Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-konsel/303

e-Konsel edisi 303 (24-7-2012)

Anak Hiperaktif

______________________________e-KONSEL________________________________

        Milis Publikasi Elektronik Pelayanan Konseling Kristen
______________________________________________________________________

Edisi 303/Juli 2012

DAFTAR ISI
CAKRAWALA: MENOLONG ANAK YANG HIPERAKTIF
REFERENSI: ARTIKEL TENTANG ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DI SITUS
           C3I.SABDA.ORG

Shalom,

Anak yang aktif pada umumnya memiliki fungsi otak yang aktif pula.
Walaupun terkadang tingkahnya membuat kita kelelahan, namun kita patut
bersyukur karena ketika kita menjelaskan sesuatu kepadanya, dia akan
cepat menangkap maksud kita.

Saat ini, produk susu formula tidak diragukan telah memberikan
sumbangsih terhadap perkembangan otak anak. Dengan mengonsumsi
kandungan gizi yang cukup tinggi dan makanan yang bergizi, membuat
anak kita menjadi sehat dan ceria.

Akan tetapi, bagaimana jika keaktifan anak kita menjadi "over" dan
mengarah kepada hiperaktif? Hal ini mungkin bisa menjadi masalah bagi
orang tua. Lantas, apakah yang dapat kita lakukan untuk menolong anak
yang hiperaktif sehingga keaktifannya tidak menuju sikap merusak?
Dapatkan jawabannya dalam artikel yang kami sajikan dalam edisi ini.
Selain itu, kami juga menyajikan beberapa artikel tentang anak-anak
berkebutuhan khusus (tema bulan ini) untuk menjadi referensi Anda.
Selamat menyimak, semoga informasi yang kami bagikan bermanfaat bagi
Anda.

Pemimpin Redaksi e-Konsel,
Sri Setyawati
< setya(at)in-christ.net >
< http://c3i.sabda.org/ >

               CAKRAWALA: MENOLONG ANAK YANG HIPERAKTIF
                    Dirangkum oleh: Sri Setyawati

Apakah Anda pernah melihat atau menghadapi anak-anak yang hiperaktif?
Dalam istilah psikologi, hiperaktif lebih dikenal dengan nama
"Attention Deficit Hyperactivity Disorder" (ADHD). Apakah ini sebuah
penyakit? Hiperaktif bukan suatu penyakit. Hiperaktif adalah suatu
pola perilaku seseorang yang menunjukkan sikap tidak mau diam, tidak
menaruh perhatian dan impulsif (semaunya sendiri). Mereka pada umumnya
cenderung lebih sulit menerima perintah, sukar memusatkan perhatian
pada satu subjek, lupa menaruh barang, dan banyak bicara. Apa yang
menjadi penyebab utamanya masih diperdebatkan. Ada yang menyatakan
karena faktor makanan, ada juga yang menyatakan karena faktor genetis
atau keturunan.

Apa pun pemicunya, hiperaktif pada anak diakibatkan kondisi otak yang
tak dapat memproduksi senyawa kimia yang mengorganisasikan pikiran.
Tindakan/aksi yang dilakukannya hanyalah perwujudan dari syaraf
otaknya yang aktif. Anak-anak hiperaktif yang cenderung tidak bisa
diam, akan melakukan apa saja yang dia inginkan: membuat mainannya
berantakan, mencoret-coret tembok, memukul-mukul benda yang ada di
sekitarnya, dst.. Mereka sangat spontan dan sering melakukan hal-hal
yang tidak kita prediksi. Tindakan mereka yang sangat aktif kerap kali
membuat orang tua/pengasuh kewalahan. Jadi, tidaklah mengherankan jika
sebagian orang mengeluh saat mengasuh anak-anak hiperaktif.

Mendidik anak dengan gejala hiperaktif memang tak mudah. Orang tua
yang memiliki anak hiperaktif membutuhkan tingkat kesabaran tinggi
untuk mengawasi dan mendidik anaknya. Namun, apakah anak-anak
hiperaktif benar-benar tidak bisa dikontrol? Tentu bisa! Mereka memang
anak-anak yang aktif, namun tidak berarti mereka akan terus seperti
itu. Juga, anak hiperaktif tidak selalu "merugikan". Asalkan kita tahu
bagaimana mendampingi mereka dan memberikan pengarahan serta
penanganan yang tepat, kita bisa menuntun mereka menjadi anak-anak
yang terkontrol dan berhasil dalam banyak bidang. Apalagi anak
hiperaktif tidak selalu disebabkan karena adanya gangguan fungsi otak.

Secara teori, ada dua tipe penyebab anak hiperaktif:
a. Fisiologis: gangguan fungsi otak, kurang stimulasi terhadap retikulum.
b. Biologis: kelebihan energi, kurang perhatian.
c. Pola didik: kombinasi perilaku dan teknik disiplin yang buruk.

Pertolongan/Penanganan

1. Penanganan Secara Fisiologis

Untuk anak hiperaktif karena gangguan fungsi otak, cara penanganannya
adalah dengan mengonsultasikannya ke dokter ahli syaraf. Kemudian
perlu melakukan perawatan khusus kepada anak melalui terapi syaraf
dari kepala hingga kaki atau mengonsumsi obat-obatan yang dianjurkan
dokter, dan diberi bantuan oleh psikolog ahli.

Untuk anak hiperaktif karena kurang stimulasi, kita perlu memberikan
stimulus agar otak mereka mendapatkan data yang memadai tentang
perilaku yang normal sehingga hiperaktif bisa berhenti. Ritalin, obat
yang paling sering diberikan kepada penderita hiperaktif, merupakan
stimulus yang menenangkan perilaku hiperaktif dan meningkatkan rentang
waktu perhatian. Untuk menentukan dosis pemakaiannya, silakan
konsultasikan dengan dokter ahli.

2. Penanganan Secara Biologis

Untuk anak hiperaktif karena kelebihan energi, kita bisa mengajak anak
untuk melakukan kegiatan-kegiatan positif yang "menguras" energinya,
misalnya dengan berenang, ikut les musik/menari, dan sebagainya.
Namun, dalam menolong anak yang hiperaktif karena kelebihan energi
ini, kita tidak bisa sembarangan mengajak anak melakukan
aktivitas-aktivitas fisik yang berat. Kita bisa juga mengajak anak
untuk melakukan kegiatan yang memerlukan ketekunan dan konsentrasi,
seperti menjodohkan gambar, menyusun angka 1-10, atau menyusun puzzle.
Jika memang dirasa perlu, silakan bawa anak hiperaktif Anda ke lembaga
pendidikan atau kursus keterampilan/olahraga (seperti bela diri,
balet, berenang, atau bermain bola basket), sehingga energi anak bisa
tersalurkan untuk melakukan aktivitas-aktivitas yang positif. Selain
itu, kita juga bisa memberikan pengobatan kepada anak agar
hiperaktifnya menurun.

3. Penanganan Secara Sistem Didik

Untuk anak hiperaktif karena kurang perhatian, kita harus memberikan
perhatian yang secukupnya untuk anak tersebut. Memberi perhatian tidak
berarti selalu menuruti semua yang diinginkan si anak. Dalam hal ini,
kita tetap harus mendisiplin anak sesuai dengan kebenaran Kristus.
Jika anak terlalu berlebihan dan sulit dinasihati, orang tua berhak
untuk memberi hukuman, asal itu untuk mengarahkan anak atau membuat
anak lebih tenang dan lebih baik (bandingkan Amsal 23:13). Jika anak
menjadi hiperaktif karena pola didik/asuh yang kurang tepat, kita
perlu membuat dan melaksanakan manajemen pendidikan yang baru bagi
anak.

Sebetulnya, menangani anak hiperaktif itu relatif mudah. Ketika kita
sudah tahu penyebabnya, kita tentu lebih mudah mencari solusi
penanganannya. Meskipun begitu, kita harus bijaksana dalam memberikan
penanganan. Penanganan yang tepat bisa membuat anak semakin cemerlang
dan terampil dalam banyak hal. Sebaliknya, jika kita salah sedikit
saja dalam penanganannya, maka anak bisa semakin aktif bahkan bisa
menjadi perusak di luar batas kesadarannya. Nah, untuk anak-anak
hiperaktif yang cenderung merusak barang-barang di rumah kita, kita
perlu memberikan penanganan khusus. Kita perlu memberikan perhatian
dan kesabaran ekstra, agar anak bisa lebih terkendali.

Di balik segala kesulitan untuk mendidik dan menangani anak-anak
hiperaktif, sebenarnya kita patut bangga dengan keberadaan mereka.
Mereka pada umumnya lebih cerdas dibandingkan anak yang pasif/sedikit
aktivitas. Dalam sebuah penelitian, telah dilakukan sebuah tes
kemampuan secara komprehensif terhadap pemain basket dan pemain catur.
Hasilnya, kemampuan kinetik, antarpersonal, dan kemampuan lainnya
seorang pemain basket lebih baik daripada pemain catur. Hal ini
disebabkan permainan basket melibatkan banyak unsur lain, selain unsur
fisik. Sementara catur hanya mengandalkan bagian otak tertentu saja
untuk berpikir. Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa orang
yang mampu dan aktif menggerakkan anggota tubuhnya secara
simultan/bersamaan memiliki kemampuan intelektual yang lebih tinggi.
Meskipun begitu, anak-anak hiperaktif tetap harus diberi stimulasi
yang seimbang, baik stimulasi kinetik maupun stimulasi lainnya.

Dirangkum dari:
1. Dedeh. "Menelisik Kemampuan Intelektual Anak Hiperaktif". Dalam
   http://www.tabloidnova.com/Nova/Kesehatan/Anak/
   Menelisik-Kemampuan-Intelektual-Anak-Hiperaktif
2. ________. "Masa Depan Anak Hiperaktif Cenderung Lebih Sukses".
   Dalam http://metrotvnews.com/read/newsvideo/2012/03/13/147049/
   Masa-Depan-Anak-Hiperaktif-Cenderung-Lebih-Sukses
3. Meier, Paul D., M.D., dkk. 1991. "Pengantar Psikologi dan
   Konseling Kristen (I)". Yogyakarta: (PBMR) ANDI.

              REFERENSI: ARTIKEL TENTANG ANAK BERKEBUTUHAN
                    KHUSUS DI SITUS C3I.SABDA.ORG

Siapa sajakah yang tergolong anak berkebutuhan khusus itu? Ada
berbagai macam kategori anak berkebutuhan khusus, mulai dari anak-anak
yang tidak sempurna secara fisik hingga mereka yang memiliki kemampuan
melebihi anak-anak pada umumnya. Untuk memperlengkapi pengetahuan dan
referensi Anda, berikut ini kami daftarkan artikel-artikel terkait
dengan anak berkebutuhan khusus yang layak Anda baca.

1. Mengenal Autis
   ==> http://c3i.sabda.org/30/nov/1999/konseling_mengenal_autis

2. Apakah Autis Itu dan Apa yang Bisa Kita Lakukan?
   ==> http://c3i.sabda.org/31/jul/2005/
       konseling_apakah_autis_itu_dan_apa_yang_bisa_kita_lakukan

3. Apakah Anak Saya Autis?
   ==> http://c3i.sabda.org/31/jul/2005/konseling_apakah_anak_saya_autis

4. Anak-Anak yang Lemah Secara Fisik
   ==> http://c3i.sabda.org/03/jun/2008/
       konseling_anak_anak_yang_lemah_secara_fisik

5. Masalah Penglihatan
   ==> http://c3i.sabda.org/03/jun/2008/konseling_masalah_penglihatan

6. Masalah Pendengaran
   ==> http://c3i.sabda.org/03/jun/2008/konseling_masalah_pendengaran

7. Menolong Anak Prasekolah yang Berkebutuhan Khusus
   ==> http://c3i.sabda.org/
       menolong_anak_prasekolah_yang_berkebutuhan_khusus

8. Putra Saya Cacat
   ==> http://c3i.sabda.org/04/oct/2007/konseling_putra_saya_cacat

9. Gangguan Mental pada Anak
   ==> http://c3i.sabda.org/30/nov/1999/
       konseling_gangguan_mental_pada_anak

Selamat membaca!


Kontak: < konsel(at)sabda.org >
Redaksi: Sri Setyawati, Tatik Wahyuningsih, dan Berlian Sri Marmadi
Tim Editor: Davida Welni Dana, Berlian Sri Marmadi, dan Santi Titik Lestari
(c) 2012 -- Yayasan Lembaga SABDA
< http://www.ylsa.org >
Rekening: BCA Pasar Legi Solo;
No. 0790266579
a.n. Yulia Oeniyati
< http://blog.sabda.org/ >
< http://fb.sabda.org/konsel >
Berlangganan: < subscribe-i-kan-konsel(at)hub.xc.org >
Berhenti: < unsubscribe-i-kan-konsel(at)hub.xc.org >

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org