Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-konsel/74 |
|
e-Konsel edisi 74 (1-11-2004)
|
|
><> Edisi (074) -- 01 November 2004 <>< e-KONSEL *-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-* Milis Publikasi Elektronik Pelayanan Konseling Kristen *-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-* Daftar Isi: - Pengantar : Kerohanian Seorang Konselor - Renungan : Selamat Pagi - Cakrawala : Disiplin Rohani dan Konselor Alkitabiah - Bimbingan Alkitabiah : Titik Tolak Konseling Kristen - Info : Booklet TELAGA - Surat : Informasi Buku *REDAKSI -*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*- REDAKSI* -*- PENGANTAR DARI REDAKSI -*- Salam sejahtera pembaca e-Konsel, Apakah Anda seorang konselor, atau ingin menjadi seorang konselor yang baik? Publikasi e-Konsel bulan November 2004 kali ini sangat tepat bagi Anda yang ingin menambah lagi wawasan seputar konselor, karena kami mengusung tema tentang KONSELOR. "Kerohanian Seorang Konselor" adalah topik pertama yang akan menampilkan artikel yang membahas mengenai disiplin rohani yang harus dimiliki seorang konselor Kristen. Pada Kolom Bimbingan Alkitabiah, para konselor kami ajak untuk mengetahui titik tolak pelayanan konseling Kristen, yang kami yakin pasti akan menolong Anda untuk menjadi lebih mantap lagi dalam melakukan tugas Anda sebagai seorang konselor. Bagi pembaca setia e-Konsel, Anda pasti sudah tidak asing lagi dengan Kolom TELAGA, bukan? Kini TELAGA juga menerbitkan beberapa booklet dari topik-topik yang pernah diangkat dalam pelayanan kaset mereka. Penasaran, ingin tahu, dan ingin segera mendapatkannya? Langsung saja simak informasinya dalam Kolom Info! Redaksi *RENUNGAN *-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-* RENUNGAN* -*- SELAMAT PAGI -*- Bacaan: Mazmur 92:1;2 Ketika pengkhotbah dan penulis terkenal dari Inggris, John Stott, mencapai usia 80 tahun, seorang sahabat menuliskan sebuah penghormatan baginya, khususnya dalam hal disiplin doa yang ia terapkan secara nyata dalam hidupnya. Selama puluhan tahun, Stott telah memulai setiap harinya dengan doa seperti ini: "Selamat pagi, Bapa surgawi. Selamat pagi, Tuhan Yesus. Selamat pagi, Roh Kudus." Kemudian Stott melanjutkan doanya dengan menyembah ketiga pribadi Trinitas itu, satu per satu, sambil mengakui dan memuji karya masing-masing Pribadi tersebut dalam kehidupan orang-orang percaya. Kemudian ia melanjutkan lagi doanya dengan berkata demikian, "Bapa, aku berdoa, kiranya hari ini aku dapat hidup dalam hadirat-Mu dan mampu menyenangkan-Mu lebih dan lebih lagi. Tuhan Yesus, aku berdoa, kiranya hari ini Engkau memenuhi diriku dengan diri-Mu dan membuat buah-Mu matang dalam kehidupanku: kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, dan penguasaan diri. Dikuduskanlah, diberkatilah, dan dimuliakanlah Trinitas, ketiga pribadi dalam satu Allah, kasihanilah kami. Amin." Pemazmur berkata bahwa "Adalah baik untuk menyanyikan syukur kepada TUHAN [Allah] ... " (Mazmur 92:1,2). Jika demikian, mengapa Anda tidak memakai doa pujian dan permohonan John Stott sebagai pola doa Anda kepada Allah hari ini? Sungguh suatu cara yang indah untuk memulai percakapan dengan Allah yang terkasih. - DCM DOA PAGI MEMBIMBING KITA UNTUK MEMUJI TUHAN DI SENJA HARI -*- Sumber -*-: Arsip Publikasi e-RH (Renungan Harian), Edisi 8 April 2002 ==> http://www.sabda.org/publikasi/e-rh/2003/04/08/ *CAKRAWALA *-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-* CAKRAWALA* -*- DISIPLIN ROHANI DAN KONSELOR ALKITABIAH -*- Apabila kita mendengar bahwa seorang konselor terlibat dalam dosa seksual dengan seorang konselinya, maka kita bertanya-tanya, "Bagaimana hal itu bisa terjadi? Bagaimana sebenarnya hal itu dapat dicegah?" Dengan mudah sekali kita menimpali, "Hal tersebut tidak akan terjadi pada saya!" Mungkin kita mengenal seorang konselor yang luar biasa kelebihan berat badan, tetapi ia melakukan pekerjaan konseling dengan baik sekali. Sekali lagi sebuah pertanyaan melintas dalam pikiran kita, "Bagaimana orang ini mampu membantu konseli-konselinya mengembangkan disiplin hidup apabila ia sendiri jelas tidak disiplin?" Pertanyaan-pertanyaan di atas membuat kita memikirkan keharusan utama dalam kehidupan seorang konselor, yaitu disiplin rohani. Ini memang benar, terutama mengingat peringatan Paulus kepada mereka yang berusaha memperbaiki orang lain, supaya berhati-hati agar tidak terperangkap dalam dosa si pelanggar. Hubungan konselor Alkitabiah dengan Tuhan harus terus berkembang, pengetahuan tentang Firman Tuhan, serta ketaatan terhadap Firman Tuhan harus terus ditingkatkan, selain harus menyadari potensi untuk berbuat dosa sendiri. Hubungan Konselor dengan Tuhan ------------------------------ Tentu saja, seorang konselor Alkitabiah harus lahir kembali; karena bagaimana para konselor dapat menggunakan Firman Tuhan dengan benar, apabila dalam diri mereka tidak berdiam Roh-Nya? Dan bagaimana para konselor dapat mendorong orang lain supaya berubah dan bertumbuh dalam hubungan mereka dengan Tuhan, apabila mereka bukan merupakan panutan yang bertumbuh dari kekuatan Injil untuk mengubah mereka sendiri? Dalam pembahasan berikut, ada delapan unsur penting untuk mempertahankan agar hubungan dengan Yesus Kristus terus bertumbuh. 1. Membaca Firman Tuhan -------------------- Supaya dapat menerapkan Firman Tuhan dengan benar pada saat konseling, kita harus mengenal serta mentaati Firman-Nya. Sebelum dapat menggunakan secara efektif dalam ruang konseling, kita harus dapat menerapkan firman itu dalam kehidupan kita. Kita sendiri harus membaca dan mempelajarinya. 2. Menghafalkan Isi Alkitab ------------------------ Menghafalkan Alkitab merupakan bagian penting dari hubungan seorang konselor dengan Tuhan, selain itu juga merupakan sarana untuk meningkatkan pengetahuannya pribadi akan Firman tersebut yang selanjutnya digunakan untuk sesama. Apabila konselor menerapkan bacaan-bacaan yang telah dihafalkannya dalam kehidupan sehari-hari, maka ia akan mampu menolong konseli untuk menggunakannya secara efektif juga. Alkitab adalah pedang Roh Kudus dan konselor harus memiliki pedang yang telah tersedia. Selain itu, ia juga harus siap menggunakannya setiap saat, tidak hanya dalam praktik pribadi, namun juga dalam acara-acara konseling. 3. Doa --- Konseli sering memiliki pendapat yang keliru tentang doa. Untuk menolong mereka memahami doa, seorang konselor harus mempunyai pemahaman yang benar tentang doa, dan juga perlu mempraktikkan doa tersebut. Mengapa kita perlu berdoa? Alkitab memberikan banyak alasan, namun ada tiga alasan khusus yang penting. Pertama, Tuhan memerintahkannya (Kolose 4:2; 1Timotius 5:17). Kedua, Kristus memberi kita contoh sebuah doa (Markus 1:35; Lukas 6:12). Apabila Ia yang sempurna tanpa dosa saja berdoa, berapa banyak lagi kita seharusnya berdoa? Ketiga, Kristus mengajar kita supaya berdoa, kita dapat berasumsi bahwa Ia menginginkan kita berdoa. Doa adalah tindakan yang menunjukan ketaatan serta penyembahan kita kepada Tuhan (Matius 6:5-9). Pada dasarnya, doa adalah komunikasi satu arah dengan Tuhan. Kita tidak mengharapkan Tuhan berbicara kepada kita secara gaib dalam doa, karena Ia telah berbicara melalui firman-Nya. Apabila kita ingin mendengar-Nya, kita harus "mencari Alkitab". Kita harus mengingatkan diri sendiri (dan seringkali konseli- konseli kita) bahwa Tuhan menjawab doa-doa dengan jawaban-jawaban lain ketimbang langsung menjawab "ya". Misalnya, dalam Kisah Para Rasul, Paulus meminta agar ia diperkenankan pergi ke Roma sebagai pengkhotbah, permintaan ini dijawab Tuhan dengan cara lain. Ia pergi sebagai seorang tahanan, dengan semua pengeluaran dibayar oleh pemerintah Roma! Adakalanya jawaban doa kita ditunda. George Muller berdoa untuk seorang pria sepanjang hidupnya dan tidak pernah merasakan doanya itu terjawab. Beberapa tahun setelah meninggalnya Muller, pria itu terselamatkan. Untuk membiasakan diri berdoa, membuat waktu khusus untuk berdoa adalah bermanfaat. Ketika berdoa, gunakan waktu Anda secara efisien dengan memilih salah satu doa dari daftar doa. Beberapa hal dalam daftar tersebut, mungkin perlu Anda prioritaskan untuk doa harian, sedangkan hal-hal lain Anda jadwalkan untuk doa mingguan. Berdoa secara teratur lebih penting daripada berdoa setiap hari untuk suatu kebutuhan. Dan ketahuilah, waktu doa yang panjang tidak memberikan keuntungan karena doanya yang panjang. Pada hari-hari tertentu, di saat krisis dan kewajiban-kewajiban lain mengambil alih jadwal Anda, waktu doa yang sudah Anda atur mungkin berkurang karena Anda terburu-buru. Namun, di hari-hari lain, Anda kembali pada jadwal doa Anda yang biasanya. 4. Menjalin Hubungan dengan Gereja Setempat ---------------------------------------- Menjalin hubungan dengan jemaat setempat adalah bagian penting dari hubungan konselor dengan Tuhan. Menjalin hubungan semacam ini juga diamanatkan dalam Alkitab. Dari kurang lebih 110 acuan tentang gereja dalam Perjanjian Baru, lebih dari 90 acuan mengacu pada jemaat setempat. Dalam Perjanjian Baru, kaum beriman cepat bersatu dengan persekutuan jemaat setempat (Kisah Para Rasul 2:41,47). Jadi, apabila kita berusaha memberikan pelayanan terpisah dari gereja setempat, berarti kita mengabaikan pandangan Tuhan mengenai gereja dan tujuan Tuhan untuk gereja. Ada banyak keuntungan yang didapatkan seorang konselor dari membina hubungan dengan jemaat setempat. Salah satu diantaranya, yaitu pewartaan Firman-Nya. Di situlah, konselor mendapatkan masukan lain, di samping pendalaman yang dilakukannya. Tidak seorang beriman pun yang merasa dirinya telah lebih dari cukup dalam hal Firman sehingga tidak membutuhkan pewartaan Firman lagi. Hubungan dengan jemaat setempat yang tidak teratur akan menghambat pertumbuhan spiritual seorang konselor, juga pelayanan konselingnya. Keuntungan lain dari menjalin hubungan erat dengan jemaat setempat, yakni hubungan ini menciptakan suatu keadaan yang dapat dipertanggungjawabkan dalam kedisiplinan, pertobatan dan pemulihan. Seorang konselor yang menjadi anggota jemaat gereja setempat akan mendapat perlindungan ini, serta akan menyatakan ketaatannya terhadap berbagai prinsip Alkitab di semua aspek kehidupannya. Tunduk pada kekuasaan para pemimpin gereja lain juga penting, terutama bagi para konselor. Dengan cara ini, mereka memberikan teladan kepada para konseli dalam hal tunduk kepada Firman Tuhan serta kepada kepemimpinan yang tidak sempurna; karena konseli juga perlu didorong supaya mau tunduk kepada kekuasaan yang tidak sempurna. Mereka yang menolak menerima kepemimpinan gereja setempat akan kehilangan semua karunia yang dijanjikan Tuhan untuk penyerahan diri yang alkitabiah; selain itu, konselor juga tidak akan menemukan jawaban yang diperlukan oleh konseli dalam situasi serupa yang datang kepadanya untuk meminta nasihat. 5. Ibadah ------ Ibadah diamanatkan kepada orang beriman; oleh sebab itu, ibadah merupakan bagian penting dari kehidupan seorang konselor. Ibadah bukanlah suatu pengalaman ataupun perasaan yang hangat, melainkan merupakan kekaguman kognitif serta penghormatan kepada Allah yang kudus yang difokuskan kepada-Nya. Tanpa ibadah, orang lebih mudah mengecilkan arti dosa dan ia akan gagal dalam pertumbuhan rohani yang menyenangkan Tuhan. Ibadah menyadarkan kita akan kebutuhan spritual kita sendiri. Gereja adalah tempat untuk melakukan ibadah bersama menurut Alkitab. Musik, tata cara ibadah, serta semua yang dilakukan harus difokuskan pada khotbah; karena khotbah dirancang untuk menolong para pendengarnya mencapai tindakan ibadah yang paling tinggi, yaitu: ketaatan dalam kehidupan sehari-hari kepada Tuhan. Ibadah mencakup pujian serta ucapan syukur atas segala yang telah dilakukan Tuhan dalam kehidupan konselor dan para konseli. Pujian serta ucapan syukur dapat membantu mencegah orang berkecil hati sewaktu menghadapi masalah sulit. Jadi, masalah-masalah semacam ini merupakan peluang untuk memuji Tuhan atas segala yang telah dilakukan-Nya dan dapat dilakukan-Nya. 6. Benar Menurut Teologi --------------------- Mengingat hampir semua masalah konseling berdasar pada masalah doktrin, maka pemahaman teologis yang benar perlu sekali bagi konselor alkitabiah. Tidak berarti bahwa kita dapat menemukan jawaban bagi berbagai buku masalah konseling dalam buku pegangan teologi. Alkitab adalah buku pegangan kita, dan apabila kita memahami Alkitab dengan benar, berarti kita mengikuti teologi yang benar. Memahami teologi yang benar tentang dosa itu penting, terutama bagi para konselor konseling alkitabiah. Karena banyak sekali masalah konseling yang merupakan akibat langsung dari dosa; sementara itu, para konseli seringkali mengecilkan arti dosa; mereka tidak memahami doktrin tentang dosa, tentang betapa buruknya dosa, serta tentang betapa merembesnya dosa, tentang apa pendapat Tuhan mengenai dosa, atau apa yang harus mereka lakukan untuk itu. Teologi yang benar juga sangat diperlukan dalam situasi-situasi konseling lainnya. Misalnya, bilamana suami tidak mengasihi istrinya sebagaimana mestinya, itu karena ia tidak memahami doktrin tentang Kristus: kasih-Nya bagi gereja-Nya, ungkapan-ungkapan kasih-Nya untuk itu, serta keinginan untuk mendorong-Nya untuk menaati Bapa. Dalam semua masalah konseling yang melibatkan konflik dengan orang lain, terbukti orang tersebut gagal dalam hubungannya dengan Tuhan. Benar secara teologis juga sangat dibutuhkan untuk memahami konseling alkitabiah yang bertolak belakang dengan bentuk-bentuk dan filsafat-filsafat konseling lainnya, seperti para konselor yang mencoba memanipulasi orang lain -- bahkan Tuhan -- dengan menggunakan Alkitab, ataupun mereka yang menyatakan bahwa Alkitab itu tidak memadai serta bahwa para konselor modern harus menambah hikmat mereka sendiri kepada Alkitab. Pengertian yang benar tentang teologi Alkitab membantu konselor memilah-milah semua ini. 7. Tujuan Menjadi Lebih Menyerupai Kristus --------------------------------------- Roma 8:28-29 mengajarkan bahwa tujuan semua orang Kristen adalah menjadi lebih menyerupai Kristus. Semua yang terjadi dalam kehidupan seseorang disusun secara ilahi untuk membantu orang tersebut lebih menyerupai Putra Allah. Tentu saja, ini harus merupakan prioritas utama dalam kehidupan konselor. 8. Penatalayanan ------------- Kaum beriman adalah penatalayanan semua yang dipercayakan Tuhan kepada mereka. Segala sesuatu yang kita miliki diberikan dan dipercayakan kepada kita oleh Tuhan agar kita gunakan untuk memuliakan-Nya. Semua ini mencakup pasangan, anak, segala kemampuan, segala yang dimiliki, serta pelayanan kita. Dalam mempercayakan semua itu kepada kita, Tuhan berharap agar kita selalu menggunakannya untuk kemuliaan-Nya. -*- Sumber diedit dari: -*- Judul Buku: Pengantar Konseling Alkitabiah Penulis : John F. MacArthur, Jr. dan Wayne A. Mack. Penerbit : Yayasan Penerbit Gandum Mas, Malang, 2002 Halaman : 179 - 185 *BIMBINGAN *-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*--*-*-*-*-*-*-*-*-* ALKITABIAH* -*- TITIK TOLAK KONSELING KRISTEN -*- Konseling Kristen bertitik tolak dari inisiatif Allah yang oleh kasih-Nya mencari manusia berdosa. Sejak awal, Allah telah menyatakan bahwa Ia sendirilah yang berinisiatif -- diawali dengan penciptaan alam raya dan manusia (Kejadian 1:1-31). Penciptaan ini diteguhkan-Nya dengan janji berkat (covenant -- Kejadian 1:28, 2:3) -- sebagai jaminan bahwa Ia sendirilah yang menopang segenap ciptaan-Nya dengan berkat-berkat-Nya. Setelah Adam dan Hawa jatuh ke dalam dosa (Adam bukan saja mewakili umat manusia tatkala ia jatuh ke dalam dosa, tetapi di dalam Adam semua manusia (umat manusia) telah berdosa dan kehilangan kemuliaan Allah (Roma 3:23, 5:12, 6:20-21,23a), Allah jugalah yang berinisiatif mencari mereka (Kejadian 3:8-9), dan meneguhkan perjanjian berkat-Nya dengan janji keselamatan-Nya bagi umat manusia yang telah dikuasai dosa (Kejadian 3:15; Bandingkan: Galatia 4:4; Roma 5:15-19) untuk membebaskan mereka (manusia) dari dosa. Dari uraian di atas, ada beberapa dasar penting yang merupakan titik tolak bagi konseling Kristen. Dasar- dasar bagi titik tolak konseling Kristen dapat dijelaskan selanjutnya sebagai berikut: 1. Sama seperti Allah sendirilah yang berinisiatif mencipta segala sesuatu, menopang ciptaan-Nya (dengan Perjanjian Berkat) -- dan setelah Adam dan Hawa jatuh ke dalam dosa, Allah tetap berinisiatif mencari (mereka) untuk membebaskan (mereka); maka konseling Kristen pun perlu menekankan bahwa proses pelayanan konseling adalah "Upaya yang merupakan inisiatif untuk mencari/ menolong para konseli (yang berdosa/yang lemah/yang gagal)." Perumpamaan tentang domba yang hilang (Lukas 15:1-7; Matius 18:12-14), dirham yang hilang (Lukas 15:11-32) -- menegaskan satu hal penting ´ada inisiatif (Allah) untuk mencari yang hilang´. Hal ini dipertegaskan oleh sabda Kristus, ´Anak manusia datang untuk mencari dan menyelamatkan yang hilang´ (Lukas 19:10). Dari ´inisiatif mencari´ ini, ada beberapa kebenaran penting yang merupakan ´dasar tindakan´ bagi konseling Kristen, antara lain: a. Inisiatif mencari menggarisbawahi bahwa konseling Kristen harus bersifat dinamis dan proaktif. Di sini konseling Kristen perlu menolak sikap menunggu dengan gaya pasif serta pesimistik. Konseling Kristen yang berinisiatif mencari -- menekankan -- bahwa ada kuasa (Roh Kudus sebagai dinamika) yang menjamin bahwa ada saja jalan (sikap positif) untuk mengatasi (dan memenangkan) masalah dalam proses konseling. b. Inisiatif mencari didasarkan dan didorong oleh "kasih" (yang menghendaki kebaikan bagi konseli), seperti yang terbukti pada sikap Tuhan Yesus Kristus bahwa kasihlah yang menggerakkan Dia untuk mencari/melayani mereka yang lelah dan terlantar seperti domba yang tidak bergembala (Matius 9:35-38, Bandingkan: 2Korintus 5:13-15). c. Inisiatif mencari adalah suatu komitmen (wajib) untuk melayani. Komitmen ini disikapi seperti kata Tuhan Yesus pada saat Ia menegaskan hal ini dengan mengatakan, "...kami hanya melakukan apa yang kami harus lakukan" (Lukas 17:10c). d. Inisiatif mencari didasarkan atas keinginan kuat untuk "melayani bukan dilayani" (Markus 10:45; Matius 20:28). Hal ini menegaskan bahwa konseling Kristen meletakkan pada pundak konselor "tanggung jawab memikul dan berbagi beban" yang ada pada konseli. 2. Titik tolak konseling Kristen beranjak dari motif dan upaya "mengangkat" dan "meneguhkan" (Tuhanlah yang mengampuni dan membebaskan orang yang bertobat dari dosanya dan orang Kristen (konselor) bertanggung jawab untuk bersedia mengangkat orang tersebut (konseli) dengan memberikan dukungan/dorongan positif (dari Firman Tuhan) yang ditopang oleh perjanjian berkat Allah. Motif mengangkat/meneguhkan ini harus menjadi sikap batin dari setiap konselor Kristen -- yang menggerakkan upaya/tindakan pelayanan konseling yang dilaksanakannya. Dasar bertolak konseling Kristen ini ditegaskan oleh Yehezkiel bahwa "Allah mencari, membawa pulang, merawat, menguatkan, memelihara" -- sebagai gembala yang melayani (Yehezkiel 34:16). 3. Titik tolak konseling Kristen terfokus kepada "pemulihan" -- "peneguhan" (yang menghasilkan keteguhan). Pemulihan ini diawali dengan "pertobatan" (yang didasarkan atas kesadaran bahwa akar dari semua masalah dapat ditelusuri sampai kepada DOSA/adalah DOSA) yang membawa "pembaruan/restorasi" (1Yohanes 1:9; 1Korintus 5:17; Kolose 3:5-11) dan pengampunan dosa sebagai dasar hidup baru (Kolose 3:12-13; Matius 6:12). Pembaruan ini adalah dasar yang memberi dinamika revitalisasi (penguatan kembali) yang memberi daya untuk taat sebagai jalan untuk menikmati peneguhan oleh perjanjian berkat Allah (Ulangan 28:1-14). Dari sinilah, orang yang telah dipulihkan (konseli) akan mengalami pembaruan hidup yang berkesinambungan (Kolose 3:12-17) dan menjadi semakin teguh/dewasa di dalam Kristus -- yang tercermin dari sikap kasih, yang tulus, semangat yang berapi/kerajinan yang tinggi, kesiapan membantu yang terus berkobar dengan sikap moral yang dalam yang menuntunnya sebagai manusia bijak (Roma 12:1-2, 9-21). -*- Sumber: -*- Judul Buku: Konselor Kompeten: Pengantar Konseling Terapi untuk Pemulihan Penulis : Magdalena Tomatala, Ph.D. Penerbit : YT Leadership Foundation Jakarta, Indonesia Halaman : 17 - 19 *INFO *-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-* INFO* -*- BOOKLET TELAGA -*- Pembaca yang setia, ada kabar gembira bagi Anda! Kini TELAGA telah menerbitkan 6 booklet dari transkrip kaset TELAGA yang memiliki topik-topik yang menarik. Keenam booklet itu adalah: 1. "Menjadi Sahabat buat Suami", 2. "Menjadi Sahabat buat Istri", 3. "Anak dan Televisi dan Video Game", 4. "Bagaimana Membentuk A Boy menjadi A Man", 5. "Melihat Kecocokan dalam Berpacaran", 6. "Membatasi Keintiman Selama Berpacaran" Dapatkan segera booklet-booklet tersebut dengan harga yang terjangkau di toko-toko buku Kristen yang ada di kota Anda masing- masing atau Anda juga bisa memesannya melalui Kantor TELAGA (dikenakan ongkos kirim) ke alamat: LBKK - TELAGA Jl. Cimanuk 58 Malang 65122 Telp. (0341) 493645 Pesanan lewat telepon atau email akan dilayani apabila pemesan telah lebih dahulu mengirimkan bukti pembayaran (termasuk ongkos kirimnya). Untuk memesan lewat email silakan menghubungi: ==> <pesan@telaga.org> *SURAT*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-DARI ANDA-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*SURAT* Dari: Himawan Hadirahardja <himawan@> >Shallom, >Bisakah e-konsel memuat seputar masalah homoseksual (gay & >lesbian) dan kontroversi pernikahan homoseks di sebagian AS dan >beberapa negara Eropa? Ini akan menarik sekali... >Terima kasih... >Himawan Redaksi: Memang usulan Anda menarik sekali, terima kasih ya, untuk usulannya. Kami telah merencanakan untuk memasukkan topik homoseks sebagai salah satu topik untuk edisi e-Konsel di tahun 2005 nanti. Sekaligus melalui kesempatan ini kami juga mengucapkan terima kasih untuk usulan-usulan topik yang kami terima dari para pembaca melalui Formulir Evaluasi e-Konsel. Bagi pembaca lainnya yang ingin memberikan usulan topik untuk tahun 2005, kami tunggu masukannya. Terima kasih banyak, selamat melayani. e-KONSEL*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*e-KONSEL STAF REDAKSI e-Konsel Ratri, Natalia, Tesa, Yulia PENANGGUNG JAWAB ISI dan TEKNIS Yayasan Lembaga SABDA INFRASTRUKTUR dan DISTRIBUTOR Sistem Network I-KAN Copyright(c) 2004 oleh YLSA http://www.sabda.org/ylsa/ *-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-* Anda punya masalah atau perlu konseling? <masalah-konsel@sabda.org> Informasi/artikel/bahan/sumber konseling/surat/saran/pertanyaan/dll. dapat dikirimkan ke alamat: <owner-i-kan-konsel@xc.org> *-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-* Berlangganan: Kirim e-mail kosong ke: subscribe-i-kan-konsel@xc.org Berhenti: Kirim e-mail kosong: unsubscribe-i-kan-konsel@xc.org Sistem lyris: http://hub.xc.org/scripts/lyris.pl?enter=i-kan-konsel ARSIP publikasi e-Konsel: http://www.sabda.org/publikasi/e-konsel/ *-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |