Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-konsel/289 |
|
e-Konsel edisi 289 (17-4-2012)
|
|
______________________________e-KONSEL________________________________ Milis Publikasi Elektronik Pelayanan Konseling Kristen ______________________________________________________________________ Edisi 289/April 2012 DAFTAR ISI CAKRAWALA: KUBUR KOSONG ULASAN BUKU: THE PASSION OF CHRIST Salam kasih, Kematian Tuhan Yesus setelah disalib memang benar-benar terjadi. Namun, karya keselamatan Kristus tidak berakhir di sini. Setelah 3 hari berada di dalam kubur, Kristus bangkit dan hidup kembali! Saat itulah kuasa si iblis dihancurkan. Manusia yang terpisah dari Allah karena dosa telah ditebus dengan darah-Nya yang mahal. Kebangkitan Yesus telah menjembatani hubungan manusia dengan Allah. Dalam edisi ini, e-Konsel menyuguhkan sebuah artikel yang membahas tentang kebangkitan Yesus, "Kubur Kosong". Tidak hanya itu, Anda juga dapat menyimak sebuah resensi buku "The Passion of Christ" yang kami sajikan di kolom akhir. Mari kita maknai kebangkitan Tuhan Yesus dengan memberitakan kabar baik ini kepada orang-orang yang kita temui, sehingga akan ada semakin banyak orang yang diselamatkan. Pemimpin Redaksi e-Konsel, Sri Setyawati < setya(at)in-christ.net > < http://c3i.sabda.org/ > CAKRAWALA: KUBUR KOSONG Hari Sabat telah berakhir dan sahabat-sahabat Yesus sekarang dapat mengunjungi kubur itu. Menjelang fajar menyingsing pada hari pertama minggu itu, perempuan-perempuan yang telah melihat Yusuf dan Nikodemus menguburkan Yesus datang kembali untuk mengurapi tubuh-Nya. Hari itu adalah hari Minggu -- hari yang kelabu, yang menurut para perempuan itu akan disusul hari-hari serupa. Tidak diragukan, mereka pasrah terhadap masa depan yang akan diisi perjalanan menyedihkan seperti saat itu. Mereka tidak tahu apalagi yang dapat mereka perbuat terhadap Orang yang mereka kasihi dan yang telah mati itu, selain meratap di kubur-Nya serta membubuhi tubuh-Nya dengan rempah-rempah. Namun, betapa suatu kejutan menanti mereka! Sementara mereka berjalan menuju taman itu, mereka sangat khawatir tentang siapa yang akan menggulingkan batu berat penutup kubur itu, sehingga mereka dapat masuk ke dalam kubur dan membubuhkan rempah-rempah yang telah mereka siapkan. Namun, ketika mereka tiba, mereka melihat batu itu sudah terguling! Mereka disapa oleh seorang malaikat yang mengatakan kepada mereka bahwa Yesus sudah bangkit. Dengan memikirkan latar belakang ini, mari kita meneliti bukti kubur itu kosong. Pertama, kita dapat mengandalkan catatan sejarah. Tentunya para penguasa di zaman Yesus tidak menghendaki apa pun selain Yesus tetap tinggal di tempat di mana Yusuf telah meletakkan Dia. Fakta sederhana bahwa mereka memeteraikan kubur itu dan menempatkan para pengawal untuk menjaganya -- suatu tindakan yang sangat tidak biasa -- mengindikasikan bahwa mereka diperintahkan untuk menjaga tubuh yang ada di balik batu penghalang itu. Anggaplah mereka mampu melaksanakan tugas itu. Anda dapat memastikan bahwa Mahkamah Agama Sanhedrin dan para pejabat lainnya akan menjadi orang pertama yang menggunakan fakta kubur yang berisi sebagai bukti, sewaktu para murid mulai mengumumkan kepada setiap orang bahwa mereka telah melihat Yesus hidup. Akan tetapi, tidak ada bukti historis yang menunjukkan bahwa para pejabat itu tahu di mana tubuh Yesus berada. Sebagaimana yang akan kita lihat, bukti memperlihatkan bahwa tubuh-Nya tidak ada lagi di dalam kubur. Kedua, ada sesuatu yang bahkan lebih konklusif daripada tidak bertindaknya para pejabat itu, yakni tindakan dari beberapa saksi mata. Orang pertama yang melihat dan mengabarkan kubur itu kosong adalah perempuan-perempuan yang datang membawa rempah-rempah. Catatan Markus memaparkan kejadian itu kepada kita: "Lalu mereka masuk ke dalam kubur dan mereka melihat seorang muda yang memakai jubah putih duduk di sebelah kanan. Merekapun sangat terkejut, tetapi orang muda itu berkata kepada mereka: `Jangan takut! Kamu mencari Yesus orang Nazaret, yang disalibkan itu. Ia telah bangkit. Ia tidak ada di sini. Lihat! Inilah tempat mereka membaringkan Dia.`" (Markus 16:5-6) Petrus dan Yohanes adalah orang berikutnya yang melihat bahwa Yesus sudah bangkit. Ketika mereka mendengar kabar sukacita yang luar biasa itu dari Maria dan perempuan-perempuan lain, mereka berlari secepatnya ke kubur itu. Yohanes tiba di kubur itu lebih dulu, namun tidak masuk ke dalam. Sebaliknya, dia hanya melongok ke dalam kubur yang terbuka dan melihat kain kafan yang telah ditinggalkan Yesus. Sesuai karakternya, Petrus tidak puas dengan pandangan jarak jauh. Dia langsung masuk ke dalam kubur dan mengamati kain kafan dan kain penutup muka tidak terusik dan tergulung rapi. Lalu Yohanes masuk ke dalam dan melihat kain kafan itu. Harus diingat, Yohanes adalah orang yang menuliskan catatan ini di dalam pasal 20 dari Injilnya. Jika Anda membutuhkan saksi mata untuk meyakinkan bahwa kubur itu kosong, Anda mendapatkannya di dalam diri Rasul Yohanes. Dia ada di sana, dan menuliskan apa yang dilihat-Nya. Itulah bukti historis yang kuat di antara kitab siapa pun. Bukti kuat ketiga bahwa kubur itu kosong adalah reaksi para penguasa ketika para penjaga melaporkan segala peristiwa di taman itu. Mereka ingin menghancurkan kredibilitas dan pengaruh Yesus. Maka, tentunya mereka bertindak bodoh dengan menyebarkan gosip bahwa para murid telah mencuri jasad-Nya -- jika Yesus masih di dalam kubur. Tidak, hilangnya Yesus adalah satu-satunya penyebab keresahan mereka. Pasti kolusi mereka dengan para penjaga menjadi bukti kuat bahwa kubur itu kosong. Kita berhadapan dengan dua fakta: 1. Yesus mati dan dikuburkan. 2. Dalam waktu singkat, kubur-Nya kosong. Pertanyaannya: Di manakah Yesus? Diambil dari: Judul asli buku: Discovery Series Bible Study: "Did Christ Really Rise from the Dead?" Judul buku terjemahan: Seri Hikmat Ilahi: "Benarkah Kristus Bangkit dari Kematian?" Judul bab: Mempertimbangkan Bukti Penulis: Dave Branon Penerjemah: Grace Purnamasari Christian Penerbit: RBC Ministries Halaman: 12 -- 13 ULASAN BUKU: THE PASSION OF CHRIST Judul buku: The Passion Of Christ Judul asli: The Passion Of Christ Penulis/Penyusun: Martin R. De Haan II Penerjemah: Ellen Hanafi Editor: -- Penerbit: Yayasan Gloria, Yogyakarta 2005 Ukuran buku: 11,6 x 15 cm Tebal: 70 halaman ISBN: -- Buku Online: -- Download: -- Buku "The Passion of Christ" karya Martin R. De Haan II ini berisi delapan renungan singkat seputar sengsara Kristus. Penulis berusaha agar pembaca bisa merenungkan arti saat-saat sengsara Kristus menjelang kematian-Nya. Para malaikat surgawi pun pasti tertegun ketika Tuhan semesta alam mengalami penderitaan yang jauh lebih besar ketimbang yang dapat digambarkan dalam film layar lebar atau peragaan ulang mana pun. Renungan-renungan dalam buku ini dapat membawa hati kita tidak hanya pada rasa takjub yang penuh haru, tetapi juga rasa syukur di sepanjang hidup ini. Bahasa yang digunakan buku ini sangat lugas dan tidak berputar-putar sehingga isinya mudah dipahami. Selain itu, buku ini berukuran kecil sehingga sangat mudah untuk dibawa ke mana-mana dan memungkinkan untuk disaksikan kepada lebih banyak orang. Buku ini diedit oleh seorang editor riset senior RBC, Herb Vander Lugt, dengan berbekal penelitian akan kesengsaraan Kristus dan pelayanan pastoral yang dilakukan sepanjang hidupnya. Peresensi: Setya (setya_tya83(at)xxx) Diambil dari: Nama situs: GUBUK Online Alamat situs: http://gubuk.sabda.org/the_passion_christ Tanggal akses: 15 Februari 2012 Kontak: < konsel(at)sabda.org > Redaksi: Sri Setyawati, Tatik Wahyuningsih (c) 2012 -- Yayasan Lembaga SABDA < http://www.ylsa.org > Rekening: BCA Pasar Legi Solo; No. 0790266579 a.n. Yulia Oeniyati < http://blog.sabda.org/ > < http://fb.sabda.org/konsel > Berlangganan: < subscribe-i-kan-konsel(at)hub.xc.org > Berhenti: < unsubscribe-i-kan-konsel(at)hub.xc.org >
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |