Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-konsel/354 |
|
e-Konsel edisi 354 (10-12-2013)
|
|
______________________________e-KONSEL________________________________ Milis Publikasi Elektronik Pelayanan Konseling Kristen ______________________________________________________________________ e-Konsel -- Natal yang Berarti Edisi 354/Desember 2013 Shalom, Sebagai pengikut Kristus, tentu masing-masing kita sudah merayakan Natal berulang kali. Kesan Natal setiap tahun pun mungkin berbeda-beda. Kita boleh merayakan Natal dengan berbagai model dan kemeriahan, tetapi biarlah kita pun tetap memegang teguh makna Natal yang sesungguhnya: pemberitaan Kabar Baik akan kelahiran Mesias, Sang Juru Selamat. Natal tidak akan berarti tanpa Yesus Kristus di hati dan tanpa ada kasih yang dinyatakan dalam kehidupan kita setiap hari. Apa yang telah Yesus lakukan, kiranya membuat kita semakin dewasa dalam memaknai Natal dari tahun ke tahun. Bahkan, makna Natal yang sejati benar-benar kita tanamkan dengan baik di hati anak-anak kita dan orang-orang yang kita layani. Selamat memaknai Natal tahun ini, selamat berbagi sukacita dengan orang- orang yang Anda temui. Pemimpin Redaksi e-Konsel, S. Setyawati < setya(at)in-christ.net > < http://c3i.sabda.org/ > RENUNGAN: SEMANGAT NATAL Kelahiran Yesus Kristus sejatinya merupakan berita sentral seluruh Alkitab dari Perjanjian Lama hingga Perjanjian Baru, dan kelahiran Yesus telah menjadi perayaan massa terbesar di dunia setiap bulan Desember. Kata "Christmas" sendiri berasal dari kata "Christ" (Kristus, dalam bahasa Yunani berarti "yang diurapi") dan kata "mass", yang berarti perayaan (celebration). Secara sederhana, "Christmas" dapat diartikan perayaan tentang Kristus dan kelahiran-Nya (perayaan Natal). Namun demikian, keotentikan mengenai perayaan Natal serta hari dan tanggal kelahiran Kristus tidak pernah berhenti diperdebatkan banyak kalangan, termasuk oleh kalangan non-Kristen. Banyak orang mencoba menyanggah bahwa kelahiran Kristus bukanlah pada bulan Desember dan bukan berasal dari ajaran atau tradisi Alkitab, melainkan merupakan tradisi penyembah berhala (pagan). Namun, ternyata tidak dapat disangkal bahwa Alkitab sendiri sesungguhnya menyingkapkan nilai-nilai keagungan yang mahaajaib dan penuh anugerah bagi kehidupan manusia melalui peristiwa kelahiran Kristus (Natal). Pada akhirnya, setiap orang Kristen yang benar-benar memahami makna dan tujuan dari kelahiran Kristus ke dunia tidak akan meletakkan makna Natal pada hari dan tanggal kelahiran Kristus ke dunia. Perhitungan manusia dapat salah total, tetapi Allah tidak mungkin salah dalam menghadirkan rencana dan kehendak kasih-Nya yang kekal bagi orang-orang yang dikasihi-Nya (baca Efesus 1:3-14). Dengan demikian, makna perayaan Natal tidak berpusat pada hari dan tanggal atau pada rutinitas kesibukan perayaan Natal pada bulan Desember, tetapi pada kelahiran dan hadirnya Yesus Kristus di dalam diri setiap orang yang telah menerima Natal itu di dalam dirinya, melalui proses lahir baru yang dikerjakan oleh Allah Roh Kudus di dalam hidupnya (Yohanes 3:5; 1 Petrus 1:23). Pengalaman Terakhir Menerima dan memiliki Yesus Kristus merupakan pengalaman menerima kekayaan dan kemuliaan yang tak ternilai dan tak terbayarkan oleh apa pun. Bahkan, sesungguhnya tidak ada manusia yang berhak dan layak menerima Kristus di dalam dirinya, kecuali ia menerima-Nya sebagai anugerah Allah semata (Efesus 2:8-9; 1 Petrus 1:18-19; Mazmur 49:8-10). Keselamatan tidak pernah merupakan produk dari usaha dan tindakan serta kemauan atau pilihan manusia, peristiwa Natal dalam diri setiap orang Kristen sepenuhnya merupakan pemberian gratis (Sola Gratia) dari Allah. Kepada siapa anugerah diberikan dan mengapa seseorang menerima anugerah, itu semua hanya Allah yang tahu. Ia memberikannya dalam kasih dan kerelaan, serta dalam kedaulatan dan rencana-Nya yang sempurna sehingga tidak ada satu orang pun dapat membanggakan diri dan merasa "spesial" ketika ia menjadi seorang Kristen dan memiliki hidup kekal di dalam dirinya (1 Yohanes 1:11-13). Dampak dari menerima kelahiran Kristus (Natal) di dalam diri seorang Kristen adalah kehidupan orang tersebut memancarkan kembali pribadi Kristus (kasih dan kekudusan-Nya) dalam tingkah laku dan perbuatannya sehari-hari. Perayaan Natal terbaik adalah sebuah demonstrasi kehidupan yang penuh dengan terang Kristus dalam kehidupan sehari-hari yang memuliakan Allah (1 Petrus 2:9). Seperti tertulis dalam Matius 5:16, "Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di sorga." Mengapa berita kedatangan Kristus begitu penting dan begitu berdampak besar pada kehidupan manusia? Karena berita Natal adalah berita pembebasan bagi manusia yang sedang dijajah dan terbelenggu oleh dosa dan dampak kekal yang diakibatkannya, yaitu kematian kekal (Roma 6:23). Natal bukan hanya membebaskan manusia dari dampak kematian kekal, tetapi ketika manusia hidup di dunia tanpa kedatangan Kristus, hidup manusia akan tetap berada dalam kesia-siaan belaka; tragedi dan penderitaan terbesar dalam hidup manusia tidak akan pernah terselesaikan. Sesungguhnya, semua manusia sedang berjalan dalam kegelapan dan tanpa disadari, mereka sedang berjalan menuju jurang kebinasaan (Yesaya 8:22, 9:1). Api neraka yang menyala-nyala sedang menganga terbuka lebar untuk menyambut kejatuhan dan kematian serta hukuman kekal manusia berdosa (2 Petrus 2:4; Wahyu 21:8). Namun, Alkitab berkata, "Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal." (Yohanes 3:16) Semangat Natal Kasih Allah yang besar adalah inti berita Natal, rencana dan tindakan penyelamatan hidup manusia dari kesia-siaan dan kematian kekal, demonstrasi penebusan dan penyelamatan yang bukan sekadar demonstrasi kekuatan dan kekuasaan Allah untuk dapat menyelamatkan manusia. Namun, lebih didasari oleh kasih yang sempurna, yang penuh dengan pengorbanan di kayu salib. Allah sendiri yang menetapkan harga penebusan dan penyelamatan itu, manusia tidak dapat membayarnya sehingga Allah yang harus membayar "tebusan" (ransom) dari dosa manusia dengan kematian Kristus di kayu salib (Imamat 17:11; Ibrani 9:22). Merayakan Natal pada bulan apa dan tanggal berapa pun tidak akan pernah melanggar prinsip kebenaran Alkitab. Kapan pun itu dirayakan dengan maksud merayakan kasih dan kebaikan Allah di dalam pribadi Sang Juru Selamat dunia, Yesus Kristus, akan tetap sah dan bermakna. Perayaan Natal pada bulan Desember bisa menjadi satu momen perayaan masal di seluruh dunia, tetapi perayaan Natal yang sesungguhnya adalah merayakan kelahiran Kristus, sang Penebus dosa, di dalam diri tiap-tiap individu yang percaya. Dengan demikian, perayaan Natal pada bulan Desember bukan lagi untuk diperdebatkan, tetapi dapat dirayakan dengan penuh sukacita dan gegap gempita sebagaimana para gembala bersukacita ketika mendengar kabar kedatangan sang Mesias, Juru Selamat, ke dalam dunia (Lukas 2:20). Semangat (spirit) merayakan Natal sesungguhnya adalah menghidupi dan menghadirkan Kristus dalam kehidupan kita sehari-hari dengan selalu menjaga kekudusan hidup, rajin menghasilkan perbuatan-perbuatan baik bagi orang lain, dan yang memuliakan Bapa di surga. Perayaan Natal yang sejati bukan dengan pesta-pesta meriah dan bukan untuk pemuasan emosi melalui ibadah-ibadah yang meriah. Semangat Natal adalah semangat untuk merendahkan diri di hadapan Allah, merendahkan hati di hadapan manusia, semangat untuk mengasihi dengan tulus, dan semangat untuk mengampuni orang yang bersalah. Semangat Natal adalah semangat untuk selalu bersyukur dan memuji Tuhan, semangat untuk mengasihi Allah dan sesama, semangat untuk memuliakan Allah yang Mahatinggi melalui setiap detail kehidupan kita. Gloria in excelsis Deo! Sumber: http://inspirasijiwa.com/spirit-christmas/ Sumber asli: Nama situs: Petra Alamat URL: http://www3.petra.ac.id/dwipekan/Content.php?Topic=Renungan&ID=137 Judul asli artikel: The Spirit Of Christmas Penulis: Pdt. Robert R. Siahaan Tanggal akses: 28 Oktober 2013 Diambil dari: Nama situs: Natal Alamat URL: http://natal.sabda.org/semangat_natal Tanggal akses: 18 Oktober 2013 BIMBINGAN ALKITABIAH: MEMAKNAI NATAL "Lalu kata malaikat itu kepada mereka: `Jangan takut, sebab sesungguhnya aku memberitakan kepadamu kesukaan besar untuk seluruh bangsa: Hari ini telah lahir bagimu Juruselamat, yaitu Kristus, Tuhan, di kota Daud.`" (Lukas 2:10-11) Kata "Natal" berasal dari bahasa Latin, yang berarti: "Lahir". Ketika kita merayakan Natal setiap tahunnya, kita sedang merayakan hari lahirnya Tuhan kita Yesus Kristus, dua ribu tahun yang lalu. Natal bukanlah sekadar rutinitas perayaan keagamaan yang harus dijalani setiap tahunnya. Namun, inti Natal adalah memperingati dan merenungkan kembali makna kelahiran Yesus Kristus bagi kita, umat-Nya. Dalam kutipan ayat firman Tuhan di atas dijelaskan bahwa Bayi Natal yang kita rayakan bukanlah manusia biasa. Dia adalah Juru Selamat, yang akan menyelamatkan manusia dari belenggu dosa. Selain itu, Dia juga adalah Tuhan dan Raja, yang menjadi Penguasa tunggal dalam setiap aspek kehidupan umat-Nya. Sekalipun perayaan Natal (kelahiran Tuhan Yesus) tidak pernah diperintahkan Tuhan Yesus atau dirayakan oleh orang Kristen di Alkitab sebagaimana halnya Paskah (kebangkitan Tuhan Yesus), tetapi mengingat Natal adalah hari kelahiran Tuhan dan Juru Selamat kita, maka layaklah kita merayakannya. Hari Natal, yang puncaknya biasa dirayakan umat kristiani di seluruh dunia pada tanggal 24 -- 25 Desember setiap tahun, tinggal beberapa hari lagi. Oleh karena itu, marilah kita mempersiapkan hati untuk menyambut Natal. Sebab, Dia yang kelahiran-Nya kita rayakan adalah Tuhan, Raja, dan Juru Selamat kita. Makna Natal bagi Orang-Orang Percaya Natal adalah kesukaan besar bagi segala bangsa. Manusia yang sedang terbelenggu oleh dosa akan diselamatkan dan diberi hidup kekal oleh seorang Juru Selamat yang baru lahir, Yesus Kristus. Karena itu, kita patut bersukacita seperti bala tentara surga yang bersukacita dengan nyanyian/puji-pujian saat peristiwa Natal (Lukas 2:13-14). Dan, sukacita Natal adalah bagi semua orang dari segala bangsa yang percaya kepada-Nya (Lukas 2:10). Kita dapat mengundang setiap orang untuk menerima kasih Natal tersebut. Natal adalah Kesederhanaan Walaupun Natal adalah sukacita, tetapi Natal bukanlah kemewahan. Anak Allah yang kudus lahir bukan di ibu kota Israel, Yerusalem, tetapi di kota kecil Betlehem (Lukas 2:4-6). Dia juga tidak lahir di istana, tetapi di kandang domba (Lukas 2:7). Kelahiran-Nya diberitakan bukan kepada raja, nabi, atau orang besar, tetapi kepada para gembala domba yang sederhana (Lukas 2:8-12). Kita patut merayakan Natal secara sederhana karena peristiwa Natal yang pertama adalah sederhana. Natal adalah Pengorbanan Karena kasih-Nya kepada manusia yang berdosa, Allah rela mengorbankan anak-Nya yang tunggal, Yesus Kristus, agar manusia terbebas dari dosa. Manusia yang telah jatuh dalam dosa seharusnya akan mati menanggung dosa-dosanya, tetapi Allah yang Pengasih dan Penyayang mengorbankan anak-Nya yang tunggal untuk mati menggantikan kita (Yohanes 3:16). Allah berkorban dalam Natal. Karena itu, kita juga sepatutnya berkorban dalam Natal, seperti para majus yang mengorbankan persembahan-persembahan mereka (Matius 2:11), sebagai "kado Natal" kita kepada- Nya. Natal adalah Kemenangan Melalui kelahiran Tuhan Yesus, kesudahan Iblis dan kejahatan semakin dekat. Manusia akan dibebaskan dari dosa, itulah sebabnya bayi Natal itu diberi nama "Yesus" (Matius 1:21), yang artinya: Allah menyelamatkan. Kemenangan telah tiba bagi manusia. Melalui peristiwa Natal, orang berdosa telah menang, kuasa Iblis telah dihancurkan. Memang, kita masih hidup di dunia yang penuh dosa, kejahatan, dan penderitaan. Kemenangan kita yang sesungguhnya baru terjadi saat kedatangan Tuhan Yesus kedua kali, saat itu tidak ada lagi dosa, kejahatan, dan penderitaan. Namun, melalui peristiwa Natal (kedatangan-Nya yang pertama), kita telah mencapai sebuah tahapan kemenangan. Natal adalah Penggenapan dan Pembuktian Kasih Allah Para nabi sebelumnya telah berulang-ulang menubuatkan kedatangan Tuhan Yesus ke dunia ini, dan akhirnya tergenapi pada peristiwa Natal tersebut (Matius 1:22- 23). Melalui peristiwa Natal, kasih Allah dibuktikan/digenapi bahwa Ia adalah Allah yang memegang janji-Nya dan yang tidak akan pernah berdusta kepada manusia. Melalui peristiwa Natal, kita juga diingatkan untuk tetap percaya pada firman, janji, dan kasih Allah yang tidak pernah berubah bagi kita, umat-Nya. Sumber asli: Nama situs: Pondok Renungan Alamat URL: http://www.pondokrenungan.com/isi.php?table=isi&id=1748 Penulis: Harison Jannes Ompusunggu Tanggal akses: 28 Oktober 2013 Diambil dari: Nama situs: Natal Alamat URL: http://natal.sabda.org/memaknai_natal Tanggal akses: 16 Oktober 2013 STOP PRESS: SITUS PENULIS KRISTEN (PELITAKU) Apakah Anda senang meningkatkan kemampuan tulis-menulis? Apa modal utama seorang penulis dalam meningkatkan kemampuan tulis-menulis? Salah satunya adalah bacaan berkualitas seputar dunia kepenulisan. Sejak tahun 2004, situs Pelitaku dan publikasi elektronik e-Penulis telah melayani ribuan pengunjung situs dan pelanggan publikasi ini dengan beragam artikel tentang literatur Kristen dan umum, kiat penulisan, kaidah penggunaan bahasa Indonesia, tokoh penulis serta ulasan situs-situs kepenulisan secara GRATIS! Jadi, tunggu apa lagi? Segeralah berlangganan publikasi e-Penulis secara GRATIS dengan mengirimkan email kosong ke: ==> < subscribe-i-kan-Penulis(at)hub.xc.org > Kunjungi juga situs Pelitaku di: ==> < http://pelitaku.sabda.org/ > Selamat menjelajahi situs Pelitaku dan teruslah berkarya! Kontak: konsel(at)sabda.org Redaksi: S. Setyawati, Santi T., dan Adiana Berlangganan: subscribe-i-kan-konsel(at)hub.xc.org Berhenti: unsubscribe-i-kan-konsel(at)hub.xc.org Arsip: http://sabda.org/publikasi/e-konsel/arsip/ BCA Ps. Legi Solo, No. 0790266579, a.n. Yulia Oeniyati (c) 2013 -- Yayasan Lembaga SABDA < http://ylsa.org >
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |