Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-konsel/360 |
|
e-Konsel edisi 360 (13-5-2014)
|
|
______________________________e-KONSEL________________________________ Milis Publikasi Elektronik Pelayanan Konseling Kristen ______________________________________________________________________ e-Konsel -- Problem Ibu Rumah Tangga Edisi 360/Mei 2014 Salam damai, Sebagai seorang konselor, orang yang kita layani tentu berasal dari beragam latar belakang. Di antara mereka mungkin ada yang masih mahasiswa, ada yang berprofesi sebagai pekerja kantor, dan ada juga ibu rumah tangga. Problem yang mereka hadapi pun berbeda satu dengan yang lain. Untuk ibu rumah tangga sendiri, problem yang dihadapi juga banyak dan bervariasi, misalnya kelelahan mereka dalam mendidik anak dan kejenuhan yang dihadapi saat berada di rumah. Bagaimana kita menolong ibu rumah tangga dalam mengatasi persoalan yang dihadapinya? Sajian yang kami hadirkan dalam edisi ini kiranya berguna bagi pelayanan Anda. Selamat membaca dan selamat melayani. Pemimpin Redaksi e-Konsel, S. Setyawati < setya(at)in-christ.net > < http://c3i.sabda.org/ > CAKRAWALA: HALO, IBU LELAH YANG MALANG Acap kali, anak-anak memiliki lebih banyak huruf di belakang nama mereka daripada profesor perguruan tinggi: ADHD, OCD, ODD, ASD, GAD, dan PITA. Apabila Anda belum familier dengan istilah terakhir, itu merupakan informasi dari penata rambut saya dan singkatan dari Pain In The Appendix (PITA). (Ia mungkin telah menggunakan bagian tubuh yang berbeda untuk huruf A!) Orang-orang lain menyebut anak-anak seperti itu sebagai anak-anak yang keras kepala, berkemauan keras, sulit, berkebutuhan khusus, atau sekadar nakal. Anak-anak ini menentang semua aturan dan nasihat dalam buku-buku pengasuhan. Apabila Anda orang tua dari salah satu anak-anak istimewa ini, Anda pasti memahaminya. Dan, saya yakin, beberapa sanak keluarga yang memiliki niat baik, telah lebih dari sekali memberi tahu Anda bahwa jika mereka mengajak anak Anda pulang ke rumah mereka selama seminggu, mereka dapat "meluruskan" anak Anda bagi Anda. Bahkan, saya menulis postingan blog yang berjudul "The Well Meaning but Not at All Helpful Things" (Hal-hal yang memiliki maksud baik, tetapi sama sekali tidak menolong/berguna) secara penuh untuk ibu yang lelah seperti Anda. Ketika saya melihat Anda di toko sedang marah-marah karena tidak ingin membeli mainan Star Wars lagi, saya ingin berjalan ke arah Anda dan meletakkan tangan saya ke bahu Anda. Saya ingin berbisik ke telinga Anda bahwa Anda sedang melakukan tindakan yang baik! Anda adalah seorang pahlawan! Namun, karena kita tidak saling mengenal, saya cukup yakin bahwa tindakan saya akan menjadi aneh, atau setidaknya sedikit menyeramkan. Jadi, surat ini ditulis sebagai gantinya. Saya menulis untuk Anda hari ini, ibu lelah yang malang, untuk memberi tahu Anda sedikit hal. Anda tidak sendirian, Anda tidak perlu disalahkan, dan Anda dikasihi. Saya ingin Anda tahu betapa banyaknya orang tua yang telah saya temui di kantor saya sebagai seorang pekerja sosial, yang sama seperti Anda. Mereka bertanya-tanya di mana letak kesalahan mereka, merasa sendirian, dan terisolasi. Mereka bertanya-tanya bagaimana hal ini memengaruhi anak-anak mereka yang lain. Mereka merasa perlu istirahat sejenak, tetapi tidak mampu menemukan seorang saudara yang dapat menolong untuk mengatasi kesulitan mereka dalam mengasuh anak. Bahkan, sanak keluarga pun sudah menyerah atau membuat alasan! Lalu, mereka berpikir bahwa tidak ada orang lain yang menghadapi apa yang mereka hadapi. Namun, itu adalah sebuah kebohongan, Bu. Ada begitu banyak buku tentang anak-anak seperti anak-anak Anda! Saya memulai suatu grup pengasuhan (anak) yang bernama "NOISE" karena grup ini lahir dari kerinduan hati saya untuk menjangkau para orang tua seperti Anda dan memperkenalkan Anda kepada orang-orang tua lain yang seperti Anda. Kita saling membutuhkan, kita perlu tahu bahwa ini sesuatu yang normal/wajar untuk merasa baik-baik saja dengan keluarga kita. Apabila di kota Anda tinggal ada grup pengasuhan semacam ini, bergabunglah! Jika tidak, saya mendorong Anda untuk mencari orang tua lain yang memiliki anak yang sulit diasuh, yaitu orang-orang yang dapat melibatkan diri dengan apa yang sedang Anda hadapi. Temukanlah kelompok pendukung, bahkan sekalipun itu secara online. "Easy to Love but Hard to Raise" adalah salah satu contohnya. Saya mendapatkan istilah "sulit diasuh" ketika memulai grup tersebut karena istilah ini menggambarkan apa yang sedang terjadi tanpa menimpakan kesalahan. Saya tidak tertarik untuk memberikan cap "anak sulit" atau "orang tua buruk". Saya rasa Anda pun tidak tertarik. Mari kita menghadapinya. Beberapa anak memang lahir ke dunia ini dengan perilaku yang lebih menantang daripada anak-anak yang lain. Bayi-bayi yang mengalami masalah kesehatan, yang menangis siang dan malam, atau yang menolak untuk digendong. Banyak dari anak-anak ini tumbuh bersama kesulitan-kesulitan mereka. Banyak juga yang tidak. Mereka hanya mengganti cara mereka menunjukkan diri. Ini bukan kesalahan mereka jika mereka dilahirkan seperti ini. Bukan pula kesalahan Anda. Kecuali Anda bersikap ceroboh dalam kehamilan, kemungkinan besar Anda tidak membahayakan bayi Anda di dalam rahim. Segelas anggur pada trimester pertama Anda, sebelum Anda mengetahui bahwa Anda hamil, tidak akan membahayakan anak Anda. Bayi Anda tidak akan menjadi "hiper" karena kopi yang Anda minum untuk mengatasi rasa kantuk setiap malam ketika menyusui. Sebaliknya, memilih untuk menyusui anak Anda menggunakan botol tidaklah bertanggung jawab. Ini bukan pengganti alamiah untuk anak Anda yang nakal, tidak peduli apa kata ibu Anda! Kita hidup di dunia yang sudah "jatuh". Anak-anak kita juga "jatuh". Terkadang, memang begitu dan kita tidak akan pernah tahu mengapa. Belajarlah berdamai dengan hal itu. Lagi pula, mengetahui sebabnya juga tidak selalu berguna. Namun, mereka sudah di sini, mereka adalah tantangan! Mereka memerlukan keterampilan khusus untuk diasuh. Itulah sebabnya disebut anak-anak yang sulit diasuh. Jangan menyalahkan, memang inilah faktanya. Terakhir, Anda dikasihi. Bahkan, sangat berharga. Alkitab mengatakan bahwa "TUHAN itu dekat kepada orang-orang yang patah hati, ...." (Mazmur 34:18) Siapakah yang lebih patah hati dibanding ibu dari anak- anak yang susah diasuh? Patah hati untuk setiap ajakan yang tidak ia dapatkan dan setiap slip serah terima yang ia dapatkan. Setiap kejadian penting yang terlewat atau dihadapi. Setiap jam yang dihabiskan untuk bergumul dengan pekerjaan rumah yang tidak diselesaikan dalam sepuluh menit, kecuali ia memulainya! Setiap rencana tamasya keluarga yang disusun baik-baik, yang berakhir dengan kemarahan dan air mata. Ya, Allah itu dekat, Bu. Bahkan, ketika Anda tidak merasa Ia ada di sana. Bahkan, ketika Anda bertanya, "Mengapa?" Bahkan, ketika Anda memukul-Nya dalam kemarahan. Ia tidak hanya dekat, tetapi mengasihi juga. "... Ia bergirang karena engkau dengan sukacita, Ia membaharui engkau dalam kasih-Nya, ...." (Zefanya 3:17) Bersandarlah pada-Nya, tanggalkan beban Anda di belakang. Ia melihat, Ia mengerti, Ia menghibur, dan Ia mengasihi. Bersukacitalah bersama dalam kasih yang tidak pernah gagal. (t/S. Setyawati) Diterjemahkan dari: Nama situs: Heritage Counseling Center Alamat URL: http://heritagecounselingcenter.blogspot.com/2013/08/dear-weary-mom-whose-kids-are-hard-2.html Judul asli artikel: Dear Weary Mom (Whose Kids Are Hard 2 Parent) Penulis: Rachael DeWitt Tanggal akses: 26 Februari 2014 TELAGA: KEJENUHAN IBU RUMAH TANGGA Status seseorang setelah menikah secara otomatis berubah, pria lajang kini menjadi suami, wanita lajang kini menjadi seorang istri, dengan tuntutan dan tanggung jawab masing-masing. Beban seorang istri bertambah dengan hadirnya seorang anak. Istri yang secara purna waktu mengurus rumah tangga di rumah, sering kali mengalami kejenuhan dalam melakukan tanggung jawab tersebut. Karena itu, sekarang kita akan belajar menilai para ibu dengan lebih objektif dan memberikan masukan- masukan untuk menolong mereka mengatasi kejenuhan yang harus mereka hadapi. Penyebab kejenuhan mengurus rumah tangga antara lain: 1. Tugas keseharian ibu rumah tangga relatif tidak memerlukan dan tidak menimbulkan stimulasi intelektual. Dewasa ini, banyak wanita yang telah mengenyam bangku perguruan tinggi dan mungkin juga sudah bekerja sehingga sudah terbiasa dengan tuntutan profesional yang menimbulkan rangsangan intelektual. Begitu meninggalkan dunia kuliah dan dunia kerja, kemudian terjun ke dalam dunia mengurus rumah tangga secara purna waktu, tidak bisa tidak, dia akan kehilangan sumber stimulasi intelektualnya itu. 2. Tugas ibu rumah tangga pada umumnya tidak berhubungan dengan manusia lain yang setingkat, setingkat dengan pengertian tingkat pengertiannya, kecerdasaannya, dan keluasannya. Jadi, ibu rumah tangga harus berhadapan dengan anak-anak kecil yang tingkat kecerdasan dan kematangannya jauh di bawah dirinya. Dalam hal ini, ibu hanya memberi dan anak hanya menerima. Sebagaimana manusia normal, sudah tentu dalam bekerja kita membutuhkan, baik itu rekan kerja maupun objek pelayanan yang dapat diajak untuk bertukar pikiran dan berbagi rasa serta pengalaman, tetapi kalau dengan anak kecil kita tidak bisa melakukannya. 3. Mengurus anak, terutama anak balita, merupakan sebuah tugas yang berat. Jadwal tidur anak yang tidak menentu membuat ibu rumah tangga letih, dan akhirnya membuat tubuh tidak nyaman. Cara Mengatasi Kejenuhan 1. Jangan malu meminta bantuan. Entah itu bantuan suami, kerabat, atau bantuan profesional. Mungkin yang diperlukan bukanlah pengalihan tanggung jawab, melainkan bantuan singkat dan praktis seperti minta bantuan seseorang untuk diam di rumah selama dua jam agar dia bisa pergi berolahraga atau bertemu dengan kerabat atau teman untuk bersantai sejenak, dengan memberi pengertian kepada suami tentang beratnya beban ini supaya suami bisa berjalan searah dengan istri dalam menanggulangi masalah ini. 2. Jangan mengabaikan kebutuhan pribadi. Masa merawat anak balita sangatlah sukar bagi ibu karena tidak mudah untuk meninggalkan anak. Selain kebutuhan anak yang tanpa henti, satu hal lain yang membuat ibu susah beranjak adalah rasa bersalah. Misalnya, rasa bersalah meninggalkan anak demi kepentingan pribadi. Namun demikian, tetaplah penuhi kebutuhan pribadi Anda dan lakukanlah hal -hal yang menyenangkan hati kendati tidak sesering dahulu. Ingatlah bahwa ibu yang bahagia membuat anaknya bahagia juga. Sebaliknya, ibu yang merana pada akhirnya membuat anaknya turut merana. 3. Jangan menjauh dari doa dan Firman. Menyisihkan kesibukan yang begitu padat dan terus-menerus, akhirnya membuat tubuh dan jiwa terlalu letih untuk berdoa dan membaca firman Tuhan. Walaupun hati ingin membaca, tetapi kesempatan makin menyempit. Karena itu, saya menyarankan mintalah waktu untuk bersaat teduh setelah suami kembali, mintalah kesediaannya untuk mengawasi dan merawat anak selama Anda bersaat teduh. Firman Tuhan dalam Yeremia 1:5 mengatakan, "Sebelum Aku membentuk engkau dalam rahim ibumu, Aku telah mengenal engkau, dan sebelum engkau keluar dari kandungan, Aku telah menguduskan engkau, Aku telah menetapkan engkau menjadi nabi bagi bangsa-bangsa." Tidak ada sukacita yang besar bagi seorang ibu selain melihat anak-anaknya bertumbuh, dibentuk oleh Tuhan, dan mencintai Tuhan. Diambil dan disunting dari: Nama situs: TELAGA Alamat URL: http://telaga.org/audio/kejenuhan_ibu_rumah_tangga Judul transkrip: Kejenuhan Ibu Rumah Tangga (T287A ) Penulis: Pdt. Dr. Paul Gunadi Tanggal akses: 20 Februari 2013 STOP PRESS: BERGABUNGLAH DALAM KELAS PERNIKAHAN KRISTEN (PKS) 2014 Pernikahan pada zaman ini sangat rentan terhadap pengaruh pandangan- pandangan postmodern, yang dapat menjauhkan kita dari tujuan awal Allah membentuk sebuah lembaga pernikahan. Bagaimana membuat pernikahan anak-anak Tuhan dapat terus berjalan sesuai dengan visi Allah? Berkaitan dengan bahasan ini, Yayasan Lembaga SABDA < http://ylsa.org > melalui program PESTA (Pendidikan Elektronik Studi Teologi Awam) akan membuka kelas diskusi Pernikahan Kristen Sejati (PKS) periode Juli/Agustus. Dalam kelas ini, peserta dapat belajar bersama-sama tentang dinamika pernikahan Kristen dan bagaimana menjalankan pernikahan berdasarkan firman Tuhan. Kami mengundang Anda yang sudah menikah untuk ambil bagian dalam kelas diskusi ini. Kelas diskusi dibuka untuk umum dan akan berlangsung mulai tgl. 3 Juli 2014. Jangan tunda lagi! Segeralah mendaftarkan diri ke admin PESTA < kusuma(at)in-christ.net >. Silakan unduh Modul PKS di: < http://pesta.org/pks_sil > Kontak: konsel(at)sabda.org Redaksi: S. Setyawati, Santi T., dan Adiana Berlangganan: subscribe-i-kan-konsel(at)hub.xc.org Berhenti: unsubscribe-i-kan-konsel(at)hub.xc.org Arsip: http://sabda.org/publikasi/e-konsel/arsip/ BCA Ps. Legi Solo, No. 0790266579, a.n. Yulia Oeniyati (c) 2014 -- Yayasan Lembaga SABDA < http://ylsa.org >
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |