Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-konsel/359 |
|
e-Konsel edisi 359 (8-4-2014)
|
|
______________________________e-KONSEL________________________________ Milis Publikasi Elektronik Pelayanan Konseling Kristen ______________________________________________________________________ e-Konsel -- Kebangkitan Kristus yang Menyelamatkan Edisi 359/April 2014 Salam kasih, Kebangkitan Kristus mempunyai arti penting dalam kehidupan setiap orang percaya. Namun, pernahkah Anda memikirkan serangkaian peristiwa yang terjadi ketika berita tentang kebangkitan Kristus tersebar luas? Apa yang dialami para penjaga Romawi yang pernah memukul dan memahkotai Yesus dengan mahkota duri ketika melihat Yesus keluar dari kubur? Apa yang dipikirkan Pilatus tentang kebangkitan Kristus? Bagaimana respons orang-orang yang mendengar bahwa Kristus telah bangkit? Kita perlu mengetahui fakta-fakta seputar kebangkitan Kristus karena hal ini akan semakin meneguhkan iman kita bahwa melalui kebangkitan Kristus, iman dan pengharapan setiap orang percaya tidak sia-sia. Silakan menyimak sajian edisi ini dan jangan lewatkan informasi penting tentang makna Paskah yang alkitabiah. Selamat membaca! Segenap redaksi e-Konsel mengucapkan "Selamat Paskah 2014", kebangkitan Kristus menyelamatkan kita semua. Staf Redaksi e-Konsel, Santi T. < http://c3i.sabda.org/ > BIMBINGAN ALKITABIAH: TUHAN SUDAH BANGKIT Diringkas oleh: S. Setyawati Bacaan: Matius 28:2-4, 11-15 Malam menjelang kebangkitan Yesus seolah berjalan begitu lambat. Kristus masih berada dalam kubur, batu besar masih menutup pintu kubur, segel Romawi masih utuh, dan para penjaga Romawi berjaga-jaga. Setelah pagi tiba, "Sesungguhnya, terjadi gempa bumi yang besar sebab malaikat Tuhan turun dari surga. Raut wajahnya seperti kilat dan pakaiannya seputih salju. Dan, karena takut akan Dia, para penjaga benar-benar gemetar dan menjadi seperti orang mati." Saat itu, para prajurit Romawi yang pemberani menjadi ketakutan karena mereka melihat wajah tentara Allah yang kuat. Bumi gemetar saat tentara Allah datang dan prajurit kegelapan melarikan diri. Ketika tentara Allah menggulingkan batu penutup kubur, surga seolah runtuh. Para prajurit melihatnya memindahkan batu seperti memindahkan kerikil, dan mendengarnya berseru, "Anak Allah, datanglah; Allah-Mu memanggil-Mu." Lalu, mereka melihat Yesus keluar dari dalam kubur dan mendengar-Nya menyatakan diri di atas kubur yang disewa, "Akulah kebangkitan dan hidup." Setelah Ia muncul dalam keagungan dan kemuliaan, tentara surgawi berlutut menyembah di hadapan Penebus dan menyambut-Nya dengan lagu-lagu pujian. Gempa bumi menandai masa saat Kristus menyerahkan nyawa-Nya, dan kini juga menjadi saksi peristiwa keluarnya Kristus dari kubur dalam kemenangan. Ia yang telah mengalahkan kematian dan kubur, keluar dari kubur dengan langkah seorang penakluk, di tengah-tengah guncangan bumi, sambaran kilat, dan gemuruh petir. Saat datang ke bumi untuk kedua kali, Ia akan mengguncangkan, "tidak hanya bumi, tetapi juga surga". "Bumi akan terhuyung-huyung seperti seorang pemabuk, dan akan goyang seperti gubuk yang ditiup angin." "Surga akan digulung bersama- sama seperti sebuah gulungan," "unsur-unsur dunia akan hangus dalam nyala api, dan bumi dan segala yang ada di atasnya akan hilang lenyap." Akan tetapi, "Tuhan akan menjadi harapan bagi umat-Nya, dan kekuatan bagi anak-anak Israel." (Ibrani 12:26; Yesaya 24:20, 34:4; 2 Petrus 3:10; Yoel 3:16) Pada hari kematian Yesus, para tentara melihat bumi diliputi kegelapan pada siang hari. Namun, pada hari kebangkitan, mereka melihat kecemerlangan para malaikat menyinari malam, dan mendengar para penghuni surga menyanyikan sukacita kemenangan yang besar. "Engkau telah mengalahkan Setan dan kekuatan kegelapan; Engkau telah menelan habis kegelapan dalam kemenangan!" Kristus keluar dari kubur dalam kemuliaan dan para penjaga Romawi melihat-Nya. Mata mereka terpaku pada wajah Yesus, yang mereka olok- olok, yang kepala-Nya mereka pasangi anyaman mahkota duri, dan yang berdiri tanpa perlawanan di hadapan Pilatus dan Herodes. Dialah yang telah dipakukan di kayu salib, yang kepada-Nya, para imam dan penguasa berkata, "Orang lain Ia selamatkan, tetapi diri-Nya sendiri tidak dapat Ia selamatkan." (Matius 27:42) Dialah yang telah dibaringkan di kubur baru milik Yusuf (Arimatea). Ketika melihat Yesus bangkit, para penjaga pingsan. Setelah beberapa waktu, mereka segera berdiri dan berlari ke pintu gerbang taman dengan gemetar. Dengan sempoyongan, mereka segera ke kota sambil menceritakan berita yang luar biasa kepada orang-orang yang mereka jumpai. Mereka hendak pergi kepada Pilatus. Namun, laporan mereka telah dibawa kepada para penguasa Yahudi. Para prajurit gemetar ketakutan. Dengan wajah pucat, mereka membawa kesaksian kebangkitan Kristus. Para prajurit berkata, "Putra Allahlah yang disalib; kami telah mendengar malaikat menyebut Dia sebagai Penguasa Surga, Raja Mulia." Wajah para imam pun seperti orang mati. Kayafas berusaha berbicara, bibirnya bergerak, tetapi tidak mengeluarkan suara. Ketika para prajurit hendak keluar, Kayafas akhirnya dapat berbicara dan melarang prajurit untuk menceritakan peristiwa kebangkitan Kristus. Berita palsu pun diberikan kepada para prajurit. Setelah menimbang-nimbang, para prajurit yang takut mendapatkan hukuman, akhirnya menuruti apa yang diperintahkan kepada mereka. Sementara itu, Pilatus sudah mendengar laporan bahwa Yesus telah bangkit. Karena takut, ia mengurung diri di rumahnya dan tidak mau bertemu siapa pun. Namun, para imam berhasil menemuinya, menceritakan kisah yang telah mereka buat, dan mendesaknya untuk mengabaikan kecerobohan para penjaga dalam bertugas. Sejak itu, tidak ada kedamaian di dalam hati Pilatus. Saat Yesus terbaring dalam kubur, setan menang. Namun, saat Kristus bangkit, setan sangat marah karena ia tahu bahwa kerajaannya telah berakhir dan ia akan mati. Para imam, yang menyerahkan Kristus pada kematian, telah menjadikan diri mereka sebagai alat setan. Sekarang, mereka sepenuhnya berada dalam kuasa setan. Mereka terjerat dalam perangkap setan. Ketika mendengar berita kebangkitan Yesus, mereka takut pada orang banyak. Mereka merasa hidup mereka dalam bahaya. Untuk itu, mereka berusaha membuktikan bahwa Kristus itu penipu dengan menyangkal kebangkitan-Nya. Mereka menyuap para prajurit, membuat Pilatus bungkam, dan menyebarkan berita bohong. Ketika malaikat berkata, "Bapa-Mu memanggil-Mu," Sang Juru Selamat muncul dari kubur dalam keadaan hidup. Sekarang, kebenaran firman-Nya telah terbukti, "Aku menyerahkan nyawa-Ku supaya Aku mengambilnya kembali .... Aku berkuasa menyerahkannya, dan berkuasa mengambilnya kembali." Genaplah nubuat yang telah Ia katakan kepada para imam dan para pemimpin, "Rubuhkan Bait Allah, dan Aku akan mendirikannya kembali dalam 3 hari" (Yohanes 10:17, 18, 2:19). Di atas kubur Yusuf, Kristus telah menyatakan kemenangan, "Akulah kebangkitan dan hidup." Kristus bangkit dari kematian sebagai buah sulung dari orang-orang yang mati. Kristus adalah buah sulung hasil panen rohani yang besar untuk dikumpulkan bagi kerajaan Allah. Kebangkitan-Nya adalah suatu bentuk dan janji akan kebangkitan semua orang benar (1 Tesalonika 4:14). Ketika bangkit, Kristus membawa sejumlah besar tawanan dari kubur, yaitu orang-orang yang pernah menjadi rekan sekerja Allah dan yang membayar harga hidupnya dengan menanggung kesaksian demi kebenaran. Sekarang, mereka harus menjadi saksi bagi Dia yang telah membangkitkan mereka dari kematian. Selama pelayanan-Nya, Yesus telah membangkitkan orang mati. Ia membangkitkan anak seorang janda di Nain, anak perempuan perwira, dan Lazarus. Namun, setelah dibangkitkan, mereka masih tunduk kepada kematian. Namun, orang-orang yang keluar dari kubur pada saat kebangkitan Kristus, dibangkitkan untuk mendapatkan hidup yang kekal. Mereka diberi kemenangan atas kematian dan kubur. Mereka tidak lagi menjadi tawanan Setan. Orang-orang yang menyaksikan kebangkitan Kristus segera ke kota dan memberitakan berita itu. Orang-orang kudus yang dibangkitkan tersebut membawa kesaksian kebenaran firman (Yesaya 26:19). Bagi orang percaya, Kristus adalah kebangkitan dan hidup. Dalam Juru Selamat, kehidupan yang hilang karena dosa telah ditemukan; sebab Ia memiliki hidup di dalam diri-Nya sendiri untuk menghidupkan siapa saja yang dikehendaki- Nya. Ia berhak memberi kekekalan. Kehidupan yang Ia serahkan dalam unsur manusiawi, diambil-Nya kembali dan diberikan-Nya kepada manusia. "Aku datang," kata-Nya, "supaya mereka memperoleh hidup, dan supaya mereka memilikinya dalam kelimpahan." "Barangsiapa minum air yang akan Kuberikan kepadanya, ia tidak akan haus untuk selama-lamanya. Sebaliknya, air yang akan Kuberikan kepadanya akan menjadi mata air di dalam dirinya, yang terus-menerus memancar sampai kepada hidup yang kekal." "Barangsiapa makan daging-Ku dan minum darah-Ku, ia mempunyai hidup yang kekal dan Aku akan membangkitkan dia pada akhir zaman." (Yohanes 10:10, 4:14, 6:54) Bagi orang percaya, kematian adalah perkara kecil. "Jika seseorang mendengar perkataan-Ku, ia tidak akan pernah melihat kematian," "Ia tidak akan pernah mencicipi kematian." Bagi orang-orang Kristen, kematian itu seperti tidur, masa yang tenang dan gelap. Namun, "ketika Kristus, yang adalah hidup kita, datang, maka engkau juga akan turut bersama-Nya dalam kemuliaan" (Yohanes 8:51-52; Kolose 3:4). Suara yang berseru dari salib, "Sudah selesai," terdengar di antara orang mati. Suara itu menembus tembok-tembok kubur dan memanggil orang-orang yang tidur untuk bangkit. Itulah yang akan terjadi ketika suara Kristus diperdengarkan dari surga. Suara itu akan menembus kubur-kubur dan menghancurkan palang makam-makam, dan orang-orang mati dalam Kristus akan bangkit. Pada kebangkitan Juru Selamat, hanya sedikit kubur yang terbuka. Akan tetapi, pada saat kedatangan-Nya yang kedua, semua orang percaya yang telah mati akan mendengar suara-Nya dan akan datang kepada kemuliaan, kehidupan yang kekal. Kuasa yang sama, yang membangkitkan Kristus dari kematian, akan membangkitkan gereja-Nya dan memuliakan mereka bersama Dia, melebihi semua pemerintahan, melampaui semua kuasa, melebihi semua nama di atas segala nama, tidak hanya di dunia ini, tetapi juga di dunia yang akan datang. (t/N. Risanti) Sumber asli: Judul asli buku: The Passion of Love Judul asli artikel: The Lord is Risen Penulis: Tidak dicantumkan Penerbit: Amazing Facts, Inc., California 2004 Halaman: 90 -- 95 Diringkas dari: Nama situs: Paskah Alamat URL: http://paskah.sabda.org/tuhan_sudah_bangkit Penulis: Tidak dicantumkan Tanggal akses: 30 Januari 2014 TANYA JAWAB: APAKAH MAKNA ALKITABIAH DARI PASKAH? HARUSKAH KITA MERAYAKANNYA? Tanya: Dari sudut pandang Alkitab, apakah arti Paskah? Haruskah kita merayakannya? Jawab: Dari perspektif Alkitab, Paskah tidak memiliki arti apa pun. Dengan kata lain, perayaan khusus pada suatu hari yang ditentukan dalam setahun atas kebangkitan Yesus tidak disebutkan, atau bahkan ditandai di dalam Alkitab. Telah dikatakan, pada awal sejarah gereja ada bukti bahwa gereja merayakan apa yang sekarang kita sebut Paskah. Ini berbeda dari perayaan Natal, persiapan sebelum Paskah (salah satunya dengan berpuasa - Red.), atau peristiwa-peristiwa lain dalam kalender Gereja Katolik dan Ortodoks tradisional yang muncul beberapa waktu kemudian. Paskah dirayakan dengan pasti menjelang pertengahan abad kedua. Kita tahu orang-orang Kristen memperdebatkan tentang tanggal yang "tepat" untuk merayakan Paskah sebelum tahun 170 sM. Kita mengetahui hal ini karena Irenaeus diminta untuk menetapkan sebuah alasan tentang perbedaan penanggalan Paskah antara gereja-gereja Barat dan Timur pada saat itu. Sebuah bukti akan menuntun seseorang untuk menyimpulkan bahwa Paskah kemungkinan sudah dirayakan sejak awal abad kedua. Beberapa orang menyatakan bahwa perayaan Paskah "meminjam" kebiasaan liburan pagan (kelompok penyembah berhala, kafir - Red.). Hal ini hampir bisa dipastikan tidak benar. Mereka mengatakan bahwa nama "Paskah" diadaptasi dari nama dewa pagan, Istar. Entah hal ini benar atau tidak, pada dasarnya, Paskah ada dan telah menjadi sebuah perayaan kebangkitan Yesus dari antara orang mati. Perayaan ini dikembalikan kepada kekristenan yang paling primitif/awal. Pada perkembangan selanjutnya, Paskah adalah sebuah peringatan yang benar dari orang-orang Kristen atas kekuatan dan makna kebangkitan Yesus. Saya katakan bahwa hal ini adalah sesuatu yang baik. Entah orang-orang Kristen yang meyakini Alkitab harus merayakan atau mengakui Paskah atau tidak, ini hanyalah masalah opini. Dalam arti sempit, perayaan ini tidak "alkitabiah", tetapi karena Irenaeus memutuskan untuk kembali kepada abad kedua, hal semacam ini harus dibiarkan sebagai masalah opini. Sulit untuk memikirkan ada hal yang salah dengan perayaan dan peringatan kebangkitan Yesus, selama peringatan tersebut dapat mendominasi arti rohaninya dan bukan hanya menjadi ritual yang tidak ada artinya. Di dunia ini, tentunya ada banyak "hal yang tidak berguna" yang ditambahkan pada perayaan Paskah, dan kebanyakan dari hal tersebut benar-benar pagan! Menyembunyikan dan mencari telur, mengenakan baju-baju yang bagus, membicarakan tentang kelinci Paskah, dsb. semuanya dikaitkan dengan gagasan tentang kesuburan yang dengan jelas diambil dari sumber-sumber pagan. Sudah jelas bahwa orang-orang Kristen tidak mengaitkan makna agamawi dengan hal-hal semacam itu. Barangkali, beberapa orang akan memilih untuk benar-benar menolak menyertakan kegiatan mencari telur Paskah sebagai bagian dari perayaan kebangkitan Yesus yang mereka lakukan, dan mungkin hal itu adalah ide yang bagus. Sepertinya, hal-hal tersebut cenderung melepaskan makna rohani dari Paskah yang sebenarnya. Beberapa pihak lain mungkin akan mengatakan bahwa hal-hal tersebut tidak berbahaya. Saya tidak ingin menyisipkan pendapat saya dalam hal ini karena para pembaca dapat memutuskannya sendiri. Jadi, meskipun secara harfiah tidak ada makna Paskah yang "alkitabiah", tetapi tetap saja ada keterkaitan yang dihubungkan kembali dengan gereja terdahulu. Dalam bentuknya yang paling murni, Paskah dapat menjadi pengingat yang ampuh bagi kita sebagai salah satu peristiwa yang paling penting dalam sejarah manusia -- kebangkitan Tuhan dan Juru Selamat kita dari kematian, yang merupakan buah sulung dari panen jiwa-jiwa untuk selama-lamanya. Kiranya orang-orang Kristen yang memilih merayakan Paskah akan menekankan aspek ini dan menolong banyak orang untuk mengenal Yesus Kristus. (t/S. Setyawati) Diterjemahkan dari: Nama situs: Evidence for Christianity Alamat URL: http://www.evidenceforchristianity.org/what-is-the-biblical-meaning-of-easter-should-we-celebrate-it/ Judul asli artikel: What is the biblical meaning of Easter? Should we celebrate it? Penulis: John Oakes Tanggal akses: 14 Januari 2014 Kontak: konsel(at)sabda.org Redaksi: S. Setyawati, Santi T., dan Adiana Berlangganan: subscribe-i-kan-konsel(at)hub.xc.org Berhenti: unsubscribe-i-kan-konsel(at)hub.xc.org Arsip: http://sabda.org/publikasi/e-konsel/arsip/ BCA Ps. Legi Solo, No. 0790266579, a.n. Yulia Oeniyati (c) 2014 -- Yayasan Lembaga SABDA < http://ylsa.org >
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |