Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-konsel/274 |
|
e-Konsel edisi 274 (3-1-2012)
|
|
______________________________e-KONSEL________________________________ Milis Publikasi Elektronik Pelayanan Konseling Kristen ______________________________________________________________________ EDISI 274/JANUARI 2012 DAFTAR ISI RENUNGAN: PEMALAS ATAU PEKERJA KERAS? CAKRAWALA: BEKERJA SEBAGAI MITRA ALLAH ULASAN SITUS: PASTORAL COUNSELING STOP PRESS: YOUTH KAIROS COURSE 2012 Salam kasih dalam Kristus, Dalam menapaki tahun yang baru, Anda tentunya sudah memiliki rencana-rencana untuk mengisi tahun ini dengan hal-hal yang bernilai. Mungkin saja Anda memiliki rencana untuk menikah, melanjutkan sekolah, atau mencari pekerjaan. Untuk memperoleh apa yang kita harapkan tentu ada harga yang harus dibayar, namun impian akan tergapai juga jika kita berusaha dengan sungguh-sungguh dan bekerja keras. Dalam edisi perdana e-Konsel tahun 2012, redaksi menyajikan sebuah renungan tahun baru dan artikel yang terkait dengan masalah pekerjaan. Ulasan situs yang membahas tentang konseling pastoral pun dihadirkan untuk menambah informasi bagi Anda yang telah dan akan bergabung dengan konseling pastoral gerejawi. Mari simak sajian kami selengkapnya. Selamat menjalani tahun baru dengan semangat baru. Tuhan Allah beserta kita. Pemimpin Redaksi e-Konsel, Sri Setyawati < setya(at)in-christ.net > < http://c3i.sabda.org/ > RENUNGAN: PEMALAS ATAU PEKERJA KERAS? Bacaan: 2 Tesalonika 3:6-15 Nats: "Janganlah jemu-jemu berbuat apa yang baik." (2 Tesalonika 3:13) Rasul Paulus pernah berkata tegas kepada orang-orang yang malas, demikian: "Jika seorang tidak mau bekerja, janganlah ia makan." (2 Tesalonika 3:10) Beberapa keadaan tertentu mungkin membuat kita kehilangan pekerjaan. Namun, bila kita bertubuh sehat dan dapat bekerja, maka kita harus bekerja dengan giat dan rajin. Ini bukan sekadar nasihat yang baik. Ini adalah perintah dari sang rasul dan juga dari Tuhan kita, Yesus Kristus (ayat 12). Kemalasan adalah suatu dosa. Selain itu, Paulus juga menasihati orang-orang yang bekerja: "Janganlah jemu-jemu berbuat apa yang baik." (2 Tesalonika 3:13) Barangkali pekerjaan kita membosankan, memberi sedikit sekali tantangan atau dorongan, tetapi kita harus mengerjakannya dengan "segenap hati seperti untuk Tuhan." (Kolose 3:23) Pada saat kita merasa letih dalam bekerja dan ingin menyerah, kita akan dapat terus bertahan dengan mengingat bahwa kita bekerja untuk Tuhan dan demi perkenan-Nya semata (Efesus 6:7). Dia adalah majikan kita yang selalu melihat dan mengetahui semua yang kita kerjakan, dan menghargai segala pekerjaan serta motivasi kita. Oleh sebab itu, kita harus selalu mengerjakan segala sesuatu dengan sungguh-sungguh, sekalipun tak ada orang yang memerhatikan atau menghargainya. Michelangelo, yang sibuk melukisi sudut yang tak terlihat di Kapel Sistine ditanya oleh orang-orang yang membantunya, mengapa ia membuang banyak waktu untuk mempercantik bagian langit-langit yang tak mungkin dilihat orang. Dengan tenang ia menjawab, "Allah melihatnya". Siapa pun atasan Anda, sesungguhnya Anda bekerja bagi Allah Diambil dari: Nama situs: Alkitab SABDA Alamat URL: http://alkitab.sabda.org/illustration.php?id=246 Penulis artikel: DHR Tanggal akses: 13 Desember 2011 CAKRAWALA: BEKERJA SEBAGAI MITRA ALLAH "Pada mulanya Allah menciptakan langit dan bumi." (Kejadian 1:1) Demikianlah Alkitab sejak ayat pertama memproklamirkan bahwa Allah adalah Sang Pekerja. Selama 6 hari penciptaan, Dia giat dan sibuk bekerja. Ia bersabda, mencipta, melengkapi, serta memperindah pekerjaan-Nya dengan hasil yang Dia nilai baik (Kejadian 1:10,12,18,21,25). Semuanya menyenangkan hati-Nya pada akhirnya (Kejadian 1:31). Pemazmur menyanyi dan mengumumkan: "Sesungguhnya Tuhan tidak terlelap dan tidak tertidur." (Mazmur 121:4) Tuhan aktif senantiasa (bekerja) memelihara hidup umat-Nya: "ia menjaga keluar masuk mereka, dari sekarang sampai selama-lamanya." (Mazmur 121:8) Yesus pun mengatakan: "Bapa-Ku bekerja hingga sekarang, maka Aku pun bekerja juga." (Yohanes 5:17) Roh Kudus bekerja, termasuk melalui pemberian anugerah-Nya kepada kita (1 Korintus 12:10). Paulus sendiri mengakui karya Roh Kudus dalam pekerjaannya (1 Tesalonika 1:5). Kesimpulannya: Alkitab adalah sebuah kisah panjang tiada tara tentang karya dan perbuatan Allah yang besar bagi manusia. Allah kita adalah Sang Pekerja Agung. Alkitab juga menunjukkan bahwa Allah bekerja dengan spektrum pekerjaan yang luas. Mulai dari yang kita kenal sebagai pekerjaan kerah putih (merancang, mencipta, dan berstrategi), hingga pekerjaan kerah biru (berkebun, merawat tumbuhan, dan memelihara hewan). Bagi Allah tidak ada dikotomi antara pekerjaan sekuler dan sakral, pekerjaan otot dan pekerjaan otak, kerah biru atau putih, sebab Alkitab mengisahkan bahwa Allah menekuni semuanya. Dalam "God the Worker: Journeys into the Mind, Heart, and Imagination of God", Robert J. Banks mengeksplorasi enam belas perbandingan alkitabiah, yang disarikan dari pekerjaan manusia untuk menggambarkan pekerjaan Allah. Di antaranya, Allah sebagai komposer dan pelaku pertunjukkan, pekerja baja, pemahat, penjahit dan penghias, tukang kebun, petani dan pembuat anggur, gembala dan pengkhotbah, tukang bangunan, arsitek, dan banyak lagi. Lantas, apa makna semua hal di atas bagi kita, para pemercaya Alkitab? 1. Bekerja adalah hakikat manusia. Allah Sang Pekerja Agung itu telah menciptakan manusia segambar dengan Dia (Kejadian 1:26-27). Bekerja merupakan hakikat kemakhlukan manusia, istilah antropologinya "homo faber", artinya manusia sang pembuat (maker). Dengan tangannya, manusia membuat perkakas kerja (teknologi), lalu dengan perkakas itu ia mengubah dunia dan mengubah hidupnya kemudian. Sebaliknya, manusia yang tidak bekerja, bukanlah insan yang segambar dengan Allah. Jadi, bila manusia ingin membuktikan dirinya sebagai ciptaan Allah yang segambar dengan Dia, hal itu hanya dapat dilakukannya dengan bekerja sebaik mungkin mengikuti teladan-Nya: baik motif dan modus, pola dan cara, serta siklus dan musimnya (Keluaran 20:9,11). 2. Manusia adalah mitra sekerja Allah. Ketika Allah menciptakan manusia, Ia tidak hanya mencipta, melainkan memunyai tujuan -- agar manusia menjadi rekan sekerja-Nya di bumi (Kejadian 1:26). Bukan itu saja, Alkitab bersaksi bahwa Allah masih terus berkarya, sesudah kejatuhan manusia dalam dosa, dengan menebus dan menyelamatkan manusia serta seluruh ciptaan dari kuasa dan efek dosa. Ia terus bekerja mewujudkan karya penyelamatan-Nya sampai kesudahan zaman (Matius 28:20b). Dan, manusia dilibatkan sebagai rekan sekerja dalam semua kerja besar itu, sebagaimana Paulus mengaku: "kami adalah kawan sekerja Allah." (1 Korintus 3:9) 3. Allah tidak membeda-bedakan pekerjaan. Allah telah berkarya dengan mengerjakan berbagai pekerjaan dengan kekhasannya masing-masing, dan itu merupakan teladan bagi manusia. Pekerjaan Allah yang demikian beragam adalah argumentasi penting untuk mengatakan bahwa Allah tidak membeda-bedakan manusia menurut pekerjaannya. Bekerja di ladang Allah tidak hanya terbatas pada pekerjaan sebagai penginjil, pendeta, dan berbagai tugas gerejawi lainnya. Allah sebagai pencipta, pemelihara, penyedia sarana, dan pemberi hukum -- hanyalah beberapa contoh atribut pekerjaan Allah yang beraneka ragam. Dengan demikian, setiap murid Kristus dengan yakin dapat berkata: pekerjaan saya adalah juga pekerjaan Allah. 4. Kesempurnaan karya Allah dalam Kristus adalah teladan kita. Kristus dengan ketaatan yang aktif, secara sempurna telah menyelesaikan pekerjaan yang diberikan Bapa kepada-Nya (Yohanes 17:4). Sementara Adam dan Israel gagal melaksanakannya, Kristus melaksanakan segala sesuatu yang diperintahkan Bapa kepada-Nya dengan berhasil. Puncak karya-Nya adalah pengorbanan-Nya di kayu salib, kebangkitan-Nya dari kematian, kenaikan-Nya ke surga, dan kedatangan-Nya kelak untuk kedua kalinya, dengan demikian menyempurnakan pembangunan Kerajaan Allah di bumi. 5. Orang Kristen bekerja di dalam dan bagi Kerajaan Allah. Semua pekerjaan harus kita lakukan untuk kemuliaan Allah dan demi perluasan Kerajaan Allah. Paulus menerapkan prinsip ini untuk semua pekerjaannya, termasuk untuk hal-hal yang sangat biasa seperti makan dan minum (1 Korintus 10:31). Dalam Kolose 3:23, ia mendesak para pembaca suratnya untuk bekerja dengan segenap hati: seperti untuk Allah dan bukan untuk manusia. 6. Kita bekerja sama dengan Roh Kudus dalam memenuhkan Kerajaan Allah di bumi. Kristus menugaskan pengikut-Nya bekerja untuk kemajuan Kerajaan Allah sampai Dia sendiri datang kembali untuk melakukan konsumasi ultimat pada akhir zaman (Matius 28:18-20, Yohanes 17:18; 1 Petrus 2:9-10). Artinya, selain untuk memperluas Kerajaan Allah, bekerja bagi orang Kristen adalah bagian dari proses utama menuju kepada kesempurnaan kerajaan-Nya. 7. Allah dan manusia bekerja di dunia. Gambaran Allah sebagai pekerja menunjukkan kepada kita tentang fokus pekerjaan manusia. Setelah Allah menyelesaikan karya kreatif-Nya, teks Kejadian berkata: "Maka Allah melihat segala yang dijadikan-Nya itu, sungguh amat baik." (Kejadian 1:31) Allah melihat dunia ini baik dan Ia menciptakannya dengan baik. Maka, jika dalam beberapa tradisi, dunia material dipandang buruk dan kotor, yang selanjutnya menghasilkan pandangan negatif atas dunia fisik, dan pekerjaan yang bersifat fisik, kini kita jelas melihat bahwa Allah telah menciptakan dunia ini dengan baik, sehingga seharusnya tidak ada dikotomi antara pekerjaan jasmani dan rohani. 8. Dunia kerja adalah bagian dari Kerajaan Allah. Dunia kerja adalah wilayah yang menyita sebagian besar waktu produktif manusia, termasuk orang Kristen. Ini berarti dunia kerja adalah bidang kontak yang penting bagi perluasan Kerajaan Allah. Rata-rata manusia menghabiskan 88.000 jam hidupnya untuk bekerja, sejak awal hingga pensiun. Oleh karena itu, dunia kerja adalah wilayah yang sangat penting. Dengan selalu mengingat hakikat Allah Sang Pekerja, jelaslah Allah sangat tertarik pada pekerjaan kita, bahkan mengandalkan semua pekerjaan Kristen untuk mencapai tujuan-Nya. Ia hadir dan memberkati kita pada saat bekerja. Allah juga memahami kemungkinan munculnya rasa kecewa dan frustrasi dalam bekerja, sehingga Allah Sang Pekerja Agung itu hadir untuk membantu dan memberdayakan kita menjadi pemenang. Diambil dan disunting seperlunya dari: Judul buku: Teologi Kerja Modern dan Etos Kerja Kristiani Judul bab: Teologi Kerja Kristiani Judul asli artikel: Allah Sang Pekerja Agung Penulis: Jansen Sinamo dan Eben Ezer Siadari Penerbit: Institut Darma Mahardika, Jakarta 2011 Halaman: 13 -- 17 ULASAN SITUS: PASTORAL COUNSELING Situs berbahasa Inggris ini dikelola oleh Professional Pastoral-Counseling Institute (PPI), yang melayani konseling profesional dan klinis bagi individu, keluarga, dan kelompok. Memunyai visi dalam pemeliharaan dan konseling pastoral, PPI memadukan konseling profesional dengan kerohanian untuk menghadirkan pemulihan dan kelegaan. Dalam salah satu menunya, situs dengan tampilan sederhana ini memuat beberapa artikel tulisan para staf PPI. Terdapat 25 artikel singkat yang bisa Anda baca, beberapa di antaranya mengupas tema unik. Anda bisa menyimak artikel-artikel konseling seperti "Holiday Humbugs" (pergumulan batin saat suasana Natal), "Panic Attacks" (serangan kepanikan), dan "On Spiritual Disciplines at Work" (kedisiplinan rohani di tempat kerja). Silakan mengunjungi situs ini untuk membaca artikel-artikel menarik lainnya. (MDK) Tanggal akses: 12 Agustus 2011 ==> < http://www.pastoral-counseling.org/ > STOP PRESS: YOUTH KAIROS COURSE 2012 Youth Kairos Course adalah sebuah kursus mini (pelayanan lintas budaya) yang secara khusus dirancang untuk orang-orang percaya, usia dewasa muda (17--23 tahun), untuk menolong mereka bertumbuh dalam pengenalan akan Tuhan mengenai tujuan global-Nya bagi dunia serta diintegrasikan secara utuh dalam hidup mereka. Acara ini akan diselenggarakan pada: Hari/Tanggal: Senin-Kamis, 23-26 Januari 2012 Tempat: Hotel Kana, Kaliurang, Yogyakarta Kontribusi: Rp 200.000,00 Seluruh Peserta Menginap (Biaya sudah termasuk akomodasi, konsumsi, buku panduan, dan sertifikat) Youth Kairos Course akan menjadi pengalaman belajar yang mengasyikkan selama 9 sesi pelajaran interaktif di kelas dan dalam kelompok melalui tayangan multimedia, presentasi, diskusi, aktivitas permainan dan renungan inspirasional. Youth Kairos Course merupakan kursus misi untuk yang untuk pertama kalinya diadakan khusus bagi orang-orang muda di Indonesia. Pendaftaran akan ditutup pada hari Selasa tanggal 9 Januari 2012, atau setelah jumlah pendaftar kursus telah mencapai 30 orang. Untuk informasi dan pendaftaran, bisa menghubungi sdri. Ida (0811 25 33 07), atau via email ke: pembinaan@glorianet.org Bermitra dengan: Yayasan Gloria dan Alumni Kairos Course Kontak: < konsel(at)sabda.org > Redaksi: Sri Setyawati, Tatik Wahyuningsih, dan Mahardhika Dicky K. (c) 2012 -- Yayasan Lembaga SABDA < http://www.ylsa.org > Rekening: BCA Pasar Legi Solo; No. 0790266579 a.n. Yulia Oeniyati < http://blog.sabda.org/ > < http://fb.sabda.org/konsel > Berlangganan: < subscribe-i-kan-konsel(at)hub.xc.org > Berhenti: < unsubscribe-i-kan-konsel(at)hub.xc.org >
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |