Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-konsel/3 |
|
e-Konsel edisi 3 (1-11-2001)
|
|
><> Edisi (003) -- 01 November 2001 <>< e-Konsel *-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-* Milis Publikasi Elektronik Pelayanan Konseling Kristen *-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-* Daftar Isi: - Pengantar - Dari Redaksi : Konselor Kristen - Cakrawala : Kualifikasi Seorang Konselor Kristen - Bimbingan Alkitabiah : Ciri-ciri Konselor Kristen - Kesaksian : Seorang Konselor yang Mengasihi Tuhan dan Mengasihi Sesama - Serba Info : Tentang TELAGA - Dari Redaksi : Mohon Bantuan Doa [e-Konseling dan Tim] - Surat dari Anda : Ucapan Syukur REDAKSI *-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-* REDAKSI -*- PENGANTAR DARI REDAKSI -*- Salam sejahtera, Ketika kita mulai merasa terpanggil untuk terjun dalam pelayanan konseling, maka seringkali timbul pertanyaan: "Apa sih syarat- syaratnya untuk menjadi seorang konselor?", "Saya tidak memiliki pendidikan konseling, bisakah saya menjadi seorang konselor?" atau "Apakah saya layak untuk menjadi seorang konselor?" Pertanyaan-pertanyaan tsb. adalah pertanyaan-pertanyaan yang logis dan bagus. Untuk menjawab pertanyaan di atas, maka pada edisi ketiga ini, kami akan menyajikan ulasan singkat mengenai kualitas- kualitas yang harus dimiliki untuk menjadi seorang konselor Kristen yang baik. Semoga ulasan edisi ini menolong anda untuk lebih sungguh-sungguh melayani dan melakukan kehendak Tuhan! Selamat melayani, Dalam Kasih-Nya, Staf Redaksi e-Konsel *CAKRAWALA*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*CAKRAWALA* Pendahuluan dari Redaksi ======================== Tuhan memberi banyak karunia bagi gereja, salah satunya adalah karunia untuk saling menolong dan menasehati. Hal ini dinyatakan dengan jelas oleh Rasul Paulus kepada jemaat di Roma, "Saudara-saudaraku, aku sendiri memang yakin tentang kamu, bahwa kamu juga telah penuh dengan kebaikan dan dengan segala pengetahuan dan sanggup untuk saling menasihati" (Roma 15:14). Dalam hal inilah konseling dimengerti sebagai pelayanan yang paling tepat dilakukan oleh gereja. Melalui pelayanan konseling seluruh jemaat (Tubuh Kristus) menjadi utuh karena masing-masing anggota berkarya dan berfungsi menjadi pelengkap bagi yang lain. Oleh karena itu setiap anggota seharusnya dapat menjadi konselor bagi yang lain. Nah, bagaimana kita dapat mewujudkan hal ini menjadi kenyataan? Masih banyak anggota jemaat yang merasa bahwa pelayanan konseling hanya pantas dilakukan oleh gembala jemaat (pendeta) saja. Mungkinkah seorang Kristen awam menjadi konselor? Kalau ya, apakah kualifikasi yang harus dipenuhi untuk menjadi seorang konselor Kristen yang baik? Untuk mendapat jawaban tsb., ikutilah pembahasan oleh Judy K. TenElshof berikut ini: -*- KUALIFIKASI SEORANG KONSELOR KRISTEN -*- Semua orang Kristen adalah pelayan dan mempunyai kemampuan untuk menolong proses pertumbuhan dan pemulihan rohani orang lain. Satu kualifikasi utama untuk melayani orang lain adalah menjadi manusiawi [human], dan oleh karenanya ia membutuhkan hubungan dengan orang lain. Kebutuhan terbesar dari jiwa kitalah yang membawa kita kepada Tuhan, karena hanya Dia satu-satu-Nya Pribadi yang mampu memenuhi kebutuhan jiwa kita. Seluruh sisa hidup kita selanjutnya akan digunakan untuk mengerjakan suatu proses yang membuat hidup kita bertumbuh, baik yang ada di dalam pikiran dan hati kita, ataupun yang ada di luar yaitu tingkah laku kita, agar menjadi semakin konsisten dengan status kita dalam Kristus. Orang-orang Kristen yang ada dalam Tubuh Kristus yang memiliki kekuatan/kelebihan dapat membantu mereka yang kurang/lemah sehingga seluruh Tubuh menjadi kuat. Pelayanan berbagi seperti inilah yang akan menimbulkan pengharapan dan janji. Kualitas-kualitas lain yang harus dimiliki seorang Kristen yang berhikmat adalah, ia harus seorang yang: 1. mencari Allah 2. mengetahui kehendak Allah dalam hidupnya 3. mengetahui pentingnya doa 4. menghargai persekutuan dengan orang-orang saleh 5. memberitakan kebenaran Firman Tuhan. Karakteristik-karakteristik ini harus ditemukan dalam kehidupan orang-orang Kristen, terutama sekali bagi mereka yang rindu untuk melayani orang lain dalam bidang konseling. Beberapa orang Kristen membangun kompetensi dan keahlian yang akan mengembangkan kemampuan mereka untuk menolong yang lain, namun keahlian-keahlian ini perlu diintegrasikan ke dalam pelayanan yang telah diberikan oleh Tuhan dan yang sudah seharusnya menjadi bagian dari "keimaman semua orang percaya". Gereja membutuhkan semua orang percaya untuk turut ambil bagian dalam menjalankan fungsinya sebagai anggota Tubuh Kristus. Setiap orang percaya memiliki kekuatan, keahlian, karunia, kemampuan, dan kelemahan masing-masing sebagai bagian yang unik dari keseluruhan anggota tubuh. Setiap orang harus menyadari dalam hal apakah mereka mampu memberi dan dalam hal apakah mereka butuh untuk menerima. Tidak ada seorang pun dalam anggota tubuh yang melebihi yang lain sehingga ia merasa tidak membutuhkan yang lain. Sepintar, secakap, semampu apapun, kita semua membutuhkan persekutuan dengan orang- orang percaya yang lain. Bagi anggota-anggota jemaat yang menerima karunia untuk menolong yang lain dan rindu untuk dilatih, ada sejumlah karakteristik- karakteristik lain yang tidak kalah pentingnya dengan apa yang telah disebutkan di atas: 1. Kerentanan/keterbukaan/transparansi (Vulnerability). Mau terbuka untuk mengakui kekuatan, kelemahan diri sendiri dan persoalan-persoalan yang belum terpecahkan dan berani bertanggungjawab-sharing pada saat yang tepat. 2. Sikap menerima (Attitude of acceptance). Menilai dan menghakimi membuat orang menjaga jarak, sebaliknya sikap menerima menolong orang lain untuk menilai diri mereka sendiri (Galatia 6:1). 3. Kemampuan untuk mendengarkan (Ability to listen). Mendengarkan dengan penuh pengertian dapat dikembangkan apabila seseorang mempunyai kerinduan untuk menjadi pendengar bagi orang lain (Yakobus 1:19). 4. Hati yang berbelaskasihan (Compassionate). Rasa belas kasihan yang tulus dapat dikembangkan jika seseorang memiliki sikap terbuka dan mampu ikut merasakan apa yang dirasakan orang lain (Roma 12:15; Galatia 6:2). Ketika perasaan kita sendiri tidak diijinkan untuk diekspresikan karena luka yang ada pada kita, maka akan sulit bahkan mustahil bagi kita untuk bisa merasakan penderitaan orang lain. 5. Bersandar pada Tuhan (Dependent on God). Kemampuan untuk menundukkan diri pada otoritas tertinggi akan menjaga orang percaya untuk tetap rendah hati dan selalu menyadari bahwa hanya Tuhan, melalui pekerjaan Roh Kudus, yang mampu mengubah hati seseorang. 6. Kerinduan mengembangkan pengetahuan tentang teknik yang tepat guna (Desire to develop a knowledge of proper technique). Seorang penolong perlu tahu kapan waktu yang tepat untuk mengajukan pertanyaan, kapan perlu bertindak langsung, kapan menunjukkan belas kasihan, atau kapan menunjukkan kerentanannya. Konseling bukan pekerjaan yang ringan karena perlu persiapan untuk bisa menjadi ahli dalam menolong orang lain. 7. Pengetahuan akan Firman Allah dan menggunakannya dengan tepat (Knowledge of Scripture and its appropriate use). Menggunakan Firman Allah pada saat yang tidak tepat (khususnya saat sedang mengalami kepahitan hidup) justru akan lebih banyak menghalangi daripada menolong seseorang untuk bertumbuh dewasa secara rohani. 8. Dapat dipercaya dan menjaga kerahasiaan (Trustworthy and confidential). Sifat dapat dipercaya seorang konselor adalah prasyarat bagi orang yang butuh untuk mempercayai seseorang (Amsal 11:13, 21:23). 9. Mengenali dan mengetahui keterbatasannya (Recognize and know one's limitations). Tidak ada seorang pun yang mampu memenuhi semua kebutuhan orang lain. Para konselor perlu menyadari kekuatan dan kelemahan mereka. Mereka perlu mengetahui keterbatasan mereka dan bisa mengarahkan kepada yang lain bila diperlukan. Setiap konselor harus mempunyai daftar orang-orang lain yang memiliki kelebihan dan kecakapan yang tidak dimilikinya. 10. Mau dituntut pertanggungjawabannya (Willing to be accountable). Tidak ada konselor Kristen yang boleh menolong orang lain kecuali ia bersedia untuk dimintai pertanggungjawabannya. Kenapa? Karena konselor juga hanyalah seorang manusia yang jauh daripada sempurna. Konselor yang tidak bersedia untuk dimintai pertanggungjawaban akan membahayakan orang yang sedang ditolong. Pelayanan konseling dalam jemaat (Tubuh Kristus) adalah tanggung jawab yang sangat besar. Sebelum seseorang masuk dalam pelayanan konseling, maka harus dipertimbangkan juga talenta apa yang dimilikinya, bagaimana dedikasinya dan juga persiapan apa yang dibutuhkan. -*- Sumber -*- Bahan diterjemahkan dari bagian: Judul Artikel : Counseling Ministry and the Church (Chapter 22) Judul Buku : Foundations of Ministry Penulis/Editor: Judy K. TenElshof / Michael J. Anthony Penerbit : A BridgePoint Book Halaman : 338 - 340 Penutup dari Redaksi ==================== Latihan, pengetahuan dan pengalaman bertahun-tahun tidak cukup menjadikan seorang pendeta atau konselor menjadi seorang konselor Kristen yang baik. Banyak peristiwa dan masalah yang membuat para konselor harus mengakui akan ketidakmampuan mereka dan menyadari akan keterbatasan mereka sebagai manusia biasa. Jika mereka mulai menolong orang dengan kekuatan sendiri, sudah pasti mereka akan melakukan berbagai kesalahan (meskipun tidak selalu berakibat fatal). Oleh karena itu, hal yang paling penting yang menentukan keberhasilan seorang konselor adalah dengan bersandar pada kuasa dan hikmat Allah. "Percayalah kepada Tuhan dengan segenap hatimu, dan janganlah bersandar kepada pengertianmu sendiri. Akuilah Dia di dalam segala lakumu, maka Ia akan meluruskan jalanmu." (Amsal 3:5-6) < http://www.bit.net.id/SABDA-Web/Ams/T_Ams3.htm 3:5 > *BIMBINGAN*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-ALKITABIAH-*-*-*-*-*-*-*-*-*BIMBINGAN* -*- CIRI-CIRI KONSELOR KRISTEN -*- Dr. Gary R. Collins, Ph.D. dalam bukunya yang berjudul "Konseling Kristen yang Efektif" menuliskan bahwa Firman Tuhan dengan jelas menekankan tentang ciri-ciri dan keistimewaan seseorang yang ingin menolong orang lain secara efektif: 1. Galatia 5:22-26 Seorang konselor Kristen yang efektif tentu mempunyai kerohanian yang baik. Dalam Galatia pasal 5, kita dapat membaca mengenai buah-buah dari Roh Kudus. Seseorang yang sudah menerima Kristus menjadi Tuhan dan Juruselamat, ia menyerahkan dirinya untuk mengikut Kristus, menyalibkan hawa nafsunya, dan berjalan di dalam pimpinan Roh Kudus. Lambat laun bagian demi bagian dari kehidupannya mulai berubah, dan mulai mengeluarkan buah-buah Roh, yaitu kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemah-lembutan dan penguasaan diri. Ia selalu ingin menyenangkan hati Tuhan, hidup yang dipimpin Roh tidak menuruti hawa nafsunya sendiri, saling membenci dan iri hati. Jika seandainya anda mempunyai problema dan membutuhkan konseling, tentunya anda ingin bertemu dengan seorang konselor yang sensitif dan baik kerohaniannya bukan? Seseorang yang sudah menjadi milik Kristus akan terus menerus ingin memperbaiki hidupnya. Untuk menjadi seorang konselor Kristen yang efektif kita harus membiarkan Roh Kudus terus menerus mengontrol dan memperbaharui kehidupan kita. 2. Galatia 6:1 Seorang konselor harus lemah lembut. Roh yang lemah lembut tidak berarti bahwa kita tidak boleh mengatakan apa-apa yang tidak disukai untuk didengar dan dilakukan oleh konselor. Kadang- kadang kita harus tegas, namun juga tetap lembut, sensitif, kepada mereka yang datang dengan berbagai persoalan. 3. Galatia 6:2 Seorang konselor harus bersedia menolong meringankan beban. Ini tidak mudah. Seringkali sulit, tidak menyenangkan, bahkan menyakitkan. Tetapi hal inilah yang menjadi firman Tuhan, yaitu kita harus meringankan beban satu dengan yang lain. Ada saatnya kita menolong, tetapi ada saatnya pula kita membiarkan orang lain menolong kita. Seperti Kristus mengasihi, demikian pula kita harus saling mengasihi (Yohanes 13:35), saling meringankan beban, dengan demikian kita memenuhi hukum Kristus. 4. Galatia 6:6 Seorang konselor harus bersifat rendah hati. Seorang konselor Kristen dapat dikenali karena kerendahan hatinya. Ia tidak menyombongkan diri, melainkan ia melihat, bahwa karena anugerah dan kebijaksanaan dari Tuhan saja ia dapat menolong orang lain. Ia menguji dirinya sendiri, tidak bermegah melihat keadaan orang lain, dan mau menanggung bebannya sendiri, bahkan mau belajar dari orang yang minta tolong kepadanya. 5. Galatia 6:7-8 Seorang konselor harus bersifat sabar. Ia tahu apa yang ditabur orang itu juga yang akan dituainya, Allah tidak membiarkan diri- Nya dipermainkan. Sangat mudah bagi konselor untuk menyerah dan merasa putus asa bila kondisi konsele tidak bertambah baik (6:9). Tapi kalau kita mau dipakai Tuhan, kita harus sabar dan rela membiarkan Roh Kudus bekerja sesuai dengan waktu-Nya. 6. Galatia 6:10 Seorang konselor harus rajin berbuat baik. Pelayanan konseling adalah bagian integral dari hidup konselor itu sendiri. Perbuatan baik dalam konseling tidak dapat dipisahkan dari kehidupan pribadinya dan merupakan cermin dari kehidupan sehari- hari di luar konteks pelayanan konselingnya. Galatia pasal 6 memang ditulis untuk orang-orang percaya. Prinsip-prinsip untuk menolong orang lain harus dipupuk, dan harus menjadi semakin jelas bila kita tumbuh dalam iman kepada Tuhan Yesus. Sebagai penutup beliau mengatakan satu pernyataan yang penting: "titik permulaan untuk semua konselor adalah hubungan mereka dengan Tuhan, yang ditandai dengan kasih (Yohanes 13:34-35). Ciri ini sangat penting untuk setiap orang yang akan menolong orang lain." -*- Sumber -*- Judul Buku: Konseling Kristen yang Efektif Penulis : Dr. Gary R. Collins, Ph.D. Penerbit : Seminari Alkitab Asia Tenggara, Malang, 1998 Halaman : 14 - 16 *KESAKSIAN-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-KESAKSIAN* -*- SEORANG KONSELOR YANG MENGASIHI TUHAN DAN SESAMA -*- Kira-kira pada akhir abad yang lalu, seorang pendeta setengah umur dan istrinya yang masih muda merasa sangat berbahagia dan bangga akan kelahiran bayi laki-laki mereka yang sehat dan montok, yang mereka beri nama Paul Tournier. Sayang kebahagiaan ini hanya dirasakan beberapa minggu saja, karena pendeta ini mendadak meninggal dunia dan beberapa tahun kemudian disusul oleh istrinya. Anak yatim piatu ini kemudian diambil oleh paman dan bibinya yang baik hati. Namun mereka merasakan tidak mudah membesarkan anak ini yang secara tiba-tiba saja telah menjadi bagian dari keluarga mereka. Pamannya sibuk dengan usaha dagangnya dan bibinya adalah seorang wanita yang lemah tubuh, dan kesehatannya selalu terganggu sehingga kurang bisa mempunyai waktu untuk memperhatikan dia. Tournier mempunyai masa kecil yang sangat kesepian. Bahkan setelah ia dewasa, setelah menyelesaikan sekolah kedokterannya dan menikah, ia masih sering merasa kesepian, pemalu, dan merasa kurang bisa menempatkan diri di antara kawan-kawannya. Suatu hari, Tournier bertemu degnan orang-orang Kristen yang sedang hangat-hangatnya melayani Tuhan. Mereka secara teratur berdoa, membaca Firman Tuhan dan bersekutu untuk saling mendoakan dan menolong. Pergaulan ini sangat mengubah banyak aspek dalam kehidupannya. Ia yang dulu menjadi orang Kristen yang suam, sekarang sangat bergairah dalam mengikut Kristus. Tournier mulai lebih memperhatikan keadaan pasien-pasiennya, dan ia mulai melihat bagaimana Tuhan sudah menolong dan memperbaharui kehidupan para pasiennya. Dr. Paul Tournier mulai menulis mengenai pengalaman-pengalamannya di buku kecil, yang di kemudian hari menjadi dasar bagi bukunya yang pertama. Tahun-tahun setelah itu, banyak buku yang ditulisnya, dan setiap bukunya selalu bertemakan bagaimana mengerti dan menolong orang lain. Pasien-pasiennya di Geneva dan pembaca-pembacanya di seluruh dunia merasa tertarik pada kepekaannya atas penderitaan, kasih, iman, kerendahan hati dan ketulisan hatinya pada orang lain. Tournier tidak pernah dilatih untuk menjadi seorang psikiater. Ia juga tidak pernah mendapat pendidikan khusus mengenai konseling, tetapi ia menjadi sangat terkenal oleh karena cepat menangkap apa yang tersembunyi di balik tingkah laku seseorang. Ia sangat tertarik pada manusia dengan segala persoalannya, dan selalu tergerak menolong mereka untuk mengatasinya. Bukan pendidikan di sekolah yang membuat Tournier menjadi konselor yang baik, tetapi ia menjadi sangat efektif oleh karena ia bisa memakai dan mengembangkan bakat kemampuan yang dimilikinya. Banyak riset sudah dilakukan untuk menilai suksesnya seorang konselor yang efektif, dan ternyata bukan karena metode atau apa yang telah dikatakan atau dilakukan konselor, namun kebanyakan oleh karena kepribadian konselor itu sendiri. Seorang konselor yang baik, adalah seorang yang sangat memperhatikan, ramah, tulus, benar- benar mau menolong dan mempunyai kemampuan untuk mengerti persoalan dan perasaan orang lain. Memang perlu untuk mengetahui teknik- teknik konseling, dan mengerti bagaimana memecahkan problema, tetapi yang paling penting adalah pribadi dan bakat yang diberikan Tuhan dalam diri kita. Tema dari ==kesaksian== ini bisa diringkas dan disimpulkan menjadi satu kalimat yang sangat penting: "Jika anda ingin menjadi seorang konselor Kristen yang efektif, anda harus menjadi seorang yang mengasihi Tuhan dan sesama manusia." -*- Sumber Kutipan -*- [[Judul asli: Ciri-ciri Konseling Kristen]] Judul Buku: Konseling Kristen yang Efektif Penulis : Dr. Gary R. Collins, Ph.D. Penerbit : Seminari Alkitab Asia Tenggara, Malang, 1998 Halaman : 13 - 14 *INFO*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*INFO* Mulai edisi 004 y.a.d (15 November 2001) dan seterusnya, e-Konsel akan membuka satu kolom baru yang diberi nama "TELAGA". Sebelum kolom ini dibuka, maka kami ingin terlebih dahulu memperkenalkan kepada pembaca, apa dan siapa itu TELAGA. -*- TELAGA -*- TELAGA (singkatan dari "Tegur Sapa Gembala Keluarga") adalah sebuah program pelayanan untuk radio yang diselenggarakan oleh LEMBAGA BINA KELUARGA KRISTEN (LBKK). Fokus pelayanan mereka adalah untuk memberi pembinaan kepada keluarga Kristen. Sampai sejauh ini, LBKK telah menghasilkan hampir seratus kaset TELAGA yang telah/sedang disiarkan melalui berbagai siaran radio Kristen di seluruh penjuru Nusantara. Masing-masing kaset TELAGA berdurasi setengah jam (untuk acara siaran seminggu sekali), berisi pembahasan sebuah topik yang digabung dengan tanya-jawab. Sebagai pembicara utama dalam kaset tsb. adalah: Pdt. Dr. Paul Gunadi. Topik-topik yang diangkat sangat bervariasi, tetapi pada umumnya berkisar tentang keluarga, perkawinan, pergumulan pribadi, masalah kejiwaan dan masalah- masalah lain. Visi pelayanan TELAGA sangat mulia dan kaset-kaset yang disiarkan melalui program radio telah memberi banyak berkat bagi pendengar- pendengarnya. Puji Tuhan, berkat itu akan juga bisa dinikmati oleh pembaca e-Konsel, karena kami telah mendapat ijin dari LBKK untuk menyajikan TELAGA dalam bentuk tulisan. Kaset-kaset TELAGA telah kami ringkas dalam bentuk artikel pendek (review) dengan dilengkapi tanya jawabnya. Oleh karena itu, silakan tunggu pada edisi kami selanjutnya yang akan memuat satu kolom khusus dari program TELAGA. Bagi anda yang membutuhkan informasi lebih lengkap tentang Pelayanan TELAGA, atau LBKK, silakan menghubungi alamat di bawah ini: ==> <info-telaga@sabda.org> *DARI REDAKSI*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*DARI REDAKSI* -*- MOHON BANTUAN DOA -*- (Rencana dibentuknya Milis Diskusi "e-Konseling" dan Tim Konselor) Puji Tuhan!! Pelayanan Publikasi e-Konsel mendapat tanggapan yang sangat positif dari para pembaca. Hal yang juga sangat membesarkan hati adalah keinginan beberapa anggota e-Konsel untuk bisa terlibat dalam pelayanan konseling lewat internet (e-mail). Oleh karena itu, kami juga bersyukur dengan terbentuknya Tim Konselor Awam (di bawah payung C3I/Christian Counseling Center Indonesia) yang akan bersama- sama menggumuli pelayanan konseling lewat internet. Namun kami tahu pekerjaan Tuhan ini tidak mudah dan iblis juga tidak akan tinggal diam. Oleh karena itu, melalui surat ini kami mohon dukungan doa dari semua anggota e-Konsel. Doakan agar pelayanan ini dapat terlaksana dengan baik dan menjadi berkat bagi masyarakat Kristen Indonesia. Secara khusus, kami mohon bantuan doa untuk pokok-pokok doa berikut ini: 1. Penyelesaian pembangunan infra-struktur internet (melalui sistem I-KAN / Internet -- Komputer Alkitab Network) yang akan menjadi tulang punggung bagi pelayanan konseling internet Indonesia. 2. Persiapan akan dibukanya Milis Diskusi "e-Konseling", sebuah Milis Diskusi umum yang bertujuan untuk a) menolong mereka yang mengalami masalah-masalah dan membutuhkan pelayanan konseling lewat internet, dan b) mendiskusikan dan membicarakan lebih dalam tentang tema/isu konseling kristen yang menarik dan relevan. 3. Kesatuan hati Tim Konselor Awam ("e-Konselor") yang sedang dibentuk, kiranya masing-masing anggota tim dapat bekerjasama dan saling menguatkan untuk menjadi tim pelayanan yang sungguh- sungguh mengasihi Tuhan dan mengasihi sesama. Saran dan masukan sangat kami harapkan. Oleh karena itu, bagi pembaca e-Konsel yang ingin memberikan sumbang saran sehubungan dengan rencana-rencana di atas, silakan mengirimnya ke alamat: ==> < staf-konsel@sabda.org > Bagi anda yang ingin terlibat dalam Tim/Pelayanan Konseling ini: ==> < tim-konsel@sabda.org > Untuk bantuan dan dukungan doanya kami mengucapkan banyak terima kasih. Terpujilah Tuhan dan besarlah Nama-Nya!!! *SURAT-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*DARI ANDA*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-SURAT* =1= From: Andi K <andiky@> >Shalom, >Sungguh saya senang sekali menerima artikel dari STAF REDAKSI e- >Konsel, meski masih baru tapi pembahasan tentang konseling benar2 >bagus. Sekiranya Tuhan memberkati pelayanan anda. >GBU! >Andi K. =2= From: Agus Santoso <yaguss@> >Redaksi ykk,....dalam Kristus >Terima kasih untuk pengiriman "Buletin E-Konsel" karena telah >banyak membantu untuk memperlengkapi diri dalam pelayanan konseling >di jemaat. Saya hanya bisa berdoa kiranya, YLSA dan E-Konsel benar- >benar dapat menjadi berkat untuk pelayanan pekerjaan Tuhan dan >secara maksimal akan dapat bermanfaat untuk menolong jiwa-jiwa yang >sedang bermasalah baik yang hidup di luar Kristus maupun yang hidup >didalam Kristus. Saya berharap artikel-artikelnya, serta contoh- >contoh studi kasusnya akan sangat bermanfaat dan menjadi berkat >bagi Gereja Tuhan di Indonesia dan banyak hamba-hamba Tuhan yang >mau memanfaatkan - E-Konsel sebagai alat untuk memperlengkapi >pelayanannya. >Terima kasih ya.. untuk yang mendaftarkan nama saya sebagai >pelanggan E-Konsel biarlah Tuhan Yesus sendiri yang akan membalas >semua kebaikan tersebut amin. >Salam hormat kami, Bpk. Agus S. Redaksi: Untuk Sdr. Andi dan Sdr. Agus, terima kasih banyak untuk dorongan yang anda berikan kepada kami. Doakan terus pelayanan e-Konsel ini agar dapat dipakai Tuhan untuk menolong sebanyak mungkin orang yang saat ini membutuhkan. Mari kita bersama bekerja melayani Dia dengan hati yang selalu mengasihi-Nya. e-KONSEL*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*e-KONSEL Tuhan memakai orang biasa, .. untuk melakukan hal yang luar biasa!! e-KONSEL*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*e-KONSEL STAF REDAKSI e-Konsel Yulia O., Linda C., Margareta A. PENANGGUNG JAWAB ISI dan TEKNIS Yayasan Lembaga SABDA INFRASTRUKTUR dan DISTRIBUTOR Sistem Network I-KAN Copyright(c) 2001 oleh YLSA *-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-* Anda punya masalah atau perlu konseling? <masalah-konsel@sabda.org> Informasi/artikel/bahan/sumber konseling/surat/saran/pertanyaan/dll. dapat dikirimkan ke alamat: <owner-i-kan-konsel@xc.org> *-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-* Berlangganan: Kirim e-mail kosong ke: subscribe-i-kan-konsel@xc.org Berhenti: Kirim e-mail kosong: unsubscribe-i-kan-konsel@xc.org Sistem lyris: http://hub.xc.org/scripts/lyris.pl?enter=i-kan-konsel ARSIP publikasi e-Konsel: http://www.sabda.org/publikasi/e-konsel/ *-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |