Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-konsel/8 |
|
e-Konsel edisi 8 (15-1-2002)
|
|
><> Edisi (008) -- 15 Januari 2002 <>< e-KONSEL *-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-* Milis Publikasi Elektronik Pelayanan Konseling Kristen *-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-* Daftar Isi: - Pengantar : Konseling yang Efektif - Cakrawala : Konseling dengan Akal Sehat - Bimbingan Alkitabiah : Ayat-ayat Alkitab untuk Konseling - Tips : Petunjuk Praktis Konseling yang Efektif - Info : PESTA di Awal Tahun 2002!! - Dari Redaksi : Siapa Tahu Info Hotlines di Indonesia? - Surat : Terima Kasih *REDAKSI -*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*- REDAKSI* -*- PENGANTAR DARI REDAKSI -*- Beberapa waktu yang lalu ada pembaca e-Konsel yang menanyakan mengapa e-Konsel tidak membahas kasus-kasus konseling, tapi sebaliknya e-Konsel hanya memuat artikel-artikel. Melalui edisi ini kami ingin menjelaskan bahwa artikel/tips/bimbingan Alkitab dan bahan-bahan lain yang diterbitkan e-Konsel bertujuan selain untuk memberikan dasar pengetahuan tentang konseling juga untuk memperluas wawasan kita tentang berbagai aspek kehidupan, yang secara khusus berhubungan dengan masalah-masalah konseling. Diharapkan melalui bahan-bahan tsb. kita dapat sedikit demi sedikit belajar tentang hal- hal yang memiliki potensi untuk menjadi masalah (atau hal-hal yang menjadi penyebab terjadinya masalah) sehingga kita bisa lebih peka dalam menolong orang lain (atau diri sendiri) -- tetapi kadang- kadang kita juga akan membahas kasus yang relevan (tanya-jawab). Pada edisi kali ini, misalnya, kami menyajikan artikel tentang aspek penting dari =konseling yang efektif=, tujuannya adalah agar kita (yang akan/sudah melayani konseling) bisa lebih diperlengkapi. Pengetahuan tentang konseling sangat luas. Ada banyak yang perlu kita pelajari agar kita dapat menolong orang lain secara bertanggung- jawab, khususnya karena setiap pribadi adalah unik. Satu metode konseling kadang cocok untuk satu orang tapi belum tentu cocok untuk orang lain. Karena itu kita perlu belajar berbagai metode konseling dan aspek-aspek yang berkaitan. Sebagai dasar pelayanan konseling yang efektif, pengetahuan teologia sangat penting untuk dimiliki oleh seorang konselor Kristen -- oleh karena itu kami juga menginformasikan Program PESTA bagi mereka yang ingin mengikuti sekolah teologia jarak jauh (dengan internet) -- [lihat di kolom Info]. Selamat membaca, Staf Redaksi *CAKRAWALA *-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-* CAKRAWALA* Seorang awam memberikan pengertian yang berguna tentang Konseling yang Efektif. -*- KONSELING DENGAN AKAL SEHAT -*- Kita banyak mendengar tentang pentingnya konseling dalam gereja. Sebagai orang awam, saya sering didatangi seseorang secara pribadi untuk keperluan konseling, dan saya mendapatkan beberapa kesimpulan untuk menjadikan konseling tersebut efektif. Menyelidiki Motif yang Sesungguhnya ----------------------------------- Hal pertama yang ingin saya ketahui pada saat orang datang kepada saya adalah motivasinya. Mengapa mereka ingin datang? Apakah mereka ingin konseling atau hanya untuk berbicara? Ada orang yang datang agar dikira mencari nasihat, tetapi itu sebenarnya hanya cara mereka untuk mendapatkan ketentraman hati saja. Yang lain ingin memaksakan keinginan mereka sendiri, bukan untuk konseling agar dapat menolong menghadapi masalah mereka. Misalnya, seorang anak muda datang ke kantor saya pada suatu Sabtu pagi ketika saya sedang menyelesaikan pekerjaan mingguan saya. Tanpa pemberitahuan terlebih dahulu, dia langsung masuk ke kantor saya dan berkata, "Saya akan menceritakan kepada Anda tentang diri saya." Saya merasa, sebagai orang Kristen punya tanggung jawab untuk mendengarkan walaupun hanya sebentar. Tetapi selama kira-kira satu jam yang ia kerjakan hanyalah meluapkan emosinya saja, dan saya rasa dia tidak ingin melakukan sesuatu yang lebih dari itu. Dengan jujur saya berkata kepadanya, "Menurut hemat saya, sepertinya Anda lebih senang untuk menghukum orangtua Anda daripada untuk memecahkan masalah Anda." Pada Sabtu pagi berikutnya, dia datang lagi dan mengulangi perbuatannya lagi. Saya berkata, "Secara khusus, apakah yang telah Anda kerjakan sejak Sabtu yang lalu untuk memecahkan masalah Anda?" Dia menjawab, "Yah, saya tidak mengerjakan apa-apa karena ayah dan ibu saya." Dia adalah orang yang berusia tiga puluhan yang tidak mengerjakan apa-apa dalam tujuh hari untuk memecahkan masalahnya selain menceritakan segala kepahitannya kepada saya. Satu-satunya hal yang bisa saya kerjakan saat itu adalah mengambil Alkitab Perjanjian Baru dan meletakkan ke dalam tangannya dan berkata, "Bacalah Alkitab ini secara keseluruhan, jangan lagi datang ke kantor ini sebelum Anda selesai membaca dari depan sampai akhir. Apabila Anda telah membacanya, maka dengan senang hati saya akan berbicara dengan Anda lagi." Dia tidak pernah kembali, dan saya yakin dia keliling ke seluruh penjuru kota untuk mengatakan kepada setiap orang, bahwa saya adalah si orang Kristen yang malang itu -- karena menyuruh orang lain membaca Alkitab. Saya yakin saya bertanggung jawab untuk menyelidiki harga apakah yang harus dibayar oleh seorang yang mencari pertolongan. Menurut saya, ini adalah waktunya bagi Anda untuk mengatakan bahwa iman dan bekerja harus berjalan bersama. Jika Anda tidak mau berusaha untuk melakukannya dan membayar harganya, berarti Anda tidak menginginkan pertolongan tapi Anda hanya membutuhkan seseorang yang dapat memberikan rasa simpati kepada anda. Saya sendiri tidak berbisnis untuk memberikan rasa simpati, melainkan untuk memberikan pemecahan masalah. Setiap konselor harus memutuskan apakah yang terbaik untuk dilakukan. Dalam kasus saya, saya yakin bahwa hanya dengan mendengarkan masalah-masalah saja tidak akan menolong memecahkan masalah seseorang. Saya tahu ada banyak orang mencoba untuk melakukan konseling secara tak langsung yang tidak pada tempatnya. Mereka telah membaca sebuah buku yang mengatakan bahwa konseling secara tak langsung itu efektif, sehingga mereka tidak memberikan pendapat apa pun, kecuali mendengarkan secara pasif. Mungkin pekerjaan tersebut cocok untuk beberapa orang, tetapi saya yakin bahwa saya tak dapat ditolong hanya dengan berbicara kepada seseorang. Saya mungkin merasa lebih baik tetapi jika saya memiliki masalah, saya memerlukan orang yang dapat menolong saya untuk menyelesaikannya. Jika Anda ingin menolong orang-orang untuk memecahkan persoalan, Anda harus lebih bersikap obyektif daripada subyektif. Saya berusaha untuk lebih memperhatikan masalahnya daripada orangnya. Tentu saja Anda tidak dapat memisahkan keduanya. Tetapi jika Anda menganalisa orangnya, bisa-bisa Anda terjerumus dalam analisa saja. Semua masalah itu harus dipecahkan, bukan dimengerti. Psikiater telah mengerjakan banyak hal yang baik, dan saya selalu mencari akar penyebabnya, tetapi terlalu sering suatu akibat yang buruk mengharuskan banyak orang untuk menganggap dosa sebagai sesuatu yang wajar. Setiap orang pasti berpikir, baik sesaat ataupun selama berjam-jam. Sebab dan akibat suatu keadaan yang terjadi didiskusikan, tetapi tindakan dan campur tangan kuasa Allah diabaikan. Kita tidak dapat mengambil tanggung jawab seseorang bagi dirinya sendiri. Singkirkan inisiatif dan kesan mendukung diri sendiri, maka setelah melalui waktu yang panjang Anda menghancurkan orang itu. Tanggung jawab saya adalah menanyakan, "Apakah akibat akhir dari perkataan saya kepada orang ini?" Saya belum pernah secara emosional menyukai suatu tipe konselor, karena saya selalu menganggap hal itu buruk. Kemudian saya membuat definisi tentang cinta yang telah saya temukan dalam hidup saya; "Cinta adalah kesediaan untuk berbuat baik kepada orang lain." Kita harus menghadapi setiap masalah demi dampak akhirnya. Jika saya membiarkan seseorang menjadi terlalu bergantung pada diri saya, berarti saya menghalangi mereka untuk menjadi seperti apa yang Allah kehendaki bagi kehidupan mereka. Periksalah Motivasi yang Anda Miliki ------------------------------------ Seseorang pernah mengatakan kepada saya bahwa beberapa konselor Kristen mempunyai semacam keinginan yang besar untuk dibutuhkan orang lain sehingga mereka secara tidak sadar menciptakan ketergantungan dalam diri orang lain. Hal ini tragis, karena berarti orang lain harus menjadi kurang penting sehingga membuat diri saya lebih penting. Hal ini mengingatkan saya pada sebuah analogi. Tidakkah aneh sekali jika sebuah perusahaan yang memasang perancah pada waktu membangun gedung menetapkan suatu peraturan yang mengatakan bahwa perancah itu tidak boleh dilepas atau diturunkan setelah gedung yang dibangun jadi? Memang, pada saat pembangunan gedung, perancah itu sangat penting. Tetapi perancah tersebut akan merusak pemandangan pada sebuah bangunan yang sudah jadi. Beberapa konselor ingin meneruskan memasang perancah itu pada orang- orang yang mereka layani. Mereka terus mengingatkan klien mereka bahwa mereka dibutuhkan dengan cara yang halus, "Saya telah menolong Anda pada saat yang kritis itu, tanpa saya, Anda tidak bisa mengatasinya." Pernyataan itu sebenarnya adalah cara lain untuk menolak menolong "membangun" orang yang lain. Rasa ketergantungan emosional seperti itu melemahkan keduanya. Bagi saya, ketergantungan merupakan suatu tanda bahwa saya telah gagal. Sebagai perbandingan, dokter yang melihat seseorang menjadi sembuh dan tidak lagi bergantung kepadanya seharusnya akan senang luar biasa. Saya tentu saja tidak dapat menghargai seorang dokter yang mengikat pasien untuk kembali lagi kepadanya, sehingga dia dapat terus dibayar. Ini adalah penyalahgunaan jabatan. Konselor harus menyalurkan orang-orang yang telah dilayani ke dalam gereja, di mana orang-orang bisa saling menanggung beban dan saling membangun. Beberapa tahun yang lalu, burung-burung camar laut mempunyai kebiasaan makan ikan yang dibuang oleh sebuah industri perikanan di pantai. Hal ini berlangsung selama bertahun-tahun, tetapi kemudian industri perikanan itu menghentikan usahanya. Burung-burung camar laut itu mati karena tidak mampu lagi pergi ke sana kemari mencari makanannya sendiri. Inilah yang saya takutkan bahwa saya akan menciptakan suatu situasi dimana orang-orang akan mencari saya untuk mendapatkan jawaban- jawaban yang otomatis. Apabila kita memecahkan persoalan-persoalan orang lain, bukannya membantu mereka supaya mereka dapat mengatasi persoalan mereka sendiri, maka kita sebenarnya sedang merugikan mereka. Seorang eksekutif yang saya kenal menanyai bawahannya yang datang kepadanya dengan satu masalah, "Apakah ini merupakan sesuatu yang tidak dapat Anda kerjakan, atau sesuatu yang tidak ingin Anda kerjakan? Jika Anda tidak dapat mengerjakannya, kami dapat menolong Anda. Jika hal itu merupakan sesuatu yang tidak ingin Anda lakukan, maka kami tidak dapat menolong Anda". Saya menggunakan pendekatan seperti itu dalam konseling. Saya bertanya, "Apakah hal itu merupakan sesuatu yang betul-betul ingin Anda pecahkan? Bersediakah Anda membayar harganya? Mengapa Anda berpikir bahwa saya bisa menolong diri Anda?" Mereka harus memikirkan semua hal ini masak-masak, atau mereka tidak berhak menerima nasihat saya. Sekarang saya mengerti bahwa seorang pendeta mungkin merasa dirinya dibayar, dan dia adalah pendeta dari kawanan domba, sehingga dia tidak dapat melakukan pendekatan yang sedemikian. Tetapi seorang pendeta mungkin akan merasa sangat heran melihat peningkatan kualitas konseling, jika orang-orang tahu bahwa mereka akan dimintai pertanggungjawaban, serta diminta untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan semacam itu. Mereka tentu akan berpikir masak-masak sebelum mereka datang. Ada beberapa orang yang datang terus untuk konseling dengan masalah yang sama dan tidak mau bertumbuh. Mengganti popok bayi itu perlu, tetapi Anda pasti berharap kapan waktunya Anda tidak lagi harus mengganti popok; menghadapi masalah yang sama berulang-ulang. Saya mengetahui ada banyak konseling yang hanya seperti mengganti popok itu. Jika orang-orang tidak mau bertumbuh dewasa, maka kita harus mendorong pertumbuhan mereka; dan untuk mencapai hal itu, kadang- kadang Anda harus bersikap sangat tegas. -*- Sumber -*-: Judul Majalah : Kepemimpinan Vol. 15 Judul Artikel : Konseling dengan Akal Sehat Penulis Artikel : Fred Smith Penerbit Majalah : Yayasan ANDI, Yogyakarta Halaman Artikel : 45 - 48 *BIMBINGAN *-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-* ALKITABIAH* -*- AYAT-AYAT ALKITAB YANG DAPAT DIPAKAI DALAM KONSELING -* - ------------------------------------------------------------------- KEBUTUHAN/PERSOALAN AYAT-AYAT RUJUKAN ------------------------------------------------------------------- - Kuatir.................. Maz 43:5, 46:2-3,9-11; Ams 3:5-6; Mat 6:31-32; Fil 4:6-7,19; I Pet 5:6,7 - Kemarahan............... Maz 37:8; Yak 1:19; Kol 3:8 - Penghiburan............. Maz 23:4; Rat 3:22-25; Mat 5:4, 11:28-30; Yoh 14:16-18; Rom 8:28; II Kor 1:3-4; II Tes 2:16-17 - Keberanian.............. Yos 1:7-9; Maz 27:3, 31:25; Ams 3:26, 14:26; Mat 28:20; II Kor 5:6; Ef 3:11-17; Fil 4:13; II Tim 1:8-9 - Menghadapi kematian..... Maz 23:4, 116:3-8; Yoh 14:1-6; Rom 14:8 I Tes 5:9-10; II Tim 4:7-8; Wah 21:4 - Kekecewaan.............. Yos 1:9; Maz 27:14, 34:4-8, 16-19, 43:5, 55:2-3; Mat 11:28-30; Yoh 14:1,27, 16:33; II Kor 4:8-9; Ibr 4:16 - Keragu-raguan........... Maz 37:5; Ams 3:5-6; Yoh 7:17, 20:24-30; Ibr 11:6 - Cemburu................. Maz 37:5; Ams 23:17; Rom 13:13; Gal 5:26 - Iman.................... Rom 4:3, 10:17; Ef 2:8-9; Ibr 11:6; Yak 1:3 - Ketakutan............... Maz 27:1-8, 46:2-3, 56:12; Yes 43:1-5, 51:12; Yoh 14:27; Rom 8:31; I Yoh 4:18 - Pengampunan dosa........ Maz 32:5, 51:3-19; Ams 28:13; Yes 55:7; I Yoh 1:9; Yak 5:15-16 - Mengampuni orang lain... Mat 5:44-46, 6:14; Mrk 11:25; Luk 17:3-4; Ef 4:32; Kol 3:13 - Dukacita................ Maz 23:4; Mat 5:4, 11:28-30; Yoh 14:16,18, 16:22; Fil 1:21; I Tes 4:13; II Tes 2:16, 17; Wah 21:4 - Minta Pimpinan Tuhan.... Maz 32:8; Ams 3:5-6; Yoh 16:13 - Kebencian............... Ef 4:31-32; I Yoh 1:9, 2:9-11 - Putus asa............... Maz 34:7, 37:5,24, 55:23, 91:4; Ibr 4:16, 13:5-6; I Pet 5:7 - Kesepian................ Maz 27:10; Ams 18:24; Yoh 15:14; Ibr 13:5 - Kebutuhan............... Maz 34:10, 37:5,24, 84:12; Fil 4:19 - Kesabaran............... Ibr 10:36; Gal 5:22; Yak 1:3-4, 5:7-8 - Damai sejahtera......... Yes 26:3; Yoh 14:27, 16:33; Rom 5:1; Fil 4:7; Kol 3:15 - Pengucapan syukur....... Maz 34:2, 50:23, 107:8, 139:14; Ibr 13:15 - Pencobaan............... Mat 5:10-11; Rom 8:28; I Kor 10:12-13; II Kor 4:17; II Tim 3:12; Ibr 2:18; Ibr 12:7,11; Yak 1:2-4; I Pet 2:9,20; Wah 3:19 - Keselamatan............. Rom 3:10,23, 10:9; I Yoh 1:9-10; Yoh 3:16, 5:24, 10:10; Luk 19:10; Kis 4:12; Rom 3:23, 6:23; Ef 2:8-9 - Sakit penyakit.......... Maz 103:3; Yak 5:14-15 - Dosa.................... Maz 51:3-4,9-12; Yes 53:5-6, 55:7, 59:1-2; Rom 3:23, 6:23; I Yoh 1:19 - Pertumbuhan rohani...... II Tim 2:15; II Pet 1:5-8, 3:13-14 - Ketidakbahagiaan........ Yoh 15:10-12; Gal 5:22 - Kelemahan............... Maz 27:14, 28:7; Yes 40:29,31, 41:10; II Kor 12:9; Fil 4:13 - Kebijaksanaan........... Ams 4:7; Ayub 28:23; Yak 1:5 -*- Sumber -*-: Judul Buku: Konseling Kristen yang Efektif Penulis : Dr. Gary R. Collins Penerbit : Seminari Alkitab Asia Tenggara, Malang Halaman : 36 - 38 *TIPS *-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-* TIPS* -*- BEBERAPA PETUNJUK PRAKTIS UNTUK SUATU KONSELING YANG EFEKTIF -*- Ada banyak hal praktis yang harus diingat oleh setiap konselor, berikut ini adalah dua hal yang sangat penting: KERAHASIAAN ----------- Saya yakin kerahasiaan merupakan salah satu tanggung jawab terbesar bagi konselor. Saya kira tidak ada seorang pun yang sungguh-sungguh menginginkan konseling dengan sikap terbuka jika mereka tahu bahwa mereka sedang berbicara dengan seseorang yang tidak bisa memegang rahasia. Saya tidak bisa mengingat satu kata pun yang pernah saya ucapkan bahwa saya berjanji untuk tidak akan mengatakannya. Tetapi saya mencoba untuk menjaga persetujuan semacam itu seminim mungkin karena menjaga rahasia itu merupakan beban. Saya menguji seseorang dan bertanya, "Apakah ini merupakan suatu hal yang benar-benar harus saya pegang sebagai rahasia? Saya akan berusaha memegang rahasia itu. Katakan kepada saya mengapa saya harus merahasiakannya." Bertahun-tahun yang lalu saya takut bahwa saya akan mengigau dalam tidur saya, karena saya mengetahui banyak hal tentang orang-orang yang tidak akan saya ceritakan kepada siapa pun sampai mati, dan saya akan merasa sangat kalah jika saya membuka rahasia mereka. Anda sering mendapat godaan yang besar untuk memberitahukan informasi tertentu hanya untuk membuktikan bahwa Anda adalah orang yang mengetahui segala sesuatu. Seseorang akan berkata, "Tentu saja, Anda tidak terlibat." Padahal dalam hal ini Anda mempunyai banyak informasi yang belum mereka ketahui. Anda tergoda untuk berkata, "Saya mungkin mengetahui lebih banyak tentang hal itu daripada yang Anda ketahui." Mereka akan menanggapi, "Saya tidak percaya." Dan suatu permainan dimulai dimana pionnya adalah Anda membeberkan informasi pribadi tentang orang lain. Sudahkah Anda mendengar cerita tentang binatang katak yang ingin menyeberang ke Selatan bersama angsa-angsa? Mereka berdiskusi banyak tentang keadaan di daerah Selatan yang begitu indah, dan untuk migrasi musim gugur katak ingin sekali pergi ke sana. Sekarang, angsa-angsa menyukai katak itu dan menginginkan agar katak pergi bersama mereka. Tetapi katak tidak pandai terbang, sehingga angsa menantang katak dengan berkata, "Jika kamu mau menunjukkan jalan ke sana, kami akan dengan senang hati membawamu turun ke sana." Katak itu memakai otaknya dan akhirnya mengajukan sebuah rencana. Dia menyuruh ke dua angsa itu memegang sebuah tongkat berdua dengan paruh mereka. Sedangkan katak menggigit tongkat itu ditengahnya dan terbanglah mereka! Semuanya kelihatan berjalan dengan baik; tetapi beberapa angsa yang terbang di samping mereka bertanya, "Oh, oh bukankah itu ide yang pandai? Saya kagum, ide siapa itu?" Dan saat itu katak membuka mulut untuk menjawab pertanyaan mereka, maka jatuhlah dia di samudera. Egoisme menguasai kita setiap saat, dan kita harus sungguh berhati- hati. Beberapa rahasia itu mungkin nampaknya sepele dan tidak perlu dijaga, tetapi hal itu amat penting bagi orang yang bersangkutan. Suatu ketika saya mengenal seorang pimpinan perusahaan yang telah menjadi seorang "pertapa" (menjauhi masyarakat sekitarnya), tapi ia seorang yang sukses. Orang-orang tidak tahu riwayat hidupnya. Suatu hari saya heran ketika dia dan isterinya berkunjung ke rumah kami pada hari Minggu. Ketika berada di rumah dia dengan sangat ragu-ragu mengakui bahwa dia sebenarnya tidak pernah lulus SMP. Terlepas dari kesuksesannya, ia ternyata seorang yang tidak memiliki pendidikan formal, dan hal itu menumbuhkan rasa rendah diri sehingga dia merasa tidak layak berkumpul dengan orang lain. Hal ini mungkin nampaknya tidak penting, tetapi bukan demikian bagi dia. Meskipun orang ini sekarang sudah meninggal, namun saya tetap merahasiakannya, karena hal itu begitu penting baginya. Banyak orang ingin membuat setiap hal dirahasiakan. Kurangilah itu sampai jumlah yang sekecilnya, tetapi peganglah rahasia yang kecil itu dengan serius secara bertanggungjawab. Tentu saja, Anda harus tahu dengan jelas motivasi dan masalah seseorang mengapa ia ingin merahasiakannya, khususnya jika sebenarnya mereka tidak perlu merahasiakannya sama sekali. Tugas kita adalah menolong mereka menjadi sungguh-sungguh bebas dari masalah-masalah ini. Meskipun demikian, bila Anda menyelidiki orang, kenali perbedaan antara rasa ingin tahu dan perhatian. Perhatian berarti Anda ingin menolong, tapi rasa ingin tahu adalah egois. Saya dengan berhati- hati mencoba tidak pernah menanyakan pertanyaan yang hanya memuaskan rasa ingin tahu saya. Beberapa orang begitu ingin tahu tentang kehidupan seks seseorang, misalnya, sehingga mereka akan mengakhiri percakapan dengan pembicaraan seperti itu, padahal masalah yang sedang dihadapi adalah mencari lowongan pekerjaan. Terlalu banyak rasa ingin tahu membuat orang lain tidak mempercayai ketulusan hati Anda. DENGARKAN! ---------- Hal lain yang penting bagi seorang konselor adalah menjadi pendengar yang baik, ada empat karakteristik yang saya lihat sangat penting: 1. Konselor memandang konselee dengan matanya, dan mereka melakukannya dengan apa yang saya sebut sebagai "mata yang lembut". Mata mereka tidak kosong, tetapi mereka tidak juga menembus ataupun menyelidiki. Mata yang memperhatikan itu lembut dan mata yang simpatik akan mengatakan, "Berbicaralah kepadaku." 2. Pendengar yang baik menjaga ekspresi yang menarik. Beberapa kawan saya memiliki wajah tanpa ekspresi, dan sulit sekali untuk diajak bicara. Kita semua mengharapkan petunjuk dari wajah orang lain -- senyuman, lototan mata, goyangan kepala -- sesuatu yang mengatakan, "Saya mendengarkan Anda. Saya mengerti Anda." Wajah yang tanpa ekspresi mengancam orang lain, bahkan jika itu memang bersifat alami. Agar bisa berbicara dengan enak, seorang konselor harus berkomunikasi dengan menarik, melalui ekspresi wajahnya. 3. Pendengar yang baik telah belajar untuk tersenyum dan kemampuan untuk tersenyum penting sekali bagi komunikasi yang baik. Beberapa orang harus mengembangkan hal ini karena mereka tidak bisa tersenyum secara alami, sekalipun ada sesuatu yang lucu. Sebagai contoh ahli komedi profesional, jarang sekali tertawa. Mereka akan berkata atau memberi tanggapan atas lawakan seseorang dengan muka yang dingin dan berkata, "Itu lucu," sementara orang lain tertawa terbahak-bahak melihatnya. Jika Anda tidak bisa tersenyum secara alami, beri perhatian untuk mengembangkan kebiasaan demikian sehingga menjadi alami. 4. Di dalam masyarakat kita, kebanyakan kita harus belajar mendengarkan. Kita sering menghubungkan antara status dengan orang yang sedang berbicara. Masuklah ke kelompok militer, dan Anda dapat memilih yang senior karena mereka bisa berbicara dan memotong pembicaraan kapan saja. Anda dapat berkata siapakah pemimpinnya, karena dia mempunyai hak untuk memotong pembicaraan dan berbicara. Semakin rendah pangkat kita, semakin banyak perkataan kita dipotong, dan semakin sulit Anda dapat berbicara, sehingga kita mempunyai kecenderungan untuk berbicara agar dapat menunjukkan posisi kita. Sebagai konselor Anda harus membaliknya dan itu sulit sekali. Biarkan konselee Anda berbicara tanpa Anda interupsi. Ketika berbicara dengannya Anda harus tenang, lihatlah matanya. Dengarkan baik-baik "apa" yang sedang dikatakannya dan "mengapa". Kemudian Anda bisa mendapatkan pengertian yang Anda butuhkan dalam konseling Anda. -*- Sumber -*-: Judul Majalah : Kepemimpinan Vol. 15 Judul Artikel : Konseling Dengan Akal Sehat Penulis Artikel : Fred Smith Penerbit Majalah : Yayasan ANDI, Yogyakarta Halaman Artikel : 51 - 52, 54 *INFO *-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-* INFO* Bagi Anda yang sedang mencari kursus Teologia jarak jauh melalui email maka berikut ini adalah informasi tentang PESTA (Pendidikan Elektronik Studi Teologia Awam) yang kami ambil dari publikasi ICW Edisi 117/2001 < http://www.sabda.org/publikasi/icw/117/ > -*- PESTA DI AWAL TAHUN 2002!! -*- Pada awal bulan Januari 2002 nanti, "PENDIDIKAN ELEKTRONIK STUDI TEOLOGIA AWAM" (PESTA) akan membuka Kelas Virtual baru untuk Kursus "Dasar-dasar Iman Kristen (I)" (DIK-I). Apakah PESTA? PESTA ditujukan bagi Anda (orang awam) yang ingin belajar Teologia, tetapi tidak mungkin meninggalkan pekerjaan rutinnya. Program PESTA didesain sedemikian rupa untuk menolong Anda agar dapat menempuh studi Teologia di rumah dengan sarana internet. Kursus DIK akan berisi pelajaran-pelajaran dasar seperti Pnciptaan, Manusia, Dosa dan Karya Penyelamatan Allah. Sangat sesuai untuk melengkapi kaum aktivis awam yang ingin memiliki dasar-dasar iman Kristen sesuai dengan ajaran Firman Tuhan. Peserta PESTA tidak akan belajar sendiri tetapi bersama-sama dengan peserta lain dalam satu Kelas Virtual (KV) yang akan dibimbing oleh Moderator. Selain membaca Bahan Pelajaran dan Bahan-bahan Referensi, peserta juga akan tugas mengerjakan pertanyaan-pertanyaan dan mendiskusikannya dengan peserta lain dan Moderator. Kursus DIK (I) terdiri dari 5 Pelajaran dan akan berlangsung selama kurang lebih 10 minggu saja (Pertengahan Januari -> Maret). Pendaftaran dibuka mulai hari ini sampai 17 Januari 2002. Karena itu, jangan lewatkan kesempatan baik ini! Informasi lebih lanjut tentang PESTA bisa didapatkan dengan menulis surat ke: ==> <info-PESTA@sabda.org> atau berkunjung ke Situs PESTA di alamat: ==> http://www.in-christ.net/pesta/ ==> http://www.sabda.org/pendidikan/pesta/ Ayo ber-PESTA DI AWAL TAHUN 2002...!! *DARI REDAKSI *-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-* DARI REDAKSI* -*- SIAPA TAHU INFO TENTANG HOTLINES DI INDONESIA? -*- Bagi para pembaca e-Konsel yang mengetahui informasi tentang pelayanan Hotline Kristen (lewat telepon) di Indonesia, mohon Anda bersedia memberitahukan kepada Redaksi, karena e-Konsel ingin memperkenalkan pelayanan mereka kepada masyarakat Kristen secara luas. Untuk itu silakan Anda kirim info tsb. ke alamat: ==> < Staf-Konsel@sabda.org > Untuk partisipasi Anda, kami mengucapkan terima kasih dan kami tunggu kiriman Anda!! *SURAT *-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*- DARI ANDA -*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-* SURAT* Dari: JOHN LEE <johnlee@> >Kepada Pimpinan e-Konsel >Trima kasih untuk artikel-artikelnya yang sangat membantu dalam >pelayanan kami. Kiranya Tuhan memberkati dalam tahun baru ini, yang >penuh dengan tantangan dan cobaan. >Selamat Tahun Baru 2002, john lee Redaksi: Terima kasih untuk suratnya. Terus doakan pelayanan e-Konsel agar senantiasa dapat dipakai Tuhan di tahun 2002 ini. e-KONSEL *-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-* e-KONSEL STAF REDAKSI e-Konsel Yulia O., Margareta A., Lani M. PENANGGUNG JAWAB ISI dan TEKNIS Yayasan Lembaga SABDA INFRASTRUKTUR dan DISTRIBUTOR Sistem Network I-KAN Copyright(c) 2002 oleh YLSA *-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-* Anda punya masalah atau perlu konseling? <masalah-konsel@sabda.org> Informasi/artikel/bahan/sumber konseling/surat/saran/pertanyaan/dll. dapat dikirimkan ke alamat: <owner-i-kan-konsel@xc.org> *-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-* Berlangganan: Kirim e-mail kosong ke: subscribe-i-kan-konsel@xc.org Berhenti: Kirim e-mail kosong: unsubscribe-i-kan-konsel@xc.org Sistem lyris: http://hub.xc.org/scripts/lyris.pl?enter=i-kan-konsel ARSIP publikasi e-Konsel: http://www.sabda.org/publikasi/e-konsel/ *-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |