Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-konsel/290 |
|
e-Konsel edisi 290 (24-4-2012)
|
|
______________________________e-KONSEL________________________________ Milis Publikasi Elektronik Pelayanan Konseling Kristen ______________________________________________________________________ Edisi 290/April 2012 DAFTAR ISI CAKRAWALA: KEMENANGAN MELALUI DARAH KOMUNITAS KONSEL: MAKNA PENGORBANAN KRISTUS Shalom, Betulkah orang Kristen menyembah Tuhan yang mati? Tentu tidak! Tuhan Yesus memang mati di kayu salib, namun pada hari yang ketiga Dia bangkit dari antara orang mati. Berbagai bukti dan banyak pihak telah menyaksikannya. Karya Yesus tidak berhenti di kayu salib, Dia telah bangkit! Dengan demikian, sorak kemenangan harus dipekikkan. Iblis telah dikalahkan oleh kuasa darah-Nya yang kudus. Setelah menyimak berbagai artikel tentang penderitaan Yesus hingga kematian-Nya, kini kita akhiri bulan ini dengan artikel Paskah yang menyatakan kemenangan Kristus dan umat tebusan-Nya. Dalam edisi ini, Anda juga dapat membaca kesaksian pendek para Sahabat e-Konsel tentang makna pengorbanan Yesus bagi hidup mereka. Bagaimana dengan Anda? Pemimpin Redaksi e-Konsel, Sri Setyawati < setya(at)in-christ.net > < http://c3i.sabda.org/ > CAKRAWALA: KEMENANGAN MELALUI DARAH Diringkas oleh: Sri Setyawati "Ular tua" dan "keturunan perempuan" telah bermusuhan selama ribuan tahun, dan sejak manusia jatuh ke dalam dosa, kekuasaan atas dunia telah direbut oleh Iblis dan para pengikutnya. Lalu, bagaimana caranya kita bisa mengalahkan Iblis? Dalam Wahyu 12:5-9 disebutkan bahwa penaklukan Iblis dan pengusirannya dari surga digambarkan terlebih dulu sebagai akibat kenaikan Yesus dan peperangan di surga, serta di dalam nyanyian kemenangan berkat darah Anak Domba. Inilah kuasa yang menghasilkan kemenangan itu. Di dalam seluruh Kitab Wahyu, kita melihat Anak Domba itu duduk di atas takhta karena ketaatan-Nya untuk disembelih. Kemenangan atas Iblis dan wewenang-Nya diperoleh melalui pencurahan darah Anak Domba. 1. Kemenangan yang digenapi sekali untuk selamanya. Dalam Wahyu 12, kita membaca bahwa Iblis memiliki kedudukan yang tinggi. Ia diizinkan masuk surga dan muncul sebagai pendakwa orang percaya. Hal ini juga dapat diketahui dalam Perjanjian Lama (Ayub 1 dan Zakharia 3:1-2) dan Perjanjian Baru (Lukas 10:18 dan Yohanes 12:31). Iblis berada di dalam surga? Aneh ya? Tunggu, mari kita pahami hal ini dengan benar. Surga bukanlah tempat kediaman sempit yang dibatasi. Surga adalah ruang lingkup tak terbatas dengan berbagai divisi, penuh dengan sejumlah besar malaikat yang mengerjakan kehendak Allah di dunia, termasuk Iblis. Ingatlah bahwa awalnya ia disebut "malaikat Terang", dan juga memiliki puluhan ribu pelayan. Saat Iblis berhasil menjatuhkan manusia, kuasa yang diberikan Tuhan kepada manusia pun direnggutnya. Ia merampas seluruh wilayah kekuasaan manusia dan wewenang ini diakui oleh Allah. Karena manusia mendengarkan Iblis, ia harus menanggung akibatnya dan tunduk kepada Iblis. Dalam hal ini, Allah tidak pernah memanfaatkan kuasa-Nya untuk memaksa, tetapi senantiasa menggunakan cara hukum dan hak, maka Iblis pun mempertahankan wewenangnya sampai hal ini diambil darinya dengan cara yang sah. Iblis telah memperoleh kuasa atas semua manusia daging, dan hanya setelah ia dikalahkan dalam daging, sebagai ruang lingkup wewenangnya, ia dapat dilempar keluar dari hadapan Takhta Surga. Itulah sebabnya, Anak Allah datang dalam rupa manusia, supaya dapat melawan dan mengalahkan Iblis. Kemenangan dan pengusiran atas Iblis tidak dapat terjadi sampai tuntutan-tuntutan adil Hukum Taurat digenapi dengan sempurna. Orang berdosa harus diselamatkan dari kuasa Hukum Taurat, sebelum dibebaskan dari Iblis. Hanya melalui kematian dan penumpahan darah-Nya, Tuhan Yesus menggenapi tuntutan-tuntutan Hukum Taurat. Sebagai Penjamin kita, Anak Allah lahir di bawah Hukum Taurat. Ia menaatinya dengan sempurna. Ia melawan pencobaan-pencobaan Iblis, dan dengan sukarela Ia mengorbankan diri untuk menanggung hukuman dosa. Ia tidak mau mendengarkan pencobaan Iblis untuk menolak cawan penderitaan itu. Waktu Ia menumpahkan darah-Nya, Ia telah mengabdikan seluruh hidup-Nya sampai akhir, guna menggenapi Hukum Taurat. Ketika Hukum Taurat telah digenapi dengan sempurna seperti itu, kuasa dosa dan Iblis telah diakhiri. Itulah sebabnya, maut tidak mampu menahan-Nya. Pendamaian bagi dosa dan penggenapan Hukum Taurat telah merampas semua wewenang dan hak Iblis. Darah Yesus telah menghapuskan dosa dan melenyapkannya, serta mengalahkan Iblis. 2. Kemenangan lanjutan. Hal ini dinyatakan dalam nyanyian kemenangan, "Mereka mengalahkan dia oleh darah Anak Domba." Hal ini ada kaitannya dengan "saudara-saudara" seiman dan para malaikat. Kemenangan di surga dan di dunia berlangsung bersama-sama dan berdiri di atas dasar yang sama (Daniel 10:12-13) untuk melakukan pekerjaan Allah. Saat Daniel berdoa, malaikat bertindak, dan perjuangan selama tiga minggu di surga terjadi bersamaan dengan puasa yang dijalankan selama tiga minggu di bumi. Sementara di dalam Wahyu 12, kita diajar dengan jelas perihal pertempuran yang dipindahkan dari surga ke bumi. Perempuan itu menggambarkan umat dari siapa Yesus telah lahir. Ketika Iblis tidak mampu mencelakakan Yesus, ia lalu menganiaya umat-Nya. Para murid Tuhan dan gereja pada tiga abad pertama telah mengalaminya. Di dalam penganiayaan berdarah yang menyebabkan ratusan ribu orang Kristen mati syahid, Iblis berusaha sekeras-kerasnya untuk membawa gereja kepada kemurtadan, bahkan membasminya sama sekali. Namun, "mereka mengalahkan dia oleh darah Anak Domba, dan oleh perkataan kesaksian mereka. Karena mereka tidak mengasihi nyawa mereka sampai ke dalam maut." Apa yang berlaku bagi gereja, juga berlaku bagi setiap orang Kristen. Di dalam "darah Anak Domba", ia akan selalu menang. Hanya pada waktu seseorang diyakinkan perihal kuasa yang ada di dalam darah Anak Domba -- kuasa untuk menghasilkan pemulihan hubungan melalui penghapusan dosa, kuasa yang dengan sempurna merampas kuasa Iblis atas kita untuk selamanya, kuasa untuk mengerjakan keyakinan teguh di dalam hati kita perihal perkenan Allah, kuasa untuk menghancurkan kuasa dosa -- atau pada waktu seseorang hidup di dalam kuasa darah itu, pencobaan yang dilancarkan Iblis tidak mampu menjeratnya lagi. Di mana pun darah kudus Anak Domba itu dipercikkan, di situlah Allah berdiam dan Iblis melarikan diri. 3. Kita adalah orang-orang yang menang oleh darah Anak Domba. Untuk dapat menikmati hal ini sepenuhnya, kita harus memerhatikan fakta-fakta berikut. a. Tidak ada kemenangan tanpa pertempuran. Saat ini, kita berdiam di daerah musuh, dunia, tempat Iblis dilemparkan Allah. Iblis tidak bisa lagi menjangkau Yesus, maka ia berusaha menjangkau-Nya dengan menyerang umat-Nya. Dengan tidak bosan-bosannya Iblis berusaha membawa kita ke bawah kuasanya. Ia adalah "penguasa dunia ini" secara harfiah. Segala sesuatu yang ada di dalam dunia siap melayaninya, dan dia tahu cara memanfaatkannya dalam upaya membawa gereja agar tidak setia lagi kepada Tuhan dan untuk mengilhaminya dengan rohnya -- roh duniawi. Bahkan, ia tidak sekadar memanfaatkan pencobaan yang biasa dikenal sebagai dosa, tetapi ia juga tahu cara untuk bisa masuk ke dalam kegiatan sehari-hari kita. Ke dalam upaya kita mencari sesuap nasi dan uang, ke dalam politik, usaha komersial, literatur, dan ilmu pengetahuan kita. Juga ke dalam studi dan saat-saat santai kita. Ia tahu cara membuat apa pun sebagai sarana untuk mengajukan tipu muslihatnya. Orang percaya yang rindu mengambil bagian dalam kemenangan atas Iblis "oleh darah Anak Domba" harus mau berjuang. Ia harus berusaha sungguh-sungguh untuk memahami tabiat musuhnya. Ia harus membiarkan diri diajar oleh Roh melalui firman. Mengapa? Karena perjuangannya bukanlah melawan darah dan daging, "tetapi melawan pemerintah-pemerintah, melawan penguasa-penguasa, melawan penghulu-penghulu dunia yang gelap ini, melawan roh-roh jahat di udara" (Efesus 6:12). Ia harus mengabdikan diri kepada Allah dengan segala cara untuk terus berjuang sampai mati. Baru sesudah itu, ia akan mampu bergabung dalam nyanyian kemenangan. b. Kemenangan diperoleh melalui iman. "Inilah kemenangan yang mengalahkan dunia: iman kita. Siapakah yang mengalahkan dunia, selain dari pada dia yang percaya, bahwa Yesus adalah Anak Allah?" (1 Yohanes 5:4-5). "Kuatkanlah hatimu," kata Tuhan Yesus, "Aku telah mengalahkan dunia." Iblis adalah musuh yang telah dikalahkan. Dia tidak memiliki hak apa pun, sama sekali tidak berhak untuk berkata sesuatu melawan orang kepunyaan Tuhan Yesus. Namun, jika kita tidak percaya atau mengabaikan fakta bahwa kita dapat turut mengambil bagian dalam kemenangan Yesus, kita memberi Iblis kuasa atas diri kita, yang sebenarnya sudah tidak dimilikinya lagi. Jadi, melalui iman yang hidup, kita harus yakin bahwa kita satu dengan Tuhan Yesus dan bahwa Tuhan hidup di dalam diri kita, sambil memelihara dan mengerjakan di dalam diri kita kemenangan yang telah diraih-Nya, maka Iblis tidak lagi berkuasa atas kita. Kemenangan melalui "darah Anak Domba" adalah kekuatan hidup kita. Hanya iman seperti inilah yang dapat mengilhami keteguhan hati dan sukacita dalam perjuangan atas Iblis. Dengan berpikir tentang kuasa mengerikan dari musuh, tentang kewaspadaannya yang tidak pernah kendur, tentang cara bagaimana ia telah mengambil segala sesuatu di bumi untuk mencobai kita, tidaklah salah bila dikatakan bahwa perjuangan ini terlampau berat, bahwa mustahil orang mampu selalu hidup di bawah tekanan seperti itu. "Hidup akan mustahil dijalani!" Hal ini memang benar sekali jika kita, dalam kelemahan kita, harus berhadapan dengan musuh atau meraih kemenangan dengan kekuatan sendiri. Namun, bukan seperti inilah panggilan yang harus kita jalankan. Yesus adalah Pemenang. Kita hanya perlu mengisi jiwa kita dengan gambaran tentang Iblis yang dilemparkan keluar dari surga oleh Yesus untuk memelihara kuasa dan kemenangan darah-Nya. Kita hanya perlu diisi dengan iman pada darah yang membuat Yesus beroleh kemenangan, dan juga beriman bahwa Dia sendiri ada bersama kita. Maka kita juga "lebih dari pada orang-orang yang menang, oleh Dia yang mengasihi kita." c. Kemenangan iman bersekutu dengan darah Anak Domba. Iman bukanlah sekadar gagasan yang harus dipertahankan, suatu pendirian yang menguasai kita -- ini adalah suatu kehidupan! Iman membawa jiwa berhubungan langsung dengan Allah dan hal-hal surgawi yang tidak tampak, dengan darah Yesus. Sungguh tidak mungkin untuk percaya pada kemenangan atas Iblis oleh darah itu tanpa berada di bawah kuasa-Nya sepenuhnya. Percaya pada kuasa darah-Nya membangkitkan kerinduan dalam diri kita untuk mengalami sendiri hal itu sebagai suatu kuasa. Setiap pengalaman tentang hal ini membuat keyakinan terhadap kemenangan itu semakin mulia. Berusahalah untuk masuk lebih jauh ke dalam pemulihan hubungan sempurna dengan Allah yang menjadi milik Anda. Hiduplah dengan penuh keyakinan, latihlah selalu iman Anda dalam janji-Nya bahwa "darah menyucikan dari segala dosa." Serahkanlah diri Anda supaya dikuduskan dan dibawa menghadap Allah melalui darah itu: biarlah ini menjadi makanan yang menghidupkan serta kekuatan Anda. Dengan demikian, Anda akan memiliki pengalaman kemenangan yang tiada putus-putusnya atas Iblis dan semua pencobaannya. Orang yang berjalan bersama Allah sebagai imam yang ditahbiskan, akan memerintah seperti raja yang mengalahkan Iblis. Darah Anak Domba harus semakin menjadi tanda dan meterai, bukan saja untuk pengampunan atas semua kesalahan, tetapi juga untuk kemenangan atas kekuatan dosa! Kebangkitan dan kenaikan Yesus serta pengusiran atas Iblis merupakan akibat dari penumpahan darah-Nya. Sekarang, di dalam diri Anda pemercikan darah itu akan membuka jalan menuju sukacita kebangkitan bersama Yesus dan duduk bersama-Nya di dalam surga. Oleh karena itu, sekali lagi, mari kita membuka diri sepenuhnya supaya kuasa darah Yesus bisa masuk. Maka hidup kita akan menjadi fokus terhadap kebangkitan dan kenaikan Tuhan kita, dan juga kemenangan yang tak berkesudahan atas semua kekuatan neraka. "Sekarang telah tiba keselamatan dan kuasa dan pemerintahan Allah kita, dan kekuasaan Dia yang diurapi-Nya, karena telah dilemparkan ke bawah pendakwa saudara-saudara kita." Ingatlah selalu, mereka mengalahkan dia oleh darah Anak Domba. Diringkas dari: Judul asli buku: The Power of the Blood of the Cross Judul buku terjemahan: Kuasa Darah Yesus di Kayu Salib Judul bab: Kemenangan Melalui Darah Penulis: Andrew Murray Penerbit: Penerbit YAKIN, Surabaya Halaman: 125 -- 139 Catatan: Anda dapat membaca artikel ini secara utuh di situs Paskah < http://paskah.sabda.org/kemenangan_melalui_darah >. KOMUNITAS KONSEL: MAKNA PENGORBANAN KRISTUS Pada momen Paskah, kita kembali diingatkan akan pengorbanan Yesus Kristus untuk menebus dosa-dosa kita. Tanpa darah Kristus yang dicurahkan, mustahil bagi kita untuk memperoleh pengampunan dan keselamatan kekal. Sekarang, bagaimana kita memaknai dan menanggapi pengorbanan Yesus Kristus? Pertanyaan serupa pernah diposting di Facebook e-Konsel, dan beginilah tanggapan para Sahabat e-Konsel. e-Konsel: Bagaimana Anda memaknai pengorbanan Yesus Kristus dalam hidup Anda? Komentar: Sadadohape Matondang: Saya akan berkurban melakukan kebaikan yang bisa saya lakukan untuk memperbaiki diri dan orang lain, "sekecil" apa pun itu atau meskipun harus membayar "mahal" untuk itu. Karena saya yakin Tuhan tak akan menyia-nyiakan kerelaan dan ketulusan pengorbanan itu, sama seperti pengorbanan-Nya yang tak pernah sia-sia bahkan sangat berharga dalam hidup kita. Pandanglah hidup kekal di surga, bukan hidup sementara di dunia fana. e-Konsel: @ Sadadohape: Betul. Kita telah ditebus dengan darah yang sangat mahal. Keselamatan hanya bisa diperoleh melalui dan di dalam Yesus Kristus. @Theresia: Pengorbanan-Nya tidak bisa dibandingkan dengan siapa pun dan apa pun! Juga tidak dapat dibayar dengan apa pun. Karena hanya Dia yang suci dan kudus, sehingga darah-Nya mampu menguduskan orang-orang berdosa, seperti saya. @Just Krisma: Saya memaknai dengan berusaha mengasihi sesama manusia, seperti kita mengasihi diri kita sendiri seperti ada tertulis: "kasihilah sesamamu manusia seperti diri sendiri". Karena kasih mengalahkan segalanya dan Ia juga sudah berkorban untuk kita karena Ia sangat mengasihi kita. e-Konsel: @ Theresia: Betul. @ Just Krisma: Bagus, aplikatif. Bagaimana dengan Anda? Yuk, bagikan kesaksian Anda di Facebook e-Konsel di alamat < http://www.facebook.com/sabdakonsel/posts/10150683409763755 > Kontak: < konsel(at)sabda.org > Redaksi: Sri Setyawati, Tatik Wahyuningsih (c) 2012 -- Yayasan Lembaga SABDA < http://www.ylsa.org > Rekening: BCA Pasar Legi Solo; No. 0790266579 a.n. Yulia Oeniyati < http://blog.sabda.org/ > < http://fb.sabda.org/konsel > Berlangganan: < subscribe-i-kan-konsel(at)hub.xc.org > Berhenti: < unsubscribe-i-kan-konsel(at)hub.xc.org >
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |