sehingga kadang menimbulkan stres yang lebih berat. Satu hal lagi yang juga penting adalah orangtua perlu hadir secara teratur di dalam kehidupan anak. Bagaimanapun anak perlu ada orang dewasa yang bisa menampung keluhan-keluhannya, rasa takutnya dan sebagainya. Beberapa hal ini akan membantu anak untuk menghadapi stres yang dialaminya. ------ T : Kalau seandainya ada anak di dalam rumah tangga kita yang mengalami tekanan, mengalami stres, sebagai orangtua apa yang bisa kita lakukan terhadap anak ini? J : Prinsip yang utama adalah kita perlu memberikan suasana yang menerima, bisa memahami anak dan bisa melihat masalah dari sudut pandang anak itu. Kalau anak itu mengaku ketakutan dan sebagainya, janganlah anak itu ditolak atau direndahkan atau diejek karena akan memperbesar stres yang dirasakannya. Kemudian orangtua juga harus memberikan satu lingkungan dimana anak itu merasa terlindungi dan aman. Seringkali orangtua kurang bisa memberikan suasana seperti itu. Misalnya ketika anak mempunyai masalah di sekolah, adakalanya kita sebagai orangtua cenderung tidak sabar, cenderung cepat marah sehingga akibatnya stres yang terjadi pada anak ini tidak terselesaikan. Satu hal yang juga sangat penting adalah kita harus menciptakan suasana ibadah di rumah. Jadi, jika anak pada saat tidak di dalam pengawasan orangtua dan sedang menghadapi suatu masalah, maka dia sudah terbiasa untuk berdoa, minta perlindungan Tuhan dan selalu bersandar kepada Tuhan. ------ T : Anak-anak yang orangtuanya menerapkan disiplin dengan keras sekali, dampaknya anak bisa jadi stres. Dalam hal ini bagaimanakah jalan tengahnya supaya apa yang orangtua anggap baik juga tertangkap baik oleh anaknya dan anak yang diharapkan baik juga dipahami oleh orangtuanya? J : PERTAMA, orangtua perlu memandang atau belajar memandang apa yang dipandang oleh anak. Seringkali orang dewasa beranggapan anak adalah orang dewasa dalam bentuk mini, akibatnya anak-anak tidak berkembang menurut perkembangannya yang wajar. Misalnya, dalam hal disiplin, anak usia 3 tahun tidak bisa disuruh duduk lebih dari 15 menit, untuk 10 menit duduk diam saja itu sudah bagus sekali. Anak usia 3-5 tahun membutuhkan banyak sekali gerakan, harus lari ke sana ke sini, kalau dia harus belajar kemudian masih dimarahin lagi otomatis dia tidak suka untuk belajar. KEDUA, orangtua perlu belajar untuk memahami perkembangan atau psikologi perkembangan anak dengan mengetahui pada tahap-tahap atau usia berapa saja anak mengalami hal-hal tertentu, sehingga orangtua akan lebih banyak menghargai anak. Dalam hal disiplin, orangtua harus bisa membedakan antara ketidakmampuan anak untuk bertanggung jawab dan tidak bisa bertanggung jawab. Anak tidak mengikuti perintah kita karena dia belum bisa, belum matang, belum cukup matang ataukah karena anak itu memang sengaja tidak mau dan menentang, itu harus dibedakan. Jadi, kalau kita tahu bahwa dia memang belum bisa bertanggung jawab, maka kita tidak boleh menerapkan disiplin dengan ketat. Kita harus melatih dia, setahap demi setahap. ------ T : Apakah sebaiknya setiap kali anak mengalami permasalahan, orangtua perlu turun tangan supaya anak tidak sampai stres? J : Orangtua, sebaiknya melakukan tindakan preventif dengan memberikan suasana berkomunikasi secara terbuka tanpa rasa takut. Jika ini sudah terjalin dengan baik, maka jika anak menghadapi stres yang tidak bisa diatasinya, dengan sendirinya dia akan meminta kita untuk membantunya. Jadi, adakalanya dengan diskusi atau komunikasi, kita bisa memperbaiki cara anak memandang dan memperkuat daya juangnya sehingga dia mau berlatih mengatasi masalahnya sendiri. -*- Sumber: -*- [[Sajian di atas, kami ambil/edit dari isi kaset TELAGA No. #088B yang telah diringkas/disajikan dalam bentuk tulisan. ==> http://www.telaga.org/transkrip.php?membantu_anak_stres.htm -- Jika Anda ingin mendapatkan transkrip lengkap kaset ini lewat e-Mail, silakan kirim surat ke: < owner-i-kan-konsel@xc.org atau: < TELAGA@sabda.org > ]] *INFO *-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-* INFO* -*- CHRISTIAN COUNSELING CONFERENCE -*- Kami informasikan kembali bagi Anda para guru, pemimpin rohani, dan hamba-hamba Tuhan dalam pelayanan konseling, jangan lewatkan konferensi dengan tema: "TANTANGAN DAN PELUANG KONSELING KRISTEN DI INDONESIA II" Konferensi akan diselenggarakan pada: Hari, tanggal : Kamis-Jumat, 21-22 Juli 2005 Tempat : Bidakara, Hotel Bumikarsa Jl. Jendral Gatot Subroto Kav. 71-73, Jakarta Pembicara : Pdt. Yakub Susabda, Ph.D. Pdt. DR. Mesach Krisetya Pdt. DR. Dwijo Saputro Pdt. Siang Yang Tan, Ph.D. Esther Susabda, Ph.D. Biaya Pendaftaran: - Rp. 350.000,00; per orang (termasuk makan siang + snack, tanpa akomodasi) - Rp. 550.000,00; per orang (termasuk makan siang + snack, menginap 1 malam di Hotel Bumikarsa) - Bebas biaya seminar untuk 50 mahasiswa/i teologia atau psikologi yang ingin mengikuti seminar tetapi kesulitan biaya (menulis surat permohonan kepada panitia). Untuk informasi lebih lanjut, silakan menghubungi: - Ria dan Christy STTRII Kemang Utara IX/10, Jakarta 12760 Telp.: (021) 7990357, 7982819 / Fax.: (021) 7987437 Email: reformed@idola.net.id - Ibu Feri Pastorium SAAT, Taman Dieng III/16 Malang Telp.: (0341) 561498 / Fax.: (0341) 561498 - Pusat Pelayanan Gereja-gereja Injili Indonesia (PPGII) Jl. Sentani No. M-27 Kompleks Wisma Angkasa Pura Jakarta Pusat 10720 Telp.: (021) 6410445 / Fax.: (021) 6410446 Seminar ini diselenggarakan atas kerjasama: - Sekolah Tinggi Teologi Reformed Injili Indonesia (STTRII) - Seminari Alkitab Asia Tenggara (SAAT) - Pusat Pelayanan Gereja-gereja Injili Indonesia (PPGII) dan diprakarsai oleh: Pdt. Yakub B. Susabda, Ph.D. Pdt. DR. Dwijo Saputro Pdt. Paul Gunadi, Ph.D. *SURAT*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-DARI Anda-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*SURAT* Dari: Sari <shtarigan@> >Syalom, >Saya baru saja mendaftar untuk bergabung dengan milis konsel. Puji >Tuhan, saya diberikan talenta menulis khususnya hal-hal yang >berbau psikologis dan setiap kali Roh Kudus beri saya inspirasi >terkadang waktu saya saat teduh, lagi merenung/intropeksi atau >di keseharian saya. Apakah saya diijinkan untuk mengirimkan >tulisan-tulisan tersebut? Salah satu kelemahan saya adalah sulit >untuk berbicara "bukan bisu lho... ", tepatnya saya suka gugup >kalau harus bicara secara formal tapi kalau berupa tulisan... >inspirasi saya bisa melambung tinggi. Dan selama ini, talenta yang >Tuhan Yesus berikan hanya sebatas teman2 kantor dan sahabat yang >saya kenal saja. Dan kalau diperbolehkan, apakah saya kirim ke >email staf-konsel atau langsung ke milis? Redaksi: Selamat bergabung di Milis Publikasi e-Konsel. Talenta yang Tuhan berikan pada Anda tentu akan sangat berguna untuk menolong orang lain dan juga bagi perkembangan pelayanan Tuhan. Redaksi berterima kasih sekali jika Anda bersedia ikut aktif dalam Publikasi e-Konsel ini dengan mengirimkan tulisan-tulisan, baik dalam bentuk artikel, renungan, maupun tips. Silakan kirim ke: ==> <staf-konsel@sabda.org> Ada kemungkinan bisa ditampilkan di Situs C3I (Christian Counseling Centre Indonesia) jika memang sesuai dengan visi dan misi C3I. ==> http://www.sabda.org/c3i/ Selain itu, saat ini YLSA (Yayasan Lembaga SABDA) juga memiliki komunitas penulis online "Christian Writers` Club" (CWC). Silakan mengirimkan tulisan-tulisan Anda kepada moderator komunitas CWC agar bisa ditampilkan dalam Situs CWC. Untuk lebih jelasnya, silakan menghubunginya di alamat: ==> <hardhono@in-christ.net> Kiranya informasi dari kami bisa membantu Anda untuk menyalurkan talenta menulis yang Anda miliki. Jangan segan mengirimkan email lagi jika masih ada hal yang ingin ditanyakan. Kami tunggu tulisan Anda! Untuk pembaca lainnya, jangan mau ketinggalan, kami tunggu juga partisipasinya! GBU. e-KONSEL*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*e-KONSEL STAF REDAKSI e-Konsel Ratri, Silvie, Evie PENANGGUNG JAWAB ISI dan TEKNIS Yayasan Lembaga SABDA INFRASTRUKTUR dan DISTRIBUTOR Sistem Network I-KAN Copyright(c) 2005 oleh YLSA http://www.sabda.org/ylsa/ http://www.sabda.org/katalog/ Rekening: BCA Pasar Legi Solo No. 0790266579 / a.n. Yulia Oeniyati *-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-* Anda punya masalah atau perlu konseling? <masalah-konsel@sabda.org> Informasi/artikel/bahan/sumber konseling/surat/saran/pertanyaan/dll. dapat dikirimkan ke alamat: <owner-i-kan-konsel@xc.org> *-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-* Berlangganan: Kirim e-mail kosong ke: subscribe-i-kan-konsel@xc.org Berhenti: Kirim e-mail kosong: unsubscribe-i-kan-konsel@xc.org Sistem lyris: http://hub.xc.org/scripts/lyris.pl?enter=i-kan-konsel ARSIP publikasi e-Konsel: http://www.sabda.org/publikasi/e-konsel/ *-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |