Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-konsel/53 |
|
e-Konsel edisi 53 (16-12-2003)
|
|
><> Edisi (053) -- 15 Desember 2003 <>< e-KONSEL *-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-* Milis Publikasi Elektronik Pelayanan Konseling Kristen *-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-* Daftar Isi: - Pengantar : Makna Natal - Renungan : Alangkah Indahnya ... - Cakrawala : Kegunaan Baru Pohon Natal - Bimbingan Alkitabiah : Teladan Tokoh-tokoh Natal - Tips : Membuat Rekaman Natal - Kesaksian : Kado Ulang Tahun untuk Yesus - Info : Program Intensif 2004 STTRII - Surat : Perlu Materi Konseling *REDAKSI -*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*- REDAKSI* -*- PENGANTAR DARI REDAKSI -*- Bulan Desember adalah bulan yang istimewa bagi kita orang-orang Kristen, karena pada bulan ini kita merayakan Natal, hari peringatan akan kelahiran Tuhan kita Yesus Kristus. Untuk menyambut hari yang istimewa ini berbagai persiapan dilakukan. Namun sayang sekali, persiapan Natal sering diartikan sebagai pesta yang meriah, hadiah- hadiah untuk orang-orang yang dikasihi, baju-baju baru, pohon natal yang dihiasi dengan lampu-lampu yang berwarna-warni dan kaset-kaset yang berisi lagu-lagu Natal untuk memeriahkan perayaan Natal. Oleh karena itu tidak heran kalau para pemilik toko di berbagai pusat perbelanjaan adalah kelompok orang yang paling antusias dalam mempersiapkan Natal. Bagaimana dengan Anda semua, persiapan apakah yang Anda lakukan untuk menyambut Natal tahun ini? Dalam peringatan perayaan Natal tahun ini, redaksi e-Konsel telah menyiapkan renungan Natal yang kami harap dapat mengajak para pembaca untuk merenungkan sejenak arti dari damai yang dibawa oleh Natal. Selain itu ada juga artikel dan tips yang kami sajikan untuk dijadikan ide dalam merayakan Natal yang berkesan. Tidak ketinggalan kami juga menyajikan kesaksian dan pelajaran tentang tokoh-tokoh Natal dalam Alkitab agar kita dapat memaknai Natal dengan lebih dalam. Tanpa perlu basa-basi lagi, kepada para pelanggan e-Konsel kami segenap tim redaksi e-Konsel ingin juga mengucapkan: "SELAMAT NATAL 2003 dan SELAMAT TAHUN BARU 2004" Sampai bertemu di tahun 2004! Redaksi *RENUNGAN *-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-* RENUNGAN* -*- ALANGKAH INDAHNYA ... -*- Sudah beberapa hari bukit-bukit di pedalaman Perancis itu menjadi ajang pertempuran. Perang Dunia ke-2 sedang berkecamuk di tengah musim dingin yang menusuk. Pasukan Amerika sedang berhadapan langsung dengan pasukan Jerman. Pada malam itu pasukan kedua belah pihak tetap siaga di parit penjagaan mereka masing-masing. Jarak antara kedua pasukan musuh itu hanya beberapa puluh meter saja. Rasa tegang dan lelah mencekam mereka. Tiba-tiba kesunyian malam itu pecah. Ada suara seseorang sayup-sayup mengumandangkan irama "Malam Kudus". Para prajurit itu tertegun. Mereka saling memandang dengan rasa heran. Betul! Ini malam Natal! Hari ini tanggal 24 Desember! Lalu prajurit-prajurit itu pun mulai ikut menyanyi. Beberapa prajurit Amerika berdiri dan keluar dari parit. Disusul pula oleh beberapa prajurit Jerman. Mereka pun saling berangkulan. Tentara Amerika bernyanyi "Silent Night, Holy Night"; tentara Jerman bernyanyi "Stille Nacht, Heilige Nacht". Rasa haru dan gembira langsung memenuhi hati mereka. Mereka mengeluarkan makanan dan saling bertukar cindera mata. Keesokan harinya tentara dari kedua pasukan yang bermusuhan itu bermain sepak bola. Sepanjang hari mereka bergembira. Tetapi setelah itu para prajurit itu terpaksa kembali lagi ke parit mereka masing-masing. Komandan masing-masing pasukan mendapat instruksi untuk meneruskan ofensif. Akibatnya pertempuran meletus lagi. Kedua pasukan itu terpaksa saling tembak lagi. Natal telah berakhir, damai pun ikut berakhir. Cerita ini hanya salah satu dari sekian banyak cerita yang ironis tentang Natal. Ironis karena seringkali dampak Natal hanya berlangsung dua atau tiga hari saja. Suasana Natal memang seolah-olah menyulap perasaan kita. Begitu kita mendengar lagu-lagu Natal yang khidmat dan agung, hati pun terasa teduh. Kita jadi lebih bermurah hati kepada orang lain. Kita jadi lebih ramah. Wajah orang pun tampak lebih cerah dan ceria. Ketegangan dan keberingasan hidup sehari-hari seolah-olah berhenti dan diganti dengan kedamaian dan keramahan. Hidup terasa menjadi lebih indah. Tetapi ketika suasana Natal itu sudah berakhir, berakhir pulalah segala kedamaian dan kemurahan hati itu. Hidup kembali menjadi kejam dan keras, serakah dan selingkuh, benci dan dengki. Sesingkat itukah nyala api kasih Kristus yang bernyala dalam hati kita? Dalam Khotbah di Bukit, Tuhan Yesus mengumpamakan kita sebagai pelita yang ditempatkan di atas kaki dian supaya menerangi seisi rumah (baca Matius 5:14-16). Cahaya pelita memang tidak gemerlapan dan tidak mencolok secara istimewa, namun ia menyala secara langgeng tiap malam sepanjang tahun. Pelita berbeda dari lampu hiasan Natal yang berkedap-kedip secara mencolok namun hanya menyala beberapa hari saja setahun. Agaknya dalam mengikuti Tuhan Yesus kita perlu belajar menjadi pelita yang walaupun menyala secara bersahaja namun menyala langgeng sepanjang tahun, ketimbang lampu hiasan Natal yang gemerlapan namun menyala hanya selama beberapa hari saja. Dalam 'Surat dari Taize' Bruder Roger menulis, "Mengikuti Kristus bukanlah seperti menyalakan kembang api atau petasan yang menyala secara memukau dan silau dalam waktu sekejap namun sesudah itu langsung lenyap." Yang kita butuhkan bukanlah pengamalan iman yang berkilau-kilau dan meledak-ledak penuh emosi secara gegap gempita namun berlangsung hanya beberapa kali saja setahun. Yang kita butuhkan adalah kebalikannya, yaitu pengamalan iman yang tenang dan bersahaja namun setia dan langgeng sepanjang tahun. Lebih baik kita menjadi air tawar biasa di gelas yang penuh ketimbang menjadi cola atau minuman bersoda yang "bersemangat limun", yaitu meletup dan meluap secara berbuih-buih begitu dibuka, tetapi segera setelah itu buih-buihnya langsung lenyap sehingga yang tinggal ternyata adalah gelas yang tidak penuh. Roh Natal adalah Roh Yesus, yaitu kegembiraan keteduhan, kesahajaan dan kemurahan hati. Dunia langsung berubah menjadi indah ketika roh itu mulai menyala di dalam hati kita. Alangkah indahnya dunia ini kalau roh itu menyala bukan hanya pada hari-hari Natal saja, melainkan langgeng sepanjang tahun. Ya, alangkah indahnya .... -*- Sumber -*-: Judul Buku: Selamat Natal Pengarang : Dr. Andar Ismail Penerbit : PT BPK Gunung Mulia, 2002 Halaman : 81 - 83 *CAKRAWALA *-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-* CAKRAWALA* -*- KEGUNAAN BARU POHON NATAL -*- Pohon yang berada di sebelah serambi nampak kosong pada hari Minggu pertama bulan Desember di Gereja Kristus Titusville, (Pensylvania). Tetapi menjelang Natal, cabang-cabang dari pohon itu sudah mulai bergelantungan dengan bermacam-macam kartu-kartu yang dipasang oleh para anggota gereja. Pada tiap kartu telah dituliskan suatu perbuatan baik yang ingin dilakukan oleh penulisnya untuk orang lain. "Seorang anggota yang ahli dalam dunia salon biasanya menawarkan perawatan rambut tanpa bayar," kata pendeta John W. Morris. Orang lain yang bekerja sebagai penghias kue tart profesional menawarkan menghias kue tart apa saja pada perayaan Natal ini. Sedangkan yang lain menawarkan makan bersama di restoran -- lalu kaum muda juga ingin berpartisipasi dengan menawarkan bantuan untuk memotong rumput taman atau mencuci kendaraan." Pada hari Minggu sesudah hari Natal, setiap anggota yang telah memasang kartunya pada pohon itu diminta untuk mengambil salah satu kartu lain dan mendapatkan pesan-pesan menarik. Semenjak saat itu, kebiasaan menggantungkan kartu Natal dengan pesan-pesan perbuatan baik ini menjadi tradisi dalam jemaat kami selama sepuluh tahun berikutnya," kata Morris. Gereja lain lagi, yaitu Gereja Peninsula Covenant di Redwood City, California, mengikhtiarkan cara lain. Hari Minggu sesudah Hari Pengucapan Syukur (Thanksgiving Day), sebuah pohon cemara yang tinggi di depan rumah ibadah dihiasi dengan untaian-untaian kertas yang berwarna-warni, yang masing-masing bertuliskan nama dari satu keluarga setempat yang berkekurangan, dengan beberapa catatan tentang kebutuhan mereka. Setelah beberapa minggu, anggota-anggota yang mengambil seuntai berarti telah memilih membantu keluarga yang bersangkutan untuk merayakan Hari Natal bersama. Patokannya ialah sebelum malam Natal pohon itu sudah kosong kembali. Nama-nama yang tertera pada untaian kertas itu berasal dari orang-orang Kristen yang melayani di tengah lingkungan yang berkekurangan. Banyak di antara keluarga-keluarga itu yang salah satu orangtuanya atau kedua- duanya sedang menganggur. Sedangkan yang lainnya merupakan keluarga dengan orangtua tunggal (janda atau duda), atau yang terdiri dari orang yang sudah tua atau dewasa yang cacat tubuhnya. Keluarga- keluarga itu sudah mengetahui terlebih dahulu bahwa mereka akan menerima "pemberian". Metode untaian kertas ini membantu untuk menghilangkan perasaan yang tak enak antara yang memberi dan yang menerima, karena tidak enak menawarkan "kemurahan hati" atau "kedermaan" secara terbuka. "Sangat menakjubkan ketika menyaksikan hasil-hasil dari 'Proyek Pohon Natal' itu di dalam jemaat kita," kata seorang anggota jemaat Pat Sikora. "Pelaksanaan program itu memungkinkan kita menyatakan karunia Allah dengan cara-cara yang kreatif dan baru." Beberapa orang memberikan bungkusan pakaian untuk anak-anak, yang lainnya memberikan peralatan rumah tangga yang masih baru. Beberapa orang membuat paket hadiah yang dibuat sendiri, dan yang lain mengisi sebuah kantung besar berisi beberapa hadiah. Satu keluarga mengisi satu kantong untuk seorang anak dan yang lainnya membawa kendaraan yang dimuat dengan beberapa mainan, pakaian, dan makanan. Beberapa di antaranya ingin menyampaikan hadiahnya secara anonim hanya disertai catatan "Dari temanmu di Covenant", sehingga tak memberi kesempatan untuk mengucapkan terima kasih. Ada yang memusatkan perhatiannya pada satu keluarga, lalu mengadakan hubungan erat dengan keluarga itu dan membantu keluarga itu untuk tahun berikutnya. "Pada salah satu tahun, pengurus sekolah menengah menyantun satu keluarga dengan delapan anak-anak yang tak mempunyai bapak lagi", kata Sikora, "akhirnya pengurus sekolah menengah ini berkeinginan untuk merawat keluarga itu seterusnya." Banyak para orangtua merasa bahwa pengalaman itu telah membantu mereka mendidik anak-anak mereka dalam hal memberi dengan senang hati. Ada juga beberapa keluarga yang memilih satu keluarga yang cocok dengan tingkat usia di keluarga mereka. "Proyek Pohon Natal", kata Sikora, "bukanlah merupakan suatu pelayanan satu pihak, karena kebanyakan kita merasa bahwa kita pun menerima banyak berkat dari proyek ini." -*- Bahan diedit dari sumber -*-: Judul Buletin: Kepemimpinan, Volume 10/Th. III Penulis : Paul Borthwick Penerbit : Yayasan ANDI, Yogyakarta Halaman : 31 - 32 *BIMBINGAN *-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*--*-*-*-*-*-*-*-*-* ALKITABIAH* Berikut ini kami sajikan teladan tokoh-tokoh Alkitab yang terlibat seputar peristiwa kelahiran Yesus Kristus. Karakter yang mereka miliki ini bisa kita jadikan pedoman dalam kehidupan kita sehari- hari. -*- TELADAN TOKOH-TOKOH NATAL -*- 1. MARIA - Taat mengikuti panggilan Tuhan (Lukas 1:36). - Dipenuhi Roh Kudus, salam yang diucapkannya pun menyebabkan anak di rahim Elizabet dipenuhi Roh Kudus (Lukas 1:39-41). - Tunduk dan menghormati Yusuf, suaminya, (bandingkan dengan Efesus 5:22). - Tahan menderita, misalnya ketika harus mengungsi ke Mesir (Matius 2:13-15). - Seorang penyembah (Lukas 1:46-55). 2. YUSUF - Hidup kudus (Matius 1:24-25). - Melindungi istrinya di masa tekanan, yaitu ketika Herodes mengancam (Matius 2: 13-23). 3. ORANG-ORANG MAJUS - Rendah hati meskipun mereka adalah orang kaya dan terpelajar, dan mau datang menyembah Yesus yang masih kanak-kanak (Matius 2:11a). - Hidup dalam pimpinan Tuhan (Matius 2:2, 9, 10, 12). - Memberi yang terbaik untuk Tuhan (Matius 2:11b). 4. PARA GEMBALA - Pengalaman rohani, bertemu para malaikat -- pengalaman adikodrati (Lukas 2:9, 13-14). - Bertindak CEPAT: ("mereka 'cepat-cepat' berangkat menjumpai Maria" (Lukas 2:16)), tidak lamban, tidak menunda-nunda, iman yang responsif. - Tidak kuatir ketika harus meninggalkan harta mereka (ternak) karena mereka percaya bahwa Tuhan pasti memeliharanya. - Memuji--memuliakan Tuhan (Lukas 2:20). -*- Sumber -*-: Kiriman dari: Haryadi Baskoro, M.A. Kawan Sekerja Kristus, Jogjakarta. e-mail: <kskbsk@yahoo.com> *TIPS *-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-* TIPS* -*- MEMBUAT REKAMAN NATAL -*- "Dahulu kala leluhur kami menyanyikan lagu seperti pada hari ini didendangkan." Natal adalah saat dimana keluarga besar biasanya berkumpul dan makan bersama. Manfaatkan saat-saat tersebut dengan merekamnya dengan video atau audio sebagai kenangan keluarga. * Mintalah anggota keluarga Anda untuk menceritakan kenangan Natal favorit mereka. Mintalah mereka menceritakan saat-saat mengejutkan favorit mereka. * Mintalah pada kakek nenek dan kerabat senior lainnya untuk menceritakan Natal ketika mereka masih anak-anak. Dorong anak-anak Anda untuk menanyakan pertanyaan tertentu. "Hadiah apa yang Kakek terima pada hari Natal? Bagaimana cara gereja Nenek merayakan Natal? Apakah pada masa Natal ada pertandingan sepak bola di televisi?" * Jelajahi aneka perbedaan. Mungkin sukar bagi anak-anak untuk membayangkan bahwa orangtua atau kakek nenek mereka mempunyai keadaan atau kebiasaan yang berbeda. Seringkali anak-anak tidak tahu cukup banyak untuk menanyakan sesuatu yang memancing jawaban yang menarik. Beri mereka petunjuk. "Sayang, tahukah kau bahwa tempat tinggal Kakek waktu kecil udaranya sangat dingin pada musim dingin? Coba tanyakan apa yang beliau lakukan pada hari-hari bersalju. Tanyakan pada Kakek bagaimana cara merawat ternak ketika ada badai." * Kalau kerabat yang datang mempunyai pengalaman merayakan Natal jauh dari rumah, pada masa perang, pada masa Depresi Panjang, atau di rumah sakit, tanyakan tentang Natal itu. Apa yang berbeda atau istimewa tentang tahun-tahun itu? * Kalau kakek nenek anak Anda atau kerabat lain berimigrasi dari negara lain, tanyakan tentang kebiasaan yang mereka lakukan di negara kelahiran mereka. * Apakah ada saudara ipar Anda yang berasal dari aliran gereja yang berbeda? Tanyakan tentang perayaan Natal mereka. Jaga Agar Tetap Wajar --------------------- Dalam beberapa kasus, kerabat senior Anda mungkin malu berhadapan dengan kamera atau tape recorder. Kalau begitu, Anda mungkin bisa meletakkan perekam agak tersembunyi (dengan ijin orang tersebut, tentu saja), supaya orang yang diwawancarai tidak merasa kaku. Jaga agar percakapan tetap wajar. Biarkan lelucon dan jawaban spontan dari anak-anak Anda. Kalau ada acara nyanyi bersama keluarga, memainkan musik Natal, acara lelucon, atau aneka pertunjukan, atau kalau Anda mengadakan program Natal khusus sebagai keluarga, rekamlah itu juga. Kenangan di atas pita ini akan menjadi semakin berharga sebagai harta keluarga seiring berlalunya waktu. Mungkin Anda ingin membuat duplikat kaset itu dan memberi satu copy pada tiap orang yang hadir. Seiring berlalunya tahun, keluarga Anda akan mempunyai rekaman acara dan kebiasaan keluarga yang indah. -*- Sumber -*-: Judul Buku: 52 Cara Sederhana Membuat Natal Menjadi Istimewa Penulis : Jan Dargatz Penerbit : Interaksara, Batam, 1999 Halaman : 93 - 95 *KESAKSIAN *-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-* KESAKSIAN* -*- KADO ULANG TAHUN UNTUK YESUS -*- Ketika aku bertumbuh menjadi dewasa, hari ulang tahun adalah hari yang terbaik dalam tahun itu. Aku menjadi Ratu Sehari. Aku bisa memilih sarapan dan makan malam favoritku. Aku selalu mendapatkan setumpuk hadiah. Namun, itu tidak penting. Pada momentum ulang tahun, kita diperlakukan sebagai orang terpenting di dunia. Bagaimana dengan Natal? Natal memang menyenangkan, tetapi hari ulang tahun lebih menyenangkan! Itulah hari yang menjadi milikku sendiri. Dalam perjalanan menuju dewasa, suatu saat aku gagal untuk memahami makna Natal yang sesungguhnya. Mungkin, aku sudah pernah mendapat pelajaran tentang makna Natal, tetapi, untukku, Natal hanyalah Santa, kaos kaki, dan hadiah-hadiah. Bila ada bayi dan palungan di mana-mana, maka dari tradisi kami, pikiranku yang muda akan mencampuradukkan rusa kutub dengan domba dan ternak di kandang. Cerita tentang Natal pertama tidak terlalu penting dalam hidupku. Tetapi ketika aku berusia 16 tahun, tiba-tiba aku menyadari bahwa Natal adalah hari kelahiran Yesus Kristus. Itu adalah hari ulang tahun-Nya! Aku tak tahu pasti mengapa aku bisa tertarik. Tetapi, aku kagum! Sebelumnya, aku tidak menyadari bahwa hari itu adalah hari kelahiran-Nya. Kita pun merayakannya setiap tahun. Tetapi, setelah aku mengerti bahwa Natal adalah hari Kelahiran Kristus, ada satu hal yang menggangguku: Bila hari itu betul-betul hari ulang tahun Yesus Kristus, mengapa tidak ada seorang pun yang memberikan-Nya hadiah? Mengapa Ia tidak mendapat perlakuan seperti raja sebagaimana perlakuan yang kudapatkan pada hari ulang tahunku? Jadi, tanpa sepengetahuan siapa pun, termasuk orangtuaku, aku berkeputusan untuk mendapatkan sesuatu dan itu akan kuberikan kepada Yesus. Kelihatannya, itu satu-satunya hal yang pantas dilakukan pada hari itu. Aku terpengaruh untuk memastikan bahwa Ia akan mendapat hari ulang tahun yang indah. Itu seindah hari ulang tahun yang dirayakan oleh banyak orang setiap tahun. Pertanyaannya, apa yang sebaiknya kuberikan kepada-Nya? Aku tinggal di suatu kota yang hanya memiliki beberapa toko. Toko yang paling dekat dan paling besar adalah Woolworth. Dengan membawa uang yang kutabung selama berminggu-minggu, aku pergi menuruni jalan yang kotor dan menuju ke Woolworth. Aku mengamati setiap lorong, rak sikat, saputangan, pena, alat-alat, handuk, lampu Natal, dan permen berbentuk tongkat. Tetapi, tak ada satu pun yang cocok bagiku. Aku pulang dengan perasaan kecewa. Tetapi, aku tetap berkeputusan untuk menemukan hadiah yang sempurna bagi-Nya. Setelah melewati hari-hari penuh kecemasan yang menyiksa, malam Natal pun tiba dan aku masih belum mendapatkan hadiah untuk Yesus. Ketika aku mencari sesuatu di dalam kamar tidurku, tiba-tiba aku mendapatkan jawabannya. Sebuah gelang kecilku yang terbuat dari perak dan mempunyai sepuluh gantungan perhiasan bulat yang mungil. Pada setiap gantungan terukir satu dari Sepuluh Hukum Taurat. Aku tahu bahwa ada kaitan antara Yesus dengan Sepuluh Hukum Taurat. Aku yakin bahwa Dia akan menyukainya! Dengan hati-hati, aku meletakkannya ke dalam sebuah kotak kecil. Aku membungkusnya dan melekatkan sebuah kartu di atasnya yang tertulis, "Selamat Ulang Tahun Yesus, dari Hope. I Love You." Aku ingat bahwa ini adalah rahasia kecil pribadiku. Aku takut bila ada orang yang menertawakan gagasan ini. Oleh karena itu, aku berkeputusan untuk menyembunyikannya di laci paling atas pada meja riasku. Saat itu, aku belum bisa melihat ke dalam laci itu. Dengan berjinjit, aku menjangkau setinggi mungkin dan mendorong kotak itu sejauh mungkin ke ujung laci. Kotak itu tersembunyi aman di bawah baju-baju kaos milikku. Aku percaya bahwa Yesus akan menemukannya pada Natal keesokan harinya. Pagi berikutnya, aku bergegas ke sebatang pohon Natal di kamar keluarga bersama-sama saudara perempuan dan laki-lakiku. Pohon itu diselimuti dengan hadiah-hadiah dan beberapa kaos kaki sampai ke ujung rantingnya. Natal tetap saja mempesona. Kami membutuhkan waktu lebih dari satu jam untuk membuka hadiah-hadiah. Di tengah suasana gembira itu, aku tak dapat mengalihkan pikiranku dari kotak yang tersembunyi di dalam kamar tidurku. Aku tidak sabar untuk menunggu pembukaan hadiah yang terakhir. Aku menuju ke kamar tidurku secara diam-diam untuk meyakinkan bahwa Yesus telah menemukan hadiah ulang tahun-Nya. Sekali lagi, dengan berjinjit, aku mengulurkan tanganku. Aku segera menyusupkan jari-jariku ke bawah tumpukan baju-baju bersih. Dalam keheningan kamar tidurku, aku menyentuh kotak itu. Pada saat jari- jariku menyentuhnya, perasaan hangat dan kekaguman memenuhi tubuhku. Aku merasakan sesuatu yang indah. Tak salah lagi, Yesus tidak hanya menemukan kotak itu, tetapi Dia pun menyukainya. Pada saat yang sama, aku juga mengerti bahwa Dia membiarkan kotak itu di tempat itu dengan suatu tujuan. Dia ingin supaya aku tetap memilikinya. Aku pun bisa mengingat dan memikirkan-Nya setiap hari. Seluruh tubuhku terasa panas ketika pesan damai ini diberikan kepadaku. Tidak ada kekecewaan sedikit pun dalam hatiku meskipun Dia tidak mengambil kotak itu. Tetapi, pesan itu begitu jelas bagiku. Emosi yang kurasakan saat itu masih sulit untuk dijelaskan. Yang kutahu, aku telah membuat Yesus menjadi sangat bahagia. Cerita ini telah tersimpan dalam-dalam di hatiku selama 40 tahun. Setiap kali kuingat manakala aku menyentuh kotak Natal itu, perasaan yang kuat itu masih ada pada diriku. Acara Natalku sangat sibuk dan penuh. Selalu ada beragam hadiah yang banyak di bawah pohon Natal kami untuk keenam anak kami. Secara sederhana, aku telah mencoba untuk memberikan pengalaman khusus kepada keluargaku. Pengalaman itu mungkin dapat memberikan kemesraan yang sama bagi mereka. Selama 25 tahun, aku selalu mengumpulkan anak-anakku pada hari Minggu pertama di bulan Desember setiap tahun. Kami mencoba untuk memikirkan hadiah ulang tahun apa yang dapat kami berikan kepada Yesus Kristus. Kami menuliskannya di atas kertas. Kemudian, kami membungkus dan menaruhnya di cabang-cabang pohon Natal. Kami tidak menghadiahkan gelang-gelang atau barang-barang kepada Yesus karena kami tahu semua itu adalah milik-Nya. Sebaliknya, kami memberikan haidah-hadiah dari dalam hati kami. Hadiah itu berupa itikad baik untuk mencoba menjadi lebih sabar terhadap saudara laki-laki atau perempuan. Selain itu, kami menghadiahi Yesus dengan membantu tetangga yang baru saja menjanda. Setiap kali kami saling memberikan hadiah-hadiah itu pada hari Natal, aku memiliki kesan yang jelas bahwa Yesus menerima hadiah-hadiah kami, dan Dia pun tersenyum. Aku tahu bahwa Dia merayakan ulang tahun yang indah karena satu pemahaman yang indah. Siapa pun di dunia ini yang mencintai-Nya, mereka mengingat-Nya dengan caranya masing-masing. -*- Sumber -*-: Judul Buku: The Magic of Christmas Miracles Pengarang : Jamie C. Miller, Laura Lewis dan Jennifer Basye Sander Penerbit : PT Bhuana Ilmu Populer, 1998 Halaman : 58 - 62 *INFO*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*INFO* -*- KULIAH INTENSIF 2004 STT REFORMED INJILI INDONESIA -*- Sekolah Tinggi Theologi Reformed Injili Indonesia (STTRII) akan mengadakan Kuliah Program Intensif 2004 dengan mata kuliah "KONSELING PRANIKAH" (2SKS) pada: Tanggal : 5 - 9 dan 12 - 13 Januari 2003 Pukul : 08.30 - 12.00 WIB Pembicara : Pdt. Yakub Susabda Ph.D. dan Esther Susabda Ph.D. Biaya Kuliah: Rp. 300.000; (Belum termasuk biaya akomodasi dan konsumsi) Kuliah ini dapat diikuti oleh mahasiswa/i S.Th., M.A., M.Div. dan M.K. serta dapat diikuti sebagai pendengar oleh pemimpin gereja/ yayasan Kristen, dan hamba Tuhan. Pendaftaran dan Informasi silakan menghubungi : Iyun/Christy pada hari kerja (Senin - Sabtu) Telp. (021) 7982819, 7990357 Fax. 7987437 Email: reformed@idola.net.id *SURAT*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-DARI ANDA-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*SURAT* Dari: <Roso@> >Shalom, >Saya sangat tertarik dengan materi "Pelayanan Konseling yang >Alkitabiah". Saat ini saya melayani di GKPB Fajar Pengharapan >Bandung. Untuk menambah pengetahuan, saya ingin memperoleh materi- >materi yang dibahas dalam program tersebut. Bagaimana caranya saya >dapat memperoleh materi-materi tersebut? Mohon informasi. Terima >kasih. GBU, >Roso Redaksi: Untuk mendapatkan materi seminar tersebut, Anda bisa langsung menghubungi kantor Sekretariat Duta Pembaharuan yang menjadi penyelenggara ke alamat: ==> Kantor OC Yogyakarta, Kompleks STII/UKRIM Jl. Solo Km 11, Yogyakarta PO BOX 5 YKAP Telp./Fax. (0274) 496418 atau melalui e-mail: <jogjaoc@indo.net.id> Kami sungguh berharap agar materi-materi yang Anda dapatkan bisa menjadi sarana untuk mendukung pelayanan Anda dan nama Tuhan dimuliakan. e-KONSEL*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*e-KONSEL STAF REDAKSI e-Konsel Yulia, Ratri, Natalia, Irfan, Lani, Ka Fung PENANGGUNG JAWAB ISI dan TEKNIS Yayasan Lembaga SABDA INFRASTRUKTUR dan DISTRIBUTOR Sistem Network I-KAN Copyright(c) 2003 oleh YLSA *-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-* Anda punya masalah atau perlu konseling? <masalah-konsel@sabda.org> Informasi/artikel/bahan/sumber konseling/surat/saran/pertanyaan/dll. dapat dikirimkan ke alamat: <owner-i-kan-konsel@xc.org> *-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-* Berlangganan: Kirim e-mail kosong ke: subscribe-i-kan-konsel@xc.org Berhenti: Kirim e-mail kosong: unsubscribe-i-kan-konsel@xc.org Sistem lyris: http://hub.xc.org/scripts/lyris.pl?enter=i-kan-konsel ARSIP publikasi e-Konsel: http://www.sabda.org/publikasi/e-konsel/ *-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |