|
|
Publikasi Elektronik Konseling Kristen |
|
|
Salam konseling,
Tidak lama lagi, kita akan mengakhiri tahun ini. Masing-masing kita tentu telah melewati berbagai peristiwa dan mengukir cerita. Segala macam pergumulan dan pertolongan Tuhan mewarnai kehidupan dan membuat kita semakin teguh dalam iman.
Dalam suasana Natal, e-Konsel hadir dengan menyajikan renungan dan tip seputar Natal. Sajian ini mengajak kita semua untuk tetap semangat membagikan keselamatan yang telah kita terima kepada sesama dan bagaimana memaknai Natal secara bijaksana. Mari, bagikan kasih Allah kepada sesama dan memaknainya dengan penuh sukacita bagi kemuliaan-Nya!
Akhir kata, segenap redaksi e-Konsel mengucapkan selamat merayakan Natal dan menyambut tahun yang baru. Tuhan Yesus beserta kita.
Pemimpin Redaksi e-Konsel,
S. Setyawati
|
|
RENUNGAN
Kelahirannya dan Lahir Baru Kita
"Sesungguhnya, anak dara itu akan mengandung dan melahirkan seorang anak laki-laki, dan mereka akan menamakan Dia Imanuel" -- yang berarti: Allah menyertai kita. (Matius 1:23)
Kelahiran-Nya dalam Sejarah. "Anak yang akan kaulahirkan itu akan disebut kudus, Anak Allah." (Lukas 1:35) Yesus Kristus dilahirkan ke dalam dunia ini, bukan berasal dari dunia. Dia tidak muncul dari sejarah; Dia masuk ke dalam sejarah. Dia bukan manusia yang menjadi Allah, melainkan Allah yang berinkarnasi atau menjelma -- Allah yang datang dalam rupa manusia. Hidup-Nya adalah yang tertinggi dan terkudus yang masuk melalui pintu-pintu yang terendah. Kelahiran Tuhan kita adalah suatu adven -- penampakan Allah dalam rupa manusia.
Kelahiran-Nya di dalam saya. "Hai anak-anakku, karena kamu aku menderita sakit bersalin lagi, sampai rupa Kristus menjadi nyata di dalam kamu." (Galatia 4:19) Seperti Tuhan kita datang memasuki sejarah manusia dari luar, demikian pula Dia harus masuk ke dalam diri saya.
Sudahkah saya mengizinkan kehidupan pribadi saya menjadi "Bethlehem" bagi Putra Allah? Saya tidak dapat memasuki Kerajaan Allah, kecuali saya dilahirkan kembali melalui kelahiran yang sama sekali berbeda dengan kelahiran fisik: "Kamu harus dilahirkan kembali" (Yohanes 3:7).
Ini bukanlah sebuah perintah, tetapi suatu fakta atas dasar otoritas Allah. Bukti kelahiran baru adalah saya menyerahkan diri secara total kepada Allah sehingga "rupa Kristus menjadi nyata" di dalam diri saya. Dan, sekali "Kristus menjadi nyata" dalam diri saya, sifat-Nya segera bekerja melalui saya.
Allah nyata dalam Manusia. Inilah yang terjadi bagi Anda dan saya melalui penebusan oleh Yesus Kristus. (t/Agustinus M. Purba)
Diterjemahkan dari: |
Judul buku | : | My Utmost for His Highest |
Judul asli renungan | : | His Birth and Our New Birth |
Penulis artikel | : | Oswald Chambers |
Tanggal renungan | : | 25 Desember |
|
|
TIP
Menemukan Kedamaian Natal Ini
Masa liburan akan datang menjelang akhir bulan ke-12, mengantarkan ke dalam perubahan suasana sosial yang tampak ajaib. Suasana baru yang berwarna-warni memancar dalam kegelapan malam karena begitu banyak rumah di seluruh negeri dihiasi dengan lampu-lampu yang meriah. Semangat anak-anak ketika mereka menantikan kedatangan seorang pribadi, sinterklas, mengudara di mana-mana. Nyanyian bersama merayakan kelahiran Yesus Kristus memenuhi kota-kota kecil ketika lonceng gereja lokal mendentangkan irama-irama lagu "Malam Kudus" dan "Di Dalam Palungan" yang begitu merakyat. Perayaan adalah tema liburan ini, dan kenyataan hidup dengan segala cacat cela dan rasa sakit, terhapus di sudut keheningan yang gelap.
Akan tetapi, jika seseorang memilih mengintip ke dalam suatu bayang-bayang, ia akan melihat kenyataan keras yang ada dan bahkan semakin ngeri selama masa Natal. Sebuah kerinduan "damai di atas bumi" tergeser oleh keadaan yang tidak menyenangkan seperti adanya anggota keluarga yang tidak menyenangkan, kematian orang yang dikasihi, kesulitan keuangan, pengasingan, dan kesepian. Menghindari kunjungan dari orang-orang asing yang tidak diundang merupakan kegagalan untuk menghidupi semangat momen yang sakral ini.
Selama masa Natal ini, sadarilah bahwa segala hal mungkin tidak menyenangkan, dan bahwa beberapa hal sebenarnya dapat beroleh keuntungan dari kasih seorang Pribadi yang hidup dan yang kelahiran-Nya kita rayakan dengan sukacita pada saat ini. Ketika menemui orang lain atau pribadi yang mengalami kesulitan, pertimbangkan hal-hal berikut, yang diperoleh melalui pemikiran bijak Jeremy Lelek, direktur utama Association of Biblical Counselors:
- Anggota keluarga yang sulit. Ingatlah kata-kata menenangkan Yesus Kristus yang berkata, "Tetapi kepada kamu, yang mendengarkan Aku, Aku berkata: Kasihilah musuhmu, berbuatlah baik kepada orang yang membenci kamu; ... Dan jikalau kamu mengasihi orang yang mengasihi kamu, apakah jasamu? Karena orang-orang berdosapun mengasihi juga orang-orang yang mengasihi mereka" (Lukas 6:27,32). Berusahalah untuk menghidupi tujuan yang lebih mulia dan lebih tinggi, yang untuknya Anda diciptakan. Jangan terpaku pada betapa menyebalkan dan menjengkelkannya anggota keluarga Anda atau betapa mereka perlu berubah. Sebaliknya, kenalilah karakter mereka sebagai sesuatu yang berguna, yang dapat Anda ubah (dan dipanggil untuk mengubah) sehingga Anda dapat secara lebih tepat mencerminkan Dia (Roma 8:28-29). Apakah agenda utama Anda? Apakah orang lain cocok kepada Anda atau cocok pada panggilan Allah?
- Natal pertama tanpa seseorang yang lain. Orang-orang Kristen dalam Filipi 4:13 didesak, "Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku." Orang-orang yang percaya kepada Yesus Kristus akan berdukacita, tetapi dukacita mereka dihadapi dengan bentuk yang berbeda daripada dukacita yang dialami orang-orang yang tidak percaya. Walaupun tidak ada peluru perak untuk melepaskan rasa sakit karena kehilangan, tetapi tetap menempatkan Kristus di tengah dukacita dapat membuat segalanya berbeda. Tiga rekomendasi: pertama, mengingat kembali anugerah sebelumnya dari Penebus terkasih dengan menyerahkan hidup-Nya sendiri sehingga kematian tidak akan dihancurkan selamanya, lalu menaikkan syukur untuk pengorbanan yang luar biasa ini. Kedua, pakailah intensitas kehilangan Anda untuk meringankan rasa sakit orang lain melalui kata-kata yang ramah, menunjukkan perhatian, atau memberikan tindakan kasih untuk "mengasihi Allah" dan "mengasihi sesama" (Matius 22:37-39). Ketiga, bersyukurlah kepada Allah atas masa-masa indah dan kenangan-kenangan yang berharga.
- Tekanan keuangan. Jadilah pengurus yang baik dari sumber-sumber yang Allah karuniakan kepada Anda. Lawanlah tekanan masa liburan dan budaya untuk mengeluarkan uang sebanyak-banyaknya hanya karena kesenangan orang lain. Pergunakanlah tahun ini untuk merenungkan kebijaksanaan Paulus yang berkata, "Dalam segala hal dan dalam segala perkara tidak ada sesuatu yang merupakan rahasia bagiku; baik dalam hal kenyang, maupun dalam hal kelaparan, baik dalam hal kelimpahan maupun dalam hal kekurangan" (Filipi 4:12). Resapilah tahun ini sebagai masa ketika tangan kasih Allah telah menyelamatkan Anda dan keluarga dari kesia-siaan komersialisasi dan anggaplah diri Anda diberkati sehingga Anda dapat memasuki makna Natal lebih mendalam.
- Keterasingan dan kesepian. Jika pada saat liburan Anda menghabiskan lebih banyak waktu untuk sendirian daripada waktu-waktu biasanya, perhatikanlah hal-hal berikut ini:
- Berfokuslah pada tujuan dalam hati Anda untuk mengasihi Allah dan sesama pada Natal ini (Matius 22:37-39).
- Rencanakan untuk menjadi berkat dengan melakukan hal-hal baik untuk seorang teman, anggota keluarga, atau sesama daripada mengantisipasi ketakutan akan betapa mengerikannya waktu yang akan Anda lalui pada Natal ini.
- Jangan biarkan diri berkubang dalam sikap mengasihani diri sendiri.
- Jadwalkan waktu untuk mengunjungi museum atau berjalan-jalan di taman.
- Ingatlah Sang Pencipta dan hadirat-Nya yang kekal saat Anda memandang keindahan seni-Nya (Roma 1:19-20).
- Ketika sendirian, nikmatilah kasih dan hadirat-Nya.
- Siapkan waktu untuk membuka Alkitab dan bacalah cerita penebusan mulia yang Ia telah berikan kepada Anda secara cuma-cuma. Sembahlah Dia! (t/S. Setyawati)
|
Anda terdaftar dengan alamat: $subst('Recip.EmailAddr').
Anda menerima publikasi ini karena Anda berlangganan publikasi e-Konsel.
|
|
Redaksi: S. Setyawati dan N. Risanti
Kontak | Berlangganan | Berhenti | Arsip
BCA Ps. Legi Solo, No. 0790266579, a.n. Yulia Oeniyati
© 2015 -- Yayasan Lembaga SABDA
|
|
|