Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-konsel/6 |
|
e-Konsel edisi 6 (15-12-2001)
|
|
><> Edisi (006) -- 15 Desember 2001 <>< e-KONSEL *-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-* Milis Publikasi Elektronik Pelayanan Konseling Kristen *-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-* Daftar Isi: - Pengantar : Selamat Hari Natal & Tahun Baru - Renungan Natal : Pemilik Penginapan yang Menolak Mesias - Cakrawala Natal : Mengatasi Depresi Natal - Telaga : Harapan yang Hilang [No. 37B] - Bimbingan Alkitabiah : Gambaran Yohanes tentang Kristus - Tips : Tips untuk Hari Libur - Info : Pelayanan Konseling Lewat Internet - Stop Press : Permohonan MAAF -- Lyris Error/Bug/Virus *REDAKSI -*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*- REDAKSI* -*- PENGANTAR DARI REDAKSI -*- Waktu berjalan dengan cepat sekali. Rasanya baru saja kita memasuki tahun 2001, tanpa terasa sekarang kita sudah tiba di penghujung tahun 2001. Dan kembali, sebentar lagi kita akan bersama-sama merayakan 'Natal'. Apa makna Natal bagi Anda? Apakah Natal berarti perayaan yang meriah, pohon Natal yang indah, hadiah-hadiah, makanan enak dan kesibukan-kesibukan yang sepertinya tidak ada hentinya? Apakah kesibukan Natal ini membuat hati anda bersukacita ataukah sebaliknya membuat anda merasa depresi? Nah, pada kesempatan ini e-Konsel akan menyajikan =Renungan= dan =Artikel= yang akan menolong kita semua untuk berhati-hati agar sukacita dan berita Natal tidak direbut oleh kesibukan dan perasaan depresi. Sebaliknya marilah kita jadikan Natal tahun ini menjadi sumber pengharapan bagi kita karena Kristus yang datang ke dunia memberikan makna dan tujuan hidup yang jelas bagi manusia, seperti apa yang akan dibahas oleh Pak Paul Gunadi dalam sajian =TELAGA= edisi ini. Edisi e-Konsel 06 ini adalah edisi kami terakhir untuk tahun 2001, oleh karena itu, tak lupa segenap staf Redaksi e-Konsel mengucapkan: *~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~* SELAMAT HARI NATAL 2001! *~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~* Selamat merayakan kelahiran-Nya yang ajaib! Selamat membagikan sukacita Natal kepada orang-orang yang ada di sekeliling kita dan *~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~* SELAMAT TAHUN BARU 2002! *~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~* Selamat berlibur dan selamat berjumpa di tahun 2002! Dalam Kasih-Nya, Staf Redaksi e-Konsel "There is always the danger of keeping Christmas and losing Christ." *RENUNGAN *-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-NATAL-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-* RENUNGAN* -*- PEMILIK PENGINAPAN YANG MENOLAK MESIAS -*- -------------------------------------- Teks: Lukas 2:1-6 Pada waktu itu Kaisar Agustus mengeluarkan keputusan untuk menyelenggarakan sensus di seluruh Kerajaan Romawi. Sudah ditentukan bahwa sensus penduduk akan diadakan di kota asal masing- masing. Sebagai akibatnya penginapan-penginapan di berbagai kota menjadi penuh dengan tamu-tamu, sebab orang-orang datang berbondong- bondong pada waktu yang bersamaan. Tak terkecuali kota kecil Betlehem. [[Inilah yang menjadi latar belakang peristiwa kelahiran Kristus yang dicatat oleh Lukas. Kejadian selanjutnya kita ketahui bahwa kota Betlehem yang kecil itu disibukkan dengan para pendatang yang mencari tempat untuk menginap. Di antara para pendatang itu adalah Yusuf dan Maria, yang akhirnya terpaksa menginap di sebuah kandang karena sudah tidak ada lagi tempat bagi mereka di rumah penginapan.]] Orang-orang Yahudi sebenarnya mempunyai hukum yang mengatur dan mewajibkan orang Yahudi untuk menyediakan tempat bagi seorang wanita yang hendak melahirkan, namun pemilik penginapan di Betlehem ternyata tidak memberikan kamar bagi Yusuf dan Maria yang akan melahirkan bayinya. Di sisi lain kita melihat orang Majus yang bersedia menempuh perjalanan yang jauh sekali untuk mencari kesempatan bertemu dan menyembah bayi Yesus. Alangkah berbedanya dengan pemilik penginapan yang sebenarnya sudah memiliki kesempatan untuk menerima kedatangan Yesus, tapi sekarang justru dibuang. Raja segala raja dan Tuhan segala Tuhan telah berada tepat di depan pintu rumahnya, namun demikian dia gagal untuk menerima-Nya. Dia tidak memiliki belas kasih di dalam hatinya untuk memperhatikan mereka yang lemah dan membutuhkan bantuan. Dia terlalu sibuk melayani tamu-tamu demi mendapatkan uang. Dia tenggelam ditengah- tengah kebutuhan duniawinya sehingga dia melupakan kebutuhan rohaninya yang lebih utama. Ketika kita menjadi begitu sibuk dengan segala permasalahan di dunia ini, kita sering hidup tanpa persekutuan dengan Tuhan dan menjadi mengabaikan sesama, seperti halnya dengan pemilik penginapan yang hanya melihat kepentingannya sendiri. Marilah kita merefleksikan pelajaran dari kisah ini. Apakah anda menjadi sangat terikat dengan keluarga, pekerjaan dan kesibukan-kesibukan lain sehingga anda tidak lagi memperhatikan kehadiran Tuhan di dalam hidup anda? Siap siagalah! Jangan terhanyut oleh permasalahan kebutuhan rutin sehari-hari... biarpun masalah-masalah tersebut mungkin sangat menekan ... karena anda dapat kehilangan hal yang terpenting dalam hidup anda, yaitu hadirat-Nya. Ketika Yesus datang ke dunia 2000 tahun yang lalu, orang-orang tidak menerima Dia. Yohanes menuliskan Firman Tuhan yang seharusnya menjadi peringatan bagi kita, "Ia datang kepada milik kepunyaan-Nya,tetapi orang-orang kepunyaan- Nya itu tidak menerima Dia." (Yohanes 1:11) Oleh karena itu hiduplah hari demi hari dengan penuh kesadaran akan kehadiran-Nya, khususnya pada hari Natal ini. Hiduplah untuk menyenangkan Tuhan yang tinggal di dalam hati anda. Sharingkanlah dengan anggota keluarga dan teman-teman anda bagaimana anda mengerti makna kelahiran-Nya. Luangkanlah waktu Natal ini untuk mencari dan menyembah Dia, seperti para Majus. Marilah kita menyambut dan menikmati kehadiran-Nya di malam Natal ini. -*- Sumber -*- Saduran dari: Judul Buku: Living Live edisi December 1994 Penerbit : Tyrannus International Ministry Halaman : 88 *CAKRAWALA *-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-* CAKRAWALA* -*- MENGATASI DEPRESI NATAL -*- ----------------------- Oleh: Bob Jokiman Natal seharusnya membawa sukacita dan damai sejahtera dalam kehidupan orang percaya, namun sering yang kita alami adalah depresi dan konflik. Mengapa pada Natal yang seharusnya kita bergembira dan membagi berkat, malah kita bersedih serta menjadi batu sandungan? Bila kita mau jujur maka yang menyebabkan terjadinya kebalikan dari yang kita harapkan di masa raya Natal ini adalah karena banyaknya tekanan (pressure) yang kita hadapi dan kita tidak tahu bagaimana mengatasinya. Kita tahu sebagai orang percaya, khususnya mereka yang telah berkeluarga dan menjadi aktivis Gereja, Natal selalu menuntut komitmen dan dedikasi ekstra yang menyebabkan bertambahnya pressure dalam hidup ini. Natal yang seharusnya meringankan hati dan perasaan kita, justru sebaliknya menimbulkan beban karena tuntutan- tuntutan yang harus dipenuhi dalam keadaan dan waktu yang terbatas. Paling sedikit ada tiga aspek manusiawi kita yang dipengaruhi dengan komitmen tersebut. Yang pertama adalah fisik kita, karena banyaknya kegiatan yang harus dilakukan dan diikuti selama masa raya Natal ini, baik berupa latihan-latihan, kunjungan-kunjungan, berbelanja serta menghadiri berbagai acara Natal, maka tubuh kita menjadi letih karena terlalu dipaksakan dan kurang istirahat. Karena keletihan yang berlebih maka mempengaruhi juga emosi kita atau daya pikir kita, maka tanpa sadar bisa saja dalam berkomunikasi dengan pasangan, kita tidak dapat mengontrol ucapan atau kata-kata kita sehingga menyebabkan perasaan pasangan kita tersinggung dan relasi menjadi terganggu. Natal yang seharusnya membawa damai justru mengakibatkan keresahan dan ketidakdamaian dalam keluarga kita. Yang kedua adalah pressure finansial atau keuangan. Kita semua tahu bahwa pada masa raya Natal dan memasuki Tahun Baru, pengeluaran kita meningkat lebih daripada biasanya untuk berbagai keperluan Natal dan Tahun Baru. Anak-anak perlu pakaian baru dan hadiah-hadiah, demikian pula dengan persembahan-persembahan khusus serta acara-acara lain. Sekalipun kita tahu secara rohani bahwa Natal bukanlah untuk semuanya itu, tetapi tradisi yang sudah kita lakukan selama ini sulit untuk dibuang begitu saja. Meskipun sederhana, tetap juga perlu pengeluaran ekstra. Syukur bila kita mendapat bonus Natal. Khusus bagi saudara-saudari yang di Indonesia, secara finansial Natal tahun ini mungkin sangat berat karena adanya krisis ekonomi dan keuangan. Saya tidak tahu ada banyak orang Kristen dan gereja yang mengalami kesulitan keuangan pada saat ini akibat krisis tersebut. Mungkin dengan membandingkan jumlah kartu Natal yang kita terima tahun ini dengan tahun yang lalu, dapat memberikan indikasi bagaimana keadaan saat ini. Karena tekanan keuangan sering membuat kita tertekan di masa yang seharusnya kita bersuka-ria ini. Tekanan lain adalah pada feeling atau emosi kita. Dalam keadaan letih, otomatis emosi dan rohani kita bisa terganggu bahkan merosot, sehingga kadangkala bila kita tidak bisa menahan diri, mudah saja bagi kita mengucapkan kata-kata yang dengan sadar atau tidak menyinggung atau menyakiti perasaan seseorang, entah terhadap suami, isteri, anak, mertua atau sesama anggota Gereja. Natal yang seharusnya membawa damai, mengakibatkan keretakan relasi dengan sesama. Dengan keadaan keuangan yang sulit kita mudah kehilangan harga diri kita, apalagi sebagai suami dan ayah yang merasa dan menganggap diri gagal sebab tidak dapat memenuhi "kewajiban" di masa raya Natal ini. Kita jadi mudah tersinggung dan kebanyakan mau menyendiri serta berdiam diri saja. Natal yang seharusnya membawa keceriaan ternyata mendatangkan kemuraman. Bila kita tidak sanggup mengatasi tekanan tersebut maka bisa saja kita berpikir, alangkah baiknya kalau tidak ada Natal, sehingga aku tidak tertekan. Pada masa raya Natal bukan saja kita tidak boleh tertekan yang akhirnya menyebabkan konflik, malah seharusnya kitapun patut menjadi berkat bagi sesama kita, disamping bersukacita. Bagaimana agar di masa raya Natal ini kita dapat memenuhi panggilan tersebut? Marilah kita belajar dari pasangan suami-isteri yang berperan di Natal pertama. TELADAN YUSUF DAN MARIA Yusuf dan Maria, boleh dikatakan masih sangat muda, sangat kurang pengalaman sebagai suami-isteri, saat kelahiran Yesus. Mereka juga menghadapi pressure secara fisik, finansial dan feeling atau emosi. Perjalanan dari Nasaret ke Betlehem bukanlah perjalanan yang dekat dan mudah. Jarak Nasaret-Betlehem +70 miles, bisa ditempuh dalam waktu lebih dari satu jam dengan mobil, namun tidak demikian oleh Yusuf dan Maria. Alkitab tidak memberitahukan dengan kendaraan apa mereka ke sana, sekalipun biasanya di kartu-kartu Natal digambarkan Maria menunggang keledai. Mungkin sekali mereka hanya berjalan kaki. Perjalanan tersebut jelas sangat meletihkan bagi Maria yang sedang mengandung dan juga bagi Yusuf, sekalipun ia bertubuh tegap sebagai tukang kayu. Secara finansial mereka juga mengalami tekanan, seperti kebanyakan kita di saat krisis moneter di tanah air tercinta. Karena harus mematuhi perintah sensus kaisar Agustus, Yusuf terpaksa meninggalkan pekerjaannya sebagai tukang kayu. Di samping income yang terhenti, ia juga harus mengeluarkan biaya esktra untuk perjalanan dan perpindahan. Itulah sebabnya mungkin Yusuf tidak mempunyai cukup dana, maka mereka ditempatkan hanya di kandang hewan. Seperti kebanyakan kita yang tidak mempunyai dana untuk mencukupi kebutuhan ekstra di masa Natal dan Tahun Baru ini. Di dalam emosi, lebih-lebih lagi! Jikalau Yusuf dan Maria hidup di masa kini, di mana moralitas sudah demikian merosotnya, mungkin tekanan perasaan tidak terlalu berat. Tapi pada masa itu sungguh berat. Mereka tentu dicemooh oleh masyarakat karena ketahuan bahwa Maria hamil sebelum menikah resmi. Betapa rendah moral mereka, apalagi sebagai orang beragama! Siapakah yang mau percaya akan kesaksian mereka bahwa Maria hamil oleh kuasa Allah. Itu sungguh suatu nonsense karena tidak pernah terjadi sebelumnya dan juga tidak akan terjadi lagi di kemudian hari. Mereka hanya memakai nama Allah untuk menutupi kebejatan mereka. Siapa mau percaya bahwa Maria adalah gadis yang suci dan Yusuf adalah pemuda alim? Karakter mereka dipertanyakan dan harus menanggung malu. Suatu penderitaan batin yang berat bagi sepasang remaja itu. Coba kita bayangkan bagaimana perasaan kita kalau demi pekerjaan Tuhan kita sudah berkata jujur tetapi tetap saja moral dan karakter kita masih dipertanyakan? Bagaimanakah Yusuf dan Maria mengatasi depresi tiga dimensi itu hingga mereka tetap dapat memuliakan Allah dan menjadi berkat bagi sesama? Pertama, mereka saling menyatakan COMPASSION. Dalam bahasa Latin disebut com-patti yang berarti together-feel atau merasakan bersama. Sekalipun kata tersebut sering diterjemahkan menjadi "belas-kasihan", namun dapat pula berarti "turut merasakan". Yusuf dan Maria sekalipun masih muda, namun sebagai suami-isteri mereka dapat turut merasakan apa yang dirasakan pasangannya. Di dalam Alkitab kita tidak membaca percakapan mereka dalam perjalanan tersebut hingga Yesus dilahirkan. Ini adalah sikap yang sangat indah untuk menyatakan compassion kita terhadap pasangan kita. Bila kita dapat memahami perasaan pasangan kita, maka kita akan berhati- hati dalam berkata-kata sehingga tidak menyebabkan tersinggung atau konflik. Oleh karena itu, kita sangat perlu peka terhadap perasaan pasangan kita di masa yang banyak tekanan ini, mau memahami dan mengerti perasaannya. Yang kedua, mereka saling menyatakan COMMITMENT. Dalam bahasa Latin disebut com-mittere yang berarti together-send atau diutus bersama. Yusuf dam Maria mengalami apa yang mereka alami pada Natal pertama adalah karena komitmen mereka kepada Allah. Karena mentaati Allah maka mereka menghadapi semua tekanan tersebut. Oleh karena itu, mereka tabah dan tekun serta dapat saling mendorong, menguatkan dan menghibur. Dalam keadaaan demikian mereka tidak saling menyalahkan seperti kebanyakan kita bila menghadapi pressure. Mereka tahu bahwa mereka sedang menjalankan misi Allah maka mereka dapat saling melayani. Betapa pentingnya di masa raya Natal ini kita juga tahu bahwa semua yang kita hadapi adalah karena kita menjalankan misi Allah, menjadi saksi Injil-Nya di tengah dunia yang gelap ini. Di masa yang penuh keprihatinan ini kita dapat bersaksi sebagai suatu keluarga yang tabah dan tekun. Dengan demikian sebagai suami- isteri, kita dapat saling meningkatkan komitmen kita kepada Allah serta antara yang satu dengan yang lain demi terlaksananya misi tersebut, Allah dimuliakan melalui kehidupan suami isteri kita. Ketiga, mereka saling menyatakan COMPLEMENT. Dalam bahasa Latin disebut complere yang berarti complete atau lengkap. Kita tahu bahwa pria dan wanita mempunyai perbedaan yang hakiki, bukan saja secara fisik pria lebih kuat dari wanita, pria juga lebih rasionil daripada wanita yang emosionil. Pria lebih banyak menggunakan logika sedang wanita intuisi. Keduanya sekalipun nampaknya bertolak belakang tetapi sebenarnya dapat saling melengkapi. Jikalau kita dapat saling menerima perbedaan masing-masing dan menghargai keunikan pasangan kita maka perbedaan tersebut akan merupakan kekuatan untuk menghadapi tekanan hidup ini dalam mengatasi depresi, khusus di masa raya Natal ini. Yusuf dan Maria sekalipun masih muda sebagai suami isteri, namun mereka telah dapat saling melengkapi sehingga misi Allah yang mereka emban terlaksana dengan baik pada Hari Natal tersebut. Yang terakhir, adalah CONTENTMENT. Dalam bahasa Latin disebut continere yang berarti contain atau terisi. Di masa banyak tekanan ini alangkah pentingnya bila suami-isteri bisa memiliki rasa terisi atau puas. Yusuf dan Maria bukan saja puas dan menerima keadaan hidup yang serba terbatas dan sederhana, tetapi dapat pula saling menerima keadaan masing-masing. Maria tidak complain dengan melahirkan di kandang hewan, ia tidak menuntut harus melahirkan di tempat yang wah. Tapi lebih dari itu, ia puas dan dapat menerima pribadi serta kemampuan Yusuf, suaminya itu. Sikap ini sangat membantu dalam menghadapi berbagai tekanan di masa raya Natal ini. Alangkah pentingnya bila kita rela merayakan Natal dengan sederhana dan yang terutama sekali kita dapat menerima keadaan serta kemampuan pasangan kita. Firman Allah mengatakan: "Memang ibadah itu kalau disertai rasa cukup, memberi keuntungan besar." (I Timotius 6:6) The Spirit of Christmas is giving, semangat Natal adalah memberi. Mungkin tahun ini anda tidak bisa memberi hadiah yang mahal untuk pasangan anda. Namun bila anda dapat memberikan compassion, commitment, complement, dan contentment kepada pasangan kita, saya percaya tekanan apapun yang anda hadapi sebagai suami-isteri pada Natal kali ini, anda akan sanggup mengatasi depresi yang diakibatkannya. Saya yakin bahwa Natal kali ini akan menjadi Natal yang paling bermakna dalam hidup anda berdua sebagai suami isteri. -*- Sumber -*- Diambil dan diedit dari: Artikel Bob Jokiman http://www.5roti2ikan.net/perspektif/2/ *TELAGA*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*TELAGA* -*- HARAPAN YANG HILANG -*- Semua orang pasti mempunyai pengharapan di dalam kehidupannya. Mereka tentu berharap menjadi lebih baik dalam kehidupannya ini, baik di dalam pelayanan, pekerjaan dan keluarga, dan seterusnya. Tetapi fakta nyatanya yang kita hadapi adalah kadang-kadang kita kehilangan arah hidup itu sendiri, kehilangan harapan untuk melanjutkan hidup itu sehingga ada banyak orang yang berkata: "Buat apa sih saya ini hidup?" Harapan hilang terjadi ketika seseorang tidak lagi memiliki tujuan hidup yang jelas dan tidak merasakan buat apa hidup ini dan biasanya dampak akhirnya adalah keputus-asaan atau depresi yang sangat kuat. Tetapi bagi kita yang beriman kepada Tuhan, tidak ada harapan yang betul-betul hilang karena di dalam Tuhan lah kita mendapatkan pengharapan yang sejati. Itu yang patut kita camkan dan patut kita syukuri bersama, selama kita diberi kesempatan untuk hidup di dunia ini. Dr. Paul Gunadi menguraikan tentang harapan yang hilang dalam perbincangan di bawah ini: ------- T: Sebenarnya apa yang terjadi pada orang-orang yang kehilangan harapan untuk melanjutkan hidup? J: Kita perlu menyadari bahwa kita adalah orang yang rapuh. Kita seringkali tidak menyadari kerapuhan kita itu.... Kita harus menyadari, bahwa kita ini sebetulnya tidak berdiri sendiri, kita ini bisa ada karena ada faktor-faktor yang mendukung kita. Nah salah satunya adalah teman-teman dan kerabat, yang lainnya lagi adalah tujuannya kita hidup. Sewaktu teman-teman tidak ada lagi, sewaktu tujuan hidup pun tidak lagi jelas, buat apa kita hidup, kita akan kehilangan harapan dan biasanya dampak akhirnya adalah keputusasaan atau depresi yang sangat kuat. ------- T: Mungkinkah kesadaran bahwa seseorang atau kita itu ditebus oleh Tuhan Yesus itu dengan harga yang begitu tinggi itu akan menumbuhkan rasa berarti di dalam kehidupan ini, bahwa Tuhan itu rela mati untuk saya yang berdosa? J: Betul, harusnya inilah yang menjadi dasar tujuan hidup kita, fondasi kita bahwa saya berharga dan sebegitu harganya sehingga Tuhan rela mati bagi hukuman dosa saya dan saya tahu bahwa pada akhirnya saya akan pulang ke Tuhan kembali. Jadi sebagai orang Kristen, kita tidak hidup seperti perahu yang diombang-ambingkan oleh angin topan, oleh gelombang yang besar, karena kita tahu ke mana kita pergi, kita tahu jelas, itu bukan suatu dugaan saja tapi suatu kepastian. ------- T: Apakah ini yang perlu terus-menerus dibangun di dalam kehidupan kita? J: Betul dan waktu kita membangun hal itu kita memang pada kenyataannya melawan arus, sebab kita harus akui bahwa dalam hidup ini yang dinilai tinggi sebagai tujuan hidup adalah kemapanan material. ------- T: Apakah kemapanan material itu adalah sistem kehidupan yang ada di sekitar kita? J: Betul dan kita akhirnya tergiring pula untuk mempunyai pandangan yang sama, sehingga sewaktu kita tidak berhasil mencapai status tersebut, kecenderungannya adalah kita merasa gagal dalam mencapai tujuan hidup itu, dan kita tidak lagi bisa memiliki tujuan hidup seperti itu. ------- T: Justru biasanya kita terjebak di sana dengan pertanyaan apa sih sebenarnya rencana Tuhan itu, kok Dia membiarkan kita mengalami hal-hal yang tidak enak? J: Betul, dan jawabannya memang tidak bisa kita ketahui dengan cepat, bahkan sampai mati ada kalanya tidak kita mengetahuinya. Seorang yang kenal Tuhan Yesus dan percaya pada-Nya ada kalanya juga bisa kehilangan arah ketika badai terlalu keras menerpa kita. Kita bisa goyang, tapi yang menjadi penghiburan kita adalah dalam keadaan seperti itu pun Tuhan tidak menolak kita, Tuhan menerima, mengerti bahwa kita ini manusia yang rapuh dan bisa goyang, dan Dia dengan cara Dia yang ajaib menyadarkan kita akan makna hidup ini kalau kita terus mencari Dia. Kalau kita terus mencari Tuhan dan dekat kepadanya. Dia akan membisikkan kepada kita tujuan hidup ini. ------- T: Dengan kata lain, bagi orang-orang yang beriman kepada Tuhan Yesus tidak ada istilah hilang harapan sama sekali itu, dalam arti kata yang sebenar-benarnya. Karena harapan itu tetap ada, sebagaimana Tuhan Yesus itu ada sehingga harapan kita itu ada pada Tuhan Yesus sendiri. Apakah begitu, Pak Paul? J: Betul, jadi adakalanya kita tidak melihat dengan jelas harapan itu namun tidak berarti terhilang, sebab harapan kita ada pada Tuhan sendiri dan Tuhan tidak mungkin dan tidak akan membiarkan kita sendirian. -*- Sumber -*- [[Sajian kami di atas, kami ambil dari isi salah satu kaset TELAGA No. #37B, yang telah kami ringkas/sajikan dalam bentuk tulisan.]] -- Jika anda ingin mendapatkan transkrip seluruh kaset ini lewat e-Mail, silakan kirim ke: <owner-i-kan-konsel@xc.org> -- Informasi tentang pelayanan TELAGA/Tegur Sapa Gembala Keluarga dapat anda lihat dalam kolom INFO edisi e-Konsel 03 dari URL: ==> http://www.sabda.org/publikasi/e-konsel/edisi/ [01 Nov. 2001] *BIMBINGAN*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-* NATAL *-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*ALKITABIAH* -*- GAMBARAN YOHANES TENTANG KRISTUS -*- Injil Yohanes memberikan gambaran yang sangat lengkap tentang Kristus, karena Yohanes menempatkan Kristus sebagai pusat berita Injil yang ditulisnya. Setiap pasal dalam Injil Yohanes memberikan satu gambaran khusus tentang Kristus. Silakan simak! Firman dan Anak Allah Yohanes 1:1-14 Anak Manusia 2:1-10 Rabbi/Guru yang diutus Allah 3:2-21 Pemenang Jiwa 4:7-29 Tabib Ajaib 5:1-9 Roti Hidup 6:32-58 Air Hidup 7:37 Pembela yang lemah 8:3-11 Terang Dunia 9:1-39 Gembala yang Baik 10:1-16 Penguasa Kehidupan 11:1-44 Raja yang Diagungkan 12:12-15 Hamba yang Melayani 13:1-10 Penghibur yang Putus Asa 14:1-3 Pokok Anggur yang Benar 15:1-16 Pemberi Roh Kudus 16:1-15 Pendoa Syafaat 17:1-11 Juruselamat Orang Berdosa 19:16-19 Pemenang atas Maut 20:1-31 Pemulih yang telah Jatuh Yohanes 21:1-17 -*- Sumber -*- Judul Buku: Thompson Chain-Reference Bible Halaman : Topic Number 4303 *TIPS *-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-* TIPS* Liburan: -------- Menjelang akhir tahun, banyak orang meluangkan waktu untuk berlibur. Bagi mereka yang telah memiliki keluarga, ini menjadi alasan yang baik untuk berlibur karena anak-anak juga sedang liburan sekolah. Namun, kalaupun tidak ada alasan menemani anak- anak berlibur, sebenarnya setiap orang membutuhkan waktu untuk berlibur, khususnya setelah sepanjang tahun ini dihabiskan hanya untuk bekerja atau melayani (jika anda adalah hamba Tuhan full-time atau pekerja sosial). Waktu libur dapat menjadi waktu "break" untuk melemaskan kembali otot-otot yang kaku karena terlalu tegang dan menyegarkan kembali semangat yang mungkin mulai pudar karena kecapaian. Nah, berikut ini adalah beberapa tips sederhana bagaimana anda bisa memanfaatkan waktu libur dengan baik: -*- TIPS UNTUK HARI LIBUR -*- Jika anda akhir-akhir ini sering mengeluh capai dan semangat anda dalam bekerja menurun, apalagi selama setahun ini anda bekerja secara non-stop, maka mungkin sekarang ini saatnya anda perlu berhenti sejenak dan luangkan waktu untuk berlibur. 1. Tinggalkan semua kertas pekerjaan/bisnis anda di kantor, jangan biarkan urusan pekerjaan/kantor mengganggu liburan anda. 2. Apabila ada pekerjaan yang masih harus diselesaikan/dikerjakan sebelum berangkat berlibur, luangkan waktu satu hari sebelum berlibur untuk diselesaikan supaya pikiran anda tidak diganggu dengan urusan-urusan tsb. 3. Kalau anda memiliki anak-anak yang masih di bawah umur, sebagai selingan, aturlah mereka agar bisa ditinggalkan pada keluarga anda (orang tua/kakak/adik) atau teman dekat. 4. Kalau anda tidak sedang dikejar dengan jadwal acara yang harus diikuti, usahakan jangan berlibur dengan ikut tour perjalanan. 5. Jika anda tidak suka berlibur dengan mengunjungi tempat-tempat berlibur, cobalah gunakan waktu berlibur anda untuk mempelajari suatu keahlian baru/menambah keahlian yang sudah ada anda miliki. Ini bukan saja menyenangkan tetapi juga sungguh bermanfaat. 6. Apabila anda merasa hidup anda tertekan selama jangka waktu yang sudah cukup lama, berliburlah sekurang-kurangnya 2 minggu. 7. Pulanglah sehari sebelum liburan anda habis supaya anda dapat menyesuaikan diri dan kembali ke kehidupan normal lagi. Selamat berlibur!! *INFO *-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-* INFO* -*- PELAYANAN KONSELING LEWAT INTERNET -*- e-Konsel Publikasi e-Konsel juga memberikan pelayanan konseling lewat internet. Bagi anda atau teman anda yang membutuhkan pelayanan konseling silakan menulis surat kepada Tim Konselor ke alamat: < masalah-Konsel@sabda.org > Kerahasiaan masalah anda akan terjamin dan kami siap melayani anda. *STOP PRESS*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*STOP PRESS* -*- PERMOHONAN MAAF -- Lyris ERROR/BUG/VIRUS -*- Seperti surat dari ADMIN I-KAN yang telah dikirim kemarin, sekali lagi Redaksi e-Konsel MOHON MAAF -- lahir dan batin ;-), ya -- atas terjadinya gangguan teknis dalam sistem LYRIS yang digunakan oleh I-KAN untuk mendistribusikan e-Konsel. Kami BERSYUKUR sekaligus mengucapkan terima kasih atas dukungan doanya sehingga gangguan tersebut dapat segera/cepat teratasi. Sekarang sistem Lyris dapat berjalan normal kembali, dan bisa mengirimkan edisi 006 ini! n.b. Surat-surat salah arah yang dikirim oleh sistem I-KAN adalah empat artikel kiriman (1-4), dan satu permohonan unsubscribe (5-6). 1. Subject: A Lesson To Teach 2. Subject: doakan poso 3. Subject: Lama Kunikmati Kefasikan 4. Subject: Siapakah yang menyiapkan parasutku ? 5. Subject: DON'T SEND ANY MAIL TO ME 6. Subject: JANGAN KIRIM E-MAIL KE SAYA e-KONSEL*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*e-KONSEL STAF REDAKSI e-Konsel Yulia O., Linda C., Margareta A. PENANGGUNG JAWAB ISI dan TEKNIS Yayasan Lembaga SABDA INFRASTRUKTUR dan DISTRIBUTOR Sistem Network I-KAN Copyright(c) 2001 oleh YLSA *-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-* Anda punya masalah atau perlu konseling? <masalah-konsel@sabda.org> Informasi/artikel/bahan/sumber konseling/surat/saran/pertanyaan/dll. dapat dikirimkan ke alamat: <owner-i-kan-konsel@xc.org> *-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-* Berlangganan: Kirim e-mail kosong ke: subscribe-i-kan-konsel@xc.org Berhenti: Kirim e-mail kosong: unsubscribe-i-kan-konsel@xc.org Sistem lyris: http://hub.xc.org/scripts/lyris.pl?enter=i-kan-konsel ARSIP publikasi e-Konsel: http://www.sabda.org/publikasi/e-konsel/ *-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |