Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-konsel/291

e-Konsel edisi 291 (1-5-2012)

Bimbingan Konseling (BK)

______________________________e-KONSEL________________________________

        Milis Publikasi Elektronik Pelayanan Konseling Kristen
______________________________________________________________________

Edisi 291/Mei 2012

DAFTAR ISI
CAKRAWALA: BIMBINGAN KONSELING SEKOLAH DASAR
ULASAN SITUS: INDONESIAN CHRISTIAN COUNSELING AND CARE COMMUNITY FOR
           TEENAGERS AND YOUTH (ICCCCTY)

Salam sejahtera,

Guru dan pihak sekolah merupakan mitra orang tua dalam mendidik dan
membentuk karakter anak-anak. Bukan hanya pengetahuan yang didapatkan,
kepribadian anak-anak kita pun bisa ditolong dengan adanya bimbingan
konseling yang disediakan oleh sekolah. Bagaimana peran bimbingan
konseling di sekolah bagi pertumbuhan anak? Anda dapat menyimak lebih
lanjut di kolom Cakrawala yang tersaji di edisi ini. Selain itu, kami
juga menyajikan informasi singkat tentang situs konseling bagi remaja
dan pemuda, ICCCCTY. Kiranya sajian e-Konsel ini menjadikan kita
semakin menghargai dan memerhatikan bimbingan konseling bagi anak-anak.

Pemimpin Redaksi e-Konsel,
Sri Setyawati
< setya(at)in-christ.net >
< http://c3i.sabda.org/ >

            CAKRAWALA: BIMBINGAN KONSELING SEKOLAH DASAR

Berdasarkan lampiran Permendiknas RI No.22 Tahun 2006 tentang standar
isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah, Kurikulum SD memuat 8
Mata Pelajaran, Muatan Lokal, dan Pengembangan Diri.

Pengembangan diri bertujuan memberi kesempatan kepada peserta didik,
untuk mengembangkan dan mengekspresikan diri sesuai dengan kebutuhan,
bakat, dan minat siswa sesuai kondisi sekolah. Kegiatan pengembangan
diri dilakukan melalui kegiatan pelayanan konseling, yang berkenaan
dengan masalah diri pribadi dan kehidupan sosial, pelajaran, dan
pengembangan pikir anak didik.

Hakikat Bimbingan dan Konseling di Sekolah Dasar

M. Surya (1988:12) berpendapat bahwa bimbingan adalah suatu proses
pemberian atau layanan bantuan yang terus-menerus dan sistematis, dari
pembimbing kepada yang dibimbing, agar tercapai perkembangan yang
optimal dan penyesuaian diri dengan lingkungan.

Bimbingan ialah penolong individu, agar dapat mengenal dirinya dan
dapat memecahkan masalah-masalah yang dihadapi di dalam kehidupannya
(Oemar Hamalik, 2000:193).

Bimbingan adalah suatu proses yang terus-menerus, untuk membantu
perkembangan individu dalam rangka mengembangkan kemampuannya secara
maksimal, untuk memperoleh manfaat yang sebesar-besarnya, baik bagi
dirinya maupun bagi masyarakat (Tim Pengembangan MKDK IKIP Semarang,
1990:11).

Dari beberapa pendapat di atas, dapat ditarik sebuah intisari bahwa
bimbingan merupakan suatu bentuk bantuan yang diberikan kepada
individu, agar dapat mengembangkan kemampuannya seoptimal mungkin, dan
membantu siswa agar memahami dirinya (self-understanding), menerima
dirinya (self-acceptance), mengarahkan dirinya (self-direction), dan
merealisasikan dirinya (self-realization).

Konseling adalah proses pemberian yang dilakukan melalui wawancara
konseling oleh seorang ahli kepada individu yang sedang mengalami
suatu masalah, yang bermuara pada teratasinya masalah yang dihadapi
oleh klien (Prayitno, 1997:106).

Konseling merupakan upaya bantuan yang diberikan kepada seseorang,
supaya dia memperoleh konsep diri dan kepercayaan pada diri sendiri,
memanfaatkannya untuk memperbaiki tingkah lakunya pada masa yang akan
datang (Mungin Eddy Wibowo, 1986:39).

Dari pengertian tersebut, dapat dirangkum ciri-ciri pokok konseling,
yaitu:
1. adanya bantuan dari seorang ahli,
2. proses pemberian bantuan dilakukan dengan wawancara konseling, dan
3. bantuan diberikan kepada individu yang mengalami masalah, agar
   memperoleh konsep diri dan kepercayaan diri dalam mengatasi masalah,
   guna memperbaiki tingkah lakunya pada masa yang akan datang.

Perlunya Bimbingan dan Konseling di SD

Jika ditinjau secara mendalam, setidaknya ada tiga hal utama yang
melatarbelakangi perlunya bimbingan, yakni tinjauan secara umum,
sosiokultural, dan aspek psikologis.

Secara umum, latar belakang perlunya bimbingan berhubungan erat dengan
pencapaian tujuan pendidikan nasional, yaitu: meningkatkan kualitas
sumber daya manusia Indonesia yaitu manusia yang beriman dan bertakwa
terhadap Tuhan Yang Mahaesa, berbudi pekerti luhur, berkepribadian,
berdisiplin, bekerja keras, tangguh, bertanggung jawab, mandiri,
cerdas, dan terampil serta sehat jasmani dan rohani.

Untuk mewujudkan tujuan tersebut, maka perlu mengintegrasikan seluruh
komponen yang ada dalam pendidikan, salah satunya adalah komponen
bimbingan. Bila dicermati dari sudut sosiokultural, yang
melatarbelakangi perlunya proses bimbingan adalah adanya perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi yang pesat, sehingga berdampak di
setiap dimensi kehidupan. Hal tersebut semakin diperparah dengan laju
pertumbuhan penduduk yang tinggi, sementara laju lapangan pekerjaan
relatif menetap.

Menurut Tim MKDK IKIP Semarang (1990:5-9), ada lima hal yang
melatarbelakangi perlunya layanan bimbingan di sekolah, yakni:
1. masalah perkembangan individu,
2. masalah perbedaan individual,
3. masalah kebutuhan individu,
4. masalah penyesuaian diri dan kelainan tingkah laku, dan
5. masalah belajar.

Fungsi Bimbingan dan Konseling di SD

Sugiyo, dkk. (1987:14) menyatakan bahwa ada tiga fungsi bimbingan dan
konseling, yaitu:

- Fungsi Penyaluran (distributive)
Fungsi penyaluran ialah fungsi bimbingan dalam membantu menyalurkan
siswa-siswa dalam memilih program-program pendidikan yang ada di
sekolah, memilih jurusan sekolah, memilih jenis sekolah
lanjutan/sambungan ataupun lapangan kerja yang sesuai dengan bakat,
minat, cita-cita, dan ciri-ciri kepribadiannya. Di samping itu, fungsi
ini juga meliputi bantuan untuk memiliki kegiatan-kegiatan di sekolah;
misalnya membantu menempatkan anak dalam kelompok belajar.

- Fungsi Penyesuaian (adjustive)
Fungsi penyesuaian ialah fungsi bimbingan dalam membantu siswa untuk
memperoleh penyesuaian pribadi yang sehat. Dalam berbagai teknik
bimbingan, khususnya dalam teknik konseling, siswa dibantu menghadapi
dan memecahkan masalah-masalah dan kesulitan-kesulitannya. Fungsi ini
juga membantu siswa dalam usaha mengembangkan dirinya secara optimal.

- Fungsi Adaptasi (adaptive)
Fungsi adaptasi ialah fungsi bimbingan dalam rangka membantu staf
sekolah, khususnya guru, dalam mengadaptasikan program pengajaran
dengan ciri khusus dan kebutuhan pribadi siswa-siswa. Dalam fungsi
ini, pembimbing menyampaikan data tentang ciri-ciri, kebutuhan minat
dan kemampuan, serta kesulitan-kesulitan siswa kepada guru. Dengan
data ini guru berusaha untuk merencanakan pengalaman belajar bagi para
siswa, sehingga para siswa memperoleh pengalaman belajar yang sesuai
dengan bakat, cita-cita, kebutuhan, dan minat (Sugiyo, 1987:14).

Prinsip-Prinsip Bimbingan Konseling di SD

Prinsip merupakan paduan hasil kegiatan teori dan telaah lapangan,
yang digunakan sebagai pedoman pelaksanaan sesuatu yang dimaksudkan
(Prayitno,1997:219). Berikut ini prinsip-prinsip bimbingan konseling
yang diramu dari sejumlah sumber.

a. Sikap dan tingkah laku seseorang sebagai pencerminan dari segala
kejiwaannya adalah unik dan khas. Keunikan ini memberikan ciri atau
merupakan aspek kepribadian seseorang. Prinsip bimbingan adalah
memerhatikan keunikan, sikap, dan tingkah laku seseorang, sehingga
dalam memberikan layanan perlu menggunakan cara-cara yang
sesuai/tepat.

b. Tiap individu memunyai berbagai kebutuhan yang berbeda. Oleh
karenanya, dalam memberikan bimbingan yang efektif, perlu memilih
teknik-teknik yang sesuai dengan perbedaan dan berbagai kebutuhan
individu.

c. Bimbingan pada prinsipnya diarahkan pada suatu bantuan, sehingga
pada akhirnya orang yang dibantu mampu menghadapi dan mengatasi
kesulitannya sendiri.

d. Dalam suatu proses bimbingan, orang yang dibimbing harus aktif dan
banyak berinisiatif, karena proses bimbingan pada prinsipnya berpusat
pada orang yang dibimbing.

e. Prinsip pelimpahan dalam bimbingan perlu dilakukan. Ini terjadi
apabila masalah yang timbul tidak dapat diselesaikan oleh sekolah
(guru bimbingan). Untuk menangani masalah tersebut, perlu diserahkan
kepada petugas/lembaga lain yang lebih ahli.

f. Pada tahap awal bimbingan, pada prinsipnya dimulai dengan kegiatan
identifikasi kebutuhan dan kesulitan-kesulitan yang dialami individu
yang dibimbing.

g. Proses bimbingan pada prinsipnya dilaksanakan secara fleksibel,
sesuai dengan kebutuhan yang dibimbing dan kondisi lingkungan
masyarakatnya.

h. Program bimbingan dan konseling di sekolah harus sejalan dengan
program pendidikan pada sekolah yang bersangkutan. Hal ini merupakan
keharusan karena usaha bimbingan memunyai peran untuk memperlancar
jalannya proses pendidikan dalam mencapai tujuan pendidikan.

i. Pelaksanaan program bimbingan dan konseling di sekolah hendaklah
dipimpin oleh seorang konselor/guru yang benar-benar memiliki keahlian
dalam bidang bimbingan. Selain itu, ia memunyai kesanggupan bekerja
sama dengan konselor/guru lain yang terlibat.

j. Program bimbingan dan konseling di sekolah hendaknya senantiasa
dievaluasi secara teratur. Maksud penilaian ini untuk mengetahui
tingkat keberhasilan dan manfaat yang diperoleh dari pelaksanaan
program bimbingan. Sayangnya, tahap evaluasi dalam layanan bimbingan
konseling ini tampaknya masih sering dilupakan. Padahal sebenarnya
tahap evaluasi sangat penting artinya, di samping untuk menilai
tingkat keberhasilan juga untuk menyempurnakan program dan pelaksanaan
bimbingan dan konseling (Prayitno, 1997:219).

Kegiatan BK dalam Kurikulum Berbasis Kompetensi

Berdasarkan Pedoman Kurikulum Berbasis Kompetensi bidang Bimbingan
Konseling (2004) dinyatakan bahwa kerangka kerja layanan BK
dikembangkan dalam suatu program BK, antara lain:

a. Layanan dasar bimbingan -- bimbingan yang bertujuan untuk membantu
seluruh siswa mengembangkan perilaku efektif dan
keterampilan-keterampilan hidup yang mengacu pada tugas-tugas
perkembangan siswa SD.

b. Layanan responsif -- layanan bimbingan yang bertujuan untuk
membantu memenuhi kebutuhan yang dirasakan sangat penting oleh peserta
didik saat ini. Layanan ini lebih bersifat preventif atau mungkin
kuratif. Strategi yang digunakan adalah konseling individual,
konseling kelompok, dan konsultasi.

Isi layanan responsif adalah bidang pendidikan, belajar, sosial,
pribadi, karier, tata tertib SD, narkotika dan perjudian, perilaku
sosial, serta bidang kehidupan lainnya.

c. Layanan perencanaan individual -- layanan bimbingan yang membantu
seluruh peserta didik dan mengimplementasikan rencana-rencana
pendidikan, karier, dan kehidupan sosial dan pribadinya. Tujuan utama
dari layanan ini adalah untuk membantu siswa, memantau pertumbuhan,
dan memahami perkembangan sendiri.

d. Dukungan sistem -- kegiatan-kegiatan manajemen yang bertujuan
memantapkan, memelihara, dan meningkatkan progam bimbingan secara
menyeluruh. Hal itu dilaksanakan melalui pengembangan profesionalitas,
hubungan masyarakat dan staf, konsultasi dengan guru, staf
ahli/penasihat, masyarakat yang lebih luas, manajemen program,
penelitian, dan pengembangan (Thomas Ellis, 1990).

Kegiatan utama layanan dasar bimbingan yang responsif dan mengandung
perencanaan individual serta memiliki dukungan sistem dalam
implementasinya didukung oleh beberapa jenis layanan BK, yakni:
layanan pengumpulan data, layanan informasi, layanan penempatan,
layanan konseling, layanan melimpahkan ke pihak lain, dan layanan
penilaian dan tindak lanjut (Nurihsan, 2005:21).

Peran Guru Kelas dalam Kegiatan BK di SD

Implementasi kegiatan BK dalam pelaksanaan Kurikulum Berbasis
Kompetensi sangat menentukan keberhasilan proses belajar-mengajar.
Oleh karena itu, peranan guru kelas dalam pelaksanaan kegiatan BK
sangat penting untuk mengefektifkan pencapaian tujuan pembelajaran
yang dirumuskan.

Sardiman (2001:142) menyatakan bahwa ada sembilan peran guru dalam
kegiatan BK, yaitu:

a. Informator
Guru berperan sebagai pengajar informatif, laboratorium, studi
lapangan, dan sumber informasi kegiatan akademik, maupun umum.

b. Organisator
Guru sebagai pengelola kegiatan akademik, silabus, jadwal pelajaran,
dll..

c. Motivator
Guru harus mampu merangsang dan memberikan dorongan, serta penguatan
untuk mendinamiskan potensi siswa, menumbuhkan swadaya (aktivitas),
dan daya cipta (kreativitas), sehingga terjadi dinamika di dalam
proses belajar-mengajar.

d. Direktur
Guru harus dapat membimbing dan mengarahkan kegiatan belajar siswa
sesuai dengan tujuan yang dicita-citakan.

e. Inisiator
Guru sebagai pencetus ide dalam proses belajar-mengajar.

f. Transmiter
Guru bertindak selaku penyebar kebijaksanaan dalam pendidikan dan
pengetahuan.

g. Fasilitator
Guru memberikan fasilitas atau kemudahan dalam proses belajar-mengajar.

h. Mediator
Guru sebagai penengah dalam kegiatan belajar siswa.

i. Evaluator
Guru memunyai otoritas untuk menilai prestasi anak didik dalam bidang
akademik maupun tingkah laku sosialnya, sehingga dapat menentukan
bagaimana keberhasilan anak didiknya.

Diambil dan disunting seperlunya dari:
Nama situs: Sekolah Ora Et Labora
Alamat URL: http://www.oel.or.id/
            index.php?option=com_content&task=view&id=464&Itemid=30
Penulis: Thomas
Tanggal akses: 8 Maret 2012

          ULASAN SITUS: INDONESIAN CHRISTIAN COUNSELING AND CARE
              COMMUNITY FOR TEENAGERS AND YOUTH (ICCCCTY)

Indonesian Christian Counseling and Care Community for Teenagers and
Youth (ICCCCTY) adalah tempat konseling dan komunitas online untuk
remaja dan pemuda di Indonesia, yang sudah eksis sejak tahun 2009.
Situs ini menawarkan bahan-bahan konseling biblika untuk membantu para
remaja pemuda dalam menghadapi pergumulan-pergumulan hidup mereka.
Melalui situs ini, Anda dapat melibatkan diri untuk memberikan
perhatian, wawasan, dan doa bagi remaja dan pemuda yang membutuhkan
konseling dan doa.

Bahan-bahan yang ditampilkan di situs ini mencakup
perenungan-perenungan rohani, artikel-artikel rohani, tanya jawab,
forum, permintaan pokok doa, dan komunitas. Selain itu, ada juga
beberapa bahan yang dapat diunduh secara gratis. Meskipun nama situs
ini menggunakan bahasa Inggris, namun bahan-bahan yang disajikan dalam
situs ini banyak yang menggunakan bahasa Indonesia. Setiap menu dalam
situs ini juga bisa diakses dengan mudah dan bahan-bahan yang
ditawarkan pun beragam. Nah, apabila Anda ingin bergabung ke dalam
forum dan komunitas di situs ini, Anda bisa menggunakan akun Facebook
atau mendaftar secara manual. Wadah ini juga dapat digunakan untuk
bertukar pendapat dengan pengguna yang lain. Selamat berkunjung. (SS)

Tanggal akses: 14 Maret 2012

==> < http://www.iccccty.com/ >

Kontak: < konsel(at)sabda.org >
Redaksi: Sri Setyawati, Tatik Wahyuningsih
(c) 2012 -- Yayasan Lembaga SABDA
< http://www.ylsa.org >
Rekening: BCA Pasar Legi Solo;
No. 0790266579
a.n. Yulia Oeniyati
< http://blog.sabda.org/ >
< http://fb.sabda.org/konsel >
Berlangganan: < subscribe-i-kan-konsel(at)hub.xc.org >
Berhenti: < unsubscribe-i-kan-konsel(at)hub.xc.org >

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org