Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-konsel/77 |
|
e-Konsel edisi 77 (14-12-2004)
|
|
><> Edisi (077) -- 15 Desember 2004 <>< e-KONSEL *-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-* Milis Publikasi Elektronik Pelayanan Konseling Kristen *-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-* Daftar Isi: - Pengantar : Selamat Natal - Puisi : Kelak Akan Berbeda - Cakrawala : Menghargai Natal di dalam Hati Kita - Kesaksian : Badai Natal yang Mempersatukan Cinta - Info : Seminar Konseling dari LK3 - Surat : Usulan untuk e-Konsel *REDAKSI -*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*- REDAKSI* -*- PENGANTAR DARI REDAKSI -*- Salam Sejahtera pembaca e-Konsel, Lagu-lagu Natal saat ini telah berkumandang di seluruh penjuru tempat. Umat Kristen bersukacita karena bersama-sama memperingati kelahiran Yesus Kristus, Juruselamat manusia. Peristiwa Natal ini mengingatkan kita pada hari Natal yang pertama. Allah rela memberikan Anak-Nya yang tunggal untuk lahir ke dunia karena begitu besar kasih-Nya kepada manusia. Yesus hadir untuk menjadi Juruselamat manusia yang berdosa. Tiga sajian dalam edisi Natal ini mengajak kita untuk merenungkan dan menghargai arti Natal dalam hati kita. Harapan kami sajian ini bisa menolong pembaca untuk dapat membagikan sukacita Natal kepada orang-orang yang belum memilikinya. Akhir kata, silakan menyimak sajian kami, dan tidak lupa segenap staf e-Konsel mengucapkan: "SELAMAT NATAL 2004 dan SELAMAT TAHUN BARU 2005" Sampai berjumpa lagi di tahun 2005. Tuhan memberkati! Redaksi *PUISI *-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-* PUISI* -*- KELAK AKAN BERBEDA -*- Waktu Yesus datang pertama kali Dia mengambil rupa seorang anak. Sebuah bintang menandai kedatangan-Nya. Orang-orang majus membawa persembahan bagi-Nya. Namun tiada tempat bagi-Nya. Hanya sedikit orang yang menyambut kedatangan-Nya. Dia datang sebagai bayi. Waktu Yesus datang kedua kali Dia akan diakui oleh semua orang. Surga akan diterangi oleh kemuliaan-Nya. Dia akan membawa upah bagi orang-orang kepunyaan-Nya. Dunia takkan tahan dalam kemuliaan-Nya. Setiap mata akan melihat-Nya. Dia akan datang sebagai Raja yang berkuasa dan Tuhan atas semua orang. -*- Sumber: -*- Judul Buku: Embun Bagi Jiwa -- Natal Penulis : John F. MacArthur Jr. Penerbit : Yayasan Gloria, Yogyakarta, 2000 Halaman : 109 *CAKRAWALA *-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-* CAKRAWALA* -*- MENGHARGAI NATAL DI DALAM HATI KITA -*- Bagaimana kita seharusnya merayakan Natal? (Renungkan Lukas 2:8-20) Jika Anda bukan orang Kristen, cara yang terbaik untuk merayakan Natal adalah dengan menjadi orang Kristen, yaitu dengan percaya kepada Tuhan Yesus, meminta Dia agar masuk ke dalam hati Anda dan mengambil keputusan untuk mau mengikut Dia sebagai murid-Nya. Tetapi, mungkin Anda sudah menjadi orang Kristen. Mungkin Anda sudah percaya kepada Tuhan Yesus. Kalau demikian, bagaimana seharusnya Anda merayakan Natal? Kisah tentang Maria, para gembala, dan para malaikat akan memberikan beberapa petunjuk. PERTAMA, para gembala "memberitahukan apa yang telah dikatakan kepada mereka tentang Anak itu" (Lukas 2:17). Ini berarti mereka menjadi saksi-saksi Tuhan Yesus. Bahwa Allah memakai mereka untuk menyebarluaskan berita surgawi ini, tentunya membuat mereka tercengang. Para gembala merupakan orang dari kalangan bawah yang dianggap rendah di dalam masyarakat Palestina pada awal abad pertama. Keadaan mereka menyebabkan mereka tidak dapat mengikuti upacara-upacara, yang mempunyai arti yang sangat penting bagi orang-orang yang beragama. Para gembala juga dianggap tidak dapat dipercaya dan bahkan tidak diperkenankan memberi kesaksian di depan pengadilan. Tetapi, para malaikat datang kepada para gembala membawa berita yang besar, yaitu bahwa Kristus Tuhan -- Juruselamat dunia -- telah lahir di kota Daud (ayat 11). Dan bertentangan dengan anggapan orang lain terhadap diri para gembala, para gembala itu dapat mengerti bahwa orang yang sesat itu perlu mendengar berita besar itu. Keadaannya masih tetap sama sampai sekarang. Tuhan Yesus adalah Juruselamat dunia. Dan tanpa Tuhan Yesus, manusia masih tetap dalam keadaan tersesat. KEDUA, orang yang mendengar berita itu "heran tentang apa yang dikatakan gembala-gembala itu kepada mereka" (ayat 18). Orang pada zaman sekarang hampir tidak heran terhadap apa pun juga, tetapi sulit sekali untuk dapat melihat orang yang dapat memahami apa yang dimaksudkan dengan Natal tanpa ia menjadi heran dan kagum. Natal adalah kisah tentang Allah yang menjadi manusia, seperti kita, supaya dapat menyelamatkan kita dari dosa-dosa kita. Kebenaran ini sungguh sangat mengherankan, sehingga orang percaya, termasuk para gembala! Tetapi, apakah Anda juga merasa heran dan kagum apabila Anda memikirkan tentang apa yang telah dilakukan Allah untuk kita? Ya, masih ada banyak hal mengenai "Allah yang menjadi manusia" yang tidak dapat kita pahami, tetapi seandainya kita dapat memahami sedikit saja tentang hal ini, kita seharusnya masih merasa heran dan kagum. KETIGA, "Maria menyimpan segala perkara itu di dalam hatinya dan merenungkannya" (ayat 19). Apa yang dilakukan Maria sudah lebih daripada sekedar heran, meskipun ia merasa kagum dan bertanya-tanya. Wanita yang luar biasa ini juga mencoba mengingat segala sesuatu yang terjadi pada dirinya pada hari-hari itu dan membayangkan apa artinya setiap peristiwa itu. Maksudnya, Maria menyediakan waktu untuk memikirkan tentang hal-hal rohani sebagaimana yang seharusnya kita lakukan. Natal adalah waktu yang sangat sibuk. Tetapi kita akan menggunakan waktu kita dengan sia-sia, apabila kita membiarkan diri terlibat dalam segala kesibukan Natal sehingga kita tidak dapat membaca cerita Natal berulang-ulang serta merenungkannya. KEEMPAT, "Maka kembalilah gembala-gembala itu sambil memuji dan memuliakan Allah karena segala sesuatu yang mereka dengar dan mereka lihat" (ayat 20). Ini berarti bahwa mereka tidak hanya berbicara kepada orang lain tentang kelahiran Tuhan Yesus. Mereka juga berbicara kepada Tuhan Allah dan memuji Dia untuk hal ini. Mereka memandang kelahiran Tuhan Yesus sebagai sesuatu yang telah dilakukan Allah dan mereka hendak berterima kasih kepada-Nya. Di sini ada satu saran. Seandainya Anda ingin mencoba merayakan Natal seperti Maria dan para gembala, janganlah mulai dengan ayat 17, yang mengatakan agar kita menceritakan kepada orang lain tentang Tuhan Yesus. Mulailah dengan ayat 18-20, yang mengatakan agar kita merasa heran terhadap kelahiran Tuhan Yesus, merenungkan arti kelahirannya, dan memuji Allah untuk hal itu. Pujilah Tuhan, karena Ia mengutus Tuhan Yesus. Coba Anda pikirkan, mengapa Tuhan Yesus datang ke dunia pada malam yang dingin ribuan tahun yang lalu? Dan biarlah kita merasa heran dan kagum atas kelahiran, kehidupan, kematian, dan kebangkitan Tuhan Yesus sehingga Anda tidak perlu mengalami penghakiman Allah yang adil atas dosa-dosa Anda, sebaliknya Anda telah diselamatkan dari semua itu. Apabila Anda sudah dengan sungguh-sungguh memikirkan hal ini dan berterima kasih kepada Allah atas itu semua, kembalilah ke ayat 17 yang menyatakan agar Anda menceritakan kepada orang lain, sebagaimana yang dilakukan oleh para gembala itu. Dan akhirnya, pikirkan tentang apa yang dapat Anda berikan kembali kepada Tuhan atas karunia-Nya yang sangat menakjubkan itu. PERTANYAAN DAN RENUNGAN ----------------------- 1. Sebutkan beberapa hal yang paling membuat Anda merasa takjub mengenai cerita Natal! 2. Jika seseorang berkata kepada Anda, "Katakan, mengapa Allah mengutus Tuhan Yesus ke bumi ini?", apa yang akan Anda katakan? 3. Dapatkah Anda mengingat seseorang yang perlu mendengar cerita Natal yang menakjubkan itu dari Anda? Bagaimana Anda akan melakukan hal ini selama masa Advent? -*- Sumber Asli: -*- Judul Buku : Kristus di dalam Natal -- Perayaan Advent di Tengah Keluarga Judul Artikel: Menghargai Natal di dalam Hati Kita Pengarang : James Montgomery Boice Penerbit : Yayasan Kalam Hidup, Bandung, 1996 Halaman : 205 - 207 -*- Sumber Online: -*- Artikel di atas juga pernah dimuat dalam Buletin e-JEMMi (Jurnal Elektronik Mingguan Misi) Edisi 052/2002 -- Menghargai Makna Natal ==> http://www.sabda.org/publikasi/misi/2002/52/ [Arsip] ==> <subscribe-i-kan-misi@xc.org> [Berlangganan] *KESAKSIAN *-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-* KESAKSIAN* -*- BADAI NATAL YANG MEMPERSATUKAN CINTA -*- Seorang pendeta muda baru saja dipanggil untuk menjadi pendeta di sebuah jemaat, yang pada awal abad XIX merupakan gereja paling bergengsi di daerah perumahan orang-orang kaya di kota New York. Ketika pendeta muda itu ditahbiskan, persisnya bulan Oktober 1948, daerah tersebut telah berubah menjadi daerah kumuh dengan bangunan tua yang telah diabaikan pemiliknya, karena mereka pindah ke daerah pemukiman baru di pinggir kota yang lingkungannya jauh lebih segar. Meski keadaannya demikian, pendeta dan istrinya tersebut sangat kagum terhadap gedung gereja yang masih mencerminkan kemegahannya di masa lampau itu. Mereka merasa yakin bahwa mereka akan dapat memugar gedung tersebut sehingga keindahan aslinya dapat dimunculkan kembali. Beberapa saat setelah peneguhannya, dia dan istrinya langsung melakukan sendiri perbaikan dan pengecatan dengan tujuan untuk memulihkan kemegahan gedung tersebut. Mereka dengan sukarela melakukan hal tersebut karena memang anggaran jemaat tidak memungkinkan untuk menanggung biaya pemugaran secara profesional. Tujuan dari bapak pendeta dan istrinya ialah agar pada ibadah Natal tanggal 25 Desember, gedung tersebut sudah menampakkan kembali kemegahannya, setidak-tidaknya tampak lebih bersih. Pada tanggal 23 Desember 1948, sebuah badai musim dingin melanda New York, mencurahkan hujan dan es yang cukup banyak. Atap gereja itu rusak cukup parah. Bocor di mana-mana. Yang paling besar di belakang altar. Plester tua di bagian itu terkupas dan runtuh, serta meninggalkan belang besar pada tembok di belakang mimbar. Dengan sangat kecewa, pak pendeta dan istrinya memandang tembok yang telah runtuh plesternya itu. Dan menyimpulkan bahwa mereka tidak akan dapat memperbaikinya sebelum Natal tiba. Kerja keras mereka selama hampir tiga bulan rasanya percuma saja. Namun pasangan muda itu bisa menerima keadaan tersebut. Mereka merasa mungkin ada maksud Tuhan yang belum jelas bagi mereka saat itu. Mereka lalu membersihkan puing-puing yang mengotori altar. Dalam suasana hati yang dipenuhi kekecewaan, sore itu pendeta dan istrinya tersebut menghadiri sebuah pasar murah yang diselenggarakan oleh pemuda gereja. Salah satu yang dijual pada pasar murah itu adalah taplak meja tua berwarna gading dengan renda-renda berwarna emas. Taplak besar itu memiliki panjang lebih dari tiga meter. Agaknya, sang pemilik asli mempunyai meja makan yang sangat panjang. Sebuah meja makan keluarga besar. Saat itu, tiba-tiba benaknya dipenuhi oleh suatu gagasan yang muncul dalam pikirannya. Taplak meja tua itu lalu dibelinya dengan harga enam setengah dolar. Mereka ingin menggantungkan taplak meja itu di belakang mimbar untuk menutupi bagian tembok yang plesternya sudah runtuh. Tanggal 24 Desember, salju turun disertai angin kencang. Suhu dingin yang ditimbulkan oleh angin kencang itu mendekati minus 20 derajat celcius. Ketika pak pendeta membuka pintu gereja yang menghadap ke jalan raya, dilihatnya seorang wanita berdiri menanti bus di tempat perhentian bus. Karena pak pendeta tahu persis bahwa bus baru akan lewat di situ setengah jam lagi, diundangnya wanita itu untuk masuk ke gereja supaya tidak kedinginan di luar. Wanita itu menjelaskan bahwa dia memang tidak berasal dari daerah tersebut, sehingga ia tidak tahu jadwal bus di situ. (Perlu diketahui bahwa bus kota di AS diatur dengan jadwal yang sangat tepat, sehingga orang tahu pasti jam berapa bus tersebut melewati terminal tertentu.) Wanita itu menjelaskan bahwa dia datang ke kota untuk mencari pekerjaan sebagai "governess" (pengasuh anak keluarga kaya) di daerah tersebut. Karena dirinya adalah seorang pengungsi perang dari salah satu negara Eropa yang tidak berbahasa Inggris, maka bahasa Inggrisnya dianggap kurang lancar. Oleh karena itu, setelah wawancara, lamarannya ditolak. Sambil menunggu bus, dia memanfaatkan waktunya untuk berdoa. Dia tidak memperhatikan pak pendeta yang sedang memasang taplak meja yang baru dibeli di pasar murah untuk menutup dinding yang telah kehilangan plesternya itu. Setelah selesai berdoa dan memandang ke depan, dilihatnya taplak meja makan itu dan didekatinya. "Ini taplak meja saya!" katanya menjelaskan. "Ini adalah taplak meja untuk acara-acara keluarga besar!" Dengan penuh semangat diceritakannya sejarahnya kepada pak pendeta yang masih terheran- heran. Ia menunjukkan namanya sendiri yang dibordir pada salah satu sudut taplak besar tersebut. Bersama suaminya, dia dulu tinggal di Wina, Austria. Mereka melarikan diri dari Nazi Jerman hanya beberapa saat sebelum Perang Dunia II. Mereka memutuskan untuk mengungsi ke Swiss. Mereka sepakat untuk berangkat secara terpisah. Dia berangkat lebih dulu dan suaminya menyusul. Di kemudian hari, ia mendengar suaminya telah meninggal di camp konsentrasi Nazi. Karena tersentuh oleh kisah tersebut, pak pendeta bermaksud memberikan taplak itu kepada pemiliknya yang asli. Ibu itu berpikir sejenak. Kemudian ia menolak tawaran itu dengan alasan karena dia tidak membutuhkannya lagi. Apalagi taplak itu kelihatan bagus tergantung di mimbar. Lalu dia berpamitan dan meninggalkan gereja tersebut. Dalam "Candlelight Service" (kebaktian malam Natal dengan penerangan lilin), taplak meja itu kelihatan makin indah. Warna-warna emasnya makin menonjol dan berkilat-kilat diterpa sinar dari berpuluh lilin. Setelah kebaktian berakhir, dan para warga gereja meninggalkan tempat ibadah itu, mereka memuji penyelenggaraan ibadah malam itu dan mengomentari dekorasi di belakang mimbar. Seorang lelaki tua menyatakan kekagumannya terhadap taplak meja yang digantung di dinding tersebut dan berkata kepada pak pendeta, "Aneh sekali! Beberapa tahun yang lalu, almarhum istri saya dan saya memiliki taplak meja yang mirip sekali dengan yang tergantung di tembok itu. Saya hanya mempergunakannya untuk acara-acara khusus. Namun, waktu itu kami masih tinggal di Wina." Memang udara malam itu luar biasa dinginnya, tetapi bulu kuduk pak pendeta justru berdiri mendengar keterangan pak tua itu. Dengan cara setenang mungkin, pak pendeta menceritakan kepada pak tua itu tentang seorang wanita yang dijumpainya sore tadi. "Mungkinkah itu?" kata pak tua itu sambil mengusap air matanya. "Mungkinkan dia masih hidup? Bagaimana caranya saya dapat menjumpai wanita itu?" Pak pendeta ingat nama keluarga yang telah mewawancarai seorang wanita yang dijumpainya sore tadi. Dengan didampingi pak tua yang gemetaran karena tidak dapat menahan perasaannya, pak pendeta menelpon keluarga tersebut dan mencatat nama serta alamat wanita tersebut. Dengan mobil, diantarnya pak tua itu ke sisi lain kota New York. Lalu mereka bersama-sama mengetuk pintu apartemen wanita tersebut. Ketika pintu terbuka, pak pendeta menyaksikan sebuah pertemuan yang penuh air mata sukacita yang menandai reuni sepasang suami-istri yang telah dipisahkan karena niat bersama untuk menyelamatkan diri dari kekejaman Nazi. Mereka dipisahkan lebih dari sepuluh tahun dan percaya bahwa pasangannya telah meninggal dunia. Sekarang mereka dipersatukan kembali. Beberapa orang mengatakan bahwa peristiwa tersebut adalah sebuah kebetulan yang luar biasa: tembok yang runtuh plesternya, taplak meja tua, kecerdikan pak pendeta untuk memecahkan masalah. Namun, kombinasi peristiwa ini sungguh terlalu kompleks untuk menyebutnya sebagai sebuah kebetulan. Jika saja satu mata rantai yang rapuh dari rangkaiah peristiwa tersebut rusak, suami-istri tersebut mungkin tidak dapat dipersatukan kembali pada hari Natal tersebut. Seandainya hujan deras tidak turun, seandainya atap gereja tidak bocor. Seandainya pak pendeta tidak pergi ke pasar murah, seandainya wanita itu tidak pergi mencari pekerjaan. Seandainya wanita itu tidak berdiri menunggu bus tepat pada saat pak pendeta membuka pintu gereja. Seandainya.... Sebuah daftar panjang pengandaian yang dapat dibuat di sekitar kisah nyata itu. Persatuan itu agaknya memang sudah menjadi kehendak Tuhan. Seperti yang sering dikatakan orang, Tuhan bekerja dengan cara yang misterius. Damai di bumi, damailah di hati kita! -*- Sumber: -*- Judul Majalah: BAHANA, No.6/Th.XIV/Vol.152-Desember 2003 Penulis : Lestaryo Penerbit : Yayasan Andi, Yogyakarta, 2003 Halaman : 8 - 9 *INFO *-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-* INFO* -*- SEMINAR KONSELING DARI LK3 -*- Bulan Desember ini, LK3 masih terus melanjutkan rangkaian seminar konselingnya. Untuk tahap berikutnya, materi yang akan disajikan adalah KONSELING ANAK DENGAN MASALAH TRAUMA. Seminar akan diselenggarakan pada: Hari, tanggal : Sabtu, 15 Januari 2005 Pukul : 10.00 - 12.30 WIB Tempat : Parenting & Counseling Education Center, Gajah Mada Plaza, Lantai 7 Pembicara : Emilia Naland Psi. (Psikolog senior yang lebih dari 20 tahun mendampingi anak-anak dengan masalah trauma.) Deskripsi Singkat: Trauma pada anak bisa terjadi karena pelecehan seksual, tidak diinginkan oleh orangtua, adanya perasaan menolak sekolah dan figure otoritas (orangtua dan guru), atau karena kehilangan orang yang dicintai. Sedangkan stres pada anak bisa terjadi karena merasa ditolak oleh keluarganya dengan alasan perilakunya tidak sesuai dengan jenis kelaminnya. Pada seminar sesi ini, para peserta akan diajarkan bagaimana membimbing anak yang mengalami trauma karena pengalaman kehilangan (orangtua atau teman dekat). Diajarkan pula bagaimana mendampingi anak yang tidak diinginkan dan anak adopsi. Tak ketinggalan, dibahas pula bagaimana menolong anak yang merasa dibeda-bedakan dan juga bagi anak yang pernah mengalami masalah pelecehan seksual. Untuk informasi lebih lanjut, silakan menghubungi: KANTOR LK3 Taman Permata Sektor 5 Blok A 7 No. 38 Lippo Karawaci Tlp/Faks: 021-55650281, 021-70281762, 021-55654851 (dengan Sdr. Nita, Wita, Rumini, atau Samurai) pada jam kantor, Selasa- Sabtu, pukul 09.00 - 17.00 WIB. *SURAT*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-DARI Anda-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*SURAT* Berikut ini adalah cuplikan salah satu email pelanggan yang mengirimkan kembali formulir Evaluasi e-Konsel ke Redaksi. Dari: Daisy Makapedua <daisy_m@> >e-Konsel telah menjadi bahan renungan yang sangat bermanfaat di >samping renungan harian untuk pertumbuhan iman saya. Bukan hanya >baca sekali saja tapi juga diprint dan di simpan di hard disk untuk >menjadi bahan renungan setiap saat. > >Semua bahan/topik e-Konsel berguna dan telah menjadi berkat bagi >saya. Khususnya topik-topik yang diterbitkan pada saat saya sedang >menghadapi pergumulan dan sangat merindukan firman Tuhan untuk >meneguhkan iman saya, misalnya topik tentang doa, iman, pencobaan, >dlsb. > >Saya pikir topik yang sudah di sajikan sudah bagus tapi bisa juga >ditambahkan topik seperti hidup di penuhi Roh kudus, hidup dalam >pengharapan, pengambilan keputusan yang berdasarkan iman, dlsb. > >Saya usulkan mungkin e-Konsel dapat menyajikan topik yang sangat >berkaitan dengan kenyataan atau pergumulan hidup yang di hadapi >orang Kristen saat ini seperti topik di atas dan topik itu dapat di >gunakan dalam pelayanan konseling sehingga menjadi berkat bagi >banyak orang. > >Terima kasih banyak, layanan e-Konsel telah menjadi saluran berkat >rohani bagi saya, keluarga dan banyak orang. Tuhan memberkati >pelayanan anda. > >Salam kasih dan doa, >Daisy M.M. Redaksi: Kami sungguh berterima kasih atas setiap tanggapan dan usulan yang Anda berikan. Setiap masukan dari Anda, dan dari pembaca e-Konsel lainnya, benar-benar terus menambah semangat bagi kami untuk memberikan yang terbaik melalui e-Konsel. Harapan kami, setiap edisi yang tersaji bisa menjadi berkat bagi setiap pelanggan yang akan meneruskan juga berkat itu kepada teman-teman lainnya. Sekali lagi, terima kasih atas dukungannya dan biarlah nama Allah senantiasa dipermuliakan melalui setiap terbitan e-Konsel. e-KONSEL*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*e-KONSEL STAF REDAKSI e-Konsel Ratri, Tesa, Evie, Puji, Yulia PENANGGUNG JAWAB ISI dan TEKNIS Yayasan Lembaga SABDA INFRASTRUKTUR dan DISTRIBUTOR Sistem Network I-KAN Copyright(c) 2004 oleh YLSA http://www.sabda.org/ylsa/ *-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-* Anda punya masalah atau perlu konseling? <masalah-konsel@sabda.org> Informasi/artikel/bahan/sumber konseling/surat/saran/pertanyaan/dll. dapat dikirimkan ke alamat: <owner-i-kan-konsel@xc.org> *-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-* Berlangganan: Kirim e-mail kosong ke: subscribe-i-kan-konsel@xc.org Berhenti: Kirim e-mail kosong: unsubscribe-i-kan-konsel@xc.org Sistem lyris: http://hub.xc.org/scripts/lyris.pl?enter=i-kan-konsel ARSIP publikasi e-Konsel: http://www.sabda.org/publikasi/e-konsel/ *-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |