Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-konsel/272 |
|
e-Konsel edisi 272 (13-12-2011)
|
|
______________________________e-KONSEL________________________________ Milis Publikasi Elektronik Pelayanan Konseling Kristen ______________________________________________________________________ EDISI 272/DESEMBER 2011 DAFTAR ISI CAKRAWALA: BERAWAL DI SEBUAH PALUNGAN TELAGA: NATAL DAN KELUARGA ULASAN BUKU: PSIKOLOGI YANG SEBENARNYA Salam sejahtera, Perayaan Natal adalah peristiwa yang dinanti-nantikan sebagian besar keluarga Kristen. Pasalnya, saat Natal tiba, anggota-anggota keluarga biasanya akan berkumpul dan memperingati kelahiran Kristus bersama-sama. Suasana yang hangat dan penuh kebahagiaan karena bertemu dengan keluarga menjadikan Natal penuh dengan makna. Bagaimana dengan Anda? Apakah yang membuat Natal di keluarga Anda selalu istimewa? Pada edisi ini, e-Konsel mengajak Anda untuk kembali mengenang peristiwa kelahiran Kristus yang berawal di sebuah palungan di kolom Cakrawala. Setelah itu, di kolom TELAGA, Anda dapat membaca sebuah artikel yang terkait dengan Natal dan keluarga. Nah, bagi Anda yang ingin membeli buku baru pada bulan ini, ulasan buku konseling berikut ini kiranya bisa menjadi referensi Anda. Selamat menyimak sajian kami. Pemimpin Redaksi e-Konsel, Sri Setyawati < setya(at)in-christ.net > < http://c3i.sabda.org/ > CAKRAWALA: BERAWAL DI SEBUAH PALUNGAN Peristiwa ini terjadi dalam suatu masa yang luar biasa... suatu masa yang berbeda dengan yang lain. Sebab, dalam kurun waktu itu suatu peristiwa spektakuler terjadi. Allah menjadi manusia. Yang Ilahi datang. Surga terbuka dan menaruh "benih" yang sangat berharga di dalam rahim seorang wanita. Allah yang Mahakuasa, dalam sekejap, menjadi manusia. Pribadi yang lebih luas daripada alam semesta menjadi sebuah embrio yang sangat kecil. Dia yang menjadikan dunia dengan Firman, memilih bergantung pada pengasuhan seorang wanita muda. Allah Telah Datang Dia datang, bukan sebagai suatu kilatan cahaya atau sebagai seorang penakluk yang tidak dapat didekati, tetapi sebagai seorang bayi yang tangisan pertama-Nya terdengar oleh gadis petani dan tukang kayu yang tak dapat menahan kantuknya. Maria dan Yusuf bukanlah keturunan bangsawan, mereka adalah orang biasa. Akan tetapi, surga memercayakan harta paling mulia kepada keduanya, orang tua yang sederhana. Peristiwa ini berawal di palungan, momen yang paling berkesan dalam segala masa. Dia tidak terlihat seperti seorang raja. Wajah-Nya mungil dan kemerahan-merahan. Tangisan-Nya, tangisan melengking sosok bayi yang tidak berdaya. Kemuliaan surga di tengah-tengah dunia fana. Kekudusan di dalam kenajisan kotoran dan keringat domba. Bayi ini telah mengamati alam semesta. Kain yang menghangatkannya adalah jubah kekekalan. Ruang takhta emas-Nya diabaikan demi memilih kandang domba yang hina. Para malaikat penyembah digantikan oleh para gembala baik yang kebingungan. Sungguh mengherankan, ruang takhta kerajaan ini. Tidak ada tirai yang menutupi jendela. Tidak ada kain beledu [kain dengan permukaan yang tebal, berbulu halus pada bagian depan dan rata pada bagian belakang, lembut, berkilat, sering dibuat kopiah atau baju kebesaran, Red.] di istana. Tidak ada tongkat emas atau mahkota berkilauan. Sungguh mengherankan, suara-suara di tempat ini. Sapi-sapi mengunyah, kaki-kaki berjejak, seorang ibu bersenandung, dan seorang bayi menyusu di pangkuan. Peristiwa ini bisa berawal di mana saja, kisah seorang raja. Akan tetapi, betapa mengherankannya karena kisah ini berawal di palungan. Melangkahlah di ambang pintu, mengintiplah melalui jendela. Dia ada di sini! (t/Setya) Diterjemahkan dari: Judul buku: The Gift for All People Judul asli artikel: It Began in A Manger Penulis: Max Lucado Penerbit: Multnomah Publishers, Oregon 1999 Halaman: 21 -- 22 TELAGA: NATAL DAN KELUARGA Keluarga didesain Tuhan agar manusia dapat hidup dan dibesarkan dalam kasih. Puncak kasih adalah penyatuan, bukan hanya keintiman. Di dalam keluarga, kasih antara dua individu mengecap titik tertingginya. Di dalam keluarga, anak bertumbuh dalam kasih dan belajar mengasihi. Secara alamiah kita mengasihi anak, sebab anak adalah darah dan daging -- perpanjangan diri -- kita. Kasih adalah gizi mutlak yang diperlukan anak untuk dapat bertumbuh dengan sehat. Bahkan, di dalam keluarga pula anak belajar mengasihi. Setelah menerima kasih, anak belajar membalas kasih orang tua, dan pada akhirnya ia pun belajar mengasihi kakak, adik, teman, dan orang-orang di sekitarnya. Inilah rencana Tuhan untuk keluarga. Itulah sebabnya, dari semua ciptaan-Nya, hanya manusialah yang didesain untuk berkeluarga. Keluarga juga merupakan miniatur relasi Tuhan dengan manusia. Allah adalah Bapa, dan kita adalah anak-anak-Nya. Kita diciptakan Tuhan dan menerima napas kehidupan dari Tuhan. Kita dikasihi Tuhan, sebab Ia adalah kasih, dan Ia telah menetapkan kita untuk menjadi penerima kasih-Nya. Surga pun merupakan sebuah keluarga, Allah adalah Bapa dan Kristus adalah Putra Allah. Namun, Allah Bapa rela melepaskan Putra-Nya untuk meninggalkan surga, turun ke dunia, dan akhirnya mati untuk menggantikan kita, anak-anak Allah. Jadi, Natal adalah kisah sedih seorang Bapa yang merelakan kematian Putra-Nya, demi menyelamatkan anak-anak-Nya yang lain. Sesungguhnya, kita, anak-anak-Nya, bukanlah anak-anak-Nya yang baik. Kita melawan-Nya, meninggalkan-Nya, bahkan menolak mengakui-Nya sebagai Bapa. Namun, Ia tetap mengasihi kita; Ia mengundang kita kembali ke rumah-Nya untuk menjadi bagian dari keluarga-Nya. Kendati untuk melakukan semua itu, Ia harus mengorbankan Putra-Nya, Yesus Kristus. Natal adalah kisah kasih antara Bapa kepada anak-anak-Nya. Natal adalah bukti kasih Bapa kepada anak-anak-Nya. Apakah yang seharusnya menjadi respons kita selaku orang tua kepada Tuhan sewaktu kita memperingati Natal? Pertama, ajaklah anak Anda untuk berterima kasih kepada Tuhan atas kasih-Nya yang begitu besar. Bacalah kisah Natal (Matius 1:18 s/d 2:1-12; Lukas 2:1-20), kemudian bacalah Filipi 2:5-11 untuk menjelaskan makna pengorbanan kedatangan Kristus ke dunia. Berilah kesempatan kepada setiap anggota keluarga untuk menyatakan syukur kepada Allah Bapa, yang telah rela melepaskan Kristus datang ke dunia untuk mati bagi kita. Kedua, bagikanlah perasaan kita sebagai orang tua, jika kita harus merelakan kepergian seorang anak, agar dapat membawa pulang anak yang lain. Tanyakanlah kepada anak, bagaimana perasaannya bila itu harus terjadi pada keluarganya ini. Jelaskanlah kepadanya bahwa inilah yang terjadi pada waktu Natal, Allah Bapa harus melepaskan Putra-Nya, Kristus, supaya kita bisa pulang kembali ke rumah Bapa. Ketiga, ceritakan kepada anak Anda bahwa Tuhan mengasihi kita anak-anak-Nya, kendati kita melawan-Nya dan tidak mau mendengarkan-Nya. Bagikanlah pengalaman pribadi kita kepada anak, bagaimanakah dulu kita pun melawan Tuhan dan menolak mendengarkan-Nya. Kemudian tanyakanlah kepada anak, bagaimanakah ia telah melawan Tuhan dan menolak mendengarkan-Nya. Keempat, karena Natal adalah bukti kasih Allah, ajaklah anak untuk menyatakan bukti kasih kepada Allah. Selain dari dorongan untuk memberi dan berkorban bagi yang lain, tekankanlah bahwa kedatangan Kristus pada hari Natal adalah untuk mengajak anak-anak-Nya yang telah meninggalkan-Nya untuk kembali kepada-Nya. Tanyakanlah kepada anak, siapakah yang ingin ia doakan dan ajak untuk mengenal Kristus. Setelah itu doakanlah bersama. Diambil dari: Nama situs: TELAGA.org Alamat URL: http://telaga.org/audio/natal_dan_keluarga Judul transkrip: Natal dan Keluarga (T258A) Penulis: Pdt. Dr. Paul Gunadi Tanggal akses: 19 September 2011 ULASAN BUKU: PSIKOLOGI YANG SEBENARNYA Judul buku: Psikologi yang Sebenarnya Judul asli: -- Penulis/Penyusun: Dr. W. Stanley Heath Penerjemah: -- Editor: Suryadi Penerbit: Yayasan ANDI, Yogyakarta 1995 Ukuran buku: 14 x 21 cm Tebal: 216 halaman ISBN: -- Buku Online: -- Download: -- Psikologi adalah ilmu yang berkaitan dengan proses mental, baik normal maupun abnormal dan pengaruhnya pada perilaku; ilmu pengetahuan tentang gejala dan kegiatan jiwa. Pertanyaannya, apakah psikologi bisa dikaitkan dengan teologi? Tentu saja! Alkitab memiliki banyak petunjuk yang terkait dengan masalah psikologi. Sayangnya, buku-buku yang membahas tentang psikologi yang terkait dengan Alkitab di Indonesia tidak terlalu banyak. Salah satu referensi yang bisa dipilih adalah buku "Psikologi yang Sebenarnya" yang ditulis oleh Dr. W. Stanley Heath. Dr Heath adalah seorang warga negara asing yang telah lama tinggal di Indonesia. Dia memiliki tiga gelar Doktor dalam bidang teknologi, penggembalaan, dan teologi. Selain pernah menjadi dosen di ITB dan menjadi pendiri Institut Alkitab Tiranus di Bandung, Dr. Heath juga banyak terlibat dengan konseling-konseling Kristen. Buku-buku lain yang ditulis Dr. Heath adalah "Penginjilan dan Pelayanan Pribadi" dan "Tak Mengambang, Tak Meleset". Buku "Psikologi yang Sebenarnya" memiliki tiga bagian, bagian pertama membahas tentang kaitan psikologi dengan epistemologi, filsafat manusia, kodrat yang multidimensi, dan tuntutan-tuntutan kodrati. Bagian kedua tentang dinamika hidup kodrati, yang dijelaskan dalam 5 bab, dan bagian ketiga yaitu tentang faktor-faktor nirkodrati yang terbagi dalam 3 bab. Dalam buku ini, Dr. Heath mencoba mengupas ilmu psikologi yang didasarkan dengan kebenaran Alkitab. Manusia, sebagai objek yang dipelajari dalam ilmu psikologi, dapat dibedakan menjadi dua golongan, yaitu manusia beriman dan tidak beriman. Meskipun penulis tidak banyak menampilkan ayat-ayat Alkitab, namun pembahasan yang diberikan cukup setia dengan pengajaran Alkitab. Setiap bab diperkaya dengan referensi-referensi yang cukup berkualitas. Pemakaian bahasa Indonesia dalam buku ini juga bagus, meskipun Dr. Heath bukan orang asli Indonesia. Buku ini cocok untuk Anda -- para mahasiswa psikologi, konselor, hamba Tuhan, maupun orang awam. Bacalah buku ini agar Anda memperoleh landasan yang benar dalam memandang psikologi Kristen. Peresensi: Sri Setyawati Kontak: < konsel(at)sabda.org > Redaksi: Sri Setyawati, Tatik Wahyuningsih, dan Mahardhika Dicky K. (c) 2011 -- Yayasan Lembaga SABDA < http://www.ylsa.org > Rekening: BCA Pasar Legi Solo; No. 0790266579 a.n. Yulia Oeniyati < http://blog.sabda.org/ > < http://fb.sabda.org/konsel > Berlangganan: < subscribe-i-kan-konsel(at)hub.xc.org > Berhenti: < unsubscribe-i-kan-konsel(at)hub.xc.org >
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |