Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-konsel/69

e-Konsel edisi 69 (15-8-2004)

Hidup dalam Iman

><>                 Edisi (069) -- 15 Agustus 2004                <><

                               e-KONSEL
*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*
        Milis Publikasi Elektronik Pelayanan Konseling Kristen
*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*

Daftar Isi:
    - Pengantar            : Menerapkan Iman dalam Kehidupan Kita
    - Renungan             : Mazmur 70: Iman yang Mampu Menerobos
                             Keadaan Genting
    - Cakrawala            : Mulailah Melangkah dengan Iman
    - Bimbingan Alkitabiah : Iman: Masalah Kurang Iman
    - Surat                : Artikel Seputar Keluarga/Suami Istri

*REDAKSI -*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*- REDAKSI*

                    -*- PENGANTAR DARI REDAKSI -*-

  Kehidupan orang Kristen tidak terlepas dari iman. Bahkan saat
  seseorang pertama kali menerima Kristus dan memutuskan untuk menjadi
  Kristen, itu juga diawali dengan iman, percaya pada janji
  keselamatan dalam Yesus Kristus. Sejak saat itu, orang Kristen akan
  terus belajar hidup dalam iman kepada Allah.

  Banyak sekali pertanyaan yang muncul mengenai iman, sehingga penting
  bagi kita untuk mengupas dan menggalinya lebih dalam lagi. Berkaitan
  dengan hal tersebut, maka edisi kedua e-Konsel bulan Agustus ini,
  masih akan mengulas tentang iman. Bersama-sama, Anda akan diajak
  untuk melihat dan merenungkan bagaimana iman menerobos keadaan-
  keadaan yang sulit dan genting. Bagi Anda yang rindu belajar hidup
  dan berjalan dalam iman pada Kristus, silakan menyimak sajian kami
  di Kolom Cakrawala. Bagi Anda yang saat ini merasa sedang lemah
  dalam iman, Anda akan menemukan solusinya di Kolom Bimbingan
  Alkitab. Jadi, segeralah simak sajian kami dan selamat melangkah di
  dalam iman!

  Tak lupa Redaksi e-Konsel juga ikut mengucapkan:

               SELAMAT ULANG TAHUN KEMERDEKAAN RI KE-59

                              MERDEKA!!

  Redaksi


*RENUNGAN *-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-* RENUNGAN*

                          -*- MAZMUR 70 -*-
              IMAN YANG MAMPU MENEROBOS KEADAAN GENTING

  Keadaan yang genting, kacau, dan tak terkendali seringkali
  memperhadapkan kita pada berbagai kemungkinan, risiko, kepanikan,
  dan tindakan yang harus diambil dengan cepat. Tidak jarang, pada
  situasi seperti ini, kita harus berhadapan dengan ketegangan,
  berbagai kebingungan, dan terdesak untuk melakukan tindakan yang
  gegabah. Pada situasi seperti ini, iman memegang peranan yang sangat
  penting. Iman akan menuntun kita untuk mengambil tindakan-tindakan
  yang tepat, yang tidak berdasarkan pada pertimbangan yang kacau,
  melainkan pada kebergantungan kita kepada Allah yang mengendalikan
  keadaan.

  Kitab Mazmur pasal 70 ini merupakan pancaran iman Daud yang mampu
  menerobos keadaan genting. Pengenalannya akan Allah menolongnya
  untuk tidak putus asa atau pun terpancing untuk bertindak gegabah,
  ketika dihadapkan pada situasi yang tidak terkendali. Sebaliknya, ia
  menunjukkan respon yang sangat mengagumkan. Dalam keadaan genting,
  ia menyediakan waktu sejenak untuk berdiam diri di hadapan Tuhan,
  berinteraksi dengan-Nya, dan berdoa memohon agar Tuhan memberikan
  pertolongan-Nya dengan segera (ayat 2 dan 6). Ia menyadari
  ketidakberdayaannya, namun memiliki pengharapan yang kuat kepada
  Tuhan (ayat 3-5). Ia tidak bertindak gegabah dengan mengandalkan
  kekuatan dan strateginya sendiri, melainkan bergantung sepenuhnya
  kepada pertolongan Tuhan. Inilah teladan dari iman yang terpancar
  kuat di tengah keadaan yang genting.

  Keputusan untuk bergantung sepenuhnya kepada Tuhan dalam situasi
  yang genting, bukanlah tindakan yang mudah diterapkan. Tetapi di
  sinilah letak dari nilai iman. Karena di dalam iman terkandung
  risiko. Iman yang mampu menerobos segala keadaan dan keterbatasan
  adalah iman yang mampu bertahan ketika dihadapkan pada pertaruhan
  dan risiko yang besar.

  Renungkan: Ketika kita menghadapi situasi yang penuh dengan
  kepanikan, di mana kita tidak lagi dapat menguasai keadaan,
  janganlah bersandar pada kekuatan sendiri. Sediakanlah waktu sejenak
  untuk berdiam diri di hadapan Tuhan, berinteraksi dengan-Nya, dan
  bersandar sepenuhnya pada pertolongan-Nya yang akan datang tepat
  pada waktunya.

 -*-Sumber:-*-
  Arsip Publikasi e-SH (Santapan Harian), Edisi Kamis, 18 Oktober 2001
  ==>   http://www.sabda.org/publikasi/e-sh/2001/10/18/


*CAKRAWALA *-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-* CAKRAWALA*

                -*- MULAILAH MELANGKAH DENGAN IMAN -*-

  Salah satu pelajaran terbesar yang hendak diberikan Allah kepada
  kita adalah bagaimana mulai berjalan di atas air. Melangkahlah
  dengan iman. Beranikan diri untuk melangkah dalam hal apa pun yang
  diperintahkan-Nya, baik kepada Anda sekeluarga maupun secara
  pribadi. Mungkin, sepuluh tahun yang lalu, Allah pernah berbicara
  kepada seseorang. Bahkan, Ia terus berbicara kepadanya, namun tidak
  memperoleh tanggapan atau reaksi apa pun dari orang tersebut. Bila
  Allah sudah begitu setia mengingatkan Anda bahwa Ia telah berbicara
  mengenai sesuatu hal kepada Anda, beranikan diri untuk melangkah
  dengan iman berdasarkan Firman Allah. Bagi orang Kristen, tidak
  adanya keberanian seperti ini akan menghasilkan hidup yang suram,
  gersang, tak berbuah, dan penuh keputusasaan belaka. Kemungkinan
  besar, Roh Kudus terus berbicara dan mendorong Anda untuk menaati
  Firman Allah yang telah disampaikan-Nya bertahun-tahun yang lalu.
  Kalau saja Anda berani melangkah, Anda akan menikmati kepenuhan Roh
  Kudus dan mulai berjalan di dalam kepenuhan Roh. Masih belum
  terlambat untuk memberikan reaksi Anda kepada-Nya.

  Setiap orang Kristen harus belajar "melangkah dengan iman". Di
  dalam Alkitab, orang-orang pilihan Allah disebut "orang-orang yang
  beriman". Apakah artinya ini? Pada dasarnya, ini berarti bertindak
  dengan keberanian seperti yang telah ditunjukkan oleh Petrus.

  Abraham adalah salah seorang dari orang-orang yang beriman ini. Ia
  memang tidak berjalan di atas air, tetapi ia berjalan di lautan
  padang pasir atas perintah Tuhan. Di dalam Ibrani 11:8 dikatakan:

    "Karena iman Abraham taat, ketika ia dipanggil untuk berangkat ke
    negeri yang akan diterimanya menjadi milik pusakanya, lalu ia
    berangkat dengan tidak mengetahui tempat yang ia tujui."

  Waktu Abraham dipanggil Allah, ia tidak tahu sama sekali ke mana
  Allah akan membawanya. Bayangkan! Seberapa besar iman yang
  dibutuhkan Abraham untuk mempercayai Allah, sehingga ia berangkat.
  Satu-satunya yang dimiliki Abraham adalah janji Allah: "Abraham, Aku
  akan memberikan negeri bagimu dan anak cucumu. Jumlah mereka akan
  melebihi jumlah bintang di langit atau pasir di laut. Ikutlah
  dengan-Ku dan Aku akan membawamu ke negeri itu." Bagi Abraham,
  cukuplah ia tahu bahwa Allah sendiri yang sudah berbicara, dan
  dengan iman ia melangkah pergi. Ketaatan Abraham adalah iman yang
  dibuktikan.

  Setiap orang percaya dapat memperoleh pengalaman yang sama dengan
  Allah, bila ia mulai "melangkah dengan iman" di dalam Roh Kudus.
  Sekali Petrus atau setiap orang Kristen mau menaati Tuhan dan
  melangkah, ia akan mampu melakukan apa saja, sebab segala sesuatu
  adalah mungkin terjadi bagi mereka yang percaya.

  Sekali pun kelihatannya mustahil, Petrus percaya bahwa ia dapat
  berjalan di atas air menemui Yesus dan ia pun melangkah keluar
  dengan iman. Waktu Petrus sudah dekat dengan Yesus, tiba-tiba ia
  melepaskan pandangan daripada-Nya. Akibatnya, ia mulai tenggelam.
  Namun, pada saat ia berseru: "Tuhan, tolonglah aku!" Yesus pun
  mengulurkan tangan-Nya, mengangkatnya dan berkata: "Hai orang yang
  kurang percaya, mengapa engkau bimbang?"

  Mengingat sifat manusia pada umumnya, sangat besar kemungkinannya
  apabila Petrus menengok kepada orang-orang yang berada di perahu
  pada saat gelombang di bawah kakinya bergulung-gulung. Karena merasa
  bahwa ia pastilah satu-satunya orang yang pernah berdiri di atas
  air, boleh jadi ia berseru: "Hai, lihatlah aku! Aku sedang berdiri
  di atas air!". Kristus telah dilupakan dan Petrus sedang bermegah
  diri atas kebolehannya itu.

  Kuasa dari Allah
  ----------------
  Begitu banyak di antara kita yang lupa terhadap asal kuasa yang ada
  dalam hidup kita. Kita memiliki pengalaman rohani dan doa-doa yang
  dijawab. Atau suatu ketika, kita memenangkan jiwa bagi Kristus dan
  pada saat yang penuh kemenangan dan suka cita itu, tiba-tiba kita
  lupa bahwa hal-hal tersebut terjadi karena kuasa Allah bekerja
  melalui kehidupan kita. Pada saat kita merasa percaya pada kekuatan
  diri sendiri, maka jatuhlah kita.

  Bagi Petrus, tentunya terasa sangat menyakitkan ketika Tuhan
  bertanya mengapa ia tidak beriman. Sebab bagaimana pun juga, ia
  telah melangkah keluar dari perahu. Ia juga sudah berjalan di atas
  ombak yang bergulung-gulung itu sampai di hadapan Tuhan Yesus. Namun
  demikian, Yesus mengatakan kepadanya bahwa ia tidak memiliki iman.
  Allah menantikan kita untuk taat supaya Ia dapat menunjukkan kuasa-
  Nya kepada kita dan kita seringkali takjub melihat besarnya kuasa
  itu. Hal-hal yang kecil bagi Allah, tampak begitu penting bagi kita.

  Saya masih teringat waktu pertama kali Allah menjawab salah satu
  doa saya. Permintaan saya begitu sepele, sehingga saya nyaris ragu-
  ragu untuk mengucapkannya.

  Waktu kami masih tinggal di Argentina, saya membaca sebuah kisah
  mengenai George Mueller, seorang beriman yang terkenal. Ketika itu,
  saya bekerja di sebuah bank yang sedang dilanda "mogok kerja" selama
  empat puluh dua hari. Dapat Anda bayangkan, betapa kacaunya sistem
  perbankan pada waktu itu. Selama pemogokan berlangsung, gaji para
  pegawai tidak dibayarkan. Ibu saya seorang janda dan saya masih
  mempunyai lima orang saudara wanita dan seorang adik lelaki. Kami
  sudah kehabisan uang sama sekali. Selesai membaca buku tentang
  pengalaman-pengalaman George Mueller, saya pun berkata: "Tuhan, saya
  belum pernah mengalami sendiri sebuah jawaban doa. Tunjukkan sebuah
  jawaban atas doa saya dan kirimlah uang kepada saya, supaya saya
  dapat berangkat ke bank dengan naik bis. Kirimkan uang itu dengan
  cara yang membuat saya tahu bahwa uang itu adalah daripada-Mu." Saya
  sudah sering melihat doa-doa ibu saya terjawab. Saya tahu bahwa ia
  memiliki iman dan bahwa Tuhan menjawab doa, tetapi saat itu saya
  menginginkan jawaban bagi saya pribadi.

  Pagi itu saya bangun pagi, sebab di musim panas, bank buka mulai
  pukul tujuh pagi. Dalam bayangan saya, Tuhan menjawab doa saya
  dengan jalan menggerakkan seseorang untuk menjatuhkan uang dua puluh
  lima sen, supaya saya dapat menemukannya dan kemudian saya dapat
  pergi ke bank dengan naik bis. Meskipun saya mengharapkan Allah
  bekerja, namun iman saya begitu kecil. Hal ini terlihat pada
  tindakan saya yang bangun pagi-pagi sekali, supaya mempunyai cukup
  waktu untuk berjalan kaki ke bank, seandainya uang itu tidak
  dikirimkan oleh Tuhan. Ketika saya meninggalkan rumah, hari masih
  gelap. Sepanjang perjalanan, saya mencari-cari uang dua puluh lima
  sen yang saya kira pasti akan saya temukan. Saya menuju sudut jalan
  dan menoleh ke kanan dan ke kiri. Saya perhatikan setiap orang yang
  sedang repot mencari-cari uang kecil di dompet mereka. Saya juga
  melihat ke semua arah, tetapi tidak juga menemukan uang dua puluh
  lima sen itu. Saya berpikir, mungkin uang dari Tuhan tidak ada di
  halte bis yang ini, karena masih ada satu halte lagi, maka saya pun
  berjalan ke situ. Uang yang saya butuhkan itu pasti akan ada di
  sana.

  Saya telah berjalan sejauh tiga blok di dalam kabut yang gelap
  ketika saya mendengar seseorang sedang berusaha mendorong mobilnya
  keluar dari garasi. Nafasnya sudah terengah-engah, namun ia tak
  berhasil mengeluarkan mobilnya. Saya menawarkan bantuan untuk
  mendorong mobilnya. Sementara mobil yang mogok itu menggelinding
  menuruni bukit, mesinnya pun hidup dan sebentar kemudian sudah tak
  nampak ditelan kabut. Saya melanjutkan perjalanan menuju ke halte
  bis terakhir dan belum juga menemukan uang itu. Tiba-tiba, saya
  mendengar suara mobil berhenti di dalam kabut. Ternyata, itu adalah
  orang yang saya tolong tadi. Dibukanya jendela sambil meminta maaf
  karena tidak menawarkan tumpangan kepada saya. Ia lalu bertanya ke
  mana saya akan pergi. Waktu saya jawab pertanyaannya itu, ia berkata
  bahwa ia bekerja di bank yang terletak di seberang jalan dan ia akan
  mengantar saya dengan senang hati.

  Bagi Anda, pengalaman saya ini mungkin tidak terlalu istimewa,
  tetapi jawaban atas doa saya ini sungguh menggetarkan hati saya.
  Nilainya mungkin hanya dua puluh lima sen saja, tetapi bagi saya ini
  sudah merupakan ujian yang besar. Ini adalah pengalaman saya yang
  pertama dengan Allah di mana Ia menjawab doa saya, menembus semua
  kebimbangan saya.

  Dari Iman Kecil Menuju Iman Besar
  ---------------------------------
  Pada waktu kami mengadakan Kebaktian Kebangunan Rohani di Lima,
  Peru, kami ingin agar setiap kebaktian ini disiarkan melalui
  jaringan televisi. Para anggota tim yang menangani Kebaktian
  Kebangunan Rohani itu menulis: "Luis, untuk mendapatkan kontrak itu
  kita memerlukan uang." Saya membalas: "Tanda tanganilah kontrak itu.
  Kita belum mempunyai uangnya, tetapi aku percaya, Tuhan akan
  mengirimkannya."

  Buku kas Misi kami saat itu mengalami defisit 0. Sementara berdoa
  di rumah, saya percaya dengan iman bahwa Allah akan mengirimkan uang
  yang diperlukan itu. Panitia Kebaktian Kebangunan Rohani tersebut
  menandatangani kontrak. Kebaktian Kebangunan Rohani pun dimulai,
  malam pertama, kedua, dan ketiga -- dan uang sejumlah 00 yang
  kami butuhkan itu belum juga tersedia. Manajer jaringan televisi itu
  tidak tahu sama sekali bahwa kami tidak memiliki uang sesen pun
  untuk membayar ongkos penyiaran itu.

  Pada hari keempat, datanglah sebuah telegram dari istri saya, Pat.
  Isinya adalah: "PUJI TUHAN TITIK LONGHILL CHAPEL DI CHATHAM NEW
  JERSEY MENGIRIM 00 UNTUK TELEVISI TITIK". Gereja yang
  mengirimkan uang itu bahkan tidak tahu bahwa kami membutuhkannya.

  Diperlukan waktu beberapa tahun lamanya antara kejadian dua puluh
  lima sen dan 00 itu. Dibutuhkan pula praktik dan pengalaman iman
  untuk dapat menerima anugerah yang mengherankan itu. Tetapi, setiap
  orang memang harus memulainya dari awal.

  Hal yang menggairahkan dalam permulaan mempraktikkan iman adalah
  bahwa Allah senang memberikan pengalaman-pengalaman tersebut kepada
  kita.

  Boleh jadi, kadang-kadang kita mengajukan permintaan-permintaan yang
  bodoh dan aneh. Hak apa yang dimiliki Petrus untuk meminta agar
  dapat berjalan di atas air? Meskipun demikian, Tuhan menyuruhnya
  datang dan ia pun mendapat upah atas imannya itu.

  Mulailah melangkah berjalan dengan iman. Apa yang Anda risaukan
  dalam hidup ini bukanlah persoalan, percayalah bahwa Tuhan akan
  memberikan suka cita dan berkat ketika menjawab iman Anda yang kecil
  itu. Iman yang sedikit ini pun akan mampu menjadi sesuatu yang
  menggairahkan bagi Anda. Iman yang kecil dapat menjadi besar bila
  kita mulai menerapkannya hari lepas hari.

-*- Sumber diambil dari: -*-
  Judul Buku   : Melangkah dengan Iman
  Judul Artikel: Mulailah Melangkah dengan Iman
  Penerbit     : Yakin, Surabaya, 1981
  Penulis      : Luis Palau
  Halaman      : 32 - 37


*BIMBINGAN *-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*--*-*-*-*-*-*-*-*-* ALKITABIAH*

                  -*- IMAN: MASALAH KURANG IMAN -*-

  AYAT ALKITAB
  ============
  Matius 17:20        Roma 5:1
  Markus 11:22        1Petrus 1:6-9

  LATAR BELAKANG
  ==============
  Seringkali orang yang kita layani menyatakan keinginannya untuk
  memiliki iman yang lebih kuat.

  Kita bisa mendefinisikan iman sebagai suatu penyerahan diri total
  kepada Allah: Diri, Karya, dan Firman-Nya. Iman adalah
  mempertaruhkan hidup kita pada kelayakan Allah untuk dipercaya.
  Tetapi tanpa iman yang mempengaruhi hidup kita, ia hanya sekedar
  slogan kosong. Penjelasan Alkitab yang paling terkenal tentang iman
  menunjuk kepada segi fungsinya, bukan kepada uraian tentang hakikat
  dan faedah iman:

    "Iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan dan
    bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat." (Ibrani 11:1)

  Injil adalah jalan iman. Hidup Kristen adalah perjalanan iman. Iman
  memperkenan Allah dan Dia menghargainya.

    "Tanpa iman tidak mungkin orang berkenan kepada Allah, barangsiapa
    berpaling kepada Allah ia harus percaya bahwa Allah ada, dan bahwa
    Allah memberi upah kepada orang yang sungguh-sungguh mencari Dia."
    (Ibrani 11:6)

  STRATEGI BIMBINGAN
  ==================
  Untuk yang non-Kristen:
  -------------------------
  Jika orang yang Anda layani berbicara sedemikian rupa tentang iman,
  sampai nyata bahwa dia kurang mengerti mengenai arti iman yang
  menyelamatkan, jelaskan mengenai "Damai dengan Allah", [["Damai
  dengan Allah" -- Traktat untuk menolong/menuntun orang non-Kristen
  agar dapat menerima Kristus (dari LPMI/PPA); atau Buku Pegangan
  Pelayanan, halaman 5; atau CD-SABDA: Topik 17750]].

  Tekankan bahwa hanya melalui iman, kita dapat mengenal Allah. Masuk
  ke dalam hubungan yang benar dengan Dia melalui Yesus Kristus,
  berarti menyerahkan diri karena iman kepada Pribadi dan karya-Nya,
  seperti yang diungkapkan dalam kematian-Nya di kayu salib dan dalam
  kebangkitan-Nya.

    "Jadi, iman timbul dari pendengaran, dan pendengaran oleh firman
    Kristus." (Roma 10:17)

    "Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman;
    itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, itu bukan hasil
    pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri."
    (Efesus 2:8,9)

    Jelaskan kepadanya, bagaimana "Mendapatkan Kepastian Keselamatan"
    [["Kepastian Keselamatan" -- Traktat untuk orang yang telah
    menerima Kristus, namun mengalami keraguan (dari LPMI/PPA); atau
    Buku Pegangan Pelayanan, halaman 9; atau CD-SABDA: Topik 17752]].

  Untuk yang Kristen:
  -------------------
  Jika orang yang menyatakan keprihatinannya tentang kelemahan imannya
  atau keinginannya untuk memiliki iman yang lebih kuat itu adalah
  seorang Kristen, maka:
  1. Tanyakan kepadanya:
     Mengapa Anda menginginkan iman lebih?
     Apa yang Anda inginkan dari iman Anda?

     Mungkin dia kurang yakin tentang hubungannya dengan Kristus. Bila
     demikian, jelaskan "Kepastian Keselamatan" sambil menegaskan
     Efesus 2:8-9.

  2. Jika ternyata posisi keselamatannya karena iman dalam Kristus,
     jelas, maka jelaskan padanya pengertian tentang iman yang
     bertumbuh.

     A. Hidup beriman tidak tumbuh dalam sekejap mata, tetapi melalui
        proses yang ajaib. Yang memperdalam iman kita adalah disiplin
        rohani.
     B. Dorong dia untuk mengakui kekurangan iman sebagai dosa.
          "... dan segala sesuatu yang tidak berdasarkan iman, adalah
          dosa." (Roma 14:23)

          "Waspadalah, hai saudara-saudara, supaya di antara kamu
          jangan terdapat seorang yang hatinya jahat dan yang tidak
          percaya oleh karena ia murtad dari Allah yang hidup."
          (Ibrani 3:12)

     C. Doronglah, supaya ia membaca Alkitab sebagai sumber iman.
        Dalam Perjanjian Baru saja, ada sekitar 500 ayat acuan tentang
        "iman", "percaya", dan sebagainya. Ia perlu membaca dan
        mempelajarinya! Anjurkanlah ia untuk mencatat setiap ayat yang
        berbicara tentang iman, lalu mempelajari masing-masing ayat
        sesuai dengan konteks, untuk mengetahui perkataan Allah
        tentang iman dan bagaimana menerapkannya dalam kehidupannya.
     D. Doronglah ia untuk melatih imannya melalui hidup di dalam doa.
        Beberapa ayat mengkaitkan iman dengan doa, misalnya:
        Matius 17:20, Yakobus 5:15. Iman bertumbuh bersama pengalaman
        kemenangan kita dalam berdoa.
     E. Doronglah ia untuk mulai menerapkan apa yang dipelajarinya
        mengenai iman, mengujinya dalam hidup dan pengalaman.
        Misalnya, dalam Amsal 3:5-6, Allah menjanjikan bimbingan-Nya,
        jika kita memenuhi beberapa persyaratan. Jika orang itu ingin
        dipimpin Tuhan dalam keputusan atau tindakan yang akan
        diambilnya, ia harus melakukan persyaratan yang diberikan
        Tuhan agar janji bimbingan-Nya boleh dialami.
     F. Desaklah ia untuk mulai membuktikan imannya dengan
        memberanikan diri untuk lebih mempercayai Allah dan bertindak
        sesuai dengan iman. Iman sejati bersifat dinamis; melahirkan
        tindakan! Para pahlawan iman (Ibrani 11:1-40) adalah mereka
        yang bergerak bersama Tuhan, maka terlibatlah dalam pelayanan
        Kristen!

          "Karena itu, saudara-saudaraku yang kekasih, berdirilah
          teguh, jangan goyah, dan giatlah selalu dalam pekerjaan
          Tuhan! Sebab kamu tahu, bahwa dalam persekutuan dengan
          Tuhan, jerih payahmu tidak sia-sia." (1Korintus 15:58)

  ------------------------------Kutipan------------------------------
  Menurut Billy Graham:
  "Iman akan menampakkan dirinya dalam tiga hal: doktrin, ibadah,
  dan persekutuan. Ia akan mengungkapkan dirinya dalam moral, dalam
  cara kita hidup dan bertindak. Alkitab juga mengajarkan bahwa iman
  tidak berhenti dengan mempercayai Kristus untuk keselamatan kita.
  Iman berlangsung terus! Iman bertumbuh! Mungkin lemah pada mulanya,
  tetapi akan menjadi makin kuat, sambil kita mempelajari Alkitab,
  berdoa, bergereja, dan mengalami kesetiaan Allah dalam hidup
  Kristen Anda."
  --------------------------Kutipan_Selesai--------------------------

-*- Sumber -*-:
  Judul Buku: Buku Pegangan Pelayanan
  Penulis   : Billy Graham
  Penerbit  : Persekutuan Pembaca Alkitab (PPA)
  Halaman   : 74 - 75


*SURAT*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-DARI ANDA-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*SURAT*

  Dari: Roy <roy@>
  >Dh.
  >Mohon tanya untuk mendapatkan artikel2 mengenai keluarga/seputar
  >Suami-Istri. Karena dahulu pernah saya mendapatkan cukup banyak
  >al. lewat situs; ayah-bunda. ttp sekarang saya mencoba baik di
  >Telaga maupun Ayah-bunda ternyata tidak bisa. Terima kasih untuk
  >bantuannya.
  >Salam sejahtera,
  >roy.

  Redaksi:
  Saudara Roy yang terkasih,
  Terima kasih untuk surat yang Anda kirimkan kepada kami. Artikel-
  artikel yang Anda inginkan bisa Anda dapatkan di situs arsip
  e-Konsel, karena sudah beberapa kali e-Konsel membahas topik tentang
  keluarga atau hubungan suami istri. Silakan berkunjung ke:

    ==> http://www.sabda.org/publikasi/e-konsel/arsip/

  Selain di situs arsip e-Konsel, Anda juga bisa mendapatkan artikel-
  artikel sejenis di Situs Christian Counseling Center Indonesia (C3I)
  di alamat:

    ==> http://www.sabda.org/c3i/

  Dalam situs ini Anda cukup menuliskan kata kunci dari artikel yang
  Anda inginkan pada fasilitas cari (search), misalnya "keluarga",
  "suami" atau "istri", maka Anda akan dituntun menuju ke bahan-bahan
  yang sesuai dengan kata kunci tersebut.

  Situs TELAGA juga menyediakan banyak sekali bahan-bahan tentang
  keluarga dan suami istri. Silakan berselancar di Situs TELAGA:

    ==> http://www.telaga.org/

  Tuhan memberkati!!


e-KONSEL*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*e-KONSEL

                         STAF REDAKSI e-Konsel
              Yulia, Ratri, Natalia, Tesa, dan Kristianto
                    PENANGGUNG JAWAB ISI dan TEKNIS
                         Yayasan Lembaga SABDA
                     INFRASTRUKTUR dan DISTRIBUTOR
                          Sistem Network I-KAN
                      Copyright(c) 2004 oleh YLSA
                      http://www.sabda.org/ylsa/

*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*
  Anda punya masalah atau perlu konseling? <masalah-konsel@sabda.org>
  Informasi/artikel/bahan/sumber konseling/surat/saran/pertanyaan/dll.
  dapat dikirimkan ke alamat:             <owner-i-kan-konsel@xc.org>
*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*
  Berlangganan: Kirim e-mail kosong ke: subscribe-i-kan-konsel@xc.org
  Berhenti:     Kirim e-mail kosong:  unsubscribe-i-kan-konsel@xc.org
  Sistem lyris: http://hub.xc.org/scripts/lyris.pl?enter=i-kan-konsel
  ARSIP publikasi e-Konsel:  http://www.sabda.org/publikasi/e-konsel/
*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org