Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-konsel/70 |
|
e-Konsel edisi 70 (1-9-2004)
|
|
><> Edisi (070) -- 1 September 2004 <>< e-KONSEL *-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-* Milis Publikasi Elektronik Pelayanan Konseling Kristen *-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-* Daftar Isi: - Pengantar : Pandangan Masyarakat Kita tentang Seks - Cakrawala : Hidup Damai dengan Seks - Telaga : Seks di Tengah Kita - Tanya-Jawab : Kompas Kehidupan Kristen: Seks - Surat : Profil Tokoh Konseling Kristen *REDAKSI *-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-* REDAKSI* -*- PENGANTAR DARI REDAKSI -*- Bagi sebagian masyarakat Kristen, membicarakan tentang seks kadang masih dianggap sebagai suatu hal yang tabu, karena seks dipandang sebagai sesuatu yang menjijikkan dan dosa. Pandangan mereka yang salah terhadap seks, tidak jarang justru menjerumuskan mereka pada konsep yang bertentangan dengan yang Allah berikan. Namun di sisi lain, ada juga orang-orang Kristen, khususnya yang hidup di kota-kota besar, yang menganggap seks sebagai sesuatu yang tak lebih dari sekedar kesenangan. Pandangan yang meremehkan tentang seks akan mengakibatkan kita tidak lagi dapat mensyukurinya sebagai anugerah Tuhan dan menggunakannya sesuai dengan tujuan yang Allah sudah tetapkan. Lalu bagaimana seharusnya orang Kristen berpandangan tentang seks? Nah, untuk menjawab pertanyaan itu, silakan menyimak tema yang sudah kami siapkan untuk bulan September ini, yaitu tentang "SEKS". Pada bagian pertama, edisi 070/2004, topik yang dibahas adalah "Seks dalam Kehidupan Kristen" dan topik edisi 071/2004 adalah "Seks Pra Nikah". Selamat membaca dan temukan hal-hal baru yang bisa Anda pelajari dari edisi-edisi bulan September ini! Redaksi *CAKRAWALA *-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-* CAKRAWALA* Redaksi: Berikut ini adalah artikel pendek hasil ringkasan dari sebuah buklet kecil yang diterbitkan oleh SAAT (Seminari Alkitab Asia Tenggara). Buklet yang ditulis oleh Pdt. Dr. Paul Gunadi, Ph.D. ini sangat pas untuk menjawab banyak pertanyaan yang muncul dari kalangan orang-orang Kristen tentang seks. Selain ringkas dan padat, uraian yang disampaikan dalam buklet itu sederhana dan apa adanya. Jika Anda tertarik, silakan membeli bukunya. -*- HIDUP DAMAI DENGAN SEKS -*- Ada pendapat yang mengatakan bahwa orang yang belum menikahlah yang memiliki pergumulan dalam mengendalikan dorongan seksual. Setelah menikah maka masalah itu akan bisa teratasi dengan sendirinya. Ternyata, pandangan ini tidak benar, karena setelah menikah pun pergumulan tersebut tidak selesai begitu saja. Dengan adanya pengalaman seksual, maka pergumulan itu justru akan lebih sulit sebab ia akan lebih menginginkannya. Ada tiga hal penting yang bisa digunakan untuk mengatasi pergumulan seksual, yaitu: 1. Gejolak seksual pada masa remaja dan pemuda jauh melampaui masa-masa sesudahnya. ---------------------------------------------------------- Tingginya gejolak seksual pada masa ini disebabkan oleh matangnya organ-organ seksual dan sempurnanya proses pertumbuhan. Selain itu, pada masa-masa ini rawan sekali godaan-godaan dari luar, khususnya godaan pornografi. 2. Pemahaman yang benar dan realistis terhadap gejolak seksual akan membantu kita dalam menghadapinya. ---------------------------------------------------------------- Kita harus memiliki pemahaman yang realistis terhadap segala sesuatu yang sedang terjadi pada tubuh dan lingkungan di sekitar kita apakah dapat memberikan ketenangan, sebagai ganti kepanikan, kekuatan sebagai ganti kelemahan, dan pengharapan sebagai ganti keputusasaan. 3. Tuhan memberikan kuasa-Nya kepada orang yang taat dan takut kepada-Nya, sehingga gejolak seksual tersebut bisa dikendalikan. ---------------------------------------------------------------- Tuhan hanya akan menyatakan kuasa-Nya kepada kita jika kita memiliki rasa takut dan taat kepada-Nya. Oleh karena itu, kedua hal ini sangat penting bagi orang yang sedang mengalami pergumulan seksual. Pengenalan kita terhadap Alkitab sangatlah berkaitan dengan pemahaman kita terhadap seks. Kata SEKS sendiri bisa dijadikan akronim dalam memahami arti sebenarnya dari kata ini. "S": SUCI --------- Nilai moral yang jelas sangat penting dalam pembahasan seks. Tanpa nilai moral yang jelas, seks bisa menjadi suatu hal yang bebas, tidak bertanggung jawab, dan hanya digunakan sebagai pemuasan nafsu dan kesenangan jasmani saja. Seks memang sama dengan kebutuhan tubuh jasmani kita akan makanan, tetapi meskipun demikian, ada aturan- aturan yang harus dipatuhi. Tuhan memberikan prinsip yang benar mengenai seks dalam 1Korintus 6:13b,15b,16,18 sbb.: "Tetapi tubuh bukanlah untuk percabulan, melainkan untuk Tuhan, dan Tuhan untuk tubuh .... Akan kuambilkah anggota Kristus untuk menyerahkannya kepada percabulan? Sekali-kali tidak! Atau tidak tahukah kamu, bahwa siapa yang mengikatkan dirinya pada perempuan cabul, menjadi satu tubuh dengan dia? ... Jauhkanlah dirimu dari percabulan! Setiap dosa lain yang dilakukan manusia, terjadi di luar dirinya. Tetapi orang yang melakukan percabulan berdosa terhadap dirinya sendiri." Dari ayat tersebut di atas, bisa disimpulkan, Tuhan tidak menghendaki kita terlibat dalam percabulan. Istilah percabulan dibedakan dengan perzinahan. Percabulan atau ´porneia´, berasal dari kata ´porne´ yang berarti pelacur, kemudian dari kata tersebut dihasilkan istilah ´porno´ yang sering diasumsikan dengan hal-hal yang bersifat seksual dan terlarang. Sedangkan perzinahan atau ´moicheuo´ adalah percabulan yang menunjuk pada hubungan seksual yang dilakukan oleh pasangan yang belum berstatus menikah atau dengan seseorang yang berstatus menikah (Imammat 20:10; Yeremia 29:23; Hosea 4:13; Matius 5:32, 19:9). Tuhan menciptakan hubungan seks sebagai hubungan yang suci, sehingga Tuhan melarang kita untuk melanggarnya. Hubungan seks hanya boleh dilakukan oleh pasangan yang sudah terikat dalam hubungan pernikahan dan pelanggaran terhadap perintah Tuhan ini adalah dosa. Jadi kesimpulannya, tubuh kita adalah anggota tubuh Kristus, jika kita berbuat cabul atau zinah, maka kita juga berbuat demikian terhadap tubuh Kristus. Tubuh Kristus adalah suci, sama dengan hubungan seks yang juga suci dan kita tidak diperkenankan untuk mencemarkan keduanya. "E": ENERGI ----------- Dr. Sigmund Freud, seorang neorolog Austria mengemukakan bahwa manusia memang memiliki naluri seks. Menurutnya, naluri seks adalah suatu kekuatan yang selalu menuntut kepuasan, jika tidak, maka akan menimbulkan ketegangan. Sedangkan seks itu sendiri, menurutnya merupakan suatu usaha untuk mempertahankan kelangsungan hidup. Naluri seks sudah ada dalam diri manusia sejak lahir dan memiliki kekuatan yang besar untuk segera dipenuhi. Naluri seks tidak mudah untuk dikendalikan dan selalu mencari kenikmatan. Masa remaja adalah masa dimana naluri seks ini mulai mencari kepuasan dan kenikmatan melalui atau yang berkaitan dengan hubungan kelamin atau hubungan seks. Saat inilah, biasanya remaja mulai mengalami gejolak-gejolak seksual dan mulailah pergumulan mereka untuk mengendalikannya. Gejolak seksual adalah hal yang normal dan setiap remaja pasti akan mengalaminya. Tuhan menciptakan seks untuk memberikan kenikmatan pada manusia, tetapi Tuhan juga menuntut manusia untuk mampu mengendalikannya, sehingga kenikmatan itu bisa dicapai. "K": KETURUNAN -------------- Tujuan Tuhan menciptakan seks adalah sebagai sarana penyambung keturunan dan sebagai puncak kesatuan antara dua individu (Kejadian 2:24). Namun, Tuhan juga memberikan aturan yang sangat jelas dalam proses tersebut, yaitu hanya mereka yang sudah terikat dalam pernikahan saja yang boleh melakukannya. Bagi Tuhan, anak sebagai buah dari penyatuan dua individu tersebut merupakan suatu tanggung jawab yang besar dan serius, sehingga hanya pasangan yang telah bersepakat untuk benar-benar bersatu, melebur menjadi satu saja yang Tuhan percayai untuk menanggungnya. Pasangan yang menikah karena telah hamil terlebih dahulu dan tidak memiliki persiapan yang matang akan memberikan akibat yang buruk kepada anak mereka. Tuhan menyatukan suami istri dalam hubungan seks sebagai lambang dari puncak cinta dan keintiman berdasarkan cinta yang berakar. Keintiman selalu bertujuan untuk mencapai kesatuan, sehingga anak yang dilahirkan sebagai hasil dari hubungan seks ini merasakan bahwa ia dilahirkan sebagai hasil dari cinta kasih kedua orangtuanya. "S": SEIMBANG ------------- Menurut pandangan para filsuf Yunani, kesehatan tercipta karena adanya keseimbangan antara tubuh dan jiwa. Demikian pula dengan seks, Tuhan menciptakan naluri seks untuk menjaga keseimbangan dalam kehidupan. Dunia yang penuh dengan ketegangan ini membuat manusia membutuhkan kelegaan dan seks merupakan salah satu jalan yang diciptakan Tuhan untuk melepaskan ketegangan itu. Meskipun hanya terbatas bagi mereka yang sudah menikah saja yang bisa mendapatkannya, namun Tuhan juga tetap memperhatikan dan memberikan kelegaan bagi mereka yang belum menikah melalui kekuatan-Nya yang diberikan kepada kita. -*- Sumber diringkas dari: -*- Judul Buku: Seri Psikologi Praktis -- Hidup Damai dengan Seks Penerbit : Seminari Alkitab Asia Tenggara, Malang, 2001 Penulis : Pdt. Dr. Paul Gunadi, Ph.D. Halaman : 1 - 6 *TELAGA *-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-* TELAGA* -*- SEKS DI TENGAH KITA -*- Tuhan menciptakan manusia dilengkapi dengan berbagai kebutuhan dan keinginannya, tetapi Tuhan juga menghendaki manusia agar mampu mengendalikan kebutuhan dan keinginannya tersebut sesuai dengan pedoman yang telah Ia berikan. Tanya-jawab dengan nara sumber Pdt. Dr. Paul Gunadi Ph.D. berikut ini, kami harapkan bisa melengkapi pengetahuan Anda mengenai keberadaan seks dalam kehidupan kita. Selamat menyimak! T : Seks itu merupakan pemberian Tuhan, bagaimana kita menggunakan seks itu sesuai dengan pedoman yang Tuhan berikan? J : Kita ini adalah makhluk seksual, sehingga kita mempunyai nafsu seksual, keinginan untuk berhubungan seksual. Namun demikian, bukan berarti kita boleh mengumbarnya sembarangan. Alkitab memberikan panduan atau aturannya. Di sini kita bisa melihat meskipun merupakan kebutuhan hakiki manusia, namun tidak berarti manusia diberikan izin untuk mengumbar atau memuaskan seenaknya. Begitu juga dengan seks, seks adalah bagian dari kebutuhan jasmani manusia, tapi orang yang terlalu memikirkan seks dan hanya mau melakukan seks, akan menyalahi aturan yang Tuhan berikan. Kebutuhan seksual adalah bagian yang normal, yang alamiah dari semua manusia, tetapi bagaimana kita memuaskan hasrat seksual kita itu diatur oleh etika, diatur oleh Firman Tuhan. 1Korintus 6:13b berkata, "Tetapi tubuh bukanlah untuk percabulan, melainkan untuk Tuhan, dan Tuhan untuk tubuh." Kemudian ayat yang ke-20, "Sebab kamu telah dibeli dan harganya telah lunas dibayar: Karena itu muliakanlah Allah dengan tubuhmu!" Pemahaman seks yang benar mempunyai beberapa aspek, yaitu dari Firman Tuhan tadi, seks adalah dari Tuhan. Oleh karena itu pemakaian atau penerapannya juga harus sesuai dengan yang telah digariskan Tuhan. Singkatnya, dari Tuhan untuk Tuhan, jadi harus sesuai dengan yang telah Tuhan tentukan. Tuhan berkata bahwa tubuh bukan untuk percabulan melainkan untuk Tuhan, maksud dalam konteks ini memang adalah hubungan seksual. Jadi tubuh kita itu, dengan kebutuhan-kebutuhan seksualnya, bukanlah untuk percabulan. Percabulan adalah hubungan seksual antara dua orang yang tidak diikat dalam pernikahan. Tuhan berkata bahwa tubuh dan kebutuhan-kebutuhan biologis bukan untuk dipuaskan dengan bebas dan dengan cara seenaknya, tapi untuk Tuhan, maka muliakan Tuhan dengan tubuhmu. Jadi, kebutuhan seks itu memang diciptakan Tuhan, keinginan kita untuk berhubungan seksual dengan lawan jenis adalah dari Tuhan, namun penggunaan atau penerapannya harus diberikan kembali kepada Tuhan, karena semuanya itu menjadi wewenang Tuhan untuk mengaturnya. ------ T : Selain prinsip seks dari Tuhan untuk Tuhan, apakah ada hal lain yang disampaikan oleh Alkitab? J : Seks sudah tentu diciptakan Tuhan untuk kenikmatan, jika tidak, maka seks tidak akan membawa kenikmatan. Jadi, kita mengetahui dari organ-organ seksual yang kita miliki dan juga dari sensasi yang dialami ketika berhubungan seks, itu semua membawa kenikmatan. Oleh karena itulah, kita bisa yakin bahwa Tuhan memang mendesain seks untuk menambahkan kenikmatan dalam kehidupan manusia. Selain itu, Tuhan menciptakan seks untuk menyatukan dua individu yang berbeda jenis. Dalam Kitab Kejadian pasal 2 dikatakan bahwa keduanya akan menjadi satu daging, meskipun ini merupakan lambang penyatuan dua individu secara penuh, bukan sepenuhnya secara fisik, tapi memang mengandung unsur fisik pula. Jadi, kedua individu yang menjadi satu itu mencapai keintiman puncak, keintiman yang tidak bisa lagi ditingkatkan, itu sudah paling puncak. Maksudnya, seks itu memang merupakan puncak keintiman. Masalahnya adalah kalau orang tidak memiliki pemahaman yang benar, maka orang itu akan menggunakan seks untuk menambah keintiman dan kalau seks digunakan untuk menambah keintiman, itu tidak akan bisa berhasil karena hanya berlangsung dalam waktu yang sangat singkat saja. Setelah itu akan hilang aspek keintimannya. Namun kebalikannya, apabila suami-istri memiliki hubungan yang intim sekali, kemudian mereka mengadakan hubungan seksual, maka hubungan seksual itu menjadi puncak, menjadi bunga yang paling lengkap dari keintiman mereka. ------ T : Bagaimana pemahaman seks itu dapat dikatakan keliru? J : Ada dua macam pemahaman seks yang keliru, yaitu: PERTAMA, pemahaman yang represif, yaitu pemahaman yang mengatakan bahwa seks adalah sesuatu yang menjijikkan, yang buruk dan negatif. Seks itu bukannya sesuatu yang harus dan boleh dinikmati, tapi seks adalah suatu kewajiban dan biasanya ini dilihat sebagai kewajiban seorang wanita terhadap seorang pria. Seks bukanlah sesuatu yang seyogyanya dinikmati oleh wanita, sebab ini adalah kepuasan kaum pria, tugas wanita hanyalah memberikan atau menyediakan kepuasan itu kepada suaminya. KEDUA, pemahaman yang obsesif, yaitu pemahaman yang menjadikan seks sebagai sesuatu yang harus dikejar, dilakukan, dan seolah- olah menjadi suatu obsesi bagi diri seseorang. Kalau tidak dilakukan, rasanya ada yang kurang, misalnya, untuk mengurangi ketegangan, seks adalah obatnya atau untuk mencapai kepuasan hidup, seks menjadi targetnya. Jadi, segalanya itu sangat dikendalikan oleh seks. ------ T : Bagaimana mengendalikan diri supaya tidak hanya mementingkan seks dalam kehidupan sehari-hari atau agar tidak menjadi hamba seks? J : Argumentasi yang dipaparkan oleh C.S. Lewis pada intinya, yaitu hidup kita harus kita isi terlebih dahulu. Orang yang diperhamba oleh seks adalah orang yang tidak diperhamba oleh Tuhan. Dengan kata lain, hidup kita kosong, hidup kita tidak lagi diisi oleh kehendak Tuhan. Dalam kekosongan, kita merasa sangat gelisah, sangat tidak tenang, sangat tidak puas, dan menginginkan adanya kelegaan dan seks memang membawa kenikmatan serta kelegaan. Jadi, langkah yang PERTAMA adalah isilah hidup kita dengan kehendak Tuhan, dengan hal-hal yang memang baik, yang membuat kita dapat merasakan bahwa hidup ini bermakna. Semakin hidup kita tidak ada maknanya, maka semakin kita mudah tersedot masuk ke dalam seks. Langkah KEDUA adalah kita juga harus mempunyai kehidupan yang berimbang. Maksudnya adalah kalau hidup kita selalu penuh tekanan, kesibukan kita benar-benar membuat tubuh kita letih dan pikiran kita lelah sekali, untuk itu kita perlu istirahat. Berhati-hatilah, sebab kalau tidak hati-hati, kita akan masuk ke dalam pelanggaran seksual, misalnya ke panti pijat, membayar orang untuk memuaskan hasrat seksual kita. Sebetulnya yang kita butuhkan bukanlah pemuasan hasrat seksual, tetapi kelegaan dan kesegaran karena tubuh dan pikiran kita terlalu letih, kita terlalu banyak tugas. Hidup yang tidak berimbang akan lebih mendorong kita untuk terobsesi oleh dorongan seksual. Langkah yang KETIGA, tidak bisa tidak, kita harus takut kepada Tuhan. Firman Tuhan sudah berkata agar kita tidak mencabulkan tubuh kita, kita jangan berhubungan seksual dengan orang yang bukan suami atau istri kita, itulah makna dari percabulan. Apa artinya takut akan Tuhan? Meskipun kita merasa tidak ada yang melihat, tapi kita harus selalu ingat bahwa Tuhan melihat dan mata Tuhan ada di mana-mana serta bisa memberikan hukuman atas dosa kita. Alkitab mengatakan bahwa dosa lain diperbuat di luar tubuh manusia, tapi seks adalah dosa yang langsung dilakukan oleh tubuh manusia. -*- Sumber: -*- [[Sajian di atas, kami ambil/edit dari isi kaset TELAGA No. #61A yang telah diringkas/disajikan dalam bentuk tulisan. -- Jika Anda ingin mendapatkan transkrip lengkap kaset ini lewat email: silakan kirim surat ke: < TELAGA@sabda.org > atau mengunjungi Situs TELAGA di alamat: ==> http://www.telaga.org/transkrip.php?seks_di_tengah_kita.htm ]] *TANYA-JAWAB *-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-* TANYA-JAWAB* -*- SEKS -*- Apa yang dikatakan Tuhan tentang seks? -------------------------------------- 1. Seks itu baik. Allah menciptakan manusia dengan mempunyai jenis kelamin (Kejadian 1:27). Ia merancang kita dengan mempunyai daya tarik dan kenikmatan jasmaniah. Hubungan menjadi sedaging antara suami dan istri sudah senantiasa dimaksudkan untuk menjadi satu secara fisik maupun secara rohani. Seks melepaskan tegangan biologis dan menyatakan bahwa seseorang secara total menerima pasangannya dan menyatakan kesediaannya untuk saling bergantung dengan orang itu. Seks dalam pernikahan harus menyenangkan. Diberkatilah kiranya sendangmu, bersukacitalah dengan istri masa mudamu: Rusa yang manis, kijang yang jelita; biarlah buah dadanya selalu memuaskan engkau, dan engkau senantiasa berahi karena cintanya. (Amsal 5:18-19) 2. Jatuhnya manusia ke dalam dosa sudah menodai seks. Beberapa aspek dosa telah sangat merusak seksualitas manusia. Keangkuhan dan ketakutan yang satu terhadap yang lain telah memasang pasak di antara pria dan wanita. Dengan tidak lagi mempercayakan Allah untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhannya, orang mulai memakai seks untuk saling memanipulasi yang lain agar yang lainnya itu memberi kasih dan rasa hormat. Keinginan-keinginan fisik yang normal diperbesar dan dihubungkan dengan nafsu keakuan (ego). Dengan demikian, seks menjadi alat, suatu senjata, suatu obsesi. 3. Seks itu hanya untuk pasangan yang sudah menikah. ------------------------------------------------- 1Korintus 6:9-20 dan nas-nas lain menguraikan dengan jelas bahwa seks sebelum nikah itu sama tidak benarnya dengan berbuat curang pada pasangan yang sudah menikah. Seks merupakan komitmen seumur hidup. 4. Hawa nafsu itu sama tidak benarnya dengan tindakan langsungnya. --------------------------------------------------------------- Bagi Anda, berdosa di dalam hati sama-sama berbahaya dengan dosa yang dilakukan secara langsung. Keduanya sama-sama melawan Allah. Tetapi ingatlah bahwa ada perbedaan antara hawa nafsu dan rasa tertarik. Memang wajar jika kita melihat tubuh dan kepribadian orang lain, dan bahkan mengalami reaksi fisik atas kehadiran seseorang. Memang wajar jika Anda merasa tergoda dan nafsu Anda terangsang. Godaan berubah menjadi dosa apabila Anda berkanjang dalam keinginan itu atau berkhayal dengan hal itu. 5. Mempunyai gairah terhadap teman hidup Anda bukanlah hawa nafsu. --------------------------------------------------------------- Hawa nafsu adalah keinginan yang haram. Tapi Allah membuat Anda memiliki gairah terhadap teman hidup Anda, keinginan itu sama baiknya dengan ingin tidur setiap malam dan ingin makan setiap hari. Sesungguhnya, Allah memerintahkan agar pasangan yang menikah itu saling memenuhi kebutuhan seksual masing-masing (1Korintus 7:3-5). Tetapi, orang dapat memiliki gairah atau keinginan yang salah terhadap teman hidupnya. Allah mengatakan bahwa kesucian dan kehormatan harus menguasai seks dalam pernikahan (1Tesalonika 4:3-5). Anda tidak menghormati pasangan hidup Anda jika Anda menuntut kegiatan seks yang olehnya dirasakan sebagai sesuatu yang menurunkan martabat atau menuntut melakukan hubungan seks ketika ia merasa tidak sanggup. Menuntut dan marah karena penolakan, keduanya adalah dosa. Jika teman hidup Anda terus saja menolak, maka ini merupakan tanda bahwa Anda perlu (mungkin dengan seorang penasihat) memperbincangkan akar permasalahannya sampai tuntas. Apa yang dapat saya lakukan terhadap godaan seksual? ---------------------------------------------------- Menghantami diri Anda sendiri dengan perasaan bersalah tidak akan menolong. Yang dapat menolong adalah pengakuan dosa, doa, dan dukungan dari orang-orang Kristen lainnya. Yang paling penting, perolehlah kebutuhan Anda dari Allah dan jika Anda sudah berpasangan, selesaikanlah segala sesuatu dengan pasangan hidup Anda. Jika Anda makan roti yang benar, Anda tidak akan menginginkan roti yang sudah berjamur. Apakah yang dapat saya lakukan jika saya sudah jatuh? ----------------------------------------------------- Tidak ada dosa yang terlalu besar, sehingga Allah tidak dapat mengampuni dan menyucikan Anda. Jika Anda merasa bahwa Anda tidak mendapatkan pengampunan, cobalah langkah-langkah berikut ini: 1. Pertobatan yang sepenuhnya -------------------------- Memohon kepada Allah untuk mengingatkan Anda akan segala sesuatu di masa lampau di mana Anda telah melanggar perintah-perintah-Nya di bidang ini. Tulislah dalam daftar, atau ceritakanlah kepada seseorang yang Anda percayai yang tidak akan tergoda untuk berbuat dosa dengan mendengarkan cerita Anda. (Carilah seseorang yang imannya sudah dewasa. Anda tidak perlu menguraikan rinciannya.) Lalu doakanlah dengan bersuara semua dosa dalam daftar Anda, dengan meminta Allah untuk mengampuni Anda dan mengatakan kepada-Nya bahwa Anda tidak akan mau lagi jatuh menjadi mangsa dalam bidang ini. Mohonlah agar Ia menyucikan pikiran dan hati Anda dari kekacauan, kekhawatiran akan keakraban, perasaan-perasaan yang kotor, atau efek-efek jelek lainnya. Ucapkan syukur kepada-Nya karena telah mengampuni, membersihkan, dan membebaskan Anda. Jika hal ini menolong, mintalah teman Anda untuk mengatakan dengan nyaring bahwa Anda telah diampuni. Sobeklah daftar Anda. 2. Penyelaman yang sepenuhnya -------------------------- Selama minggu yang mendatang, silakan Anda menyelami ayat-ayat Alkitab yang berbicara tentang kemurahan, pengampunan, dan kasih Allah (seperti Mazmur 103:12; Yesaya 43:12; Ibrani 9:13-14). Ini akan menolong agar hati dan pikiran Anda menjadi sesuai dengan pengampunan yang diberikan Allah. -*- Sumber: -*- Judul Buku: Kompas Kehidupan Kristen Penulis : K.C. Hinckley Penerbit : Yayasan Kalam Hidup, Bandung, 1989 Halaman : 178 - 183 *SURAT *-*-*-*-*-*-*-*-*-*-* DARI ANDA-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-* SURAT* Dari: Bimo <Bimbim@> >Salam dalam kasih Tuhan Yesus Kristus, >Saya ingin usul, bagaimana kalau e-konsel sekali-kali menampilkan >profil tokoh-tokoh Kristen yang juga berkecimpung dalam bidang >konseling. Terima kasih dan Tuhan berkati pelayanan e-Konsel. Redaksi Terima kasih atas usulannya. Kami akan mempertimbangkan usulan tersebut untuk edisi-edisi e-Konsel yang akan datang, terutama kalau kami bisa mendapatkan bahan tentang tokoh-tokoh Kristen seperti yang Anda maksudkan. Apakah ada dari pembaca e-Konsel yang memiliki bahan tentang tokoh-tokoh Kristen dalam bidang konseling? Silakan kirim ke Redaksi. e-KONSEL *-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-* e-KONSEL STAF REDAKSI e-Konsel Ratri, Natalia, Tessa, Kristian, Yulia PENANGGUNG JAWAB ISI dan TEKNIS Yayasan Lembaga SABDA INFRASTRUKTUR dan DISTRIBUTOR Sistem Network I-KAN Copyright(c) 2004 oleh YLSA http://www.sabda.org/ylsa/ *-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-* Anda punya masalah atau perlu konseling? <masalah-konsel@sabda.org> Informasi/artikel/bahan/sumber konseling/surat/saran/pertanyaan/dll. dapat dikirimkan ke alamat: <owner-i-kan-konsel@xc.org> *-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-* Berlangganan: Kirim e-mail kosong ke: subscribe-i-kan-konsel@xc.org Berhenti: Kirim e-mail kosong: unsubscribe-i-kan-konsel@xc.org Sistem lyris: http://hub.xc.org/scripts/lyris.pl?enter=i-kan-konsel ARSIP publikasi e-Konsel: http://www.sabda.org/publikasi/e-konsel/ *-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |