Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-konsel/76 |
|
![]() |
|
e-Konsel edisi 76 (1-12-2004)
|
|
><> Edisi (076) -- 01 Desember 2004 <>< e-KONSEL *-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-* Milis Publikasi Elektronik Pelayanan Konseling Kristen *-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-* Daftar Isi: - Pengantar : Menyambut Natal - Renungan : Beban Berat di Saat Natal - Cakrawala : Natal dan Kasih Allah - Tanya Jawab : Apakah Anak-anak Boleh Mengikuti Perayaan Natal yang Menggunakan Sinterklas? - Tips : Mintalah Maaf Bila Anda Bersalah - Info : Seminar dari LK3 - Surat : Topik yang Lebih Spesifik *REDAKSI -*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*- REDAKSI* -*- PENGANTAR DARI REDAKSI -*- Syallom pembaca e-Konsel, Tak terasa, kita sudah memasuki bulan di penghujung tahun 2004. Itu berarti, sebentar lagi kita akan merayakan Natal. Kami yakin, sejak awal bulan Desember ini, segala persiapan untuk menyambut Natal sudah mulai Anda lakukan, bukan? Seperti tahun-tahun sebelumnya, pada bulan Desember ini, e-Konsel juga sudah menyiapkan dua edisi dengan tema NATAL. Edisi pertama untuk bulan ini (076/2004) menyuguhkan topik "Menyambut Natal", disusul topik kedua (077/2004) yang akan terbit pertengahan bulan Desember adalah "Selamat Natal". Pada topik "Menyambut Natal" ini, kami menyajikan renungan dan artikel yang akan menolong Anda menyiapkan hati untuk menyambut Natal. Juga pada Kolom Tanya Jawab Anda akan mendapat informasi tentang Sinterklas, icon Natal yang sangat populer di tengah-tengah anak-anak. Boleh nggak sih merayakan Natal dengan Sinterklas? Adapun pada kolom Tips, kami sajikan artikel berjudul "Mintalah Maaf Bila Anda Bersalah" yang mungkin bisa Anda jadikan salah satu alternatif kegiatan yang bisa dilakukan menjelang Natal. Bagi para orangtua, guru, atau siapa saja yang tertarik pada dunia anak, simak info seminar dari LK3 (Layanan Konseling Keluarga dan Karir). Nah, tunggu apa lagi? Silakan menyimak sajian kami dan jadikan masa Advent ini sebagai saat-saat untuk merenungkan kembali makna Natal yang sesungguhnya. Tuhan Memberkati! Redaksi *RENUNGAN *-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-* RENUNGAN* -*- BEBAN BERAT DI SAAT NATAL -*- Bacaan: Lukas 4:14-21 Dalam perjalanan menuju Museum Seni Metropolitan di New York pada bulan Desember, saya berhenti sejenak untuk mengagumi pohon Natal yang menakjubkan. Pohon itu dihiasi boneka malaikat dan dasarnya dikelilingi oleh patung-patung dari abad ke-18 yang menggambarkan kelahiran Kristus. Jumlahnya hampir 200 patung. Di antaranya terdapat para gembala, orang majus, dan penduduk kota. Mereka memandangi palungan dengan penuh harap atau menatap para malaikat dengan takjub. Namun, ada satu patung yang tampak berbeda dari yang lainnya, yaitu patung pria tanpa alas kaki, yang membawa beban berat di punggungnya dan menundukkan kepala. Hati saya tersentak. Pria ini seperti kebanyakan orang saat ini, yang sangat berbeban berat sehingga tidak dapat melihat Sang Mesias. Natal dapat menjadi saat yang tidak menyenangkan bagi mereka yang menderita karena beban kerja yang berat, ketegangan dalam keluarga, dan kehilangan. Namun, patut diingat bahwa Kristus datang ke dunia ini untuk mengangkat kepala orang yang tertunduk karena beban berat. Yesus mengutip perkataan Yesaya untuk memberitahukan misi yang diberikan Allah kepada-Nya bagi dunia: "Untuk menyampaikan kabar baik kepada orang-orang miskin; ... untuk memberitakan pembebasan kepada orang-orang tawanan, dan penglihatan bagi orang-orang buta, untuk membebaskan orang-orang yang tertindas." (Lukas 4:18,19) Yesus datang untuk mengangkat beban kita sehingga kita dapat mengangkat kepala kita untuk menyambut-Nya saat Natal tiba. David McCasland AGAR DAPAT MERASAKAN SUKACITA NATAL PANDANGLAH YESUS -*- Sumber: -*- Arsip Publikasi e-RH (Renungan Harian), Selasa, 24 Desember 2002 ==> http://www.sabda.org/publikasi/e-rh/2002/12/24/ *CAKRAWALA *-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-* CAKRAWALA* -*- NATAL DAN KASIH ALLAH -*- Bila Anda penggemar komputer dan senang ber-email ria serta suka menjelajahi internet, maka Anda akan tahu bahwa pada masa raya Natal tahun 1987, ketika pengguna internet hanya kurang dari 100.000 orang, ada sebuah kode panggilan komputer yang binal disebut "Christmas.exe". Kode ini menyebarkan virus yang mengacaukan dunia perkomputeran dan merusak ribuan mainframes. Yang menarik dari peristiwa tersebut adalah message yang digunakan: "Here´s a Christmas greeting I thought you´d like.", artinya "Ini adalah ucapan Natal yang saya kira akan Anda sukai". Virus "Natal" yang nakal itu mendatangkan malapetaka jika seseorang menerima email dan mengklik attachment "Chistmas.exe" tersebut. Sekali memasuki komputer Anda, maka virus "Natal" itu akan merusak seluruh file dan akan mereplikasi atau menjiplak diri menjadi ratusan kali, sehingga mengacaukan jalan masuk ke memori secara rancu alias random. Virus nakal tersebut dapat menyalin daftar email -- orang-orang yang sering menerima mail dari address book komputer Anda, kemudian mengirimkan secara otomatis ke alamat-alamat tersebut untuk mencari mangsa baru. Peristiwa yang sama dengan korban lebih banyak terjadi lagi pada musim semi tahun 2000 ketika sepasang muda dan mudi Filipina melepaskan virus dengan nama "I Love You", tentu semua pembaca tahu artinya. Pelacakan terhadap pencipta virus "Cinta" yang melibatkan FBI dan Interpol ini dipusatkan ke Filipina setelah sebuah warnet di Manila melaporkan bahwa virus itu muncul melalui dua alamat email pelanggan mereka. Virus "Cinta" tersebut telah merusak puluhan juta komputer dengan nilai ratusan juta dollar. Namun, para ekonom Teknologi Informasi di California menduga, secara keseluruhan kerugian yang diakibatkan virus tersebut mencapai 10 milyar dollar! Jika kita dapat mencari tahu penyebab musibah virus yang mengakibatkan begitu banyak korban dan kerugian ini, maka kita dapat menyimak bahwa apa yang sebenarnya dicari oleh manusia pada umumnya dibalik peristiwa tersebut adalah cinta kasih. Kebutuhan akan cinta kasih itu makin terasa dalam hidup ini karena makin semaraknya kekejaman dan kebengisan manusia di tahun-tahun terakhir ini. Belum lagi trauma tragedi 911 sirna dari ingatan kita, kembali halaman- halaman depan koran dipenuhi berita-berita tindakan manusia yang tanpa cinta-kasih terhadap sesamanya. Bagi kita, masyarakat Indonesia, belum kering air mata kita oleh meledaknya bom Bali, peledakan bom kembali terjadi di Hotel JW Marriott Jakarta dengan korban-korban yang tidak berdaya. Demikian pula di markas besar PBB, belum ada tanda-tanda kesedihan menurun karena kantornya di Irak meledak dan sejumlah pegawai seniornya meninggal, lagi-lagi bom bunuh diri menimpa kantor yang sama, bahkan korban yang jatuh semakin bertambah, baik dari pasukan koalisi ataupun US serta penduduk lokal yang terkena serangan roket. Korban jatuh lain yang tidak terhitung jumlahnya juga terjadi dalam konflik Israel-Palestina di Timur Tengah serta akibat dari ledakan bom teroris di Arab Saudi. Di Amerika sendiri, penjagaan dan pemeriksaan bagasi para penumpang pesawat domestik ataupun internasional semakin diperketat, sehingga menyebabkan kejengkelan dan kekesalan bagi kebanyakan penumpang. Seseorang yang akan bepergian dengan pesawat internasional harus menyediakan waktu empat jam di muka sebelum check in. Dalam kehidupan dunia yang hanya terdiri dari rangkaian musibah dan kekejaman ini, benar-benar telah mengganggu kehidupan umat manusia sejagat. Tidak ada seorang pun, termasuk Presiden Amerika Geoge W. Bush atau Sekjen PBB Kofi Annan, dapat memprediksi kapan ketidak-pastian itu akan berakhir. Kita adalah Obyek Kasih Allah ----------------------------- Di tengah kerisauan, kecemasan, ketakutan, kegelisahan, dan keputus- asaan, kita melihat bahwa dunia tidak berubah lebih baik, tetapi semakin mengecewakan dan moral manusia semakin merosot sekalipun kemajuan teknologi semakin canggih. Di masa raya Natal ini, ada baiknya kita merenungkan kembali cinta-kasih yang sejati di tengah dunia yang sudah kehilangan cinta kasih ini, yaitu kasih Allah. Mungkin Anda akan bertanya, bagaimanakah kasih Allah itu dinyatakan di tengah dunia yang penuh bencana ini? Justru di saat-saat seperti inilah, kita makin perlu lebih meresapi kasih Allah itu. Kasih Allah yang dirindukan oleh setiap orang, baik Kristen maupun non-Kristen, khususnya di masa yang menggelisahkan dan tidak menentu ini, dinyatakan dalam Injil Yohanes 3:16, "Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal." Ayat tersebut tentu sudah dikenal, bahkan dihafal oleh banyak orang Kristen itu, sering terpampang pula di stadium-stadium besar tatkala diadakan pertandingan football dan di akhir Parade Mawar di Pasadena pada setiap hari pertama di tahun yang baru. Namun, pernahkah Anda bertanya, "Mengapa Allah begitu mengasihi saya?" Dalam Mazmur 8:4 Daud pernah bertanya, "Apakah manusia, sehingga Engkau mengingatnya? Apakah anak manusia, sehingga Engkau mengindahkannya?" Sayang ia tidak memberikan jawabannya. Memang banyak orang, bahkan orang Kristen sekalipun, berpendapat bahwa mustahil untuk mengetahui mengapa Allah mengasihi kita. Anda ingin tahu jawabannya? Bacalah 1Yohanes 4:8, "Barangsiapa tidak mengasihi, ia tidak mengenal Allah, sebab Allah adalah kasih." Di situ jelas dinyatakan bahwa Allah adalah KASIH dan kasih membutuhkan obyek. Setelah Allah menciptakan semua binatang, Allah tidak menemukan dalam diri hewan-hewan itu kemampuan untuk menerima kasih-Nya. Itulah sebabnya, Allah menciptakan manusia yang serupa dengan gambar-Nya dan yang kepadanya dihembuskan nafas, sehingga manusia itu menjadi makhluk yang hidup, pribadi yang dapat bersekutu dan berkomunikasi dengan Allah (Kejadian 1:26, 2:7). Kita diciptakan Allah karena kitalah yang layak menjadi obyek kasih Allah, itulah sebabnya, Allah begitu mengasihi kita dan mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal bagi kita. Allah menciptakan manusia yang begitu dikasihi-Nya, sehingga Allah mau mati baginya. Kita bukanlah tokoh film kartun atau robot, kita adalah peta dan gambar Allah, Dia menciptakan kita untuk dikasihi- Nya. Sekalipun kita terhilang dan memberontak kepada-Nya, Dia tetap mencari dan mau mengampuni serta menyelamatkan kita. Inilah berita kasih Allah bagi kita di Natal ini, di masa yang menggelisahkan dan tidak menentu! Sekalipun umat manusia telah jatuh dalam dosa, Allah melihat di dalam diri manusia tetap ada peta dan gambar-Nya. Sekalipun umat manusia mengutuki sesamanya seperti yang dikatakan Yakobus 3:9, "Dengan lidah kita memuji Tuhan, Bapa kita; dan dengan lidah kita mengutuk manusia yang diciptakan menurut rupa Allah," namun peta dan gambar Allah tetap ada dalam diri kita. Allah mengasihi kita bukan karena kita tampan atau cantik, cerdas dan kaya, atau berbakat dan punya posisi melainkan karena kita adalah ciptaan Allah yang menjadi obyek kasih-Nya. Dia begitu mengasihi kita sebagaimana kita adanya dan tanpa syarat. Inilah pernyataan kasih Allah bagi kita di masa Natal yang menggelisahkan dan tidak menentu ini! Di dalam kasih Allah itu, kita akan menemukan kedamaian dan kepastian kasih. Kristus adalah Refleksi Kasih Allah ----------------------------------- Agar kita lebih mantap meresapi kasih Allah, tengoklah Yesus Kristus yang oleh Paulus dikatakan: "Sebab dalam Dialah berdiam secara jasmaniah seluruh kepenuhan ke-Allahan" (Kolose 2:9) dan Yohanes menyaksikan, "Tidak seorangpun yang pernah melihat Allah; tetapi Anak Tunggal Allah, yang ada di pangkuan Bapa, Dialah yang menyatakan-Nya." (Yohanes 1:18) Yesus Kristus yang lahir pada hari Natal melalui anak dara Maria, hidup dan berkarya dalam sejarah manusia untuk menunjukkan kepada kita kasih Allah yang kekal itu. Itulah sebabnya, kita perlu sungguh-sungguh mengenal Yesus Kristus. Kasih Allah kepada kita dinyatakan oleh kasih Kristus kepada orang-orang yang Dia layani selama hidup-Nya. Dia begitu mengasihi kita sehingga Dia membuat yang buta melihat. Dia begitu mengasihi kita sehingga Dia membuat yang timpang berjalan. Dia begitu mengasihi kita sehingga Dia membuat yang tuli mendengar. Dia begitu mengasihi kita sehingga Dia membuat yang kusta menjadi tahir. Dia begitu mengasihi kita sehingga Dia membuat yang mati dibangkitkan. Dia begitu mengasihi kita sehingga Dia mengunjungi Samaria untuk melenyapkan ketegangan ras. Dia begitu mengasihi kita sehingga Dia menawarkan air hidup kepada kita supaya kita tidak kehausan akan cinta kasih dalam hidup ini. Dia begitu mengasihi kita sehingga Dia mau bertelut dan mencuci kaki kita. Namun kita tahu, Yesus Kristus datang bukan hanya untuk mengajarkan moral yang agung atau mengubah penderitaan menjadi kesejahteraan, kerisauan menjadi kedamaian. Dia datang adalah untuk mati menggantikan kita, itulah ungkapan kasih Allah yang terbesar: "Inilah kasih itu: Bukan kita yang telah mengasihi Allah, tetapi Allah yang telah mengasihi kita dan yang telah mengutus Anak-Nya sebagai pendamaian bagi dosa-dosa kita." (1Yohanes 4:10) Dia begitu mengasihi kita sehingga pada waktu yang ditentukan oleh Allah, Kristus telah mati untuk kita yang durhaka. Dia begitu mengasihi kita sehingga Kristus telah mati untuk kita yang lemah, yang tidak sanggup melakukan perintah-perintah-Nya. Dia begitu mengasihi kita sehingga Kristus telah mati untuk kita yang adalah seteru, senantiasa menentang kehendak-Nya. Dia begitu mengasihi kita dengan kasih yang tidak terukur. Kasih Allah lebih lebar dari alam semesta. Kasih Allah lebih panjang dari kekekalan. Kasih Allah lebih tinggi dari segala langit. Kasih-Nya lebih dalam dari lubang maut hingga dapat mencapai Anda orang yang paling berdosa sekalipun. Kasih Allah tidak mempunyai batas. Dengan mengenal Yesus Kristus, maka tidak akan ada lagi ketakutan, melainkan keyakinan akan kasih Allah. Tidak akan ada lagi keperihan, melainkan penghiburan kasih Allah. Tidak akan ada lagi penolakan, melainkan penerimaan kasih Allah. Tidak akan ada lagi kesedihan, melainkan kesukacitaan dalam kasih Allah. Tidak akan ada lagi permusuhan, melainkan kerukunan dalam kasih Allah. Tidak akan ada lagi air mata, melainkan sorak pujian atas kasih Allah. Di hadapan Allah, yang ada hanya kasih, sukacita, damai, harapan, dan iman. Betapa bahagianya kita jika menyambut kasih Allah itu. Semoga, di masa Natal ini, di mana kerisauan dan ketidakpastian masih merasuk hidup umat manusia sedunia, kita lebih yakin bahwa sungguh kita adalah obyek kasih Allah di dalam Yesus Kristus. Amin. -*- Sumber: -*- Judul Buletin: Newsletter GKI Monrovia, Th. XVII, No. 12, Desember 2003 Penulis : Pdt. Bob Jokiman Penerbit : GKI Monrovia, California, USA Halaman : 1 - 3 *TANYA-JAWAB *-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-* TANYA-JAWAB* -*- APAKAH ANAK-ANAK BOLEH MENGIKUTI PERAYAAN NATAL -*- YANG MENGGUNAKAN SINTERKLAS? Tanya: ------ Apakah anak-anak boleh mengikuti perayaan Natal yang menggunakan Sinterklas? Jawab: ------ Di dalam hati saya selalu ada kecemasan, kalau-kalau pada suatu saat nanti, kita akan menanggalkan segala unsur rohani dari dalam kehidupan kita. Kecemasan ini didasarkan pada perubahan-perubahan nilai yang sekarang berlangsung, misalnya, yang dahulu tabu sekarang menjadi biasa saja. Memang tidak selalu "yang dahulu" itu mencerminkan yang rohani, namun saya menduga, pada umumnya, kita semua dapat menyetujui bahwa kita sedang menyaksikan pergeseran nilai, dari rohani ke sekuler. Sebagai contoh, dahulu perceraian dilihat dari sudut pandang moral, yakni sebagai suatu tindakan dosa. Sekarang, perceraian seringkali dinilai sebagai salah satu penyelesaian atas masalah penyesuaian belaka. Demikian pula dengan perayaan Natal. Kekudusan dan kekusukan Natal dapat tertukar dengan hingar-bingar tembang-tembang Natal yang diasosiasikan dengan hari Natal meskipun lagu-lagu itu, mungkin sekali tidak mengumandangkan kelahiran Kristus Juruselamat. Aktivitas-aktivitas tertentu acapkali dikaitkan pula dengan perayaan Natal, tukar-menukar bingkisan Natal, dan figur Sinterklas. Masalahnya ialah kegiatan-kegiatan ini sendiri sebetulnya tidaklah sama dengan memperingati Natal, bahkan pada intinya tidak berhubungan sama sekali. Jadi, tantangan yang timbul adalah bagaimana kita sebagai pengikut Kristus dapat terus menekankan unsur rohani dari perayaan Natal itu sendiri, di tengah-tengah zaman yang semakin gemar menggantikan unsur rohani itu dengan unsur sekuler, misalnya Sinterklas. Meskipun demikian, secara prinsip, saya tidak berkeberatan mengizinkan anak-anak mengikuti perayaan Natal yang menggunakan figur Sinterklas, selama anak-anak menyadari bahwa Natal adalah saat dimana kita memperingati hari kelahiran Tuhan Yesus di dunia. Kekaguman dan kepercayaan anak pada Sinterklas biasanya bersifat sementara. Lagipula, Sinterklas tidak memiliki dampak apa-apa terhadap anak (1Korintus 8:4-6). Sesudah mencapai usia enam hingga delapan tahun, anak-anak mulai menyadari bahwa Sinterklas hanyalah tokoh fiktif. Adalah suatu kelaziman apabila anak-anak terpaku pada tokoh-tokoh fiktif tertentu, misalnya pada Ksatria Baja Hitam, dan bagi mereka, ksatria itu seolah-olah sungguh hidup. Jadi, Sinterklas pun dapat menjadi seorang tokoh yang seolah-olah benar-benar ada dalam benak mereka. Yang paling penting adalah kita mengajarkan kepada anak-anak bahwa pada hari Natal, kita memperingati suatu saat yang agung dimana Allah berkenan turun ke dunia dan lahir sebagai bayi Yesus. -*- Sumber: -*- Judul Buku: Parakaleo, Vol.I/No.4/Edisi Okt - Des 1994 Penerbit : Departemen Konseling STTRII Halaman : 3 *TIPS *-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-* TIPS* -*- MINTALAH MAAF BILA ANDA BERSALAH -*- "Ya Allah, kemuliaan-Mu kekal selamanya, membuat dunia penuh damai sejahtera." While Shepherds Watched Their Flocks by Night. Salah satu kata yang berhubungan paling dekat dengan masa Natal adalah damai. Damai di bumi Damai di antara manusia Damai di antara saudara Damai di hati kita Namun, damai yang sejati hanya datang sebagai hasil dari pengampunan. Jadikan Adven sebagai saat untuk minta maaf bila Anda bersalah pada seseorang selama tahun yang telah lewat. Jangan datang ke palungan Natal dengan membawa beban rasa bersalah, kebencian, dendam, atau kegetiran. Usahakan Berbaik Kembali ------------------------ Datangi orang yang Anda sakiti. Nyatakan penyesalan yang tulus. Usahakan untuk berbaik kembali. Mintalah maaf kepada mereka. Apakah Anda merasa Andalah yang disakiti? Pergilah pada orang tersebut, dan tetaplah minta maaf kepadanya. Mungkin sebagai balasannya, mereka akan meminta maaf kepada Anda. Apakah Anda menyakiti atau disakiti seseorang yang sudah meninggal atau sudah tidak bisa dihubungi lagi? Serahkan mereka pada kasih Allah. Lepaskan Luka Hati Anda ----------------------- Lepaskan luka hati Anda jika Anda menganggap Adven sebagai saat untuk melepaskan kenangan, dosa, dan penyesalan yang menyakitkan. Anda bisa melakukannya dengan membeli sebatang lilin hitam pada masa awal Adven dan meletakkannya di tempat lilin kristal kecil. Setiap malam, saat berdoa, nyalakan lilin tersebut sambil meminta kepada Tuhan untuk mengingatkan pada hal-hal yang membuat Anda perlu bertobat. Minta juga kepada Tuhan agar menyembuhkan perasaan Anda yang terluka dan membebaskan Anda dari kebencian yang disimpan di dalam hati. Lepaskan itu semua bersama asap lilin. Jangan mengingatnya atau memikirkannya setelah malam tersebut. Natal akan jauh lebih cemerlang jika Anda tidak melihat luka hati Anda melalui kaca jendela yang penuh dengan dosa. -*- Sumber: -*- Judul Buku: 52 Cara Membuat Natal Lebih Berkesan Penulis : Jan Dargatz Penerbit : Interaksara, Batam Center, 1999 Halaman : 50 - 51 *INFO *-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-* INFO* -*- SEMINAR KONSELING DARI LK3 -*- Layanan Konseling Keluarga dan Karir (LK3) kembali mengadakan seminar konseling bagi para orangtua, guru, atau siapa saja yang tertarik dan terlibat dengan dunia anak. Seminar kali ini akan membahas materi KONSELING BAGI ANAK DENGAN MASALAH ROKOK, PORNOGRAFI DAN FILM dan akan diselenggarakan pada: Hari, tanggal : Sabtu, 4 Desember 2004 Pukul : 10.00 - 12.30 WIB Tempat : Parenting & Counseling Education Center, Gajah Mada Plaza, Lantai 7 Pembicara : Pdt. Sukirno Taryadi (pakar konseling remaja) Deskripsi Singkat: Sesi ini membahas bagaimana menjelaskan kepada anak yang terlanjur menjadi perokok, bagaimana mendampinginya dan memotivasi sang anak untuk berhenti dengan kemauan sendiri. Dibahas pula bagaimana seharusnya orangtua bersikap jika mengetahui bahwa anaknya sering mengakses situs-situs porno, menonton film porno, dan sebagainya. Materi lain yang disajikan adalah bagaimana membantu anak yang sudah sulit diatur jadwal menontonnya, apalagi jika sudah kecanduan menonton film. Juga diajarkan dengan simulasi bagaimana membuat anak mampu berkata "tidak" pada teman-temannya yang memberi pengaruh buruk. Seminar berikutnya akan diselenggarakan pada: Hari, tanggal : Sabtu, 11 Desember 2004 Pukul : 10.00 - 12.30 WIB Tempat : Parenting & Counseling Education Center, Gajah Mada Plaza, Lantai 7 Materi : Konseling bagi Anak Dengan Gangguan Belajar, Lemah Motivasi dan Phobia. Pembicara : 1. Mayke Tedjasaputra, Psi (Psikolog anak dan ahli terapi bermain dari Universitas Indonesia). 2. Pdt. Julianto Simanjuntak M.Div. MSi. (konselor keluarga). Deskripsi Singkat: Sekarang makin banyak anak yang mengalami gangguan belajar. Hal ini bisa terjadi karena lemahnya motivasi, minimnya pendampingan orangtua dan beratnya tuntutan sekolah yang tidak mampu diakomodasi oleh anak. Sesi ini akan mengajarkan bagaimana mendampingi anak yang mengalami gangguan belajar dan memiliki motivasi belajar yang rendah karena trauma dan phobia. Sesi ini juga akan mengangkat topik bagaimana menolong anak yang minder dan sulit bergaul. Untuk informasi lebih lanjut, silakan menghubungi: KANTOR LK3 Taman Permata Sektor 5 Blok A 7 No. 38 Lippo Karawaci Tlp/Faks: 021-55650281, 021-70281762, 021-55654851 (dengan Sdr. Nita, Wita, Rumini atau Samurai) pada jam kantor, Selasa-Sabtu pukul 09.00 - 17.00 WIB. *SURAT*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-DARI Anda-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*SURAT* Dari: Adi Yosef <adyose@> >Dear Staf-e-Konsel >Selamat HUT untuk pelayanan e-Konsel, semoga Tuhan terus memberikan >Ide-ide yang kreatif kepada setiap Hamba Tuhan yang melayani di >e-Konsel. Bersyukur dan berterima kasih saya bisa menerima artikel >dari e-Konsel. Ini sangat membantu saya di dalam mengenal hal-hal >tentang pelayanan konseling. Walaupun saya baru tiga kali menerima >artikel e-Konsel, menurut saya artikel-artikel yang diterbitkan >sudah sangat bagus dan berbobot. Saya berharap topik-topiknya >lebih dispesifikkan lagi dan dibahas secara detil dengan cara-cara >berdialog yang tepat. Misalnya: topik tentang menghadapi anak >yang mempunyai masa lalu yang buruk karena masalah keluarga, bisa >menolong orang yang terhambat pertumbuhan rohaninya, dll. >demikian dari saya, terima kasih. Tuhan Memberkati, >best wishes >adi yosep Redaksi: Redaksi mengucapkan terima kasih dan sekaligus mengucapkan selamat bergabung di e-Konsel untuk Saudara Adi Yosef. Redaksi juga mengucapkan terima kasih untuk masukan yang Anda berikan dan kiranya masukan tersebut dapat menghiasi edisi e-Konsel y.a.d.. Selain melalui e-Konsel, Anda juga bisa mendapatkan bahan-bahan konseling yang berlimpah dari situs C3I (Christian Counseling Center Indonesia). Silakan berkunjung ke: ==> http://www.sabda.org/c3i/ Perlu Redaksi tambahkan bahwa Anda juga bisa ikut ambil bagian memeriahkan Publikasi e-Konsel dan Situs C3I dengan mengirimkan artikel, tips, atau bahan-bahan lain ke: ==> <submit-konsel@sabda.org> Cara lain untuk berpartisipasi adalah dengan mempromosikan publikasi ini kepada teman, saudara atau siapa saja. Nah, sekali lagi, Redaksi mengucapkan selamat bergabung bersama e-Konsel! Tuhan memberkati. e-KONSEL*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*e-KONSEL STAF REDAKSI e-Konsel Ratri, Puji, Tesa, Yulia PENANGGUNG JAWAB ISI dan TEKNIS Yayasan Lembaga SABDA INFRASTRUKTUR dan DISTRIBUTOR Sistem Network I-KAN Copyright(c) 2004 oleh YLSA http://www.sabda.org/ylsa/ *-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-* Anda punya masalah atau perlu konseling? <masalah-konsel@sabda.org> Informasi/artikel/bahan/sumber konseling/surat/saran/pertanyaan/dll. dapat dikirimkan ke alamat: <owner-i-kan-konsel@xc.org> *-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-* Berlangganan: Kirim e-mail kosong ke: subscribe-i-kan-konsel@xc.org Berhenti: Kirim e-mail kosong: unsubscribe-i-kan-konsel@xc.org Sistem lyris: http://hub.xc.org/scripts/lyris.pl?enter=i-kan-konsel ARSIP publikasi e-Konsel: http://www.sabda.org/publikasi/e-konsel/ *-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*
|
|
![]() |
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |