Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-konsel/46 |
|
e-Konsel edisi 46 (15-8-2003)
|
|
><> Edisi (046) -- 15 Agustus 2003 <>< e-KONSEL *-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-* Milis Publikasi Elektronik Pelayanan Konseling Kristen *-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-* Daftar Isi: - Pengantar : Persiapan Sebagai Konselor - Cakrawala : Konselor yang Siap Memasuki Proses Konseling - Bimbingan Alkitabiah : Lima Langkah Bimbingan yang Alkitabiah - Tips (1) : Petunjuk Bagi Mentor yang Berfungsi sebagai Konselor (2) : Lima Kesalahan yang Sering Dilakukan Konselor - Info : Ceramah Umum Konseling - Stop Pres : Pengiriman Publikasi ICW -- Edisi Konseling - Surat : Edisi Tentang Bapa *REDAKSI -*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*- REDAKSI* -*- PENGANTAR DARI REDAKSI -*- Tugas utama dari seorang konselor Kristen adalah menolong konsele untuk bersama-sama bergumul menemukan jalan keluar bagi masalah- masalah yang dihadapinya, khususnya dari sudut pandang iman Kristen. Agar seorang konselor bisa memberikan pertolongan yang maksimal, seorang konselor harus memperlengkapi dirinya dengan baik termasuk melakukan persiapan-persiapan yang matang, baik secara fisik, mental, sosial maupun rohani. Edisi e-Konsel kali ini, dengan topik "Persiapan sebagai Konselor", memberikan ulasan yang pasti akan berguna bagi para konselor Kristen untuk dapat memberikan yang terbaik bagi konsele yang kita layani. Secara umum sajian kami ini berisi seputar hal-hal yang harus dipersiapkan oleh konselor sebelum memulai proses konseling. Kiranya wawasan para konselor, yang menjadi pembaca e-Konsel ini, baik mereka yang pemula maupun yang sudah berpengalaman, dapat semakin diperluas. Marilah kita tidak jemu-jemu memperlengkapi diri agar dapat dipakai semaksimal mungkin untuk menolong umat Tuhan yang membutuhkan pertolongan kita. Sajian edisi ini sekaligus akan melengkapi terbitan e-Konsel yang lalu (Edisi 003/2001), dengan topik "Konselor Kristen", yang telah membahas mengenai kualifikasi dan ciri-ciri seorang konselor Kristen. Jika Anda belum memiliki edisi tersebut, silakan mendapatkannya di alamat: ==> http://www.sabda.org/publikasi/e-konsel/003/ Selamat Melayani! Tim Redaksi *CAKRAWALA *-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-* CAKRAWALA* -*- Konselor yang Siap Memasuki Proses Konseling -*- Tugas sebagai seorang konselor bukanlah hal yang mudah. Seorang konselor Kristen harus selalu siap memberikan bantuan yang terbaik kepada konsele. Oleh karena itu, seorang konselor membutuhkan suatu persiapan yang matang sebelum melakukan proses konseling karena tanpa persiapan yang baik maka hasil yang dicapai tidak akan maksimal. Berikut ini kami sajikan persiapan-persiapan apa saja yang perlu dilakukan oleh konselor sebelum memulai proses konseling. 1. Kesiapan Fisik Konselor ----------------------- a. Faktor kesehatan jasmani dari konselor sangat penting dalam menjalankan tugas pelayanan konseling. Dalam menjaga kesegaran fisiknya konselor perlu mengupayakan dan menggunakan waktu untuk rileks sebelum melakukan tugas yang melelahkan. b. Konselor juga perlu mengatur jam-jam makan pada waktunya, meskipun ada tantangan pelayanan yang harus dihadapinya. Di sini konselor harus bisa menetralisir diri sendiri dan menjaga keseimbangan serta kesegaran fisiknya. 2. Kesiapan Mental Konselor ------------------------ a. Konselor perlu siap secara mental untuk mendengarkan orang lain secara aktif. Hal ini dapat dilakukan dengan aktif mengikuti pembicaraan konsele dan sekaligus selektif dalam mendengarkan. b. Konselor perlu menetapkan pendirian bahwa ia akan membimbing konsele melalui proses dialog. Untuk berdialog, konselor perlu siap mendengar. Daniel Webbster mengatakan, "Dengan mendengarkan orang-orang pandai, seseorang telah belajar lebih banyak daripada membaca buku." Guna mencapai hal ini, konselor harus melatih diri untuk mendengarkan orang lain agar proses dialog dapat berjalan lancar. c. Konselor perlu belajar memusatkan perhatian atau berkonsentrasi terhadap masalah konsele. Kebiasaan berkonsentrasi perlu dilatih sejak dini. Pada sisi lain, konselor pun harus memahami daya konsentrasi dari konsele. Sebagai gambaran, daya konsentrasi usia anak-anak kecil sekitar 7-10 menit dan orang dewasa 40-45 menit, untuk menerima masukan dari orang lain pada satu kali pertemuan yang efektif. Dengan memahami hal ini, konselor akan tertolong untuk mengerti apa sesungguhnya yang dialami oleh konsele yang dilayaninya. d. Konselor perlu bersikap sensitif untuk melihat makna yang tepat dari pokok persoalan, sehingga ia akan sanggup mengamati persoalan konsele dengan jelas. e. Konselor perlu mengembangkan sikap untuk tidak cepat menganggap dirinya telah mengetahui semua makna pikiran konsele yang sedang dibicarakan. Sikap ini akan membantu konselor untuk terbuka mencari kemungkinan makna lain dibalik pikiran konsele. 3. Kesiapan Emosi konselor ----------------------- a. Konselor perlu mengontrol emosinya dalam menghadapi setiap konsele. Dengan mengontrol emosinya, konselor dapat mendeteksi secara dini apakah seseorang (konsele) itu bersungguh-sungguh atau hanya berpura-pura menemuinya. b. Konselor yang mengontrol emosinya akan bersabar dalam melihat dan memahami perasaan konsele. Jika ada hal yang tidak disetujui, konselor dengan sabar dapat belajar memahami perasaan konsele sehingga ia akan lebih gampang memberikan pertolongan. c. Dengan pengontrolan emosi, konselor dapat menolak hal-hal yang membingungkan dengan menggunakan pikiran yang jernih dan matang. Dengan mengontrol emosi diharapkan konselor tidak memotong pembicaraan sementara ia sedang mengikuti pembicaraan konsele yang menuturkan masalahnya. d. Pengontrolan emosi dapat membantu usaha konselor dalam membangun perhatian pada faktor yang sedang dibicarakan. Dengan demikian ia dapat berpikir dan membuat analisis yang lebih cepat dari konsele yang sedang berbicara. e. Dalam upaya mengendalikan emosi secara konsisten, konselor dapat menanyakan hal-hal yang memerlukan jawaban pendek, jelas, dan tepat dengan tidak menyela pada saat yang tidak perlu. Sikap ini dapat membantu konselor untuk setia pada pokok yang diungkapkan. Konselor yang mengontrol dirinya tidak akan berdebat dan membuat permasalahan baru. f. Pengendalian emosi dapat menolong konselor untuk menggali latar belakang asal usul konseli, antara lain faktor keturunan (genetika) -- dalam upayanya menolong konsele mengalami kesembuhan jiwa. g. Pengontrolan emosi dapat dengan sendirinya akan menolong konselor untuk berhati-hati dalam memberikan nasihat. Hal ini pun membantu konselor untuk siap mengatasi perasaan sendiri, rasa rendah diri, dsb. Dengan ini, konselor akan lebih berdisiplin dan tenang saat melaksanakan konseling dalam upayanya membantu konsele. 4. Kesiapan Sosial Konselor ------------------------ Kesiapan konselor secara sosial memberi kemampuan kepadanya untuk menempatkan diri secara benar saat menghadapi setiap konsele. a. Konselor harus bersedia untuk menghadapi setiap konsele pada level status sosial di mana ia berada. Konselor diharapkan agar tidak melihat status sosial konsele sehingga ia tidak segan untuk melayani atau bertindak tegas. b. Kesiapan sosial membantu konselor menangani pergaulan secara baik di mana ia dapat mempertahankan hidup kekristenan yang benar sebagai kunci untuk menghadapi konsele dengan penuh tanggung jawab. c. Kesiapan sosial meneguhkan konselor untuk menjunjung tinggi kesopanan dan menghargai konsele sebagai subjek yang patut diperlakukan semanusiawi mungkin. d. Kesiapan sosial menopang konselor memiliki sikap tulus hati, sehingga dalam percakapan konselingnya ia tidak mencoba-coba menipu atau memanipulasi konsele secara halus. e. Kesiapan sosial menunjang konselor untuk terus belajar menerima diri sendiri sebagaimana adanya, dan tidak mudah terpengaruh oleh konsep pemikiran orang lain, khususnya konsele yang dihadapinya. 5. Kesiapan Rohani Konselor ------------------------ Kesiapan rohani merupakan faktor fundamental bagi konselor untuk terlibat dalam pelaksanaan tugas konseling. Kesiapan rohani meliputi kebenaran sebagai berikut: a. Konselor Kristen harus memahami dan mengalami arti hidup dalam Kristus. Dia juga harus mengerti apa artinya mati dan bangkit bersama Kristus sehingga ia dapat membagikannya kepada setiap konsele. b. Konselor harus mengerti apa artinya dibenarkan oleh Kristus, sebagai dasar untuk menolong konsele dalam menghayati pembenaran yang membawa kedamaian hidup (Yesaya 32:17). c. Konselor patut menghayati dan mengalami arti kekudusan hidup dalam Kristus, sehingga ia dapat membantu dan memberi jalan kepada konselor untuk hidup sebagai penurut-penurut Allah yang dikuasai dan "dipenuhi oleh Roh Kudus" (Efesus 5:15-21). d. Konselor patut menghayati "arti hidup dipermuliakan bersama Kristus" (Yohanes 5:24; Efesus 1:13; Ibrani 9:28), sehingga ia dapat melaksanakan tugasnya dengan penuh tanggung jawab bagi kemuliaan Allah. Perlu dipertegas di sini bahwa untuk menjadi konselor yang efektif konselor harus memahami arti kehidupan Kristen dengan benar berdasarkan kebenaran Alkitab. Pemahaman ini akan meneguhkan konselor untuk menggunakan Alkitab sebagai jawaban final atas setiap permasalahan yang dihadapi. Dengan demikian, dapatlah dikatakan bahwa strategi pelaksanaan konseling yang efektif membutuhkan persiapan pribadi konselor Kristen yang seimbang, baik secara teologis maupun psikologis yang dikembangkan melalui pendalaman pengalaman rohani, intelektual, emosional, dan sosial. -*- Bahan diedit dari sumber -*-: Judul Buku : Konselor Kompeten Judul Artikel: Konselor yang Siap Memasuki Proses Konseling Penulis : Magdalena Tomatala, Ph.D. Penerbit : YT Leadership Foundation, IFTK Jaffray, Jakarta, 2000 Halaman : 55 - 60 *BIMBINGAN *-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*--*-*-*-*-*-*-*-*-* ALKITABIAH* -*- LIMA LANGKAH BIMBINGAN YANG ALKITABIAH -*- Dr. Gary R. Collins dalam bukunya yang berjudul "How To Be a People Helper" menuliskan lima langkah bimbingan yang Alkitabiah yang harus dilakukan konselor dalam proses konseling, yaitu: a. Membangun hubungan antara konselor dan konsele (Yohanes 6:63; Yohanes 16:7-13; 1Yohanes 4:6). b. Menggali masalah, memperjelas masalah dan menentukan apa saja yang telah dilakukan di masa lalu yang dapat digunakan untuk mengatasi masalah (Roma 8:26). c. Mengambil keputusan dalam suatu rangkaian tindakan. Ada beberapa alternatif yang dapat dicoba dalam suatu waktu (Yohanes 14:26; 1Korintus 2:13). d. Menstimulasi tindakan yang akan dievaluasi oleh konselor maupun konsele secara bersama-sama. Jika ada rencana yang tidak berjalan dengan baik, dapat dicoba lagi (Kisah para Rasul 10:19-20, 16:6; Yohanes 16:13). e. Mengakhiri hubungan konseling dan mendorong konsele untuk menerapkan secara pribadi apa yang telah ia pelajari dalam konseling (Roma 8:14). -*- Diterjemahkan dari sumber -*-: Judul Buku: How To Be a People Helper Penulis : Dr. Gary R. Collins Penerbit : Regal Book, Ventura, California, U.S.A, 1976 Halaman : 52 *TIPS *-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-* TIPS* Tips (1) ======== -*- PETUNJUK BAGI MENTOR YANG BERFUNGSI SEBAGAI KONSELOR -*- Bagi para konselor yang akan memulai proses konseling, ada beberapa hal yang perlu dipersiapkan dan beberapa hal yang harus dihindari agar hasil dari konseling tidak mengecewakan konselor maupun konsele. Berikut ini enam petunjuk yang harus dipersiapkan konselor sebelum memulai proses konseling, yaitu: 1. Bersiap sedialah membimbing orang-orang yang berpotensi. Beradalah di mana mereka berada, usahakan berhubungan dengan mereka sebagai seorang saudara, dan merasa senanglah dengan mereka. 2. Berusahalah memahami masalah yang dihadapi orang lain dan berdoalah bagi mereka. Gunakan waktu untuk berpikir, belajar dan berdoa untuk memperoleh hikmat yang dapat diterapkan pada masalah- masalah tersebut. Ingat pengalaman-pengalaman Anda sendiri yang berkaitan dengan masalah-masalah tersebut atau dengan masalah- masalah serupa. 3. Hendaknya Anda selektif dalam memilih orang yang akan Anda bimbing secara terus-menerus. a. Ketahuilah secara pasti apa jenis pemberian kemampuan yang dibutuhkan orang yang Anda bimbing. Bila Anda tidak dilengkapi untuk membantu dalam hal tersebut, hubungkan dia dengan orang lain yang bisa membantu. Anda harus mengenal jaringan orang- orang, pria dan wanita, yang berfungsi sebagai mentor jenis Konselor dan mengetahui kekuatan-kekuatan dan kelemahan- kelemahan mereka dalam hal delapan fungsi pemberian kemampuan, yaitu: sebagai pendorong semangat, pemantul suara (pendengar dan pemberi umpan balik yang memancing reaksi), pengevaluasi utama, pemberi perspektif, pemberi nasihat khusus, penghubung, pemberi petunjuk utama, dan penyembuh batin. b. Perhatikanlah benar-benar apa daya tarik dan sifat cepat tanggap dalam pembimbingan dan apakah Anda akan mampu menetapkan pertanggungjawaban. 4. Ketahui secara pasti harapan-harapan potensial dari orang yang Anda bimbing tersebut, mengenai kebutuhan-kebutuhannya, dan berapa lama bimbingan berlangsung. 5. Janganlah tergesa-gesa dengan menetapkan jalan keluar (solusi) lebih dahulu. Sering kali mentor sebagai konselor telah menyiapkan "jalan keluar favorit" yang mereka coba gunakan seperti sebuah program komputer. Untuk bisa memahami masalah, dengarkan orang yang Anda bimbing, dan dengarkan Allah berkenaan dengan situasi orang itu secara pribadi. Bersiaplah bila Anda membuat terobosan dengan ide-ide yang belum pernah Anda ketahui. 6. Berupayalah mengakhiri hubungan dengan cara sedemikian rupa supaya orang yang dibimbing mau melepaskan ketergantungannya dan menjadi mandiri. -*- Sumber -*-: Judul Buku: Mentor Penulis : Paul D. Stanley - J. Robert Clinton Penerbit : Yayasan Penerbit Gandum Mas, Malang, 1996 Halaman : 89 - 90 *TIPS *-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-* TIPS* Tips (2) ======== -*- LIMA KESALAHAN YANG SERING DILAKUKAN KONSELOR -*- Dalam proses konseling seringkali konselor melakukan kesalahan- kesalahan yang dapat menyebabkan konseling tidak berjalan lancar. Lima kesalahan yang perlu dihindari oleh konselor selama proses konseling berlangsung antara lain: 1. Dalam menetapkan tujuan hubungan pembimbingan janganlah terlalu bersikap dominan. Demi membangkitkan motivasi, rasa memiliki, dan fokus yang tepat, ajaklah orang yang Anda bimbing untuk bersama- sama menetapkan sasaran pembimbingan. 2. Jangan terlalu cepat memberikan tugas-tugas yang banyak. Biarkan orang yang dibimbing mengatur langkahnya. 3. Hati-hatilah terhadap kemunduran di tengah jalan. Hubungan pembimbingan cenderung kehilangan semangat mula-mulanya di tengah perjalanan. Pastikan bahwa orang yang dibimbing membuat kemajuan, dan seringlah adakan kontak. 4. Adakan penilaian dan seleksilah secara hati-hati orang yang akan Anda bimbing. Periksa motivasinya, sikap cepat tanggapnya dan apakah waktunya tepat. 5. Hati-hatilah terhadap "penyelesaian yang lemah" dan pertanggungjawaban yang buruk. Hendaknya Anda penuh perhatian kepada orang yang Anda bimbing selama pembimbingan itu dan akhirilah hubungan dengan baik. -*- Sumber -*-: Judul Buku: Mentor (Anda Perlu Mentor dan Bersedia Menjadi Mentor) Artikel : Belajar dari Kesalahan-kesalahan Penulis : Paul D. Stanley - J. Robert Clinton Penerbit : Yayasan Penerbit Gandum Mas, Malang, 1996 Halaman : 193 - 194 *INFO *-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-* INFO* -*- CERAMAH UMUM KONSELING -*- Pusat Pendidikan Konseling Kristen (PPKK) Bandung mengundang Anda, terutama yang tertarik dalam bidang konseling, untuk mengikuti ceramah umum dalam bidang konseling. Ceramah ini secara rutin diadakan pada: Hari : Kamis Pukul : 18.00 WIB Tempat : Aula Hotel Sukajadi Jl. Sukajadi no. 176 (depan Pompa Bensin), Bandung Kontribusi: GRATIS dan tanpa diperlukan pendaftaran. Acara ini telah rutin diadakan selama lebih dari 6 bulan dan akan terus diadakan dengan topik yang bervariasi setiap minggunya. Ceramah ini selalu menghadirkan para pembicara yang profesional dalam bidang konseling sesuai dengan materi yang disajikan. Salah satu diantaranya adalah Pdt. Yopie Buyung, M.A. (Direktur dari PPKK Bandung dan konselor utama di Bandung Counseling Service). Jika Anda berminat, silakan datang langsung (tepat waktu) ke tempat acara berlangsung dan jangan lupa untuk mengajak teman Anda! *STOP PRESS*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*STOP PRESS* -*- PENGIRIMAN PUBLIKASI ICW -- EDISI KONSELING -*- Melalui Stop Press ini kami mengumumkan bahwa hari Selasa (tanggal 19 Agustus 2003), kami akan mengirimkan kepada semua anggota milis e-Konsel, Publikasi ICW (Indonesian Christian WebWatch) edisi 1005/2003, yang kebetulan menyajikan ulasan khusus tentang situs- situs konseling. Di antara situs-situs tersebut, secara khusus akan dibahas Situs C3I (Christian Counseling Center Indonesia). Situs C3I yang baru saja diluncurkan bulan Agustus ini, merupakan situs terlengkap yang bukan saja menyimpan semua arsip terbitan e-Konsel, tetapi juga menyajikan bahan-bahan lain yang berkaitan dengan pokok bahasan konseling. Secara organisasi C3I adalah yayasan virtual yang menaungi pelayanan publikasi e-Konsel. Nah, jika ingin mengetahui lebih banyak tentang C3I, Anda bisa menengok lagi terbitan perdana e-Konsel (edisi 001/2001), karena di sana telah diulas tentang visi, misi dan tujuan C3I. Silakan arahkan browser Anda ke alamat berikut ini: ==> http://www.sabda.org/publikasi/e-konsel/001/ atau silakan berkunjung langsung ke Situs C3I di alamat: ==> http://www.sabda.org/c3i/about.php?bawah=4&idt=9&tanda=4 Untuk berlangganan ICW: < subscribe-i-kan-icw@xc.org > *SURAT*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-DARI ANDA-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*SURAT* Dari: <robi@> >Tolong kalau bisa keluarkan edisi yang ada hubungannya dengan >hati bapa atau hal-hal yang menyangkut kebapaan, baik bapa >dalam arti yang sebenarnya (ayah) atau bapa dalam arti >vertikal (yang di surga). Dan kalau bisa lengkap dengan semua >contoh dan pengajarannya. Atas perhatiannya saya ucapkan terima >kasih dan Tuhan Yesus memberkati!!! Redaksi: Terima kasih atas usulannya. Redaksi e-Konsel pernah menampilkan edisi yang mengulas tentang "Peran Seorang Ayah" (edisi 042/2003), terutama dalam peranan ayah dalam mendidik anak dan apa rahasianya untuk menjadi seorang ayah yang efektif. Anda bisa mendapatkan Publikasi e-Konsel Edisi 42 ini dengan mengakses: - Situs Arsip Publikasi e-Konsel ==> http://www.sabda.org/publikasi/e-konsel/042/ atau - Situs C3I (Christian Counseling Center Indonesia) ==> http:/www.sabda.org/c3i/ Kami berharap e-Konsel edisi 042 tersebut sesuai dengan yang Anda inginkan. Sedangkan usulan topik mengenai hati Bapa dalam arti hubungan vertikal dengan Allah Bapa, akan menjadi bahan pertimbangan untuk usulan topik tahun depan. Thank you. e-KONSEL*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*e-KONSEL STAF REDAKSI e-Konsel Yulia, Ratri, Natalia, Purwanti, Kiky PENANGGUNG JAWAB ISI dan TEKNIS Yayasan Lembaga SABDA INFRASTRUKTUR dan DISTRIBUTOR Sistem Network I-KAN Copyright(c) 2003 oleh YLSA *-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-* Anda punya masalah atau perlu konseling? <masalah-konsel@sabda.org> Informasi/artikel/bahan/sumber konseling/surat/saran/pertanyaan/dll. dapat dikirimkan ke alamat: <owner-i-kan-konsel@xc.org> *-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-* Berlangganan: Kirim e-mail kosong ke: subscribe-i-kan-konsel@xc.org Berhenti: Kirim e-mail kosong: unsubscribe-i-kan-konsel@xc.org Sistem lyris: http://hub.xc.org/scripts/lyris.pl?enter=i-kan-konsel ARSIP publikasi e-Konsel: http://www.sabda.org/publikasi/e-konsel/ *-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |